Pernah dengan nama tersebut?
Al-Ushairim RA berasal dari Bani Abdul Ashal Amr bin Tsabit, Madinah. Salah satu yang ikut andil dalam Perang Uhud.
Sebelumnya (sebelum perang Uhud), saat masih berada di Madinah, para sahabat Nabi SAW menawari Al-Ushairim agar masuk kepada Islam, namun Al-Ushairim menolaknya.
Maka saat perang Uhud usai, dan mereka menemukan Al-Ushairim dalam keadaan sekarat dan terluka parah dengan sebuah tombak kecil yang masih menancap ditubuhnya, para sahabat merasa bingung. Kenapa dia bisa berada di Uhud sedang dia bukanlah termasuk dari golongan kaum muslimin?
Kemudian para sahabat bertanya kepadanya, "Apa yang telah engkau lakukan disini? Apakah karena engkau merasa kasihan kepada kaummu ( kaum Yahudi Madinah) ataukah karena kecintaan kepada Islam?"
Al-Ushairim menjawab, "Karena kecintaan kepada Islam. Aku telah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Kemudian aku berperang bersama Rasulullah SAW hingga aku mendapatkan musibah seperti yang kalian lihat saat ini."
Setelah itu dia meninggal dunia. Mereka mengabarkan kejadian itu kepada Rasulullah SAW. Lalu beliau bersabda, "Dia termasuk penghuni surga."
Abu Hurairah berkata, "Padahal satu kali pun Al-Ushairim belum pernah melakukan shalat kepada Allah."
Sirah Nabawiyah_ Syaikh Syafiyyurrahman Al-mubarokhfuri
______________
Begitulah Islam, saat ia masuk kedalam hati seseorang. Maka tak ada yang bisa menghentikannya untuk berjuang atas nama Allah SWT dan Rasul-Nya.
Sekalipun Al-Ushairim baru saja berucap syahadat dan belum sempat melakukan aktivitas ibadah semisal shalat dan yang lainnya. Melainkan ia justru langsung terjun ke kancah peperangan sebagai bukti kecintaannya terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya. Sehingga Nabi SAW bersabda setelah kematiannya, "Dia termasuk penghuni surga."
________
Maka ketika kita melihat sahabat, teman atau partner kerja kita belum mendapat hidayah dari Allah. Belum melakukan shalat dan lainnya, janganlah kita menghakimi ia adalah ahli neraka, lalu kita merasa lebih baik darinya.
Karena bisa jadi, di detik-detik terakhir dalam hidupnya ternyata ia termasuk orang yang beriman kepada Allah SWT.
Sedangkan kita, yang terkadang merasa lebih baik ibadahnya, merasa lebih bagus imannya. Padahal tidak ada jaminan surga bagi kita. Tanpa disadari sudah terjangkit penyakit bangga diri, merasa diri lebih baik dari yang lain. Yang justru sipat inilah yang akan mengantarkan pelakunya ke palung neraka. Nauzubillah.
Maka, tugas kita hanya sebatas mengajak dan menyampaikan entah itu dengan lisan pun dengan tulisan. Dan senantiasa mendoakan siapapun yang kita kenal dan belum sepenuhnya dalam beragama. Mudah-mudahan mereka diberi petunjuk dan hidayah yang akan mengantarkan ia pada keridhaan Rabb-nya. Dan semoga kita juga termasuk orang-orang yang Allah jaga dengan Istiqomah dijalan-Nya. Aamiin.