Sabtu, 22 Oktober 2022

Ujian Kehidupan Rumah Tangga.

 


Masing masing dalam pernikahan ada ujiannya.

Ada yang diuji belum punya baby tetapi suami baik akhlak nya,

Ada yang diuji kurang harta walaupun telah punya suami yg shalih dan anak yang lucu..

Ada yang diuji Suami yang buruk akhlak padahal sudah punya anak dan banyak harta.

Ada yang diuji dari sisi mertua yg selalu ikut campur.

Ada yg diuji dengan madu dan perselisihan yang tiada henti.

Itulah pernikahan...

Kehidupan...segala sesuatunya silih berganti.. Kadang nikmat kadang ujian..

Namun hanya pasangan yang shalih lah yang bisa saling qonaah sehingga dalam rumah tangga tidak terjadi saling menuntut dan bisa saling menerima..

Diuji atau dicoba bukan karena Allah tidak sayang.Tetapi itu karena Allah ingin menaikkan kedudukan  hamba Nya disisi Nya dengan derajat yangg lebih tinggi.. 

Tetap bersyukur dan selalu bersyukur dalam keadaan apapun alhamdulillah 


SETTING YOUR MIND


 Kenapa kita mudah ingat suatu lagu yang lagi hits? 

Padahal kita tidak menghafalkan dan hanya dengar kadang cuman sekilas, tapi yang kita dengar berulang-ulang secara terus menerus sehingga alam bawah sadar kita menyimpan dalam memori.

Itu karena kita begitu mendengarkan lagu yang disuka, kita dalam kondisi senang, gembira dan bahagia maka kondisi otak kita dalam posisi memasuki Alfa dan Theta.

Mengapa kita tidak gunakan hal tersebut diatas dalam kehidupan sehari-hari?

Sukses adalah sesuatu yang kita lakukan berulang-ulang menuju keberhasilan, pengulangan adalah Mother of Succes. 

Masih ingatkah kita waktu kecil? Bagaimana kita belajar berulang ulang untuk belajar  jalan? 

Jatuh , bangun lagi jatuh bangun lagi hingga bisa jalan dengan sempurna. Apa jadinya bila begitu latihan jalan kita jatuh dan ngak mau bangkit lagi kemudian trauma?

Mungkin dibumi ini ngak ada manusia yang jalan.

Belajar dari hal diatas, untuk menuju sukses lakukan secara terus menerus suatu kerjaan atau tujuan hingga berhasil, lakukan dengan senang, ikhlas dan gembira kemudian bersyukur

Kita pasti yakin keberhasilan pasti ada digenggaman anda


HAKIKAT SABAR


 Pernah gak ada yg mengatakan,  SABAR ITU ADA BATASNYA... 

Bener gak sih pernyataan tersebut? 

Sabar Itu Tidak Ada Batasnya

Hakikatnya, kesabaran itu tidak memiliki batas sebagaimana ganjaran yang Allah sediakan bagi mereka yang bersabar pun tidak memiliki batas.

Allah berfirman,

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” 

(QS. Az-Zumar: 10)

Sabar adalah amalan yang agung, sampai-sampai Allah katakan bahwasanya Dia bersama orang yang sabar.

“Dan bersabarlah! Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal:46)

Dari ayat ini dapat kita katakan, ketika kita memilih untuk tidak bersabar berarti kita telah memilih untuk melepaskan kebersamaan Allah berupa rahmat dan perlindungan-Nya.

Terus kalau ada masalah gimana? 

Terkadang kita tidak sanggup SABAR

Firman Allah 

Jadikanlah SABAR dan SHOLAT sebagai PENOLONGMU. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya”. (Al-Baqarah: 45-46)

Dalam buku  La Tahzan menuturkan bahwa jika Rasulullah ditimpa sebuah ketakutan, maka beliau akan segera melakukan sholat. Suatu waktu beliau berkata kepada Bilal, “Ketenanganku ada pada sholat.”

“Jika hati terasa menyesak, masalah yang dihadapi terasa sangat rumit dan tipu muslihat sangat banyak, maka bersegeralah datang ke tempat sholat, dan sholatlah.”

Jadikan sholat sebagai media penting dalam hidup kita untuk benar-benar dekat kepada Allah Ta’ala untuk menemukan solusi dari setiap masalah yang kita hadapi. Bukan sekedar ritual dan kurang begitu antusias dalam menjalankannya.

sabar adalah kemampuan jiwa untuk senantiasa berlapang dada, berkemauan keras, serta memiliki ketabahan yang besar dalam menghadapi masalah kehidupan.

Tidak ada masalah yang tidak bisa diatasi dengan sabar. Dengan bersabar, masalah apa pun, insya Allah akan tersolusikan.

Seberapa pun besar permasalahan yang kita hadapi, tetaplah bersabar. Karena kemenangan itu sesungguhnya akan datang bersama dengan kesabaran. Jalan keluar datang bersama kesulitan. Dan, dalam setiap kesulitan itu ada kemudahan. Karena janji Allah adalah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar.

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.

Jumat, 21 Oktober 2022

REZEKI

 


TERKADANG orang berfikir bahwa dengan bekerja itu satu-satunya cara untuk mendapatkan uang, padahal Allah memberikan rezeki dari arah manapun yang tidak kita ketahui dan tidak disangka-sangka. 

Allah sudah memberikan jatah masing-masing individu, dan kita tidak tahu seberapa banyak karena itu qadha Allah. Terkadang manusia menghitung rezeki itu menggunakan kalkulator manusia, padahal Allah kan yang menetapkan? Bekerja hanyalah sebagian cara.

Yg Pasti Allah mengatur Rezeki sesuai takarannya, tidak kurang tidak berlebihan.

Seandainya Allah SWT melapangkan rezeki sedemikian luas kepada hamba-hamba-Nya, mereka akan melampaui batas-batas tertentu. Namun, Allah menerangkan rezeki diatur dalam kadar tertentu sesuai dengan kehendak-Nya karena Dia Maha Mengetahui secara mendetail dan melihat secara nyata semua hamba-Nya.

Allah juga mengatur rezeki. 

Kalau DIA buka keran rezeki yang sedemikian banyak kepada seseorang, itu berpotensi membuat orang itu angkuh, berpotensi menjadikannya lupa diri. Karena itu, Allah membagi rezeki dalam kadar tertentu sesuai dengan potensi setiap orang demi kebaikan orang itu. Rezeki dalam bentuk materi, misalnya kekayaan.

Mengapa kekayaan yang dimiliki seseorang berpotensi membuat manusia angkuh? Orang yang membutuhkan akan merasakan kelemahan. Orang yang memiliki kekayaan akan merasakan kekuatan sehingga bisa angkuh.

Orang yang memiliki rezeki berpotensi menggunakan rezekinya untuk melakukan tindakan sewenang-wenang. Orang yang tidak memiliki apa-apa tidak memiliki alat untuk bisa melakukan tindakan sewenang-wenang. Karena itu, Allah memberi rezeki masing-masing sesuai dengan kebutuhan dan kemaslahatannya.

Selanjutnya, Allah Maha adil. Keadilannya itu menjadikan rezekinya dibagikan secara tidak merata. Namun, jangan artikan bahwa adil ialah sama rata kekayaannya. Harta yang diberikan kepada seseorang bisa jadi disebabkan seseorang itu memiliki kekurangan dalam ilmu.

Di sisi lain, seseorang yang diberikan ilmu disebabkan kekurangan dalam nama baik. Allah telah mengatur sedemikian rupa. Itu sebabnya Nabi bersabda, “Saya tidak takut kalian itu berkekurangan dalam rezeki. Tapi yang saya khawatirkan melimpahkan rezeki berpotensi membuat orang lupa Tuhan.


APAPUN KETENTUAN ALLAH PASTI ITU YG TERBAIK

 


Tidak selamanya takdir Allah memang baik, Allah selalu memberikan takdir buruk maupun baik kepada setiap umatnya. Meskipun demikian kita harus selalu bersyukur, karena takdir Allah itulah yang terbaik.

Keimanan seorang mukmin yang benar harus mencakup enam rukun. Yang terakhir adalah beriman terhadap takdir Allah.

Takdir yang baik maupun buruk. Jika sesuatu ditakdir menjadi milik kita, berbekal usaha yang Cuma sedikit, sudah mampu diraih dengan mudah. Namun, jika sesuatu itu bukanlah ditakdirkan untuk kita maka meskipun kita sudah berusaha dengan semampu tenaga maka kita juga tidak akan bisa meraihnya.

Ini hal yang harus dipahami. Yang dimaksud dengan takdir yang buruk adalah buruk menurut kita. Kita sakit, jatuh, terluka, kehilangan sesuatu, dan seterusnya; itu buruk dalam bahasa manusia. Namun, kalau mendapat untung banyak, pemberian yang bagus, kesehatan, dan keamanan; itu adalah takdir baik.

Inilah yang dimaksud dengan takdir yang baik dan buruk, yaitu yang dirasakan oleh kita, manusia. Keumuman masyarakat dalam menilai ini baik atau buruk. Semuanya takdir Allah.

Mempercayai takdir merupakan bukti keimanan seorang muslim. Sebagai seorang muslim, kita tidak mencela takdir buruk yang terjadi pada diri kita dengan mengatakan takdir memang kejam. Dan tidak pula mengingkari takdir baik dengan mengatakan semua kebaikan terjadi atas usaha kita sendiri.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam Bersabda :

“Seorang hamba belum beriman hingga dia berima kepada takdir, yang baik dan yang buruk dari Allah, dan hingga dia mengetahui bahwa apa yang ditakdirkan menimpanya, maka pasti tidak akan meleset darinya, dan apa yang luput darinya, ia tidak akan menimpanya.”

POSISI DIRI KITA


 Dimanakah posisi diri kita saat ini?

jika kita merasa menempatkan pada posisi MENTAL PEMENANG, maka secara harfiah kita akan selalu menempa pada keberanian, keyakinan yang tinggi, selalu berusaha dan berusaha jauh dari SIKAP dan SIFAT MENGELUH.

Tapi ternyata jika mengatakan diri kita adalah pada posisi Mental Pemenang /keberhasilan sedangkan kita selalu cepat putus asa, 

baru gagal sekali sudah menyerah, 

MERASA selalu sial,

MERASA diri gagal.

KURANG bersemangat meraih tujuan hidup.

Jangan salahkan keadaan kenapa kita belum berhasil, ternyata diri kita sendiri penyebabnya, 

kita menempatkan pada posisi ZONA GAGAL.

Bila anda merasa dalam ZONA PEMENANG / KEBERHASILAN maka sebaiknya

kita menempa MENTAL, PIKIRAN dan JIWA SERTA KARAKTER PEJUANG/ PEMENANG 

yang selalu ada keberhasilan dikemudian hari.

Yang manakah diri kita?

kita yang menentukan, jadi jangan pernah menyalahkan keadaan apapun itu, karena semua kembali pada diri kita sendiri.

Mau Berhasil? 

Silahkan posisikan Mental Pemberani.

Mau Gagal?

Mudah tinggal diam saja tidak berbuat dan sekali mencoba menyerah.

Kamis, 20 Oktober 2022

MEMAHAMI REZEKI


 “Alhamdulillah, baru saja dapat rezeki”. 

Ketika mendengar kalimat ini, kebanyakan orang berpikir bahwa obyek yang sedang dibicarakan dalam kalimat tersebut adalah rezeki duniawi, lebih khusus lagi adalah rezeki berupa harta. Kalau kita mau mencermati, sebenarnya rezeki berupa harta adalah sebagian saja dari rezeki yang Allah berikan kepada makhluk-Nya.

Namun, sifat kebanyakan manusia yang jauh dari rasa syukur dan lebih berorientasi dengan gemerlap dunia yang fana, terkadang hanya membatasi rezeki dengan harta duniawi semata. Padahal sesungguhnya Allah Ta’ala telah banyak memberi rezeki kepada manusia dengan bentuk yang beragam.

Karena Rezeki tidak melulu berupa uang ataupun penghasilan. Rezeki bisa saja berupa keluarga, sahabat yang baik, kesehatan, dan segala kenikmatan lainnya.

Rezeki merupakan segala sesuatu yang didapatkan oleh seseorang di dunia maupun di akhirat. Rezeki Allah berarti hal-hal yang berguna bagi kehidupan makhluk yang berasal dari Allah. Rezeki juga memiliki arti sebagai anugerah, yaitu anugerah atau pemberian Allah kepada makhluk-Nya.

Karena yang nama rizqi atau rezeki itu bisa saja berwujud lain, (selain harta benda).

Kita diberikan Kesehatan Dan Kenikmatan itu juga Rezeki 

Kit dimudahkan untuk salat berjemaah di masjid, adalah Rezeki

Mendapatkan ilmu tentang agama, dan saling sharing kebaikan itu juga Rezeki 

Punya temen yang shaleh dan saling mengingatkan di jalan Allah , itu juga rezeki

Saat keadaan sulit penuh keterbatasan, itu juga Rezeki. 

Mungkin jika dalam keadaan sebaliknya (lapang), justru membuat kita kufur, sombong, angkuh bahkan lupa diri.

Punya orang tua yang sakit-sakitan, ternyata juga Rezeki,   karena merupakan ladang amal pembuka pintu surga bila kita tulus dan Ikhlas mengurusnya.

Punya suami yg saat ini yg sering marah marah jg rezeki,  karena kita dilatih sabar dan memperbanyak Istighfar. 

Tubuh yang sehat, adalah Rezeki,  Bahkan saat diuji dengan sakit pun, itu juga bentuk lain dari rizqi karena sakit adalah penggugur dosa.

Bahkan bila Anda mendapatkan kiriman kajian tausiah keagamaan yg mengajak kebajikan dari group Medsos itu juga Rezeki, karena Anda memperoleh ilmu darinya.

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.

REZEKI ITU MENCAKUP BANYAK HAL DALAM KEHIDUPAN


 Banyak yg memahami rezeki hanya uang dan harta saja. Perhatikan pengertian rezeki, syaikh Shalih Al- Fauzan Menjelaskan,

“Rezeki adalah semua (apa-apa) yang bermanfaat (dimanfaatkan) oleh makhluk (yang diberi rezeki).” [Hushulul Ma’mul Hal. 31]

Sehingga …

Diketemukan dg komunitas yg mengajarkan di jalan Allah juga rezeki. 

Bisa dan ada kesempatan Belajar ilmu agama juga Rezeki

Bahkan bila Anda mendapatkan kiriman kajian tausiah keagamaan yg mengajak kebajikan dari group Medsos itu juga rizqi, karena Anda memperoleh ilmu darinya.

Diberikan kemudahan untuk bisa sedekah,  dhuha,  tahajud  juga rezeki yg luarbiasa. 

Punya temen yang baik dan saling mengingatkan dalam kebaikan, itu juga rizqi.

Jodoh yang baik akhlaknya dan shalih juga rezeki

Anak yang shalih juga rezeki

Tetangga yang baik juga rezeki

Mertua yang baik juga rezeki

Rumah tangga yang sakinah dan bahagia juga rezeki

Rumah yang nyaman juga rezeki

Teman-teman yang baik dam shalih juga rezeki.

Pekerjaan yang nyaman juga rezeki

Teman kantor yang baik juga rezeki

Kendaraan yang nyaman juga rezeki

Kemudahan urusan juga rezeki

Jadi jangan anda iri dg rezeki orang lain

Bisa jadi …

Sudah ikut berkumpul dimajlis agama tapi hatinya belum terbuka untuk melakukan,  kadang malah sinis dg ajakan kebaikan.. 

Dia dapat suami baik dan kaya tapi belum punya anak

Rumah tangganya sakinah tapi (maaf) dapat mertua yang …

Dia dapat pekerjaan yang baik tapi melupakan ibadah dan jauh dg Allah.

Dia dapat pekerjaan, pasangan dan harta tetapi karena capek dg kerja keras untuk tahajud saja tidak mampu melakukannya. 

Dia dapat kemudahan rezeki tetapi sering kali urusan-urusan hariannya sulit dan berbelit, pelit untuk sedekah atau membantu sodaranya. 

Allah sudah membagi-bagi rezeki kita

Bersyukurlah dan berbahagialah

Dengan rezeki yang telah Allah berikan pada kita

Karena Allah tahu yang terbaik bagi kita

Allah tahu jika kita kaya, kita akan sombong, dan bisa jadi malah melupakan ibadah dg Allah. 

Atau kita akan lupa diri dan kufur nikmat

Inilah yang dimaksud dalam ayat bahwa Allah telah membagi-bagi rezeki, ada yang kaya dan ada yang kurang karena Allah lebih tahu yang terbaik bagi hamba-Nya

Allah berfirman,

“Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”

(Al-‘Ankabuut: 62).

Justru yang harus diwaspadai adalah ketika hidup kita berkecukupan, penuh dengan kemudahan dan kebahagiaan, padahal begitu banyak hak Allah yang belum mampu atau tidak kita tunaikan dan diabaikan bahkan jauh dg Allah. 

Firman Allah dalam Alquran ini:

Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (Al-Hadid - 57:20).

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.


SEANDAINYA


 Pernahkah kita mengatakan hal tersebut?

SEANDAINYA...aku dulu gak kenal dia pasti nggak kayak gini

SEANDAINYA..aku dulu mau masuk kerja pasti udah ada gaji

SEANDAINYA....aku dulu jadi pengusaha pasti udah kayak raya

Dan masih banyak kata SEANDAINYA..SEANDAINYA....akan lebih baik lagi hilangkan kata tersebut buang jauh jauh, apa yang sudah terjadi dan kita lakukan saat ini lebih fokus lagi.

Jika memang belum berhasil lebih maksimalkan lagi usahanya.

jiwka sudah berhasil syukuri dan buat sesuatu yang bermanfaat

Semua itu akan lebih indah tanpa ada kata seandainya..

ahh seandainya.. ganti dengan yakin yg kita jalani saat ini.

YAKIN.. BERHASIL

YAKIN ..SUKSES

YAKIN..MEMBAWA KEBAIKAN

Larangan Penggunaan Kata “Seandainya”

Dalam Shahih Muslim terdapat hadits Abu Hurairah yang mengandung larangan penggunaan kata “seandainya”, di mana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allâh daripada mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan. Bersungguh-sungguhlah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allâh (dalam segala urusanmu) serta janganlah sekali-kali engkau merasa lemah. Apabila engkau tertimpa musibah, janganlah engkau berkata, “Seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini dan begitu”. Tetapi katakanlah, “Qadarullah wa ma sya-a fa’al* (hal ini telah ditakdirkan Allâh dan Allâh berbuat apa saja yang dikehendaki-Nya). Karena ucapan “seandainya” akan membuka pintu perbuatan syaitan”. [HR. Muslim].

Pengunaan Kata “Seandainya”

adalah semua bergantung pada motif yang mendasari penggunaan kata ‘seandainya’, sehingga:

Jika motif ucapan adalah KELUHAN, UNGKAPAN KESEDIHAN, MEMPERMASALAHKAN TAKDIR dan SYARI’AT yang ditetapkan Allah atau angan-angan untuk melakukan keburukan, maka hal ini tercela dan TERLARANG. 

Jika motif ucapan adalah ungkapan untuk melakukan suatu KEBAIKAN, MEMBIMBING dan MENGARAHKAN, atau MENYARANKAN dan menjelaskan apa yang semestinya dilakukan, maka penggunaan kata ‘seandainya’ DIPERBOLEHKAN dan bisa menjadi sesuatu yang terpuji. 

Seluruh penggunaan kata ‘seandainya’ yang terdapat dalam dalil, baik al-Quran dan hadits, diberlakukan untuk kondisi ini.

Dan masih banyak kata SEANDAINYA..SEANDAINYA....akan lebih baik lagi hilangkan kata tersebut buang jauh jauh, apa yang sudah terjadi dan kita lakukan saat ini lebih fokus lagi.

jika memang belum berhasil lebih maksimalkan lagi usahanya

jika sudah berhasil syukuri dan buat sesuatu yang bermanfaat

semua itu akan lebih indah tanpa ada kata seandainya..

ahh seandainya.. ganti dengan yakin yg kita jalani saat ini.

Dan lakukan segala sesuatu dg yakin yaitu

Yakin dg fokus

Yakin dg semangat 

Yakin dg pikiran dan. Perasaan tenang

Yakin dg bijaksana

Sehingga akan menghasilkan sesuatu keyakinan yg baik

Yakin menjalani proses 

yakin.. berhasil

yakin ..sukses

yakin..membawa kebaikan

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.


Berdamailah dengan semua keadaan hidup.

 


Jika tak pandai mengelola hati.. maka siap²lah istiqomah dalam kekecewaan...

Saat senang bersyukur.. 

Saat sedih bersabar atau juga bersyukur.

Senang bersyukur karena nikmatNya..

Sedih bersyukur karena hikmahNya...

Dan bisa jadi kesedihan adalah jalan mendekat kepada Allah lewat do'a²..

Dalam menjalani hidup tak bisa menghindar dari 2 keadaan :

Kesenangan dan Kesedihan..

Lapang dan sempit..

Sehat dan sakit..

Mudah dan sulit..

Tidak ada hamba yang lebih beruntung dari mereka yang pandai mengelola hati. 

Sebab hidupnya tak mudah dikendalikan keadaan. 

Hidupnya tak mudah dipermainkan perasaan.

Dia terus lempeng menuju Allah..

Sampai akhir hayatnya dalam keadaan bersyukur dan ridlo. 

"Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah Surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya (QS.Al-Bayyinah:8)


Rabu, 19 Oktober 2022

MANUSIA PUNYA CARA YANG BERBEDA -BEDA DALAM MENERIMA NASEHAT KEBENARAN.


 Sebagian orang hanya dengan sedikit isyarat dan kalimat-kalimat singkat bisa membuatnya sadar. 

Sebagian yang lain sangat susah, walau sudah diberi ribuan dalil dan argumen yang jelas masih saja tidak membuatnya berubah bahkan menanggapi dg sinis.

Al-Qur’an menyinggung dua tipe manusia ini dengan uraian yang sangat indah. TIPE YANG HATINYA LAPANG DAN LUAS SERTA yanWg HATINYA SEMPIT DAN KAKU.

Firman Allah 

“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. 

Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit.” (QS.al-An’am:125)

“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (QS.az-Zumar:22)

Apa penyebab seseorang memiliki hati yang lapang dan mudah menerima kebaikan? 

Dan apa yang membuat seseorang memiliki hati yang sempit dan kaku?

Lapangnya hati seseorang dan mudahnya dalam memahami kebenaran salah satunya karena banyaknya mengkaji, mencari tau dan mendekati ulama’ serta orang-orang bijak. Serta mensucikan diri dan meninggalkan dosa khususnya menjauhi makanan haram. 

Dan tentunya masih ada faktor-faktor lain yang membuat hatinya mudah tersentuh oleh cahaya kebenaran.

Dan hati yang keras dan kaku tentu disebabkan oleh banyaknya dosa. Bisa pula karena seringnya berdebat, teman yang buruk, menyembah dunia dan menuhankan syahwat. Semua itu membuat hati sempit dan susah menerima kebenaran walau telah nyata dihadapannya.

Sayyidina Ali pernah berpesan,

“Tidak akan kering air mata kecuali karena kerasnya hati dan tidak akan keras hati kecuali karena banyaknya dosa.”

Semoga Allah melapangkan hati kita untuk menerima nasehat kebenaran dan nasehat-nasehat yang mengantarkan kita pada kesempurnaan.

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.


SEBAB REZEKI KITA TERHALANG


 Kita sudah berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menggapai rezeki dengan berbagai potensi yang kita miliki. Kemampuan fisik kita mungkin tidak ada yang meragukan dan meremehkan. Pemikiran kita sudah mendapatkan bekal yang sangat cukup. Tak lupa juga kita senantiasa berdo’a. 

Tapi mengapa kok rezeki susah banget kita dapatkan. Kita datangi, dia malah menjauh. Sudah ada di hadapan mata, mau kita ambil keburu di duluan yang lain. Sudah ada tangan, tinggal mau menikmati, ada yang merampas dengan kasar. 

Berlimpah rezeki sudah kita kumpulkan, pengeluaran selalu lebih besar dari pada pemasukkannya. Tanpa diduga, usaha yang dibangun puluhan tahun yang melimpah ruah dalam sekejap bisa lenyap. Ada musibah alam yang tidak kita kehendaki. Ada juga krisis yang melanda dunia yang berimbas juga terhadap usaha kita.

Kalau sudah demikian, apanya yang salah. 

Apa sebabnya? 

Rasullah Shallallahu'alaihi Wasallam telah bersabda:

"Seorang hamba dicegah dari rezeki akibat dosa yang diperbuatnya" (HR. Ahmad)

Kurang Bersyukur akan Nikmat Tuhan

“Dan ingatlah tatkala Tuhanmu memaklumkan, sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahmi: 7)

Sebuah Ujian Kesabaran

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)

Pelajaran agar Bekerja lebih Keras

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. AL-Ra’du: 11)

Azab karena Mengingkari Nikmat Allah

“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan dengan sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi penduduknya mengingkari nikmat-nimat Allah; karena itu Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat.” (QS. Annahl: 112)

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.

Hempaskan Rasa Putus Asamu dari Rezeki Allah Ganti Dg Sikap Optimisme


 Pernahkah kita saat sudah maksimal menjemput rezeki, tapi tidak sesuai yg diharapkan? 

Siapa yang menentukan bahwa rezeki itu sesuai harapan atau tidak? Kita kan? 

Padahal ukuran yang kita pakai adalah ukuran kita. Ukuran manusia yang serba terbatas. 

Allah yang menciptakan kita, tahu betul apa yang kita butuhkan. Rezeki yang diberiNya pun sesuai dengan kebutuhan, bukan sesuai keinginan kita. Jika rezeki yang kita terima tidak sesuai dengan harapan kita, karena kurang banyak, bukan itu yang ditunggu, atau bahkan diharap yang lain yang diberi lain, biasanya kita akan kecewa.

Lalu mengeluh " Ya Allah kok begini sih"

"Ya Allah,  aku udah kerja capek, tapi hanya segini yg didapat"

"Mana Ya Allah,  aku udah beribadah, ini,  itu tapi mana rezekiku gag ada yg ada masalah semkin bertubi tubi"

Dan berbagai macam keluhan lainnya. 

Apakah pantas kita kecewa pada Allah? Sesuatu yang buruk di mata kita belum tentu nantinya juga buruk. Hal-hal yang baik di mata kita belum tentu indah pada akhirnya. 

Karena banyak misteri masa depan yang kita tidak tahu sedangkan Allah tahu.

Rezeki yang datang, yang kita terima, setelah terlebih dahulu berusaha itulah yang terbaik bagi kita. 

Janganlah berputus asa dari rahmat Allah saat rezeki datang tak sesuai harapan, saat doa-doa seolah tak terkabul. Karena ada sesuatu dibalik semua peristiwa yang terjadi dalam hidup kita. 

Yang terpenting jangan pernah putus asa menjemput Rezeki, optimis dan selalu berprasangka baik. 

Sebagaima firman Allah dalam surat Al Hijr ayat 56 dan Az Zumar ayat 53, yang artinya:

“Ibrahim berkata, “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat”.” (Q.S. Al Hijr: 56).

“Katakanlah, “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.”  (Q.S. Az Zumar: 53)

Dari kedua ayat tersebut dapat kita ketahui bahwa Allah melarang kita untuk berputus asa, di mana sesungguhnya putus asa itu hanya ada bagi orang-orang sesat. Jadi, sebagai orang Islam kita harusnya tidaklah berputus asa karena kita bukan termasuk orang-orang yang tersesat selama masih mengaku Islam dan beriman kepada Allah Subhanahu wa ta’ala

serta Rasul-Nya, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam .

Apapun itu intinya tetap IKHLAS, BERSYUKUR dan OPTIMIS  dengan ketentuan Allah lalu YAKIN,  Jauhi perasaan galau dan terpuruk. Memang kebaikan itu harus diupayakan dengan sungguh-sungguh.

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.


Selasa, 18 Oktober 2022

JIWA PANTANG MENYERAH


 Anda mungkin pernah berada pada titik di mana masalah datang bertubi-tubi dan rasanya tidak ada jalan keluar. Di tengah beban tersebut mungkin juga terlintas pikiran untuk menyerah dan lari dari tanggung jawab.

Anda jangan sampai menyerah begitu saja. Dalam kehidupan Anda pasti akan selalu menemukan tantangan dan masalah dalam mencapai tujuan Anda. Oleh karena itu Anda wajib mengembangkan sikap pantang menyerah untuk mencapai kesuksesan.

Miliki jiwa pantang menyerah jika tidak ingin kalah

Miliki jiwa pantang menyerah jika tidak ingin susah

Miliki jiwa pantang menyerah jika tidak ingin dikatakan hidup kita parah

Miliki dan tanamkan dalam dirimu jika ingin menjadi seperti yang diharapkan jauhkan dari sikap cengeng , mudah mengeluh, putus asa lalu enyahkan dalam kehdupanmu.

Maka hal yang anda harapkan akan menghampirimu serta menjadi milikmu.

Cara Efektif Berpikir Tenang


 Ini termasuk dalam kategori buku pengembangan kepribadian. Salah satu buku santuy yang terbukti efektif membantu pembaca untuk menata ketenangan dalam berpikir. Pembaca digiring dalam satu mindset bahwa untuk menggapai kesuksesan melalui penyelesaian permasalahan hidup diperlukan ketenangan pikir dan sikap. Semua hal harus dihadapi dan selesaikan agar sebagai manusia kita hadir sebagai insan berkualitas.

Anas Al Manshur dalam Zero Emotion ini menyajikan kumpulan tulisan yang terbagi dalam beberapa tema namun keseluruhannya merupakan motivasi dan inspirasi.

Terbitan Tiga Serangkai dengan ketebalan 224 halaman tersebut dimulai dengan penggalian makna ketenangan dan bagaimana upaya mencapai ketenangan, membangun sudut pandang serta menguatkan dengan disiplin dan konsisten. Manajemen diri, bersikap, membangun iklim diri dan lingkungan positif serta ditutup dengan kiat membangun deposit kesuksesan.

Sisipan quote motivasi di awal judul tulisan semacam menjadi entry point dan ruh pelengkap isi buku ini. Penulis dalam beberapa judul memberikan pola pemahaman konteks melalui penjelasan gambar berlandaskan sudut pandang penulis.

Buku ini ditulis dengan alinea yang tidak panjang, ringkas. Gaya penulisan yang digunakan penulis adalah pola kalimat deduktif sehingga pembaca dapat skimming dengan mudah.

Sisi kurangnya apa ya? Karena serial pengembangan kepribadian kali ya jadi konten dari buku ini sifatnya umum dan ringan. Jadi buat pembaca yang berekspektasi tinggi kemungkinan akan kecewa setelah membacanya.

Kesimpulannya, untuk kalian yang sedang merasa perlu cambuk motivasi wajib baca buku ini. Ringan dan membangunkan, semoga termotivasi.


KETENANGAN HATI


 Apakah kunci ketenangan hati? Apakah ketenangan hati hanya bisa didapatkan ketika kita dekat dengan keluarga? Ataukah hati kita bisa tenang manakala semua hutang sudah terbayar? Ataukah ketenangan jiwa bisa didapat manakala anda sudah punya tabungan untuk masa depan? Apakah benar kestabilan financial serta karir lah yang membuat hati tenang?

Banyak orang yang mengira ketenangan hati didapatkan dari luar diri, padahal sebenarnya, ketenangan hati dimulai dalam diri. Dan lebih banyak orang lagi yang mengira ketenangan ini didapat karena sebuah hal yang bermula dari luar diri, misalnya harta dan tahta serta keluarga. 

Padahal yang sebenarnya terjadi adalah, ketenangan adalah sebhuah awal yang akan mendatangkan banyak hal hal positif di luar diri. Kesuksesan dalam karir ataupun bisnis, harmonisnya keluarga dan lain sebagainya didapat karena kita bisa tenang.

Tolak ukur kesuksesan sebenarnya bukan hanya dari materi dan popularitas tapi lebih kepada  DAMAI DIRI KITA atau KETENANGAN HIDUP KITA, karena banyak orang sukses tapi  tidak tenang dirinya, Maka ketenanganlah arti sukses sebenarnya.

Senin, 17 Oktober 2022

BAGAIMANA KITA ‘MENGENAL’ ALLAH TA’ALA


 Bersyukur kepada Allah Ta’la

Bagaimana mungkin seorang Muslim itu gelisah dan tidak bahagia hidupnya. Padahal, nikmat Allah mengalir dalam diri dan keidupannya dengan begitu deras dan tak pernah henti.

“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (QS:  Ibrahim [14]: 34).

Untuk itu, marilah kita berpikir dan merenung, sungguh Allah sangat memuliakan hidup kita. Bahkan, jika kita bersyukur sedikit saja misalnya, Allah sudah menyediakan buat kita tambahan nikmat yang sangat luar biasa. Sebaliknya, jika kita tidak bersyukur maka kehidupan kita akan semakin sempit, susah dan sulit.

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS: Ibrahim [14]: 7)

 Berprasangka Baik pada Allah Ta’ala

Siapa di muka bumi ini orang yang hidup tanpa masalah? Semua orang memiliki masalah, tetapi Muslim yang baik tidak akan resah karena masalah, meskipun seolah-olah masalah itu sangat berat dan sangat membebani kehidupannya.

Umumnya, orang sangat tidak mau dengan yang namanya masalah. Tetapi mau tidak mau hidup pasti akan berhadapan dengan masalah. Lantas bagaimana jika masalah itu terasa seolah sangat menyiksa? Tetap saja berprasangka baik kepada Allah. Karena Allah mustahil menzalimi hamba-Nya.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui.” (QS: Al-Baqarah [2]: 216).

Terus bagaimana jika ternyata doa yang kita panjatkan kepada Allah Ta’ala seolah tak kunjung terkabulkan, tetaplah berprasangka baik dan jangan berhenti berdoa kepada-Nya.

“Tidak sepatutnya seorang hamba berburuk sangka kepada Allah akibat doa-doanya belum dikabulkan oleh-Nya. Dan sebaiknya bagi hamba, segera melakukan introspeksi diri.”

Jika syukur dan husnudzon billah telah bisa kita lakukan, tahap berikutnya adalah membuang jauh sifat buruk sangka terhadap sesama. Karena buruk sangka terhadap sesama tidak memberikan dampak apa pun kecuali diri kita akan semakin terperosok dalam keburukan-keburukan.

Kemudian di dalam Al-Qur’an, Allah menegaskan;

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan pra-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari pra-sangka itu adalah dosa.” (QS: Al-Hujurat [49]: 12).

Jadi, sangat rugi kalau kita sampai membiarkan prasangka buruk bersarang dalam dada dan kepala kita. Karena selain tidak memberi manfaat positif, tanpa kita sadari, dosa kita justru terus bertambah dan hati kita semakin buruk serta mental juga negatif. 

 Sabar Dalam Ikhtiar

Allah telah menetapkan suatu ketetapan (hukum) dalam kehidupan ini, di antaranya adalah hukum proses. Dimana sukses seseorang dalam hal apa pun tidak bisa dicapai secara instan, perlu waktu, kerja keras, konsentrasi dan pengorbanan yang tidak sedikit.

Untuk itu, sabarlah dalam ikhtiar. Jangan berpikir ingin cepat berhasil, apalagi kalau sampai menabrak rambu-rambu syariat. Lebih baik sabar, karena kalaupun hasil belum tercapai, setidaknya jiwa kita tenang, dan keyakinan akan pertolongan Allah akan datang semakin kuat.

Bahkan Allah akan senantiasa menyertai dan mencintai kita karena kesabaran kita. Umar bin Khaththab berkata, “Dengan kesabaran, kita tau makna hidup yang baik.”

 Tawakkal Kepada Allah

Akan tetapi, bagaimana jika ternyata harapan dari upaya dan pengorbanan yang kita lakukan tidak membuahkan hasil?

Tawakkal saja kepada Allah. Karena yang paling mengerti mana yang terbaik buat hidup kita hanyalah Allah bukan diri kita sendiri. Oleh karena itu, perkuatlah ketawakkalan kita kepada Allah Ta’ala.

Ibnu Hajar Al Asqolani berkata,“Tawakkal yaitu memalingkan pandangan dari berbagai sebab setelah sebab disiapkan.” Artinya, sebab bukanlah penentu, tetapi Allah Yang Maha Menentukan.

Allah akan senantiasa melindungi kita dan menambah kasih sayang-Nya kepada kita bersebab kita memang berharap hanya kepada-Nya dengan selalu bersyukur, berprasangka baik terhadap-Nya juga terhadap sesama, bersabar dan bertawakkal. 

KEAJAIBAN REZEKI


Dari sekian banyak keajaiban yang bisa didapatkan orang, salah satu yang sering dialami adalah keajaiban rezeki. 

Rezeki memang tidak bisa dipastikan kapan datangnya dan berapa besar anda mendapatkanya hari ini atau hari esok.

Bila anda ingin mendapatkan rezeki yang banyak maka berdoalah kepada Allah niscaya doa anda dengan ikhtiar yang kuat akan mendatangkan keajaiban.

Rezeki yang berlimpah dan datang secara tiba-tiba, itu salah satu bentuk kecintaan Allah  kepada umatnya. Sesungguhnya Tuhan sangat menyayangi umatnya lebih-lebih bagi mereka yang rajin berdoa dan berusaha dalam pencarian rezeki.

Dapatkan KEAJAIBAN tersebut  dg Membuat POLA REZEKI dan KONSEP ALLAH DULU,  ALLAH LAGI, ALLAH TERUS.

Lalu tempatkan diri kita pada hal yg benar di jalan Allah,  dg istiqomah .

Apa saja yg harus dilakukan agar Keajaiban Rezeki ada pada diri kita? 

Pemilik rezeki adalah Allah. Jika kita ingin rezeki yang luas maka harus dekat dengan Sang pemilik rezeki. Jika rezeki kita sempit, maka bertakwalah kepada Allah agar diberikan jalan keluar.

TAQWA (Menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya)

Allah Berfirman, artinya :

“… Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberikan rezeki kepadanya dari arah yang tidak disangka-sangkanya. …” (QS. Ath Thalaaq : 2 – 3)

ISTIGHFAR & banyak memohon ampun

Taubat dan banyak-banyak beristighfar dapat membantu memperlancar jalannya rezeki.

Karena itu tidak ada keraguan sedikitpun mengenai istighfar.

“Mohonlah ampun kepada Rabb kalian, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat (melimpah ruah membawa kebaikan), dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai (yang penuh dengan kebaikan dan manfaat).” 

(QS Nuh : 10 – 12)

Rasulullah Bersabda :

“Barang siapa memperbanyak istighfar maka Allah akan menghapuskan segala kedukaannya, menyelesaikan segala masalahnya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka.” (HR Ahmad & Abu Daud)

INFAQ, SHODAQOH, HADIAH & MENOLONG ORANG LEMAH

Jika kita ingin mendapatkan ikan yang besar maka berikanlah ikan yang kecil sebagai umpan untuk mendapatkan ikan yang jauh lebih besar. Infaq, shodaqah, zakat, wakaf dan aneka pemberian lain yang baik & didasari niat karena Allah, akan dibalas oleh Allah berlipat-lipat ganda. Bisa dibalas di dunia, bisa pula di akhirat atau kedua-duanya.

“Dan barang apa saja yang kamu infakkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’ : 39)

Nabi SAW bersabda kepada Zubair bin al- Awwam: “Hai Zubair, ketahuilah bahwa kunci rezeki hamba itu dibentangkan di Arsy, yang dikirim oleh Allah azza wajalla kepada setiap hamba sekadar nafkahnya. Maka siapa yang membanyakkan pemberian kepada orang lain, niscaya Allah membanyakkan baginya. Dan siapa yang menyedikitkan, niscaya Allah menyedikitkan baginya.” (HR ad-Daruquthni dari Anas r.a.)

“Berhadiahlah makanan di antara kamu sekalian, maka sesungguhnya berhadiah makanan itu dapat melapangkan / meluaskan dalam urusan rezeki kalian”. (HR. Ibni Adiy)

“Tidaklah kamu diberi pertolongan dan diberi rezeki melainkan karena orang-orang lemah di kalangan kamu.” (HR Bukhari)

“Barangsiapa ingin agar do’anya terkabul dan kesulitan-kesulitannya diangkat hendaklah dia menolong orang yang dalam kesempitan.” (HR Ahmad)

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua. 

HIJRAH


 Dalam menjalankan kehidupan sudah pasti kita pernah merasakan dead lock atau terasa semua buntu.

Sudah berusaha semampunya untuk keluar dari permasalahan atau dari suatu yang membuat berat langkah untuk maju..

tapi rasanya ada sesuatu yang selalu menutup atau menghilangkan semangat dan terasa tidak berdaya..

Pasrah..

Merenung..

Intropeksi..

Taukah kenapa seperti ini?

jawabannya, inilah saat yang tepat untuk PINDAH atau HIJRAH..

Apakah dari  IBADAH yg dulu kurang menuju lebih baik lagi

Apakah dari ETIKA kita yang buruk menuju baik

Apakah ETOS KERJA kita lemah menjadi berubah semangat

Apakah CITA CITA kita sudah mentok belum berhasil, berubah mengatur strategi baru supaya tercapai tujuan.

Apakah PERMASALAHAN HIDUP yang tidak kunjung selesai, berubah menuju lebih yakin dan semangat berlipat.

Apakah dulu kurang HUBUNGAN dg Allah sekarang diubah lebih dekat lagi dg Allah dan melibatkan Allah dalam segala lini kehidupan 

Inilah sebenarnya yang harus kita tanamkan pada diri kita sendiri, hijrah atau pindah kuadran..

dari yang BIASA  menjadi LUAR BIASA

dari yang tidak yakin menjadi sangat yakin.

dari yang bersifat lemah menjadi harus kuat.

dari  yang cepat frustasi, menjadi lebih konsisten.

Ini saat yang tepat MERUBAH HIDUP menjadi yang LUAR BIASA

lakukan sekarang atau kita tertinggal dan terpuruk.

Minggu, 16 Oktober 2022

Jauhi Rasa Putus Asa Dan Mengeluh.


 Jangan Pernah Mengatakan

" Kenapa ya, kok susah rezekiku?

Rasanya sudah maksimal usaha

"Sudah berusaha dan ibadah dg maksimal tapi kenapa malah begini jadinya? 

" Apa yang salah dengan diriku sehingga seret rezeki datang?

" Apa salahku sehingga selalu ada aja masalah?

Tau kenapa Allah memberikan itu semua?

ternyata kita sedang dipersiapkan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik lagi, dan kita sedang diuji untuk seberapa mampu menghadapinya, jika kita mampu dan lolos maka bersiaplah untuk mendapatkan sesuatu yang lebih besar dan lebih baik dari sebelumnya.

Yang terpenting jangan pernah putus asa menjemput Rezeki. 

Jika kita hanya mengeluh dan mengeluh serta cepat putus asa lalu menyerah, bearti kita belum memahami kehidupan,  tapi jika kita mampu terus bersyukur kita sudah memahami diri sendiri dan makna kehidupan ini. 

Sebagaima firman Allah dalam surat Al Hijr ayat 56 dan Az Zumar ayat 53, yang artinya:

“Ibrahim berkata, “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat”.” (Q.S. Al Hijr: 56).

“Katakanlah, “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.”  (Q.S. Az Zumar: 53)

Dari kedua ayat tersebut dapat kita ketahui bahwa Allah melarang kita untuk berputus asa, di mana sesungguhnya putus asa itu hanya ada bagi orang-orang sesat. 

Jadi, sebagai orang mukmin kita harusnya tidaklah berputus asa karena kita bukan termasuk orang-orang yang tersesat selama masih mengaku Islam dan beriman kepada Allah serta Rasul-Nya, Muhammad SAW.

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.

KITA BISA MELATIH DIRI KITA UNTUK SELALU BERPRASANGKA BAIK

 


Sikap yang benar terhadap hidup adalah berbaik sangka pada..

KEHIDUPAN KITA, 

ORANG-ORANG DI SEKITAR KITA, 

PADA LINGKUNGAN KITA, dan terlebih lagi berbaik sangka pada sumber kehidupan itu sendiri, yaitu TUHAN.

Dalam masa-masa sulit kadang kita memiliki prasangka buruk kepada kehidupan kita sendiri, kepada Tuhan. 

Prasangka buruk tak akan mengubah situasi sulit yang sedang kita hadapi. 

Tetapi prasangka baik sekurang-kurangnya memberikan tenaga psikologis yang positif pada diri kita. 

Prasangka positif membuat kita terus berjalan, terus mencoba, tanpa patah semangat.

Dalam sebuah hadis Qudsi yang terkenal, Tuhan berfirman:

“Aku (Tuhan) mengikuti prasangka hamba-Ku terhadap-Ku. Ana ‘inda dzanni ‘abdi bi.”

Jika seorang hamba memiiki prasangka baik kepada kehidupannya, dia akan memiliki SIKAP POSITIF. 

Sebaliknya, jika dia memiliki prasangka negatif terhadap kehidupannya, dia akan hanya MENCIPTAKAN KESULITAN bagi dirinya sendiri. Mengapa?

Sebab, dari sikap negatif itu dia akan membiarkan dirinya terjebak dalam pesimisme, dalam perasaan patah harapan.

Jika kita tak bisa berbaik sangka kepada Tuhan karena sifat-sifat-Nya sebagai Tuhan Yang Maha Baik dan Dermawan, sekurang-kurangnya kita berbaik sangka kepada- NYA karena kebaikan-kebaikan yang telah Dia limpahkan-Nya kepada kita setiap hari, tiap saat.

Sekurang-kurangnya kita BERSYUKUR bahwa Dia masih terus melimpahi kita dengan kebaikan-kebaikan dalam hidup ini, baik besar atau kecil.

REZEKI ITU TITIPAN

 


SAAT ini banyak di antara kita yang sombong dengan apa yang dimilikinya. 

Mereka bangga dengan harta, pangkat, jabatan, rumah, Anak, kendaraan, gelar dan lain sebagainya. Padahal benarkah itu semua milik kita?

Ada dua tipe manusia yang memiliki sudut pandang berbeda tentang rezeki. 

Pertama, ada manusia yang berpandangan bahwa rezeki mereka murni sebagai hasil kerja keras dan usaha mereka sendiri. Penghasilan yang mereka terima adalah buah dari kompetensi mereka. Semakin kompeten, semakin besar penghasilannya.

Manusia yang menihilkan Allah SWT sebagai pemberi rezeki membuat hatinya mudah khawatir kehilangan rezeki. Hatinya tak pernah tenang karena tak terpaut dengan Allah SWT. Niat bekerja bukan karena Allah SWT. Saat bekerja, semua cara dihalalkan demi mengejar banyaknya rezeki. 

Kedua, ada manusia yang berpandangan bahwa rezeki itu adalah titipan Allah SWT. 

Niat bekerja karena Allah SWT. Mereka bekerja dengan sungguh-sungguh sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT.

Hati mereka tenang karena selalu menyertakan Allah SWT dalam setiap niat dan ikhtiar pekerjaan mereka. 

Seperti halnya yang disampaikan Imam Hasan Al Bashri, “Aku tahu rezekiku tidak akan diambil orang, karena itu hatiku selalu tenang. Aku tahu amalku tidak akan dikerjakan orang, karena itu aku sibuk beramal.” Bekerja dalam kerangka beramal saleh untuk meraih keberkahan adalah sebaik-baiknya sikap hidup para pencari rezeki.     

Para pencari rezeki yang menyadari bahwa rezekinya TITIPAN Allah SWT akan menjadikan dirinya sebagai perantara bagi kemaslahatan bagi orang lain. Selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, rezeki yang sudah diperolehnya akan dibagikan kepada orang lain yang membutuhkan. 

Tak pernah ada kekhawatiran rezekinya akan berkurang atau bahkan HILANG.

Mungkin anda dan juga saya kadang bertanya, mengapa milik saya yang notabene telah menjadi rezeki kita diambil kembali oleh Allah? 

Keluarga tercinta yang direnggut dari kita oleh kematian, membuat kita hancur karena rasa kehilangan. 

Rumah yang ditempati sebagai tempat bernaung dan dibangun dengan tetesan keringat tiba-tiba habis terbakar, menyisakan puing-puing kedukaan bagi kita. 

Uang yang kita simpan baik-baik untuk memenuhi kebutuhan tak terduga ternyata hilang digondol maling atau ditipu orang.

INSTROPEKSI DIRI KITA.... 

Apakah kita sudah mendapatkan RIDHO Allah? 

Ketika Allah sedang menahan rezekinya dan TIDAK RIDHO maka Allah mengambil apa yang dititipkan-Nya, karena Semua cuma TITIPAN.

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.