Demam film Dilan masih terus berlanjut. Linimasa FB dipenuhi dengan guyonan dan gombalan Dilan yang diplesetkan. Seakan dapat pembelaan, para pembuat skripsi pun ikut-ikutan, "Skripsi itu berat. Kamu gak akan kuat. Biar aku saja...". Curhat kaleeeee... 🤣 hahaha
Dan seolah menarik saya untuk tertarik, saya pun kemarin akhirnya memutuskan untuk membeli novelnya. Walaupun saya gak suka novel, tapi saya paksain beli. Saking keponya...
Gak cuma itu, walaupun sendirian, akhirnya saya putuskan untuk nonton filmnya di bioskop XXI di daerah Braga, Bandung. Sedih sih, gak ditemenin si Cinta. Dan benar kata Dilan, rindu itu berat.
Nah, yang saya suka dari dialog gombalan Dilan adalah struktur kalimatnya yang elegan. Meskipun terkadang lebay, tapi kalau Anda perhatikan secara seksama, maka kalimat-kalimat tersebut sesungguhnya bisa Anda gunakan juga dalam nge-"gombalin" calon customer Anda.
Salah satu agedan di film Dilan yang bagi Saya bagus dialognya adalah saat Milea makan di kantin bersama teman-temannya, tiba-tiba Dilan datang, bilang ke cowok yang naksir Milea, Nandan:
"Eh kamu tahu gak?", tanya Dilan.
"Tahu apa?", Nandan balik nanya.
"Aku suka Milea...", jawab Dilan.
"Tapi, malu mau bilang...", kata Dilan.
"Itu sudah bilang?", kata Nandan.
"Aku kan bilang ke kamu, bukan ke dia", kata Dilan.
"Dia denger kan?, tanya Nandan.
"Mudah-mudahan...", harap Dilan.
Gokil. Elegan. Haha
Padahal Milea jelas-jelas ada di depan Dilan. Huassem! Kok iso...
Kalau cowok biasa, kaya kita, kan tinggal to the point aja, "Milea, aku cinta kamu". Tamat. Hehe
Dan gak cuma itu....
Kalau Anda baca novelnya, ada sebuah percakapan menarik setelah Dilan menyatakan cintanya pada Milea dalam bentuk surat di hari sebelumnya.
"Hei Milea!"
"Iya".
"Tahu gak kenapa aku gak langsung jujur ke kamu?", tanya Dilan.
"Jujur apa?", Milea balik nanya.
"Jujur bilang ke kamu, aku mencintaimu...", gombal Dilan.
"Hehehe", Milea pun tersenyum.
"Kan sudah lewat surat?", ungkap Milea.
"Maksudku, ngomong langsung ke kamu", jawab Dilan.
"Terus? Kenapa gak langsung?", tanya Milea.
"Kalau mau, ya aku bisa. Gampang...", Dilan menjawab.
"Lha, kenapa enggak?", Milea pun penasaran.
"Kalau langsung, gak seru. Jadi biasa", jawab Dilan.
Aih, keren! Hanya oranh-orang yang berjiwa seni tinggi yang terpukau dengan dialog di atas.
Gak berhenti sampai disana..
Adegan lain yang menarik perhatian Saya adalah saat Dilan pertama kali ngebonceng Milea di motornya. Terjadi percakapan gombal satu sama lain layaknya orang pacaran. Tiba-tiba Milea mau meluk Dilan. Tapi Dilan nolak, dia bilang gini:
"Eh jangan dipeluk", kata Dilan.
"Kenapa?", tanya Milea
"Kecuali kamu pengen...", jawab Dilan.
Huassem! Lebay banget sih si Dilan.. hahaha :sweat_smile:
Apa pelajaran pentingnya buat bisnis? Kok daripada ngomongin Dilan mulu sih...
Iya sabar atuh. Baca aja sampai beres. Entar juga nemu. Dapat deh "insight" nya.
Tadinya saya mau ngasih pelajaran tentang karakter Dilannya yang penuh kejutan dan unik, tapi gak jadi. Mending saya bahas dari segi kata-kata gombalnya aja kali ya... Setuju?
Ada 3 pola bahasa yang bisa kita gunakan dari gombalan Dilan dalam copywriting Anda, diantaranya:
"Tahu gak?"
"Kenapa?"
"Jangan, kecuali"
Yuk kita bahas satu per satu...
Pertama, TAHU GAK.
Dalam NLP, ini dinamakan Awareness Pattern.
Gini-gini...
Intinya, apapun pernyataan setelah kalimat "tahu gak" akan menjadi benar.
Contoh:
"Tahu gak, saya ganteng?"
Jawab, tahu... Ya, artinya Anda mengakui saya ganteng.
Kalau dijawab, gak tahu... Artinya, Saya tetap ganteng, cuma Anda gak tahu.
Ini mirip pertanyaan Pak Polisi kalau lagi nilang orang yang ngelanggar lalu lintas di jalan. Jawabnya serba salah...
"Selamat siang pak. Bapak tahu kesalahan bapak apa?", tanya polisi.
Lha kita kan bingung jawabnya...
Kalau jawab, "tahu", kena tilang.
Kalau jawab, "gak tahu", tetap kena tilang.
Serba salah kan? Hahaha
Misal jawabannya gini:
"Iya pak Saya tahu...". Yowes, kena tilang.
Atau jawabannya gini:
"Maaf pak saya gak tahu...".
Nah kalau jawabannya begitu, si Pak Polisi langsung bilang:
"Oh bapak gak tahu. Gini pak, barusan bapak melanggar lalu lintas. Lampu hijau kok diterobos. Jadi, mau diselesaikan disini atau di pengadilan?", nah lho kena. Double Binding... hihihi
Itulah efek kengerian awareness pattern. Kalau Anda lihai dan pandai cara pakenya, bakal ngeri efeknya, khususnya pas dipake untuk jualan.
Kedua, KENAPA.
Dalam NLP, ini dinamakan Presuposisi.
Contoh di percakapan Dilan di atas, terdapat 2 bahasa hipnotik. Pertama, tahu gak. Kedua, kenapa. Bertumpuk.
Contoh dalam gombalan Dilan di atas:
"Tahu gak kenapa aku gak langsung jujur ke kamu?"
Tahu gak? Kalimat setelahnya benar.
Kenapa? Kalimat setelahnya benar.
Itulah presuposisi. Asumsi yang disematkan. Benar.
Contoh dalam jualan:
"Ada yang tahu, kenapa hijab ini laris manis gak karuan?"
"Cung siapa yang tahu, kira-kira kenapa buku ini ditunggu-tunggu banyak orang?"
Disadari atau tidak, pikiran si pembaca akan mencari tahu alasannya. Ketika mereka menjawab "karena...", artinya apapun pernyataan dan pertanyaan kita sebelumnya benar di pikiran bawah sadar mereka. Kebayaaaang?
Ketiga, JANGAN, KECUALI.
Dalam NLP, ini dinamakan Negative Command. Menggunakan kata larangan, tapi malah justru memerintah.
Contoh dalam gombalan Dilan di atas:
"Jangan meluk, kecuali kamu pengen..."
Aih... Gaya.
Kalau dalam jualan, Anda bisa gunakan pola kalimat tersebut sebelum atau saat memberikan call to action, misalkan:
"Jangan terburu-buru memutuskan join, kecuali kamu sudah baca penawarannya sampai selesai..."
"Gak usah cepet-cepet, nyantai aja, kecuali emang kamu gak mau kehilangan kesempatan dapat harga termurah..."
"Tidak usah terpengaruh dengan rayuan , kecuali keinginan tersebut emang muncul dari hati kamu..."