Sabtu, 19 November 2022

YOUR WORDS ARE A REFLECTION OF YOURSELF


 Hari ini saya sedang bahagia sekali karena paket pesanan online saya akhirnya datang. Yaitu dua jilid buku berjudul _Min Fawaid Wa Anfas Wa Duror_ setebal seribu halaman, yang berisi kumpulan nasihat dan pelajaran yang pernah disampaikan guru kami Al-Allamah Al-Habib Salim As-Syatiri.

Membaca lembaran demi lembaran buku tersebut cukup menguras air mata, karena seolah-olah waktu ini diputar kembali ketika kami masih duduk berkhidmat di depan beliau belasan tahun silam. Kalimat yang tertulis di buku tersebut benar-benar menggambarkan siapa beliau yang sesungguhnya.

Orang barat mengatakan, _Your words are a reflection of yourself._ Bahwa kata yang kita ucapkan atau tuliskan, mencerminkan siapa kita.

Senada hal ini, saya pernah mendengar seorang novelis senior di Indonesia berkata bahwa isi dari sebuah novel meskipun fiksi, tidak akan bisa dipisahkan dari kepribadian penulisnya. Intinya adalah "tulisan selalu jujur". Ia selalu menggambarkan dengan benar siapa penulisnya.

Jika saudara ikut membaca dua jilid kitab di atas hingga selesai, saudara pasti sependapat dengan saya bahwa penulisnya dalam keseharian adalah guru yang santun dan berilmu. Tulisan beliau yang "mengatakan" hal tersebut pada kita.

Sebaliknya jika saudara membaca tulisan yang tidak baik, dapatlah dipastikan bagaimana keseharian orang itu. Seperti kasus yang viral kemarin, seorang lelaki menistakan ustadzah perempuan dari keluarga besar pendiri Pesantren Lirboyo.

Si lelaki mengucapkan kata kasar dan kata vulgar dalam hujatannya tersebut di media sosial. Padahal sang ustadzah sedang memberi pelajaran tentang tafsir Al-Quran dalam video tersebut. Kembali pada prinsip "tulisan selalu jujur".

Maka dari tulisan tersebut kita mengetahui keseharian si lelaki. Kata-kata kasar dan vulgar tentu sudah menjadi gaya hidupnya. Tulisan dia yang "mengatakan" hal tersebut pada kita.

Ini hanya contoh, agar kita berhati-hati dengan tulisan. Sekali ia dibaca orang lain, pada waktu yang sama ia juga memberi tahu kepada orang lain siapa diri kita sebenarnya.

Jika mau direnungkan lebih dalam lagi, apabila tulisan kita sendiri bisa membuka tabir baik dan buruk kita, lalu bagaimana dengan tulisan malaikat Raqib dan Atid? Tentu tulisan kedua malaikat mulia ini jauh lebih "jujur". Karena keduanya menulis tentang amal perbuatan kita.

Mari kita perbaiki satu persatu agar tidak bertumpuk beban ini. Pertama, pikirkan untuk memperbaiki tulisan-tulisan kita di medsos. Menulislah yang bermanfaat. Kalau hal ini sudah terkendali baru masuk tahap kedua. Pikirkan untuk memperbaiki tulisan-tulisan kedua malaikat tentang kita. Kerjakanlah amal salih yang bermanfaat.

TRANSAKSI LANGIT, BERANI COBA? RASAKAN BEDANYA!


 Kita hidup di dunia kapitalis, semua hal harus bernilai uang. Ketika kita mengeluarkan uang, kita pun berharap mendapatkan ganti produk terbaik, pelayanan terbaik, hasil terbaik... Jika enggak dapat yang terbaik, maka kita dengan mudahnya kita komplain, mencaci maki penjual, mencela pelayanan, kalo perlu bikin heboh di media sosial..

Kalo kita beli produk di Supermarket besar, maka kita dengan mudahnya setuju dengan harga yang ditawarkan. Gak perlu lah nawar, bikin malu.. Emang kita orang susah!

Pokoknya beli produk ini itu.. Bayarrr!! Gak punya duit cash? Kartu kredit dimainkan! Urusan nyicil belakangan.. Urusan dosa riba au ah gelap gak urusan!

Semua diskonan kita kejar, semua tawaran cicilan kita iyakan, merasa punya uang padahal kartu utangan..

Kita terjerembab dalam jebakan kapitalis, setiap ribuan uang yang dikeluarkan adalah poin-poin yang dikumpulkan yang besok akan kita tuker dengan panci dan termos bonus pembelian..

Kita adalah raja komplain! Sekali kembalian kurang di minimarket 5 ribu saja kita akan langsung memfoto struknya, lalu upload di semua sosial media, tambahi dengan caci maki agar heboh disana-sini, sukur-sukuuur besok dapat kompensasi..

Semua harus kembali dalam hitungan uang.. Sistem Kapitalis yang melenakan dan gak sadar menyempitkan hati kita ketika memandang nilai dan harga..

Cobalah sekarang, lupakan semua transaksi kapitalis yang memuakkan! Transaksi yang harus menguntungkan, mulailah menegakkan kepala, menengok ke kiri dan kanan, melepaskan sejauh mata memandang...

Lihatlah itu,

Mbah Atmo Slamet, usianya sudah 90 tahun masih mengayuh becak tua dengan dagangan sapu ijuk, sapu lidi dan arang. Kulitnya kotor menghitam, bajunya lusuh penuh lipatan.

Tebak berapa harga satu buah sapunya?

15 ribu!!

Salaaah...

20 ribu!!

Salaah...

25 ribu!!

Salaaaaah... aah!

Hei kawan, satu buah sapunya dijual 6.000 saja, dijajakan dengan becak dari wilayah Dlingo yang berjarak 28 kilometer dari pusat kota Jogja. Lihat foto itu, jika semua sapu itu laku, dia akan mendapatkan uang 90.000, dan itu baru harga jual belum dikurang modal. Jika satu sapu dia mendapat untung 1000, maka dia mendapatkan 15.000 sehari, itupun dengan catatan semua sapunya laku hari itu..

Lihatlah sekelilingmu, ada buanyaaaak sekali mbah Atmo Slamet yang menjelma dengan banyak rupa..

Datangi mereka wahai kawanku, tundukkan badanmu, rendahkan hatimu..

Bertransaksilah dengan mereka langsung disaksikan langit..

Lupakan kualitas produk..

Lupakan soal cicilan dan harga promosi..

Lupakan soal layanan purna jual..

Bayarlah cash! Langsung dari dompetmu..

Ambilah satu-dua dagangannya, bayarlah 10-20-30 kali lipat dari harganya..

Rasakan dahsyatnya ketika wajah tua itu memandangmu dengan mulut gemetar, bulir air mata yang tiba-tiba mengembang, lalu doa-doa yang terucap ditumpahkan untuk dirimu..

Jangan salahkan aku, ketika moment itu membuat air matamu ikut mengembang, hatimu tergetar oleh rasa bahagia yang aneh dan belum pernah ada sebelumnya..

Lalu engkau melangkah pergi dengan hati yang puassss tak tertandingi...

Mengalahkan rasa puas usai disapa kasir cantik di supermarket yang baunya wangi..


IT'S ALL ABOUT THEM


 Ben Waites adalah seorang penyanyi pria yang ikut berlomba pada ajang America's Got Talent 2022. Ia memperkenalkan dirinya sebagai pelatih vokal. Seorang juri terpancing untuk bertanya padanya apakah murid-muridnya mengetahui ia akan ikut audisi tersebut? Ben menjawab tidak.


Lantas ia menjelaskan alasannya yang sangat inspirasional, "In that time with them, it's all about them!"

Apabila diartikan secara bebas mungkin maksudnya begini, "Ketika saya sedang melatih mereka, itu artinya semua pembicaraan saya adalah tentang mereka. Bukan tentang saya."

Siapa sangka nasihat terbaik tentang ilmu komunikasi justru keluar dari seorang penyanyi! Memang betul, jika kita ingin disukai orang lain maka rahasianya adalah ciptakan rasa tertarik kita tentang mereka. Hal ini membuat mereka merasa dihargai, daripada kita sibuk membicarakan diri sendiri.

Kelihatannya sepele, namun sering diabaikan oleh kita terutama para pelaku pemasaran. Coba ingat-ingat saat kita memperkenalkan produk kepada lawan bicara. Apa yang kita katakan? 

"Produk ini bagus karena bahannya terbaik. Komposisinya sudah diseleksi oleh ahli. Kekuatannya juga kokoh dan dilengkapi dengan berbagai kelebihan lainnya!"

Jangan heran kalau penawaran kita ditolak secara halus. Karena dia tidak tertarik mendengarnya. Ingatlah prinsip di atas, _its all about them._ Cobalah mengangkat tema pembicaraan yang membahas tentang dia, bukan tentang kita. Niscaya dia akan menaruh perhatian dengan percakapan kita.

"Siapa tahu Anda bisa terbantu dengan produk ini, karena waktu Anda bersama keluarga pasti sangat berharga. Lagipula kesehatan Anda juga penting, jangan biarkan hal-hal kecil membebani pikiran Anda."

Kurang lebih seperti inilah salah satu rahasia yang sering diungkapkan para ahli komunikasi untuk membesarkan hati lawan bicara. Bukan hanya yang bergerak di bidang pemasaran, namun siapapun perlu menguasainya. 

Saya pun tertarik dengan seni komunikasi seperti ini, karena ternyata Al-Quran sudah mengajarkannya sejak dahulu. Perhatikan ketika Allah ingin memberi sebuah mukjizat kepada Nabi Musa. Sesungguhnya mudah bagi Allah menurunkan benda-benda ajaib dari langit, seperti turunnya hidangan kepada Nabi Isa dan murid-muridnya.

Namun mukjizat itu ternyata dipilih dari sesuatu yang dipegang oleh Nabi Musa sendiri. Bukankah hal ini termasuk cara menghargai Nabi Musa? Maka jadilah percakapan Allah membahas tentang sesuatu yang ada pada diri Nabi Musa sendiri sebagaimana disebutkan pada surat Thaha ayat 17.

وَمَا تِلْكَ بِيَمِينِكَ يَٰمُوسَىٰ

_(Allah berfirman), "Apakah itu yang di tangan kananmu, hai Musa?"_

Dari sini kita mengerti bahwa berbicara itu juga ada ilmunya. Al-Quran secara tersirat menyampaikan poin-poin tentang seni berkomunikasi yang disukai lawan bicara kita.

Jumat, 18 November 2022

SAAT MALAS MELANDA PENGHAFAL QUR'AN

Sahabatku yang Bisa Hafal Quran (BHQ) cintai karena Allah, menghafal Al Qur’an itu adalah aktifitas yang sangat mulia. tidak semua diberikan keinginan untuk menghafal, yang sudah punya keinginan untuk menghafal juga tidak semua bisa merealisasikannya, alasan waktu, kesibukan, dan alasan-alasan lainya. 

Yang sudah menghafal juga tidak sedikit yang berhenti ditengah jalan, tidak jarang penghafal merasa bahwa menghafal al Qur’an itu susah dan akhirnya berhenti menghafal. 

Yang punya keinginan, masih menghafal tapi merasakan kendala yang jika ini terus dibiarkan berkembang biak maka bisa jadi nasibnya sama seperti penghafal yang lain, yaitu yang menghafalnya hanya kenangan saja, dimasa tua akan bercerita ; “anakku, bapak/ibu pernah menghafal Qur’an di pesantren tahfidz A, lembaga tahfidz B, dll.

Ada juga yang punya keinginan kuat, yang sekarang masih menghafal, tapi memiliki kendala yang semua bisa mengalaminya yaitu malas. Malas ini penyakit serius.

Seperti yang tadi disebutkan penyakit malas ini jika dibiarkan maka akan merambat ke penyakit-penyakit lainnya. Malas cepat sekali menularnya. Maka hati hati dengan malas.

Namun kita juga tidak boleh menyalahkan malas, setiap kita pasti memiliki rasa malas, hanya kadarnya yang mungkin berbeda. 

Dalam artikel sebelumnya dijelaskan, kekuatan niat akan mempengaruhi kekuatan keberhasilan dalam mengahafal Al Qur’an. Jadi jangan menyesali rasa malas. Yang pertama ikhlaskan dulu, terimakan rasa malas yang ada. jangan dilawan.

Dengan keikhlasan ini membuktikan bahwa kita ini adalah makhluq yang lemah. Sekuat-kuatnya manusia pasti ada lemahnya, sepintar-pintarnya orang pasti ada salahnya. Se semangat-semangatnya manusia pasti ada malasnya juga.

Dengan penerimaan ini akan memunculkan keyakinan bahwa Allah lah yang maha kuat, Allah Dzat Yang Maha Sempurna. Dan ini bagian dari bentuk penghambaan manusia.

Setelah ikhlas, selanjutnya perbanyaklah beristighfar memohon ampunan kepada Allah. Bisa jadi rasa malas ini muncul karena kesalahan/dosa yang kita lakukan. Terus perbanyak istighfarnya, semakin banyak semakin baik, sampai muncul lagi semangat, sampai rasa malas itu hilang.

Lalu jangan lupa kenali sebab kenapa malas. Bisa karena jenuh, bosan dan lain sebagainya. Maka buat suasana baru dalam menghafal, buat waktu baru, motivasi baru. 

Seseorang berbeda waktu mudah menghafalnya, ada yang mudah menghafal sebelum shubuh setelah tahajud, ada yang mudahnya setelah shubuh, setelah dhuha, setelah asar, maghrib, atau waktu-waktu lainnya.

Selanjutnya berusaha terus meniggalkan perbuatan dosa dan maksiat, karena inilah sumber utama seseorang susah dalam menghafal. 

Sebagaimana dalam syair imam syafi’i saat mengeluhkan lemahnya hafalan kepada gurunya waki’ yang artinya :

Saya mengadu kepada waki’ tentang jeleknya hafalanku

Maka beliau menunjukkan kepadaku untuk meninggalkan perbuatan maksiat

Dan ketahuilah bahwa ilmu itu cahaya

Dan cahaya Allah tidak diberikan kepada orang-orang yang berbuat maksiat

Langkah selanjutnya selalu meminta pertolongan kepada Allah, agar dimudahkan dan bisa istiqomah dalam menghafal yang kemudian bisa mengamalkan apa yang telah dihafal.

Sahabatku, menghafal al Qur’an itu mudah. 

Jangan pernah berfikir bahwa menghafal Al Qur’an itu susah, Allah sesuai dengan prasangka hambanya. Selalulah berfikir positif, terus berjalan, walau seayat demi seayat, menjadi sehalaman demi sehalaman, menjadi satu juz, dua juz, sampai 30 juz. 

Karna bilangan ayat, lembar, halaman, juz Al Qur’an tidak akan berkurang maupun bertambah. Hanya tinggal menunggu waktu, entah itu satu tahun, 2 tahun, 3 tahun dan seterusnya, anda pasti selesai menghafal 30 juz Al Qur’an.

Demikian motivasi qurani ini dibuat dengan harapan. 

Siapapun yang saat ini mengalami rasa malas dalam menghafal Al Qur’an, semoga Allah menghilangkan dan memunculkan lagi semangat dalam menghafal, sebagaimana seperti saat awal-awal dulu semangat menghafal.

 

Allah


 Bagaimana perasaanmu jika diberitahu bahwa Allah sangat menyayangimu, bahkan Dia lebih menyangimu lebih dari ibumu sendiri?

Bukankah hal ini bisa melapangkan dadamu dan membahagiakan hatimu?

Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda, “Sungguh Allah lebih sayang kepada hamba-hamba-Nya daripada ibu ini kepada anaknya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Allah menyayangi kita, lebih daripada ibu kita sendiri.

Kita bermaksiat dalam keadaan tidak malu kepada Allah, Allah terus menyembunyikan aib-aib kita

Kita sering melupakan Allah dalam hidup kita, Allah tidak pernah sedetik pun melupakan kita.

Adakah yang meminta kepada Allah, dan tidak Dia dengarkan?

Adakah yang mengetuk pintu Allah, dan tidak Dia bukakan?

Adakah yang meminta pertolongan, dan tidak Dia tolong?

Adakah yang memohon kelapangan hati, dan tidak Dia bahagiakan?

Dialah yang merawat, bahkan saat kita terlelap.

Dialah yang menjaga, sejak fajar sampai akhir malam.

Dialah yang terus memberi nikmat sehat, meski kita jarang mensyukurinya.

Dialah yang menurunkan rezeki, meski kita kerap melakukan maksiat.

Dialah yang menghadirkan cinta dalam hidup kita, meski kita tak menyadarinya.

Siapakah yang lebih mengetahui diri kita selain Allah?

Siapakah yang lebih pemurah selain Allah?

Siapakah yang lebih penyayang selain Allah?

Siapakah yang lebih pengampun selain Allah?

Siapakah yang lebih menginginkan kebaikan untuk diri kita selain Allah?

Tidak ada. Hanya Allah.

Ya Allah … segala puji hanya untuk-Mu.

Imam Asy-Syafi’i berkata,

"Burung bertasbih kepada-Nya, sementara binatang liar mengagungkan-Nya

Ombak membesarkan-Nya, dan hiu bermunajat kepada-Nya

Semut di bawah karang yang bisu mensucikan-Nya

Sementara lebah mengucapkan tahmid di sarangnya

Sementara manusia bermaksiat kepada-Nya, tapi Dia menutupi (aib) mereka

Dan hamba lupa, namun Allah tak pernah melupakannya.”


TENTUKAN SENDIRI LANGKAHMU

 


Saat masih kost di Bandung, beberapa teman satu kost saya memiliki motor. Namun bisa dibilang saya jarang meminjam motor mereka, karena saya termasuk penghuni kost yang juga membawa motor sendiri.

Suatu hari karena alasan tertentu, akhirnya saya meminjam motor teman kost juga. Itulah pertama kali merasakan motor dia. Rasanya? Bagus sekali. Seperti membawa sebuah motor baru!

Saya cukup kaget, bagaimana motor lama seperti itu masih punya tarikan gas yang prima. Berbeda sekali dengan punya saya. Sampai saya tanyakan kepada sang teman apakah rahasianya motor masih terawat sebaik ini. Jawabannya, perawatan yang telaten, dan gunakan oli yang berkualitas jangan asal murah saja.

Saya pikir rahasianya ada beberapa fisik mesin yang diganti, ternyata tidak ada. Semuanya masih _sparepart_ yang sama, hanya asupan oli yang tepat memberi pengaruh yang besar terhadap fisik mesinnya.

Saya bersyukur punya kenangan demikian. Karena memudahkan saya untuk memahami penjelasan dari guru kami perihal hubungannya ruh, nafsu, dan jasad manusia. Sesungguhnya awalnya manusia hanya jasad yang Allah ciptakan dari tanah.

Pada usia kandungan empat bulan, jasad yang mati ini diberikan ruh sehingga hidup. Setelah jasad hidup, yang tadinya tidak punya keinginan kini menjadi banyak inginnya. Itulah awal munculnya nafsu. Mari kita menyimak surat Al-Jatsiyah ayat 23.

اَفَرَءَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ اِلٰهَهٗ هَوٰىهُ وَاَضَلَّهُ اللّٰهُ عَلٰى عِلْمٍ وَّخَتَمَ

_"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat dengan sepengetahuan-Nya."_

Guru kami lantas melanjutkan, bahwa ruh maupun nafsu sama-sama bisa mempengaruhi kekuatan jasad kita secara fisik. Apabila ruh itu kuat, maka jasad akan kuat untuk ibadah kepada Allah. Maka kita harus selalu berusaha menguatkan ruh dengan cara banyak membaca Al-Quran, interaksi dengan orang salih, bangun malam, dan lain sebagainya.

Pernahkah kita melihat orang yang sedang sakit, tapi ketika datang waktu shalat tahajud ia bisa memaksakan dirinya untuk mengerjakan shalat. Padahal jasadnya sedang tidak baik-baik saja, namun karena ruhnya kuat maka fisiknya mendapatkan pengaruh dan timbul kekuatan juga dalam ibadah.

Contoh lainnya adalah orang tua kami yang berbadan gemuk. Sepintas beliau tak ada bedanya seperti orang-orang lain yang kelebihan berat badan. Bergeraknya susah, cepat lelah, dan tidak bisa gesit seperti orang-orang dengan badan ideal. Namun apabila waktu Dhuha datang, beliau bisa menghabiskan 12 rakaat setiap harinya dengan gerakan shalat yang sempurna.

Dari mana datangnya kekuatan fisik yang prima seperti itu dalam urusan ibadah? Dari kekuatan ruhnya. Maka jangan heran, bila ruh kita lemah baru shalat sunnah dua rakaat saja sudah keletihan! Sudah saya ceritakan di awal, asupan oli yang berkualitas mempengaruhi fisik motor secara nyata.

Sebaliknya, jika nafsu yang kuat maka akan mempengaruhi fisik pula. Tapi dalam hal kekuatannya ketika bermaksiat. _Naudzubillah._ Contohnya gampang saja, berapa banyak orang yang kuat berkumpul dengan teman-temannya untuk bermaksiat semalam suntuk?

Dari mana datangnya kekuatan fisik yang prima seperti itu dalam urusan maksiat? Dari kekuatan nafsunya. Nafsu itu menjadi kuat dengan banyaknya dosa yang dilakukan. Hal ini disebut langsung oleh Allah dalam lanjutan ayat di atas, bahwa mereka yang nafsunya kuat maka telinganya, hatinya, matanya, ikut terpengaruh dan memiliki kekuatan yang kokoh untuk menolak kebenaran.

 وَّخَتَمَ عَلٰى سَمْعِهٖ وَقَلْبِهٖ وَجَعَلَ عَلٰى بَصَرِهٖ غِشٰوَةًۗ فَمَنْ يَّهْدِيْهِ مِنْۢ بَعْدِ اللّٰهِ ۗ اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ

_"Dan Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya. Maka siapa yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah (membiarkannya sesat?) Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?”_

Jadi berhati-hatilah dalam setiap aktivitas yang kita lakukan. Renungkan dahulu, apakah aktivitas tersebut menguatkan ruh atau menguatkan nafsu? Masing-masing ada efeknya sendiri terhadap tubuh kita.

Kamis, 17 November 2022

10 Nasihat Penting Untuk Para Pengguna sosial media


 1. Nasihat Pertama : 

Ikhlash

Jadikanlah media ini sebagai sarana untuk meraih ridha Allah Ta'ala, bukan untuk mendapatkan pujian dari manusia, ajang ujub, takabbur, maksiat, dan lain sebagainya.

2. Nasihat Kedua : 

Tabayyun

Periksalah terlebih dahulu kebenaran informasi yang ingin Anda sampaikan, jangan tergesa-gesa, karena berhati-hati dalam menyampaikan informasi merupakan akhlak mulia seorang mukmin.

3. Nasihat Ketiga : 

Jangan Berdusta

Ketika Anda hendak mengirim artikel, video, dll, dengan niat agar saudaramu terhibur dengannya itu hal yang sangat baik, namun tinggalkanlah jika hal tersebut harus dibangun di atas kedustaan. 

4. Nasihat Keempat : Timbang  Maslahat dan Mafsadahnya

Jika yang ingin Anda sampaikan ada sisi baik dan ada sisi buruknya, sebaiknya tidak dulu disebarkan, karena mencegah sisi buruk lebih didahulukan dari mendapatkan sisi baiknya.

5. Nasihat Kelima : 

Gunakan Bahasa Yang Baik

Wahai saudaraku, bahasa yang baik itu gratis, gak perlu beli, mengapa kita masih merasa berat menggunakannya ??!

6. Nasihat Keenam : 

Hindari Perkara Yang Tidak Ada Manfaatnya

Ini merupakan tanda baiknya keislaman seseorang.

7. Nasihat Ketujuh : 

Aturlah Waktu Yang Baik Dalam Memberikan Nasihat

Ingatlah teladan kita adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau sangat memperhatikan masalah ini.

8. Nasihat Kedelapan : Jangan Lalai

Jangan sampai media ini membuat Anda lalai dari dzikir kepada Allah, membaca Al-Qur'an, shalat berjama'ah, dan amalan ta'at lainnya.

9. Nasihat Kesembilan : Luruskanlah Kekeliruan Saudaramu Dengan Cara Yang Bijak

10. Nasihat kesepuluh : Amalkanlah

Marilah kita berupaya mengamalkan nasihat yang kita kirim kepada orang lain, karena pandai mengolah kata tanpa disertai amal menjadi salah satu sebab datangnya murka Allah Ta'ala.


Wallahu a'lam, semoga bermanfaat.


Rabu, 16 November 2022

Masih ingatkah dengan kisa Nabi Sulaiman


 Seorang Nabi dan Raja yang sangat hebat dan menakjubkan

Allah memberinya kerajaan yang tidak diberikan kepada siapapun sesudahnya

Ia memahami bahasa binatang

Bangsa jin tunduk bahkan menjadi bala tentaranya

Angin juga Allah tundukkan buatnya

Dan berbagai nikmat yang lainnya yang tak dapat dihitung lagi

Ketika ia mendengar ratu semut berbicara kepada rakyatnya, sebagaimana Allah ceritakan di dalam surah An Naml ayat 18, beliau tersenyum mendengarkan ucapannya dan langsung ingat kepada Allah sang Pencipta Yang Maha Kuasa, Yang telah memberinya nikmat tersebut seraya berdoa yang artinya

“Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.”

(فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِنْ قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ)

[Surat An-Naml 19]

Nikmat Allah begitu Besar dan tanpa pertolonganNya tidak mungkin ia dapat mensyukurinya.

Nabi sulaimana tidak lupa daratan dengan kehebatannya, Ia sama sekali tidak congkak dan sombong, bahkan ia merendahkan dirinya depan Allah.

Dan ketika ia meminta agar singgasana ratu balqis dihadirkan ke istananya, sebelum matanya berkedip, singgasana itu telah hadir

Dari jarak yang sangat jauh, Ribuan kilometer antara Yaman Yerusallem

Dia sadar, bahwa yang terjadi adalah karunia Allah

Dan nikmat itu adalah bentuk ujian dariNya

Tidak seperti sebagian yang memandang ujian hanya yang bentuknya musibah

Maka Nabi Sulaiman langsung berkata

هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ ]

“Ini termasuk karunia Rabbku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya) (An Naml 40).

Maka bila kau memperoleh nikmat, kesuksesan atau apa saja, sehingga kau merasa hebat

Ketahuilah bahwa dirimu sedang dalam ujian

Berapa banyak yang tidak lulus ketika diuji dengan kenikmatan dunia

Karena dunia membuatmu jauh dan lupa dari Sang Pemberi. 

 

Semoga bermanfaat

Mengalah


 Bahwa salah satu sifat orang yang baik, calon ahli surga dan yg amalannya diterima oleh Allah adalah orang yang ngalahah,suka mengalah,gampang dan longgar. 

Tidak suka membalas kejelekan orang lain dan mampu menahan sakit hati.

Sebaliknya, sifat orang yang tidak disukai oleh Allah adalah orang yang ambisius, merasa paling benar berdasarkan hawa nafsunya, memanjakan dorongan hasadnya, melakukan hal-hal tanpa banyak pertimbangan syariat sehingga menyebabkan dia menjadi nekad, dan suka menyalahkan orang lain atas nasib buruk yang menimpanya.

Saat Allah mensyariatkan pernikahan silang antar saudara kembar pada anak anak Nabi Adam, Qabil menikah dengan saudara Habil dan Habil menikah dengan saudara Qabil, Qabil tidak terima. Dia merasa lebih berhak atas saudari kandungnya yang lebih cantik dibanding saudari Habil.

Mengetahui hal itu, Nabi Adam menyuruh dua anak lelakinya untuk berkurban. Siapa yang kurbannya diterima oleh Allah maka dia berhak menikah dengan saudari Qabil yg cantik.

Habil yang bertakwa memberikan kambing terbaiknya karena dia adalah seorang peternak. Bukan agar memenangkan taruhan utk menikah dg wanita tercantik. Tetapi memang karena jiwanya yg bersih dan bertakwa sehingga ia ingin memberi yg terbaik utk Allaah. Sedangkan Qabil, yang bekerja sebagai petani, memberikan buah-buahan yang kurang baik.

Diterimalah kurban Habil karena memang Allah hanya menerima yang baik-baik. Qabil, yang ambisius, marah dan ingin membunuh Habil. Dia lupa daratan. Lupa bahwa yang menyuruh untuk menikah dengan pernikahan silang itu Allah. Bukan atas keinginan Habil. Nafsu menguasai. Pikirannya diikat dengan kalimat "pokoknya harus aku. Pokoknya aku yang benar". 

Bagaimanakah sikap Habil?

Dia tidak melawan meski mampu. Dia bersabar dan berharap pahala. Dia tidak masalah harus mati di tangan saudara sendiri. 

Dia tidak mau membalas sebab membalas hanya akan menjadikan dia dan Qabil sama jahatnya. Qabil adalah seorang muslim. Bila Habil melawan dan dia menang berarti dia membunuh seorang muslim terlebih Qabil adalah saudara kandungnya sendiri. Makanya, dia tidak membalas.

Suka mengalah bukan berarti mudah kalah. Diam bukan berarti lemah. Bukan berarti bila dizhalimi tidak usah membela diri. Antara membela diri dengan dihiasi ambisi dan membela diri dengan dihiasi tawakkal itu beda. Bisa dirasakan bahkan oleh lawan.

Semoga kita dimudahkan oleh Allah utk menjadi pribadi yg seperti Habil. Aamiin


Wallaahu a'lam bi showwab.

5 Hal Yang Akan Mengayakanmu Di Masa Depan


 Alhamdulillah..

Ternyata kebahagiaan dunia itu salah satunya adalah mengetahui ada begitu banyak orang yang menyayangi kita.

Lalu itu menjadi wasilah mengalirnya doa-doa baik yang tulus untuk kita. Rasanya..?? Masyaallah.

Benar dulu kata guru saya,

Berjuanglah untuk membuat dirimu disayangi banyak orang. Karena itu adalah Rezekimu yang sebenarnya di masa depan.

Orang bisa bangkrut atau kehilangan uang..

Bisa jatuh karena kehilangan bisnis.

Namun selama ada banyak orang yang menyayanginya, ia akan selalu bisa cepat bangkit dan bertumbuh kembali.

Karena salah satu rahasia kebangkitan tercepat adalah dengan hadirnya banyak orang di sekitar kita yang masih percaya dan selalu mendukung kita.. bahkan di saat kita sedang dalam kondisi terburuk.

Jangan fokus kepada satu dua orang yang benci sampai lupa ada begitu banyak orang yang menyayangi.

Dan untuk bisa disayangi banyak orang.. 

Lakukan 5 hal ini :

1. Jadilah pribadi yang santun dan menyenangkan.

Sebab orang lain tak suka dengan pribadi sombong.. karena orang sombong pun nggak suka sama orang sombong.

2. Jujur dan amanah.

Ini adalah mata uang yang paling berlaku di semua belahan dunia. Semakin kamu jujur dan amanah, maka nilaimu akan selalu tinggi dimana saja.

3. Selalu tebarkan manfaat.

Jangan ada yang keluar dari lisanmu, pikiranmu, tanganmu, hartamu.. kecuali itu bertujuan untuk memberi manfaat kepada orang lain. Ini hukum tabur-tuai.

Terbiasa berbagi manfaat, kelak akan mendapatkan banyak kemudahan.

4. Jangan pernah mengeluh di hadapan publik. Sebab orang tak akan pernah memberikan simpatinya kepada mereka yang suka mengeluh.

Justru simpati akan selalu datang kepada mereka yang punya alasan mengeluh, namun ia menjalani hidupnya dengan tegar dan penuh optimisme.

5. Berusahalah sekecil apapun untuk selalu berpikir meringankan kesulitan orang lain.

Tidak harus dengan harta. Dengan apapun yang kamu punya.

Karena dunia ini akan selalu menyayangi dan menjaga mereka yang peduli kepada orang lain.


Selamat mencoba..

Selasa, 15 November 2022

PENYEMBUH

 


"Telah datang (Quran sebagai) mau'izhah dari Rabb kalian, penyembuh bagi apa yang ada dalam dada, hidayah & rahmat bagi mukminin." {QS10:57}

"..Dan Quran itu menjadi penyembuh bagi apa yang ada dalam dada.."; bagaimana sombong tak sembuh jika mesra melafal kalam Sang Maha Gagah.

"..Dan Quran itu menjadi penyembuh bagi apa yang ada dalam dada.."; bagaimana riya' tak sembuh, jika berhadapan langsung Sang Maha Luhur.

"..Dan Quran itu menjadi penyembuh bagi apa yang ada dalam dada.."; bagaimana dengki tak sembuh, jika berbincang dengan Sang Maha Pemurah.

"..Dan Quran itu menjadi penyembuh bagi apa yang ada dalam dada.."; bagaimana kecewa tak sembuh, jika disimak Sang Maha Lembut & Mengerti.

"..Dan Quran itu menjadi penyembuh bagi apa yang ada dalam dada.."; bagaimana duka tak sembuh, jika menghayati firman Sang Maha Penyayang.

"..Dan Quran itu menjadi penyembuh bagi apa yang ada dalam dada.."; bagaimana ketamakan tak sembuh, jika berpinta pada Dzat Yang Maha Kaya.

"..Dan Quran itu menjadi penyembuh bagi apa yang ada dalam dada.."; bagaimana keraguan tak sembuh, jika bergaul dengan Dzat Yang Maha Benar.

"..Dan Quran itu menjadi penyembuh bagi apa yang ada dalam dada.."; bagaimana galau tak sembuh, jika menyeksamai ucapan Sang Maha Bijaksana.

"..Dan Quran itu jadi penyembuh bagi apa yang ada dalam dada.."; bagaimana syahwat liar tak sembuh, jika merenungi kata-kata Penyedia Surga.

"..Dan Quran itu menjadi penyembuh bagi apa yang ada dalam dada.."; maka hati gersang & jiwa haus diteduhkan oleh keakraban Yang Maha Suci.


Dosa dan Maksiat


 AKU tahu bahwa ilmu itu takkan pernah menyatu dengan maksiat, tapi tetap saja aku tak bosan-bosan melakukannya. Itulah mengapa kebodohan tetap membersamaiku

Aku tahu dosa itu candu, tapi aku masih meyakinkan diriku, bahwa ini dosa yang terakhir, tak ada lagi dosa setelahnya, aku sadar itu mantranya syaitan, tapi aku terus tertipu.

Aku paham perkara melalaikan itu menjauhkanku dari hal yang harusnya aku capai. Tapi hal-hal yang remeh itu sangat-sangat menyenangkanku, sementara prestasi menjauhiku.

Meski banyak dosaku, aku enggan beristighfar. Meski meluber kesalahanku, aku tak henti membuat yang baru. Terus-menerus tinggalkan tanggung jawab padahal akan dihisab.

Entah bagaimana hidup ini bila Allah adil kepadaku. Bila satu kebaikan dibalas satu, satu dosa dibalas satu. Maka takkan punya kesempatan aku berdiri di hadapan Ar-Rahmaan.

Tak ada yang membuatku berharap kecuali ampunan Tuhanku. Tapi aku malu meminta ampunan-Nya setelah apa yang aku lakukan pada-Nya, mengabaikan dan meremehkan-Nya.

Bertambah-tambahlah rasa malu itu, tatkala aku menemukan Tuhanku menanti diriku senantiasa, kapanpun aku siap, kapanpun aku mau, sebetapapun aku jauh melangkah.

Kalimat itu menghancurkanku. “Bila hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang aku”. “Aku dekat”. Sedekat itu hingga Tuhanku langsung berbicara padaku.

Kini aku bertanya pada hatiku. Sampai kapan engkau ingin begini? Sampai kapan engkau terus mengabaikan Tuhan yang tak henti-hentinya mencintai dan menyayangimu? 

Apa makna usia bagi cinta?

 


Bagaimana jika seorang pemuda gagah yang diambil putra oleh lelaki mulia, menikahi pengasuh ayah angkatnya? Aneh memang, sungguh wanita itu seangkatan neneknya. Apa yang menyebabkan dia merundukkan hati dan kemudaan untuk menjadikannya pasangan jiwa?

Tapi dalam hidup; mungkin memang ada yang lebih tinggi dari cinta. 

Mungkin itu yang ditemukan si pemuda dalam sabda ayah angkatnya, "Siapa yang ingin menikahi wanita ahli surga", ujar Sang Nabi suatu hari, "Nikahilah Umm Aiman."

Maka Zaid pun maju, tanpa ragu.

Dulu saat Sang Nabi ditinggal wafat Bundanya, Ummu Aiman yang menggendongnya dari Abwa' ke Makkah. Kelak dia imani risalah bocah asuhannya itu. Sementara Zaid ibn Haritsah adalah sahaya Khadijah yang dihadiahkan pada Rasulillah; jadilah dia pemuda utama di barisan cahaya.

Kita takjubi nikah bersenjang umur ini; juga karena dari pernikahan mereka akan lahir Usamah ibn Zaid. Kelak dia menjadi panglima agung di usia 18 tahun, yang Abu Bakr dan 'Umar menjadi prajuritnya. Zaid ibn Haritsah menikahi Umm Aiman yang nyaris seusia neneknya, semata karena Allah dan RasulNya. Gairahnya adalah surga. Cintanya adalah cahaya.

Maka pada setiap betikan niat yang menggerakkan untuk menikahi seseorang; tanyakan pada hati kita, apa yang paling menyalakan minat. Seperti nasehat Imam Asy Syafi'i bagi yang bingung atas banyak pilihan ketika semua tampak baik; "Ambil yang paling menyelisihi hawa nafsumu!"

Mari belajar juga pada seorang wanita; namanya Nailah binti Al Farafishah Al Kalbiyah, yang menikah atas upaya Tamadhar, istri 'Abdurrahman ibn 'Auf. Mempelai pria; 'Utsman ibn 'Affan belum pernah melihatnya hingga akad terucap; sebab percaya sempurna pada 'Abdurrahman dan istrinya.

Begitu berjumpa, 'Utsman terkejut dan bersegera menyatakan, "Aku membebaskanmu dari ikatan ini jika kau tak ridha atas keadaanku!"

"Apa maksudmu duhai Dzun Nurain?", tukas Nailah, "Demi Allah aku tak ingin sedikitpun membatalkan ikatan pernikahan yang suci ini!"

"Tapi pastinya kau takkan menyukai ketuaanku", sahut 'Utsman.

"Justru aku ini suka suami yang lebih tua", jawab Nailah tersipu.

'Utsman lalu membuka surbannya, memperlihatkan geripis kebotakan di rambutnya. "Bukan hanya tua, diriku telah jauh menjadi tua bangka."

Nailah mendekat dan mencium kening 'Utsman. "Masa mudamu sudah kauhabiskan di sisi Rasulillah, duhai lelaki yang dua kali berhijrah. Betapa berharga bagiku jika Allah mengaruniakan kesempatan mendampingi sisa usia muliamu, hingga kelak menghadapNya, insya Allah."

Usia Nailah menjelang 18 tahun ketika itu, dan 'Utsman yang pemalu mendekati 80 tahun. Nanti Allah akan karuniakan tiga putra pada mereka.

Inilah lelaki pemalu yang menjaga kesucian diri; yang mandinya menutup semua pintu-jendela, di bilik tersembunyi berselubung tabir. Lelaki ini, Malaikatpun malu padanya; tunduk pandangnya, panjang qiyamullailnya, syahdu tilawahnya, luas dermanya, jernih batinnya. 

Ada sahabat muda yang tak sengaja menatap wajah jelita lalu berjumpa 'Utsman tanpa cerita. 'Utsman dengan firasat tajamnya berkata, "Bertaubatlah, sungguh di matamu kulihat ada bekas zina."

Nailah mendampingi lelaki hebat ini hingga wafatnya di tangan orang-orang zhalim. Dua jemarinya putus kala memerisai tubuh 'Utsman. 

Kelak Amirul Mukminin Mu'awiyah melamarnya. Teguh Nailah menjawab, "Tak ada yang mampu menggantikan kedudukan 'Utsman di hatiku."

Pada Zaid, pada Nailah; kita belajar tentang cinta yang tak tersekat umur dan wujud. Cinta itu berhulu dan bermuara di keabadian surga.


Senin, 14 November 2022

APAPUN KATA YANG KITA KELUARKAN, PUNYA KESEMPATAN UNTUK DILIHAT DAN DITIRU ORANG LAIN


 Sayyid Abbas Al-Maliki adalah ulama ternama di Mekkah pada masanya. Beliau guru sekaligus khatib di Masjidil Haram, serta mufti Mazhab Maliki. Beliau wafat tahun 1353 H dan mata rantai keilmuannya dilanjutkan oleh anak keturunannya hingga hari ini.

Suatu waktu beliau pergi ke Mesir mengunjungi alim yang terkenal yaitu Syeh Ali Al-Qathi di dusun Qathiah. Setelah kedua orang salih ini berbincang-bincang menumpahkan rasa rindu, Syeh Ali berkata,

"Wahai Sayyid, tolong doakan penduduk kampung kami ini."

"Memangnya ada apa wahai Syeh?" Tanya beliau.

"Penduduk kampung ini sering bermusuhan dan tidak bertegur sapa." Syeh Ali menjelaskan kerisauannya.

"Boleh jadi karena nama kampung ini Qathiah. Bagaimana kalau engkau mengganti namanya menjadi Muthiah?"

Saran beliau rupanya disambut baik. Qathiah dalam bahasa Arab artinya putus. Sedangkan Muthiah berarti patuh. Syeh Ali mengerti bahwa "putus" memiliki kesan yang negatif. Bisa berarti putus silaturahmi, putus rezeki, putus karunia, dan sebagainya.

Sebaliknya kata "patuh" mengandung nilai positif. Karena menyebut patuh saja langsung pikiran kita membayangkan patuh pada perintah Allah.

Singkat cerita kampung itu lambat laun hidup dalam kerukunan dan ketenangan. Syeh Ali pun kemudian dikenal sebagai Syeh Ali Al-Muthi.

Kisah sederhana ini mengajarkan kepada kita tentang pentingnya berkata positif. Bukankah dahulu kota tempat hijrah Rasulullah bernama Yastrib yang artinya "menghardik"? Tetapi Allah menyebutnya sebagai Madinah sesuai firman-Nya dalam surat At-Taubah ayat 120.

مَا كَانَ لِأَهْلِ ٱلْمَدِينَةِ وَمَنْ حَوْلَهُم مِّنَ ٱلْأَعْرَابِ أَن يَتَخَلَّفُوا۟ عَن رَّسُولِ ٱللَّهِ وَلَا يَرْغَبُوا۟ بِأَنفُسِهِمْ عَن نَّفْسِهِ

_"Tidaklah patut bagi penduduk Madinah dan orang-orang Badwi yang berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah (berperang) dan tidak patut (pula) bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada mencintai diri Rasul."_

Dengan demikian jelaslah bahwa membiasakan diri untuk berkata positif bersumber dari Al-Quran. Maka kita harus melatih kebiasaan ini dari sekarang. Apalagi di era digital seperti ini, ketika semua orang merasa bebas untuk melayangkan komentar negatif di media sosial. 

Jari jemari mereka seolah semakin ringan dan tanpa beban mengetik kata-kata kebencian karena mereka meniru dari komentar-komentar yang sebelumnya. Entah bagaimana seorang muslim mudah sekali mengabaikan teladan dari Al-Quran dan berganti mengikuti contoh dari para _haters_ yang tidak mereka kenal sama sekali.

Mari kita ledakkan kebiasaan untuk berkata positif di media sosial. Mulai dari satu orang diikuti seribu orang, kelak seribu diikuti oleh sejuta orang. Maka di masa mendatang, berapa banyak orang-orang yang tidak lagi berujar negatif karena tidak ada lagi yang menjadi contoh untuk mereka tiru.

Mana milik kita.

 


Pada suatu hari ketika Aisyah r.a menghidangkan makanan kesukaan Rasulullah Sholallahu 'Alaihi Wasallam yaitu paha domba.

Rasulullah Sholallahu 'Alaihi Wasallam bertanya:

”Wahai Aisyah, apakah sudah engkau berikan kepada Abu Hurairah tetangga kita ?

Aisyah r.a menjawab:

“Sudah ya Rasulullah.”

Kemudian Rasulullah Sholallahu 'Alaihi Wasallam bertanya lagi:

”Bagaimana dengan Ummu Ayman?”

Aisyah r.a kembali menjawab:

“Sudah ya Rasulullah.”

Kemudian Rasulullah  Sholallahu 'Alaihi Wasallam bertanya lagi tentang tetangga- tetangganya yang lain, apakah sudah di beri masakan tersebut, sampai Aisyah r.a merasa penat menjawab pertanyaan-pertanyaan Rasulullah Sholallahu 'Alaihi Wasallam .

‘Aisyah r.a kemudian menjawab:

“Sudah habis ku berikan, Ya Rasulullah … yang tinggal hanya apa yang ada di depan kita saat ini …”

Rasulullah Sholallahu 'Alaihi Wasallam tersenyum dan dengan lembut menjawab:

*"Engkau salah Aisyah, yang habis adalah apa yang kita makan ini dan yang kekal adalah apa yang kita sedekahkan.”* (HR. At-Tirmidzi)

Rasulullah Sholallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

*"Kelak di hari akhirat manusia akan berkata, ‘Inilah harta bendaku! Padahal tidak ada harta benda yang di perolehnya di dunia kecuali tiga hal:*

*Apa yang ia makan akan keluar dari tubuhnya menjadi kotoran.*

*Apa yang ia pakai akan menjadi rusak.*

*Dan Apa yang di sedekahkan akan menjadi kebaikan yang kekal baginya.”* (HR. Muslim)

Tidak ada yang tau kelak kita akan masuk Surga atau Neraka.


 Kata guru saya, surga atau neraka itu hak mutlakNya Allah. Jangan mudah memberikan penilaian terhadap orang lain. Si ini buruk, si ini baik. 

Ingat, kisah pelacur yang masuk Surga gara gara menolong anjing kan? 

Apakah selama hidup pelacur itu buruk? Iyaaaa tentu saja buruk. Dari kacamata kita. Tapi kita tidak tau apakah setiap malam dia menangisi dosa dosanya atau tidak. 

So, don’t judge people from the cover. 

Sedangkan kita terlalu pede mengatakan diri kita lebih baik. Hanya gara gara penampilan kita lebih baik dan lebih syar’i. Tapi kita lupa menghijabi mulut kita. 

Dalam islam, jika kamu tidak bisa berkata baik, maka lebih baik diam. Pilihannya cuma 2 itu, berkata baik baik atau diam agar selamat. 

Ingat, iblis diusir dari surga bukan dia gag taat sama Allah. Iblis adalah makhluk yang sangat taat sama Allah. Tapi dia merasa lebih baik dari Adam. 

Jangan sampai karena merasa lebih baik, habis semua pahala yang kita punya. Dan ujung2 nya kita akan jadi orang merugi di dunia dan di akherat. Na’udzubillah.... 

Kalau kita mudah memberikan penilaian bahwa yang berhijab syar’i itu pasti lebih baik. Jangan ya. Hanya gara gara pakaian saja, kita merasa jadi lebih baik. Padahal belum tentu diri kita ini baik. 

Coba berfikirlah bahwa banyak muslim di dunia ini yang tidak berhijab syar’i. Temen2 saya dari mancanegara mereka hanya menutupi rambut cuma dengan scraft. Apakah kelak mereka semua akan masuk neraka??

Surga neraka itu hak mutlakNya Allah. Allah ridho gag sama diri kita? 

Ingat kisah seorang mujahid, seorang alim, dan seorang dermawan, ketiganya masuk neraka. 

Hadis dari Abu Hurairah yang diriwayatkan Imam Muslim, An-Nasa'i, Imam Ahmad dan Baihaqy ini meriwayatkan, ada seorang mujahid, seorang alim, dan seorang dermawan. Bukan surga yang diperoleh, justru neraka yang didapat ketiganya. 

Kenapa?

Karena ternyata mereka baik hanya di mata manusia, ketiganya merupakan seorang yang taat beribadah dan diyakini orang orang bahwa merekalah yang akan menjadi penduduk surga. 

Namun hanya Allah yang mengetahui segala isi hati hamba-Nya. Dan ketiganya Allah tetapkan masuk neraka.

Astagfirulloh.... Astagfirulloh 

So, jangan mudah memberikan penilaian terhadap orang lain. Yang kita anggap buruk, belum tentu buruk di mata Allah. 

Kita gag mungkin masuk surga, karena dosa kita terlalu banyak. Yang membuat kita masuk surga karena belas kasih Allah sama kita. 

No judge people hanya gara gara pakaiannya yang tidak syar’i. No, No ya

Berkata baik baik, berbuat baik baik, berdoa yang baik baik. Jangan bosan jadi orang baik. InshaAllah Allah akan memberikan kita tempat terbaik 

Minggu, 13 November 2022

SIAPA DIA MENUNJUKKAN SIAPA KITA


 

Suatu hari saya bersama beberapa teman saya lainnya pergi silaturahmi ke rumah ustadzah. 

Saat kami sampai dirumahnya saat itu saya fokus memandangi foto-foto di ruang tamu bersama ustadzah.

Bagaimana dengan teman saya? Tentu berbeda lagi. Suatu hari ia bilang bahwa gamis ustadzah adalah terbuat dari tenun mahal kualitas tinggi.

 Ia memang bekerja di pasar pakaian. Jadi wajar, penilaiannya tertuju pada apa yang dikenakan ustadzah. 

Bahkan teman yang satu berbeda lagi dengan teman yang lain. Ia sempat-sempatnya memperhatikan cincin yang melingkari jari ustadzah. 

Menurutnya, itu pasti dari jenis permata! Teman yang satu ini memang hobi dengan perhiasan. Hehehe

Dari sini saja kita sudah mendapat contoh, bahwa seseorang akan mendapat penilaian yang berbeda tergantung kepada siapa yang menilainya.

 Penilaian kita, mencerminkan diri kita sendiri. Karena muslim bagaikan cermin bagi muslim lainnya. 

Orang baik akan mendapati orang lain yang baik-baiknya saja. Sebaliknya orang yang tidak baik pun fokusnya akan selalu tertuju pada keburukan orang lain.

"When you judge another, you do not define them, you define yourself."

(Ketika engkau menilai seseorang, sebenarnya engkau bukan sedang menunjukkan siapa dia, melainkan justru siapa dirimu)

Oleh karena itu, teruslah berprasangka baik kepada semua orang, sampai kita lupa bagaimana caranya berburuk sangka.


PENJAHAT


 Seorang laki-laki muda dengan tubuh yang kuat, lemah karena lapar, duduk di atas trotoar jalan dan menjulurkan tangannya kepada mereka yang lewat, mengemis dan mengulang lagu sedih dari kekalahan hidupnya, sementara menderita lapar dan rasa malu.

Ketika malam datang, bibir dan lidahnya pecah-pecah, sementara tangannya masih kosong seperti juga perutnya.

Ia bangkit dan keluar dari kota, kemudian duduk di bawah sebatang pohon dan menangis. Lalu ia menengadah untuk menatap langit, sementara rasa lapar menggerogoti tubuhnya, dan ia berkata, “Oh Tuhan, aku pergi ke seorang lelaki kaya dan meminta pekerjaan namun ia memalingkan muka karena kegembelanku; aku mengetuk sebuah pintu sekolah, namun dilarang masuk karena aku tidak punya apa-apa; aku mencari pekerjaan yang akan memberiku roti, tapi semuanya tidak berhasil. Dalam keputusasaan aku mengemis, namun mereka melihatku dan berkata, “Ia kuat dan malas, dan seharusnya ia tidak mengemis.”

“Oh, Tuhan, inikah kehendak-Mu saat ibuku melahirkanku, dan kini dunia telah menawarkanku kembali pada-Mu sebelum akhir.”

Ekspresi wajahnya lalu berubah. Ia bangkit dan matanya kini bersinar penuh kepastian. Ia mengambil tongkot berat dari ranting pohon, dan menunjuk ke arah kota, berteriak, “Aku minta roti dengan seluruh kekuatan suaraku dan ditolak. Kini aku akan mendapatkannya dengan kekuatan ototku! Aku minta roti atas nama berkah dan cinta, namun manusia tidak memedulikannya. Aku akan mengambilnya atas nama kejahatan!”

Tahun-tahun berlalu dan si pemuda itu menjadi perampok, pembunuh, dan penghancur jiwa; ia menginjak semua orang yang melawannya; ia mendapat harta yang berlimpah yang ia menangkan atas kekuatannya. Ia dikagumi oleh teman-temannya, diirikan oleh pencuri-pencuri lain, dan ditakuti oleh masyarakat.

Kekayaan dan kesalahannya membuatnya diangkat sebagai wakil Emir di kota itu –proses yang menyedihkan yang dilakukan oleh gubernur yang tidak bijaksana. Pencurian lalu dilegalisasikan; menginjak yang lemah menjadi hal biasa; kejahatan dilakukan dan dipuja.

Sentuhan pertama keegoisan manusia telah membuat penjahat dari yang sederhana, dan pembunuh dari putra kedamaian; ketamakan manusia telah tumbuh dan menyerang manusia dengan berlipat ganda!


Perang Mu'tah Bag 3


 *Dampak peperangan

Walau tidak berhasil meraih kemenangan, namun keberhasilan pasukan muslim lolos dari pembantaian musuh yg jumlahnya 70x lebih banyak, dengan kekuatan militer nomor 1 di dunia, membuat bangsa arab berdecak kagum. Bagi Madinah, keberhasilan ini menebalkan keyakinan mereka, bahwa Allah selalu menolong mereka, dan bahwa Muhammad saw adalah benar seorang nabi. Bagi bangsa Arab di luar Madinah, yg sebelumnya memusuhi Islam, berbalik simpati. Beberapa bani arab pun berbondong2 menemui nabi menyatakan masuk Islam. Pamor islam dan Madinah pun serta merta mencuat di kalangan bangsa Arab. 

Demikianlah sepotong sejarah dlm kehidupan nabi. Momen saat pasukan muslim berhasil menang impas melawan kekuatan superpower dunia. Sesuatu yg mustahil, sesuatu yg tidak mungkin, sesuatu yg irasional. Namun terjadi juga, semata2 krn pertolongan Allah, dan keikhlasan perjuangan kaum muslimin.

Perang Mu'tah adalah perang pertama, dari peperangan-peperangan berikutnya antara Madinah vs Romawi. Di masa Umar bin Khattab kelak, pasukan muslim berhasil menaklukkan Yerussalem dari kekuasaan Romawi, dilanjutkan kemudian menaklukkan Damaskus, tempat awal bertahtanya Romawi Byzantium. 

Damaskus, kota kuno yg pernah dikuasai Nebukadnezar dari Babilonia, lalu Raja Cyrus dari Persia, lalu Raja Alexander Agung dari Macedonia. Dan sejak itu sampai 1000 tahun berikutnya, Damaskus berada di bawah kekuasaan Barat, sampai Umar bin Khattab berhasil membebaskan Damaskus pada 635 M. Atau 6tahun pasca perang Mu'tah.