Sobat , nggak usah heran kenapa hari gini muncul aliran-aliran nyeleneh plus nabi-nabi palsu. Ada dua sebabnya; pertama, banyak orang yang awam terhadap agamanya sendiri (baca: Islam). Tapi, meski awam alias kurang ngerti, mereka berani menakwilkan ajaran Islam termasuk menakwilkan al-Quran. Hasilnya? Ngaco kuadrat! Karenanya, Nabi saw. mengingatkan kita semua tentang bahayanya kebodohan: “Umatku rusak oleh dua golongan manusia; orang alim yang keji dan orang bodoh yang suka beribadah.”
So, kalau kita ngerasa awam—dan emang lebih baik kita ngerasa begitu—seharusnya kita bertanya pada orang yang lebih tahu, pada ustad, pada ulama, banyakin juga baca buku-buku agama. Tujuannya agar kita nggak salah dalam memahami agama. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): “Janganlah kamu ikuti segala sesuatu yang kamu tidak punya pengetahuan tentangnya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati masing-masing ada pertanggungjawabannya.” (QS al-Isra [17]: 36)
Jadi, dengan banyaknya aliran sesat bin aneh, bukannya kita malah takut ngaji, justru kudu banyak ngaji biar semakin paham kebenaran. Tapi, tentu ngajinya yang benar. Ngaji yang benar gimana? Pahami Islam sebagai akidah dan syariat, cari kelompok pengajian yang sesuai dengan kebenaran Islam.
Selain itu, emang bisa jadi lahirnya kelompok-kelompok nyeleneh itu adalah niatan untuk menghancurkan agama Islam. Ini terbukti dari kasus nabi-nabi palsu sebelumnya, termasuk aliran Mirza Ghulam Ahmad. Mereka muncul untuk merusak Islam dan kaum muslimin. Mereka juga bisa jadi adalah orang-orang bayaran kaum kuffar untuk bikin umat Islam semakin kacau.
Tapi Bro en Sis, bermunculannya ajaran-ajaran itu adalah buah dari demokrasi. Yup, demokrasi itu kan sangat mengagung-agungkan kebebasan, termasuk kebebasan beragama (freedom for religion/hurriyatul aqidah). Menurut paham demokrasi dan hak asasi manusia, setiap orang bebas beragama, menjalankan agama, tidak beragama dan bikin agama sendiri. Halah!
Di negara demokrasi macam Amrik banyak lahir ajaran agama selain Kristen. Sebut aja ada Klu Klux Klan, ada sektenya Charles Manson yang ngetop di tahun 60-an karena melakukan pembunuhan terhadap sejumlah wanita termasuk seorang aktris terkenal, ada juga sekte Temple’s People yang dipimpin pendeta Jim Jones, ada nabi yang bernama David Koresh yang kemudian melakukan baku tembak dengan polisi federal AS (FBI), dan terakhir adalah sekte Gerbang Surga yang melakukan aksi bunuh diri massal di tahun 1997.
Semua agama-agama baru itu ada dengan restu demokrasi dan HAM. Sah aja kok warga negara bikin agama sendiri. Nah, di Indonesia juga dimungkinkan adanya yang seperti itu. Bahkan ketika aliran-aliran sesat itu dihujat, ada segelintir orang yang membela mereka mati-matian. Alasannya, berbeda itu kan hak asasi.
Itu sebabnya nggak usah heran, selama demokrasi dan HAM masih dipuja-puja, maka di masa mendatang akan terus berdatangan nabi-nabi palsu. Malah kedatangan mereka akan dilindungi atas nama hak asasi manusia. Jadi, kalo nabi palsu dihujat karena membawa kesesatan, harusnya demokrasi dan HAM juga dihujat. Itu pun kalau umat Islam ingin selamat dunia wa akhirat.
So, penting banget deh umat Islam kembali pada Islam, menegakkan al-Quran dan as-Sunnah, dan membuang aliran-aliran yang bukan datang dariNya. Cukup deh percaya pada Allah dan RasulNya, jangan pada yang laen!