Seorang ustadz, kyai ataupun penasihat, mereka hanyalah seorang 'tour guide' saja.
Artinya, mereka hanya sebagai pemandu, penyampai dan penunjuk jalan.
Apabila seseorang sudah diberikan panduan sesuai Al Qur'an dan sunah, tapi dalam praktek kesehariannya ilmu yg didapat tersebut tidak diterapkan, maka yang patut disalahkan adalah si penerima ilmu atau orang yang sudah dengan jelas diberitahu. Tidak sepatutnya semua kesalahan dilemparkan kepada pemandu dan berharap sepenuhnya karena mereka hanyalah manusia biasa.
Selama yang disampaikannya mengikuti Al Qur'an dan Sunah, dan selama mengikuti firman2 Allah dan hadist yang shahih, sebaiknya kita lakukan dan kerjakan.
Sekali lagi, ucapan mereka hanyalah berbentuk panduan yang tugasnya hanya menyampaikan saja.
Yang merubah semua masalah kehidupan kita bukanlah mereka, tapi Allah.
Karena sudah banyak orang2 yang keliru dalam pola pikirnya (mindsetnya), bahwa selama ini yang sudah banyak menyelesaikan berbagai masalah adalah mereka (ustadz, guru dll). Padahal sejatinya hanyalah Allah saja.
Apabila terlalu banyak berharap kepada manusia, dipastikan bakalan kecewa. Karena untuk bertemu dan berkonsultasi dengan mereka waktunya pastilah sangat terbatas. Tidak bisa setiap saat. Tapi sebaliknya dengan Allah, yang kapan pun kita bisa berbicara, berkonsultasi, meminta solusi dari persoalan kehidupan.
اَلعَبْدُ هُوَالعَبْدُ وَالرَّ بُّ هُوَالرَّ بُّ
"Al'abdu huwal'abdu, wa raabu huwarrabbu"
Sekali hamba tetap hamba, sekali Allah tetap Allah
Siapapun mereka, apapun jabatan mereka, bagaimanapun kedudukan mereka, mereka tetaplah 'abdullah (hamba Allah).
3 Jenis kesalahan tauhid yang fatal :
1. Ketika seorang hamba menjadikan hamba yang lainnya sebagai Tuhan.
'abdu-'abdu-rabbu (syirik)
Contoh :
"Kak, bantulah saya, karena tidak ada yang bisa membantu saya kecuali kakak"
"Pak, kita ke dokter yang disana aja, karena cuma dokter itu yang bisa menyembuhkan"
Berikutnya,
Level Satu Setengah adalah manusia yang sok2an jadi Tuhan.
Orang yang berharap segala sesuatunya harus sesuai dengan yang diinginkannya. Hubungannya dengan Tuhan hanya sekedar hubungan bisnis. Dampak yang akan diterima adalah rasa kecewa & dikecewakan.
2. Dan yang terakhir pada zaman Fir'aun, dia adalah seorang 'abdu tapi mengaku rabb, yang hampir tidak pernah kita temui di jaman sekarang.
'abdu - rabbu
Ciri-ciri hamba yang sadar bahwa dirinya hanyalah seorang hamba adalah selalu mengucapkan :
- Hasbunallah wa ni'mal wakil ni' mal maula wa ni'mal nashir
(Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung, dan sebaik-baik penolong kami)
- Laa hawla walaa quwwata illa billahil aliyyil adziim
(Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah)
- Hasbi Rabbi jalallah
(Cukuplah Tuhan bagi ku Allah Maha Agung)
Selalu melibatkan Allah.
- Alhamdulillah atas ijin Allah
QS. AR RAD : 11
"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia."
Makhluk yang paling banyak diciptakan oleh Allah adalah malaikat.
Apabila kita hitung dengan jumlah 100, perbandingannya 1 : 9 : 90
Urutannya :
- Manusia = 1
- Jin = 9
- Malaikat = 90
Para malaikat akan selalu menjaga kita atas ijin Allah.
"Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri."
Yang bisa mengundang pertolongan Allah hanya kita sendiri. Artinya, kita harus berubah dulu, kemudian pertolongan Allah akan datang.
"Apabila Allah menghendaki suatu keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia."
Konotasi yang bisa kita tangkap dari kalimat "suatu kaum" adalah orang banyak. Jika dengan jumlah banyak saja Allah bisa menghendaki suatu keburukan, bagaimana dengan 1 orang saja? Mudah sekali bagi Allah untuk melakukannya.
Ayat ini adalah kode, karena Allah ingin menunjukkan bahwasanya Allah itu Maha Segala-galanya.
QS. AL ANFAL : 53
"Yang demikian (siksaan) itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkanNya kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".
MUHASABAH
Disaat hati dan keadaan mengundang caci dan maki, berhentilah berharap kepada manusia.
Selama bukan Allah yang berbuat demikian, jangan pernah berhenti untuk menunjukkan ketaqwaan kita kepada Allah
Tetaplah bergantung hanya kepada Allah, yang mampu menolong kita dalam keadaan sempit maupun lapang.
Pada dasarnya, manusia itu semakin tinggi ilmu dan kedudukan yang diperolehnya, semakin berat ujian dan dugaan yang diberikan oleh Allah bagi menguji kekuatan imannya.
Kaya dan miskin, dipuji dan dihina adalah ketetapan dari Allah yang harus disikapi dengan bijak, menurut kacamata Islam.
Keduanya tak lebih dari ujian, mana yang mulia atau mana yang hina tergantung bagaimana masing-masing di antara kita menyikapi ujian tersebut.
Barakallahufiikum
Semoga bermanfaat