Suatu hari Umar bin Khattab Ra datang ke rumah Rasulullah Saw. Saat itu beliau sedang terbaring diatas tikar kasar yang terbuat dari pelepah kurma, dengan berbantalkan kulit kasar yang berisi serabut ijuk kurma.
Melihat keadaan Rasulullah Saw yang seperti itu, Umar pun menangis. Kemudian Nabi Saw bertanya, "Mengapa engkau menangis?". Umar menjawab, "Bagaimana aku tidak menangis. Tikar ini membekas pada tubuhmu, engkau adalah Rasulullah, utusan Allah. Kekayaanmu hanya seperti ini, sedangkan Kisra dan raja-raja lainnya hidup bergelimang kemewahan."
Lalu beliau pun menjawab, "Apakah engkau tidak rela jika kemewahan itu untuk mereka di dunia dan untuk kita di akhirat nanti?" (HR. Bukhari no.3843 dan Muslim no.1479)
Rasulullah Saw mendorong para sahabatnya untuk bersifat Zuhud, dan lebih condong kepada akhirat.
Suatu ketika Beliau Saw melaksanakan haji dengan mengendarai pelana dan memakai baju yang harganya tidak sampai empat dirham. (HR. Ibnu Majah no.2890 dari Anak bin Malik Ra)
Namun itu bukan berarti Beliau Saw menyuruh pada umatnya untuk hidup miskin dan serba kekurangan, hal itu beda sama sekali dengan Zuhud. Rasulullah Saw adalah seorang Nabi dan Rasul, ia juga seorang kepala negara (raja/presiden), juga seorang komandan perang dan beliau pula yang memegang kunci Baitul mal (menteri keuangan). Bagian beliau dalam hal harta rampasan perang sangat banyak.
Jadi amat mudah bagi Nabi jika hanya ingin sekedar memperkaya diri seperti raja-raja lainnya. Namun beliau Saw ingin mengajarkan kepada umatnya untuk tidak menjadikan dunia sebagai prioritas utama, karena akhirat adalah sebaik-baik tempat kembali bagi orang mukmin.
Semisal saat beliau Saw mendapatkan rampasan perang yang menjadi haknya berupa kambing yang memenuhi antara dua bukit, jumlahnya banyak sekali, sampai sulit untuk dihitung. Namun beliau berikan secara cuma-cuma kepada orang yang memintanya.
Dari Anas bin Malik Ra, berkata, "Pernah datang seseorang kepada Rasulullah Saw dan meminta kepada beliau. Maka beliau memberinya kambing yang berada diantara dua bukit. Maka setelah orang itu kembali kepada kaumnya ia mengajak kaumnya dan berkata, 'Wahai kaumku, masuk islamlah kalian, karena Muhammad memberi seperti orang yang sama sekali tidak takut miskin." (HR. Muslim no.3312)
Jabir bin Abdullah Ra pun berkata, "Rasulullah Saw tidak pernah ketika diminta sesuatu, kemudian beliau menjawab, "Tidak'." (HR. Bukhari no.6 dan Muslim no.2308)
Benarlah Umar bin Khattab dengan dengan doanya, "Ya Allah, jadikanlah dunia ini dalam genggaman tanganku, bukan dihatiku." Karena Umar bin Khattab adalah hasil didikan langsung sang Nabi dalam kesederhanaan. Wallahu alam...