Dua pintu orang kembali kepada Allah. Pintu yang paling banyak 99,99% adalah melalui pintu masalah. Kenapa Allah memberikan masalah? Agar kita kembali kepada Allah. Masalah itu adalah alat pukul yang paling ampuh. Sebenarnya ketika Allah memberikan masalah, Allah sedang meruntuhkan egonya. Orang yang berada di atas pasti sulit dinasihati, yang enak adalah ketika ia jatuh.
Pintu lain kembali ke Allah adalah melalui pintu syukur dan ini yang 0,01%. Sangat sedikit. Qaliilan maa tasykurun. Amat sangat sedikit di antara kalian yang bersyukur.
قَالَ فَبِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ لَاَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيْمَۙ ثُمَّ لَاٰتِيَنَّهُمْ مِّنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ اَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَاۤىِٕلِهِمْۗ وَلَا تَجِدُ اَكْثَرَهُمْ شٰكِرِيْنَ
(Iblis) menjawab, “Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus, kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.” (QS. Al-A’raf 7: 16-17)
Iblis akan menghalangi kita dari suatu kebaikan bukan dengan dibatalkan, tapi dengan ditunda-tunda. Iblis menghalangi kita dari berbuat baik dengan cara menunda, merasa tidak enak, dsb. Iblis kepung, datangi dari depan belakang, kanan kiri. Itu yang berbentuk iblis, belum yang berbentuk manusia.
Dulu orang-orang masih berdebat shalat Subuh, apakah menggunakan qunut atau tidak qunut. Sekarang tidak sudah ada lagi perdebatan, kenapa? Karena tidak lagi shalat Subuh! Tidak ada lagi pembicaraan tentang shalat Subuh. Niat untuk bangun ketika subuh, hidupkan alarm, niat sebelum tidur tidak masuk dalam agenda harian.
Hebatnya, dia bisa melihat notifikasi WA tapi tidak bisa melihat waktu shalat. Installah aplikasi jam shalat, letakkan di tampilan pertama, lihat sesering mungkin sebagaimana antum melihat notifikasi WA. Di iOs ada yang namanya “sala times”, gambarnya orang yang sedang sujud. Di aplikasi Qara’a juga ada, karena aplikasinya termasuk superapps. Ada kiblatnya, bacaan shalat, adzan yang ada suara bang Rizal Armada, lokasi masjid terdekat, dsb. Teman-teman semua, masukkanlah shalat dalam agenda kita. Kalau mau jalan-jalan dengan istri, jadikan bahan diskusi. Ini sebentar lagi shalat, mau jalan dulu atau shalat dulu.
Saya mau menggarisbawahi di kalimat terakhir.
وَلَا تَجِدُ اَكْثَرَهُمْ شٰكِرِيْنَ
“Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.”
Ternyata tujuan iblis adalah untuk membuat manusia agar tidak bersyukur, sehingga sebagian besar itu kufur.
Dalam QS 14: 7, kalau kita bersyukur maka kenikmatan akan ditambah. Kalau tidak bersyukur, harusnya dikurangi. Tapi di ayat ini, ternyata tidak bersyukur (kufur) itu diazab dengan azab yang berat.
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS Ibrahim, 14: 7)
Kenapa diazab oleh Allah? Agar kembali. Hanya saja, yang kembali melalui pintu syukur itu sangat sedikit. Melihat uang receh tidak dipedulikan, makan tidak habis, mental meminta, menunggu momentum. Yang paling mudah untuk melihat tanda-tanda orang yang tidak bersyukur adalah mengeluh dan berkeluh kesah.
Saya kadang-kadang ada juga bisikan untuk mengeluh. Tapi ingat lagi bahwa yang di bawah masih banyak. Sakit kaki, ingat bahwa ada yang stroke dan harus ada di kursi roda. Ketika di perjalanan, saya mendengar ada bayi yang terus menangis, bukan kenapa orang tuanya tidak bisa mendiamkan, tapi saya merasakan bagaimana paniknya ibunya yang sendirian di perjalanan tanpa suami. Sehingga ada sudut pandang yang lain yang menyebabkan kita lebih mengerti kondisi orang lain.
Orang tua yang diberikan anak berkebutuhan khusus, sering menangis, masih ngompol, dsb adalah orang tua yang hebat. Kalau kita yang diberikan cobaan seperti itu, mungkin tidak akan mampu. Makanya kita harus membesarkan hati. Banyak juga ibu-ibu hebat yang sudah bertahun-tahun belum memiliki anak, harus menghadapi omongan tetangga dan keluarga. Berpikirlah berulang-ulang sebelum menjelekkan orang lain, karena mungkin saja kejadian itu akan terjadi padamu. Bukan besok lusa, tapi entah 10 - 15 tahun lagi.
Iblis sangat mengetahui bagaimana cara menyesatkan seseorang dari jalan yang nyata. Iblis membuat manusia mengeluh dulu, dia lupa bahwa banyak kenikmatan yang diterimanya di atas kebanyakan orang. Dia masih memiliki mulut. Pak Kasman ketika melamar di sini menggunakan bahasa isyarat saja, tidak menggunakan proposal. Interviewnya langsung. Nah antum bisa bicara. Tanya ke orang yang pernah stroke, bagaimana sulitnya berbicara tergagap-gagap.
Biasanya setelah ini, slide ini akan “hidup” (terjadi). Antum akan menemukan banyaknya keluhan-keluhan bahkan mungkin dari mulut kita sendiri. Korban 717 (QS 7: 17). Antum masih bisa makan enak, tidur masih pakai AC, pencet tombol untuk hidupkan semuanya. Menulis menggunakan pulpen, ada tab. Sahabat di zaman dahulu harus menulis. Imam Syafi’i menulis kajian Imam Malik di tangan dengan air liurnya, tidak mungkin ada bekasnya. Imam Malik bertanya, “Saya lihat engkau dari tadi menulis berbeda daripada yang lain, apa yang engkau dapatkan dari apa yang saya sampaikan?” Dijelaskan semua oleh beliau, tidak ada satu huruf pun yang lepas.
Ini sudahlah ikut SMK bertahun-tahun, tapi tidak mendapatkan apa-apa. Karena mungkin merasa lebih cerdas daripada Imam Syafi’i, tidak perlu menulis. Jiping, ngaji kuping. Tidak berdampak bos! Tapi gapapa, daripada tidur setelah Subuh. Datang ke kajian SMK ini saja sudah perjuangan. Datang saja sudah disyukuri. Tapi apakah mau antum dipandang dengan spesifikasi yang rendah? Yang datang saja sudah syukur. Tidak ada ekspektasi saya antum bisa menguasai materi.
Pintu masuk Iblis bukan dengan membuat kita kafir, tapi membuat kita mengeluh. Lihat istri, apakah sudah menutup aurat? Lihat anak, apakah lahirnya normal? Apakah anak-anakmu terbaring di rumah sakit? Apakah engkau menjadi wasilah pekerjaan banyak orang? Apakah pusingmu untuk memikirkan hajat hidup orang banyak? Apakah lelahmu dalam rangka mengajak orang kembali kepada Allah? Apakah lewat wasilah berpanas-panas dan bercapek-capek ini untuk mengajak orang memuliakan, melayani dan membahagiakan sahabat yatim dan penghafal Qur’an? Apakah engkau jalan ini dalam rangka mengajar anak-anak agar mengenal Allah dan rasulNya? Apakah engkau menyedot karpet agar orang bisa beribadah dengan baik, benar, enak, dingin dan nyaman? Kalau yang engkau lakukan ini menjadi kemaslahatan banyak orang, apa alasanmu untuk mengeluh sedangkan banyak orang tidak diizinkan oleh Allah untuk beramal sholeh.
Kalau konten yang dibuat, tulisan yang ditulis untuk mengajak orang kembali kepada Allah, apa alasan kita untuk mengeluh sedangkan banyak orang tidak diizinkan oleh Allah untuk beramal sholeh. Tidak diizinkan oleh Allah ke masjid, dekat fisiknya, tapi tidak sampai hatinya. Ada harta tapi tidak terpikir untuk sedekah. Sehat badannya, tapi tidak bisa ke masjid. Subuh bisa bangun, tapi tidak ke masjid.
Keluarga masih belum baik. Ingat rumusnya! Hidayah bukan milik kita. Tugas kita adalah mengajak dan mendoakan, bukan mengubah. Jangan ngomong susah terus, ketemu dengan ustadz bilang susah terus, jadi doa.
Banyak orang yang tidak diizinkan oleh Allah tidak beramal sholeh. Tanya ke orang mati, apa yang ingin dilakukannya? Ia ingin kembali ke dunia untuk beramal sholeh. Hidup ini adalah mimpinya orang mati, tidak akan pernah terjadi. Antum yang di dunia ini kok buang-buang waktu! Bicarakanlah yang baik, atau diam. Tentu tidak mudah.
Saya juga sedang melatih di dalam diri saya. Apa yang saya dapatkan, berarti itulah yang Allah ingin kita dapatkan. Kita bisa marah-marah ketika pesanan kita tidak sesuai, tapi kembali lagi ke adab akhlak.
Rapikan setelah makan, tumpuk tengah. Itu akan menjadi dakwah. Tidak perlu berbicara banyak-banyak. Antum memuji masakan, bilang terima kasih kepada yang masak, kepada yang menyediakan, doakan agar berkah. Akhirnya mereka ingin mencari tahu siapa kita. Besarkan hatinya. Mungkin kita belum bisa memberikan uang, tapi kita bisa memberikan kebahagiaan di dalam hatinya.
Saya dari zaman susah, sampai hari ini masih tumpuk tengah. Setelah makan, bereskan. Ini menjadi mental. Lebaran kemarin bagaimana? Apakah sudah dipraktekkan? Kita memudahkan urusan orang lain, kalau kita memudahkan insyaAllah Allah akan memberikan kita juga kemudahan. Nanti pelayannya pasti bertanya-tanya, ini kok baik seperti ini. Dia akhirnya ingin mencari tahu kita darimana. Kalau kita mewakili entitas Islam, maka Islam itu akan naik dengan sendirinya.
Ketika hujan terus, ada orang yang berdoa minta panas, tapi ada juga yang ingin hujan. Kita harus maklum, kadang-kadang ada yang tidak ingin ikut doanya imam. Imamnya minta hujan, dia minta panas. Yang minta panas ternyata jual es tebu, ternyata pak imam jualan mantel dan payung.
اَمَّنْ يُّجِيْبُ الْمُضْطَرَّ اِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوْۤءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاۤءَ الْاَرْضِۗ ءَاِلٰهٌ مَّعَ اللّٰهِ ۗقَلِيْلًا مَّا تَذَكَّرُوْنَۗ
“Bukankah Dia (Allah) yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, dan menghilangkan kesusahan dan menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah (pemimpin) di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Sedikit sekali (nikmat Allah) yang kamu ingat.” (QS An-Naml 27: 62)
Sedikit yang bersyukur, sedikit juga yang mengingat Allah. Makanya banyak yang diazab. Kata Allah, bukankah Aku yang mengenankan doa ketika orang dalam kesulitan? Banyak orang yang sulit, tapi tidak mau berdoa. Betapa sombongnya! Adakah ada tuhan selain Allah? Tidak perlu dijawab, karena pasti tidak ada. Tangan masih sehat, mata masih bisa melihat, tapi yang dilihat hanyalah saldo di ATM yang sisa sedikit. Lihatlah ke bawah. Hati-hati dengan satu kata yaitu: MENGELUH! Semoga Allah berkahi dan lindungi kita semua.