.jpg)
Ketahuilah bahwasanya perkara yang sangat
dicintai oleh Allah adalah kebaikan dan perbaikan. Kebaikan adalah kebaikan
jiwa dengan wahyu yang menjadikan jiwa suci dan bersih. Adapun ishlaah
(perbaikan) adalah meluruskan kondisi yang menyimpang, baik kondisi individu
maupun kelompok atau memperbaiki hubungan yang rusak antara dua orang atau dua
kelompok sesuai dengan petunjuk syari’at yang lurus.
Dan ishlaah (mendamaikan) mendekatkan
antara hati-hati yang saling menjauh, menyatukan kembali pemikiran-pemikiran
yang saling menjauh, dan memberikan hak yang wajib kepada pemiliknya, yaitu
dengan usaha yagn dilakukan oleh orang-orang yang hendak mendamaikan dan sikap
mengharapkan pahala dari orang-orang yang baik, serta sikap bijak orang-orang
yang mengikuti jalan yang lurus.
Mendamaikan diantara sesama merupakan salah
satu pintu surga dan keselamatan dari fitnah umum dan fitnah khusus.
Mendatangkan kemaslahatan khusus dan umum, dan mencegah kemudhorotan yang
meluas kerusakannya dan tersebar keburukannya.
Mendamaikan diantara yang bersengketa
menutup pintu-pintu tempat masuknya syaitan untuk menggoda manusia.
Pemerhati sejarah para individu dan
umat-umat akan mendapati bahwa kerusakan menjadi semakin meluas dalam kehidupan
mereka disebabkan hilangnya “usaha mendamaikan diantara yang bersengketa”. Dan
ia juga akan mendapati bahwa keburukan dan fitnah terhilangkan disebabkan usaha
mendamaikan diantara yang bersengketa. Dan besarnya nyala api berasal dari
percikan bunga api.
Mendamaikan diantara yang bersengketa
merupakan salah satu dari tujuan agung dan pengajaran yang indah dan mulia
dalam Islam. Allah berfirman :
“Maka bertakwalah kepada Allah dan
perbaikilah perhubungan di antara sesamamu; dan taatlah kepada Allah dan
Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Anfaal: 1).
Diantara dalil akan keutamaan mendamaikan
sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Maukah aku kabarkan kepada kalian yang
lebih baik daripada derajat puasa, sholat, dan sedekah?”. Mereka berkata, “Tentu”.
Baiknya hubungan diantara sesama, karena rusaknya hubungan diantara sesama
mengikis habis (agama).” (HR. At-Tirmidzi no 2509, dan dishahihkan at-Tirmidzi)
dan terdapat tambahan.
“Rusaknya hubungan di antara sesama adalah
mengikis, dan tidaklah aku berkata mengikis habis rambut, akan tetapi mengikis
habis agama.”
Allah berfirman,
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan
bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh
(manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di
antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keredhoan
Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” (QS. An-Nisaa:
114).
Allah berfirman,
“Dan orang-orang yang berpegang teguh
dengan al-kitab serta mendirikan shalat, (akan diberi pahala) karena
sesungguhnya Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengadakan
perbaikan.” (QS. Al-A’raf: 170).
“Dan perbaikilah, dan janganlah kamu
mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan.” (QS. Al-A’raf: 142).
“Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu
rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka
Barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Al-A’raf: 35).
“Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu
melainkan untuk memberikan kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa
yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.” (QS. Al-An’am: 48).
Dan ishlah (mendamaikan) bisa dilakukan
diantara pasangan suami istri terhadap perselisihan mereka dengan sesuatu yang
menjamin hak masing-masing. Allah berfirman,
“Dan jika kamu khawatirkan ada
persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang pendamai dari keluarga
laki-laki dan seorang pendamai dari keluarga perempuan. Jika kedua orang
pendamai itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik
kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal.” (QS. An-Nisa: 35).
Allah juga berfirman,
“Dan jika seorang wanita khawatir akan
nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya
mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik
(bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Dan jika kamu
bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan
sikap tak acuh), maka sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (QS. An-Nisa: 128).
Dan mendamaikan di antara pasangan suami
istri menjaga keutuhan rumah tangga dari keretakan dan kehancuran, dan
dengannya lestarilah perhatian keluarga dan semakin kuat hubungan antara suami
istri, dan berkelanjutan hubungan yang baik, anak-anak mendapati persatuan
kedua orang tuanya pengayom mereka yang terpercaya, yang berkesinambungan dan
aman dari penyimpangan, mereka mendapati kelembutan orang tua dan pertumbuhan
yang baik.
Dan jika semakin parah perselisihan
diantara suami istri dan ditinggalkan jalan damai maka hancurlah rumah tangga,
terbengkalai anak-anak dan mereka terancam dengan kerusakan dan kegagalan dalam
kehidupan setelah perceraian, serta terputuslah hubungan kekerabatan, dan suami
istri mendapatkan kemudhorotan.
Dalam hadits ((Iblis berkata kepada
pasukannya, “Siapa diantara kalian yang hari ini telah menyesatkan seorang
muslim maka aku akan mendekatkan dia kepadaku dan akan aku pasangkan mahkota
baginya”. Maka datanglah salah satu dari mereka lalu berkata, “Aku terus
menggoda si fulan hingga ia durhaka kepada kedua orang tuanya”. Iblis berkata,
“Hampir lagi ia baik kembali kepada kedua orang tuanya”. Datang yang lain dan
berkata, “Aku terus menggoda si fulan hingga ia akhirnya mencuri”. Iblis
berkata, “Hampir lagi ia bertaubat”. Datang yang lain dan berkata, “Aku terus
menggoda si fulan hingga akhirnya ia berzina”. Iblis berkata, “Sebentar lagi ia
akan bertaubat”. Datang yang lain dan berkata, “Aku terus menggoda si fulan
hingga iapun menceraikan istrinya”. Iblis berkata, “Engkau, engkau (yang
hebat)”. Lalu Iblispun mendekatkannya kepada Iblis, lalu ia mengenakannya
mahkota”)) (HR. Muslim).
Dan mendamaikan bisa dilakukan diantara
kerabat yang bertikai hingga kembali baik hubungan silaturahmi dan lestari, dan
agar tidak terjadi putusnya silaturahmi diantara kerabat. Maka silaturahmi
adalah berkah dan kebaikan serta kemuliaan, dan merupakan sebab yang memasukkan
ke surga, sebab baiknya agama dan urusan dunia serte keberkahan usia. Dari
Aisyah –semoga Allah meridhoinya- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
“Ar-Rahim (kekerabatan) bergantung di
‘Arsy, ia berkata, “Barangsiapa yang menyambungku maka Allah akan menyambungnya
(dengan kebaikan), dan barangsiapa yang memutuskan aku maka Allah akan
memutuskannya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Dan dari Abu Hurairah –semoga Allah
meridhoinya- dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda
“Barangsiapa yang suka untuk dilapangkan
rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaknya ia menyambung tali
silaturahmi.” (HR. al-Bukhari).
Dan dari Amr bin Sahl –semoga Allah
meridhoinya- ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Menyambung silaturahmi adalah memperbanyak
harta, menambah kecintaan keluarga, dan memperpanjang umur.” (Hadits shahih
riwayat at-Thabrani).
Sebagaimana memutuskan silaturahmi adalah
keburukan, mendatangkan kesialan di dunia dan di akhirat.
Dari Jubair bin Muth’im dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Tidak akan masuk surga pemutus
silaturahmi.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Dan dari Abu Bakrah –semoga Allah
meridhoinya- dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya beliau
bersabda,
“Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk
disegerakan hukumannya atas pelakunya disertai hukuman yang disimpan untuknya
daripada berbuat zalim dan memutuskan silaturahmi.” (HR. Abu Daud dan
at-Tirmidzi dan ia berkata : Shahih).
Maka mendamaikan diantara kerabat yang
bersengketa merupakan kebaikan yang besar.
Mendamaikan juga bisa dilakukan diantara
tetangga demi menunaikan hak tetangga dan menjalankan kewajiban hak tersebut
yang telah diwajibkan oleh Allah.
Dari Asiyah –semoga Allah meridhoinya- dari
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda :
“Jibril terus mewasiatkan aku untuk berbuat
baik kepada tetangga, hingga aku menyangka bahwa Jibril akan memberikan hak
waris kepada tetangga.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Dan mendamaikan juga bisa antara dua orang
muslim yang bersengketa. Allah berfirman,
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya
bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu
itu. Dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (QS.
Al-Hujurat: 10).
Wahai saudaraku muslim, janganlah engkau
tinggalkan “usaha untuk mendamaikan”, jangan pula engkau meremehkan kebaikan
yang banyak ini. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mendamaikan
diantara para sahabatnya. Demikian para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam dan orang-orang setelah mereka yaitu para tabi’in, telah berusaha
menempuh jalan ini. Dan nukilan dari mereka tentang mendamaikan diantara yang
bersengketa sangatlah banyak. Dan dalam hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam beliau bersabda ((Wahai manusia, damaikanlah diantara kaum muslimin,
sesungguhnya Allah mendamaikan diantara kaum muslimin)).
Seorang muslim di zaman ini merasa sedih
karena begitu sedikitnya orang yang mendamaikan dan berpalingnya banyak orang
dengan menjauh dari usaha mendamaikan di masyarakat kaum muslimin.
Dan engkau –wahai seorang muslim-
diperintahkan untuk berniat yang baik dan berihtisab (mengharapkan pahala) dan
menempuh sebab-sebab, adapun setelahnya maka serahkan kepada Allah. (Yang
jelas) Allah telah menjamin pahala bagimu. Allah berfirman :
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh,
maka itu adalah untuk dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri. Kemudian kepada Tuhanmulah
kamu dikembalikan.” (QS. Al-Jatsiyah: 15).
Semoga Allah memberkahi aku dan kalian
dalam Al-Qur’an Al-‘Adziim…