Sabtu, 07 April 2018

KELEMAHAN adalah KEKUATAN Tersembunyi

Image result for kELEMAHAN

Kebanyakan dari kita menganggap bahwa "Lemah" itu aib....

Justru kelemahan adalah kekuatan seorang hamba untuk mengadu kepada Sang Maha Agung...

Di dalam Surat An-Nisa : 28

يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُخَفِّفَ عَنْكُمْ ۚ وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا

dikatakan bahwa Allah tidak akan membebani hamba2-Nya, justru Allah memberi banyak keringanan kepada hamba2-Nya , karena memang pada dasarnya Manusia itu di ciptakan sebagai mahluk yang lemah...

Sahabat fillah....
Allah menjadikan kita mahluk yang lemah , karena "Rasa Kangeun" Allah sama kita...

Di Alam Ruh sebelum kita di hadirkan Allah ke Alam Dunia, kita sudah bertemu dengan Allah , sudah bersaksi dan mengakui bahwa Allah adalah Rabb kita...

Maka Allah ingatkan kita atas pertemuan mulia itu, melaui ujian2 hidup...

Dengan ujian hidup itu , dan pada dasarnya manusia di ciptakan LEMAH , maka manusia akan bersandar pada yang lebih KUAT...

Ketidak berdayaan dan kelemahan itu mengingatkan manusia pada pertemuan mulia itu di alam Ruh, pada Sang Maha Kuat,yaitu Allah...

Dengan ujian yang menimpa dirinya, manusia akan datang dan mengadu kepada Allah dengan segala kelemahanya...

Dan Allah dengan "Rasa Kangen-Nya "akan menyambut penghambaan mahluk-Nya , di saat meraka datang dengan merangkak sekalipun dan menghadirkan segala Kekuatan-Nya dalam balutan Kasih-Nya...

Sebagaimana Syair Ketauhidan :

اذهب الى ربك بضعفك و يأتيك بقوة

"Temuilah Allah dengan segala kelemahanmu, Allah akan menyambutmu dengan segala kekuatan-Nya"

Sahabat fillah...

Allah gak suka pada hamba-Nya yang memperlihatkan kekuatanya dengan menyakiti dan mendzalimi saudara2nya....

Allah sudah menciptakan kita dalam kondisi lemah, agar kita kembali kepada Allah dengan totalitas kepasrahan....

Inilah hikmah dan makna yang terselip dari kepasrahan diri , TOTAL BERGANTUNG...

Ingin pembahasan lebih dalam bagaimana menghadirkan Allah dan Rezeki-Nya melalui Ikhtiar Usaha/Bisnis , sebagai Solusi berbagai masalah yang tengah kita hadapi ?...

Jumat, 06 April 2018

JANGAN PERNAH MENYEPELEKAN HAL KECIL




Suatu ketika, Bos Mercedes Benz, yakni Mr Benz menelpon seorang tukang ledeng yg direkomendasikan temannya utk memperbaiki kran air yg bocor di rumahnya. Temannya bilang, bhw tukang ledeng yg satu ini bisa diandalkan...

Ketika dihubungi ternyata sang tukang ledeng sdg banyak pekerjaan & baru bisa datang 2 hari lagi. Akhirnya Mr Benz setuju utk menunggu 2 hari...

Sehari berikutnya, sang tukang ledeng menghubungi Bos Mercy lagi, sekedar menyampaikan terima kasih krn bersedia menunggu 1 hari lagi (krn 2 hari baru dia akan datang). Sang Bospun terkesan atas pelayanan & cara berbicara sang tukang ledeng tsb.

Pada hari yg disepakati, sang tukang ledeng datang ke rumah tsb utk memperbaiki kran yg bocor...

Setelah diutak atik sana-sini, kranpun selesai diperbaiki & sang tukang ledengpun pulang stlh menerima pembayaran atas jasanya...

Sekitar 2 minggu stlh itu, sang tukang ledeng menghubungi Mr Benz lagi untuk sekedar menanyakan apakah kran yg diperbaiki sdh benar2 beres atau masih ada masalah?

Mr Benz berpikir orang ini luar biasa, walaupun cuma tukang ledeng tetapi begitu memperhatikan kepuasan pelanggan...

Bbrp bln kemudian Mr. Benz merekrut sang tukang ledeng utk bekerja di perusahaannya, tentu sang tukang ledeng kaget, apalagi sebelumnya ia tdk tahu orang yg dibantunya itu adalah Big Bos sebuah perusahaan otomotif terbesar di dunia...

Pertanyaanya, kira2 pekerjaan apa untuknya sekarang? Apakah tukang tsb akan diangkat menjadi pengawas saluran air perledengan di pabrik Mercedez ? Apakah keahlian dibidang pipa yg membuatnya direkrut...??

TIDAK...!!!

Bukan keahliannya sbg tukang pipa yg membuatnya mendpat posisi baru, tapi dedikasinya yg ingin selalu membuat pelanggannya puaslah yg membuatnya menjadi pegawai terhormat...

Tukang ledeng ini bernama :
Christopher L. Jr.
Ia direkrut utk mengurusi customer Mercedes Benz, dgn tujuan utama agar pemilik mobil Mercedez puas atas pelayanan perusahaan otomotif tsb...

Dgn pekerjaan barunya, sang tukang pipa kini hrs mengembangkan bakatnya dibidang kepuasan pelanggan. Sebuah bidang yg sebelumnya sama sekali tak terpikirkan sbg pekerjaaannya...

Sang tukang pipa tdk menyangka bhw keramahannya melayani pelanggan & keinginannya memuaskan pelanggan, ternyata merupakan keahlian yg sangat berharga & langka...

Karena keahlian itu bukan hanya menyangkut ilmu, tapi hati manusia...

Tak terpikir olehnya, sebuah sikap yg dianggap sekedar nilai tambah (value) bagi suatu pekerjaaan, ternyata mempunyai nilai besar...

Karirnya melesat hingga ia menjabat sebagai General Manager di Customer Servis & Public Relation di Mercedez Benz...!!
Suatu lompatan yg tinggi bagi seorang tukang pipa ledeng...

Oleh krn itu seriuslah thd setiap pekerjaan ataupun pelayanan. Lakukanlah dg sepenuh hati, lakukan dg berorientasi mutu, dgn dedikasi yg tinggi. Terlebih lagi kalau itu diniatkan ibadah.

Kita tidak pernah tahu, rezeki besar itu ada dimana, dan betapa seringnya Tuhan memberikan rejeki yg tdk diduga-duga jika kita bekerja dgn sungguh2 & dgn hati.

Maksimalkan potensi2 kecil yg kadang/mungkin diremehkan kebanyakan orang...

Semoga Bermanfaat

Kamis, 05 April 2018

RETAKAN



Saudaraku , hidup kita seperti dalam satu nahkoda , bersama mengaruhi kehidupan menuju tujuan yang sama kepada-Nya

Di saat berlabuh akan banyak goncangan , dan trumbu karang yang menghalangi lajunya kapal kita, hingga banyak meninggalkan goresan luka dan retakan2 kecil di lambung kapal..

Jika kita tidak bersama sama memperbaiki retakan tersebut , makan retakan itu akan makin membesar, membiarkan air masuk dan menenggelamkan kapal...

Memperbaiki retakan lambung kapal tidak hanya mengandalkan kru kapal saja , awak penumoang kapalpun harus ikut membantu...

Karena kerjasama itu, akhirnya kapal tidak jadi tenggelam dan sampai ke tujuan dengan selamat, lalu siapa yang di untungkan ....
Apakah pemilik kapal dan crew nya ?, tentunya tidak, semua yang ada di kapal itu termasuk awak penumpang kapal di untungkan dan terselamatkan...
itulah diri kita yang tidak bisa mengarungi hidup sendiri tanpa keluarga, sahabat2 kita, kita ini dalam satu WADAH KEBAIKAN, jaga wadah ini bersama , agar tidak tenggelam , tetap bersama mengarungi hidup , dan mengajak sebanyak banyaknya umat untuk membersamai "Perjalanan Cinta Pada-Nya "
Begitupun dengan BANGUNAN, semakin besar dan tinggi bangunan itu, ketika ada luka kecil ,dan di biarkan akan berpotensi menjadi sebuah retakan yang makin menjalar seisi bangunan itu...

Buatlah bangunan itu tetap berdiri tegak dengan memperbaiki retakan itu, agar mencegah kerusakan yang lebih besar....

Retakan itu dimulai dari goresan kecil yang dibiarkan membesar, membentuk ruas2 terpisah satu sama lainnya dan akhirnya hancur berkeping tidak menyisakan apapun kecuali puing2 tajam yang berserakan hingga dapat melukai di sekitarnya...
Itulah diri kita, sekokoh apa diri kita tegak berdiri, menahan goresan luka di tubuh kita, akhirnya akan jatuh lemas juga, butuh seseorang yang menopang kita, tidak bisa sendiri ...

Sama halnya juga dengan KACA yang bening, ketika ada benda keras mengenainya akan retak dan lama2 pecah berkeping2 , kehilangan kebeninganya , yang tersisa pecahan2 kaca yang tajam..

Itulah diri kita, Jangan biarkan goresan di dalam hati kita, menjadi retakan yang makin membesar, dan pecah berkeping2, yang bisa merugikan diri sendiri dan orang lain...

Sahabatku....

Entah itu Bisnis kita..
Entah itu Keluarga kita...

Entah itu Istri dan Anak kita

Entah itu diri kita sendiri...

Bahkan orang yang tidak kita kenal....

Yuk sama2 kita jaga, jangan sampai ada keretakan2 hati, agar terus bisa saling membersamai dalam setiap kebaikan yang Allah hadirkan dalam hidup kita....

Allah bisShawab

Me time is kontemplasi

Image result for Me time

Alhamdulillah, Allah perkenankan untuk saya jalan untuk merenung, bertafakkur, berkontemplasi dan Me Time, sejatinya untuk menentukan arah dan tujuan hidup yang akan saya jalani ke depan.

Berhentilah wahai kawan, ambilah nafas sejenak dalam langkah yang sedang kau tapaki kini, semata hanya untuk merenungi segala yang telah kau lewati dan akan kau hadapi. Renungilah tentang tujuan akhir dari hidupmu serta jalan-jalan yang akan kau pilih untuk menujunya. Kemudian, segeralah berlari kembali dalam langkah yang lebih sigap, cepat dan langkah yang kuat. Karena sejatinya, Allah menyukai mereka-mereka yang mau menggunakan akalnya untuk merenungi tiap-tiap tanda yang Allah sajikan dalam kehidupan kita.

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka mentafakkuri (memikirkan) tentang penciptaan langit dan bumi (lalu berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia; Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Al-Imran 190-191)

Alhamdulillah, izin Allah hari ini mampu melanjutkan hidup dalam keadaan indah dan penuh berkah. Bagaimana kabar sahabat semua? semoga selalu berada dalam lindungan-Nya ya, semoga juga senantiasa istiqomah meniti jalan menuju cinta yang hakiki terhadap-Nya, aamiin.

Melanjutkan tulisan saya sebelumnya, kali ini mari sejenak kita partisi 2 ayat yang saya lampirkan kalimat-perkalimat.

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.

Sampai pada kalimat ini, Allah secara tidak langsung sebenarnya menyuruh kita untuk melihat dan membaca, segala tanda yang hadir dalam kehidupan kita. Baik itu berupa masalah, keinginan dan harapan. Pada siapakah kita menyandarkan kesemuanya itu hari ini? Apakah masih terpikir dalam benak kita bahwa ketika kita ingin pergi haji maka harus memiliki uang terlebih dahulu? Apakah masih terpikir dalam benak kita bahwa ketika kita ingin melunasi hutang maka harus memiliki uang terlebih dahulu? atau justru sebaliknya, hati kita berkata bahwa Allah sajalah yang mampu menyelesaikan semua masalah dan harapan kita selama ini?.

Tentu saja, dalam hal ini kita tidak mengesampingkan hal yang bernama ikhtiar, tapi dalam bab ini, saya sedang mengajak sahabat semua belajar tentang yakin dan menggantungkan sepenuhnya harapan pada Allah saja. Maka, ketika ikhtiar itu kita lakukan, apakah hati tetap bergantung sepenuhnya pada Allah?.

Mari sejenak kita renungkan perkataan Allah :

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.

Allah mampu menciptakan langit yang sedemikian luas, dia juga mampu menciptakan bumi tempat kita berpijak, dia mampu mengganti siang menjadi malam begitupun sebaliknya. maka, diapun pasti mampu menyelesaikan masalah apapun yang sedang kita hadapi. Gantungkanlah segala asa dan harapan hanya pada-Nya.

Mari sahabat sama-sama kita renungi sedikit tanda yang Allah hamparkan pada kitab-Nya. Mari kita Me Time untuk merenungi segala kebesaran-Nya yang DIA hadirkan dalam kehidupan kita selama ini. Mari sama-sama kita berkontemplasi, agar kelak kita semua menjadi pribadi yang lebih baru dalam langkah mantap menuju capaian cinta abadi bersama-Nya. 

Alakullihaal, hari ini dengan izin Allah saya diberi kekuatan untuk kembali menulis. Semoga tulisan ini bisa menjadi pengingat diri saya, juga menjadi pengingat untuk sahabat semua, aamiin. Melanjutkan taddabur ayat kita kemarin. bahwa sejatinya Allah amat sangan besar kekuasaanya dan tanpa batasan. Dia mampu menciptakan langit tanpa sejengkal tiang pun yang menopangnya, Dia pun mampu menghadirkan bumi beserta isinya termasuk kita (manusia) hadir didalamnya. Allah mampu mengatur dengan sangat baik silih bergantinya siang dan malam. Lantas pertanyaanya adalah, sudahkah kita mengenal Allah? ataukah masih hanya sebatas tau saja? tau bahwa Dia bisa melakukan ini dan itu namun tidak menjadikanya iman dalam diri? ataukah kita selama ini tidak menyadari segala kebaikan dan jalan hidup yang Allah gariskan adalah bagian dari ke-Maha-Besaran-Nya?

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka mentafakkuri (memikirkan) tentang penciptaan langit dan bumi (lalu berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia; Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

Sahabat, kita terlalu jauh melupakan segala kekuasaan-Nya selama ini. Yang kita tau hanyalah, bahwa saat ini kita mampu berada dalam keadaan ini hanyalah semata karena segala upaya yang telah kita lakukan, kita sama sekali tidak pernah menganggap Allah benar-benar ada dan memilihkan yang terbaik dalam tiap takdir yang kita jalani kini.

Maka, sekali lagi saya mengajak, yuk kita renungi, kita tafakuri, kita Me TIme dan berkontemplasi, tentang segala hal yang telah kita lewati dalam hidup. Mari sama-sama kita renungkan, apakah benar Allah tanpa kita sadari ikut serta dalam tiap pilihan hidup yang kita jalani, apakah Allah benar-benar selalu menjadi penolong sejati kala kita menjalani kesulitan hidup selama ini. Kemudian untuk selanjutnya, libatkanlah Allah atas segala pilihan hidup yang akan kau ambil. Kembalikanlah segala pilihan itu kepada-Nya. Pastikanlah! bahwa tiap pilihan hidup kita dimasa datang adalah jalan yang benar-benar Allah ridhoi, aamiin. Wallahualam.




Rabu, 04 April 2018

Don't Give up



Bismillah, apakabar sahabat semua? sudah mulai berkontemplasikah? sudah mulai bertanyakah pada diri, sejatinya untuk apa kita ada dibumi kini? Sudah meluangkan waktu untuk Me Time dan bermuhasabah? semoga Allah mudahkan ya segala urusan sahabat semua, baik itu yang sedang berupaya untuk Me Time, untuk hijrah, atau apapun itu.

Ada yang tau kabar seorang aktris yang kini sedang meniti jalan hijrah? seorang aktris yang sering memperlihatkan auratnya di depan televisi kini sedang berupaya memperbaiki diri dan bertaubat untuk melepaskan diri dari dosa jariyah yang selama ini ia bangun perlahan. Lantas apakah Allah akan mengampuni dosanya itu? atau Allah hanya akan mengacuhkan segala pertaubatan yang sedang ia mulai?

Katakanlah, "Wahai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qs: Az-Zumar 53)

Sesungguhnya sahabat, Allah Subhanahuwata'ala masih senantiasa menunggu taubat dari kita. Entah dosa besar apa yang sudah kita lakukan, entah seberapa sering kita membangkang terhadap perintah-Nya, entah seberapa banyak dosa itu tertumpuk, Dia (Allah Azzawajala) masih terus menanti segala pertaubatan dari diri kita.

Sahabat, kabar baik lain yang Allah berikan adalah bahwa Dia (Allah Subhanahuwata'ala) memberikan ampunan untuk seluruh dosa yang kita lakukan, baik itu besar ataupun kecil, baik itu disengaja ataupun tidak. Maka tunggu apalagi? don't give up! Jangan putus asa dari rahmat-Nya. Masih ada waktu untuk bertaubat dan memohon ampunan terhadap-Nya.

Allah menjanjikan ampunan untuk segala bentuk dosa, maka bertaubat dan memohonlah sahabat! masih ada waktu untuk kita memperbaiki diri. Bila Allah masih memberikan kesempatan kepada seorang aktris untuk memperbaiki diri dan berhijrah menuju jalan keridhoan-Nya, maka Allah pun kini memberikan kesempatan yang sama untuk kita berbenah diri.

#DontGiveUp mari bangkit dan berkata : Aku bersama Rabbku, dia mengampuni seluruh dosaku dan aku berjanji untuk bertaubat! juga senantiasa berupaya untuk tidak melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang. 

Pernahkah sahabat sebuat "terjebak" dalam lingkaran dosa yang itu-itu saja, setiap kali bertaubat setiap kali juga mengulanginya. Seolah dosa tersebut tidak pernah mau lepas dari diri kita. Dosa itu terus melekat erat walaupun kita sudah terus berupaya untuk keluar dan meninggalkannya.

Lantas bila memang begitu, sebenarnya bagaimana yang harus kita lakukan? langkah sederhananya adalah segera bertaubat. Semakin disegerakan semakin bagus. Terus kalo selanjutnya saya tetap aja berbuat dosa yang sama gimana? Segerakan lagi untuk bertaubat. Don't give up and never give up! jangan pernah menyerah dan berputus asa dari rahmat Allah. terus saja lakukan pertaubatan apabila pun dosa yang sama masih kita lakukan berulang. Mungkin saja Allah sedang ingin menguji sedalam apa pengharapan itu kita letakkan untuk-Nya.

Ketika segala upaya dalam bertaubat sudah kita lakukan, segala perbaikan diri telah kita upayakan, bahkan pun kita telah megupayakan untuk hijrah ke lingkungan baru. Bila dosa itu masih saja terulang, maka teruslah berupaya untuk menyegerakan taubat. Bukankah manusia memang diciptakan salah satunya memiliki potensi untuk berbuat salah dan dosa? Maka ketika kita tak mampu bertahan walau sudah berupaya maksimal dalam mengulangi perbuatan dosa, maka jangan sampai kita pun berputus asa dari ampunan Allah yang maha luas itu. Don't Give Up!

Katakanlah, "Wahai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qs: Az-Zumar 53)
Sahabat, adakah disini yang punya keinginan atau hajat yang belum tercapai? Ingin sukses mungkin? Ingin kaya? Ingin punya rumah? Ingin punya mobil? Ingin sampai ke mekkah? Ingin ini dan ingin itu? Yah namanya juga manusia, adalah fitrah ketika ada sesuatu yang kita iginkan dalam hidup. Namun, bagaimana kemudian kita mengelola keinginan itu sehingga bernilai ibadah? Itulah yang harus kita ketahui.
.
Sesungguhnya, para nabi pun dahulu kala memiliki beberapa keinginan, dan mereka hendak diuji oleh Allah terlebih dahulu sebelum akhirnya Allah benar-benar wujudkan segala keinginan yang ada dalam hati mereka.
.
Nabi zakaria misalnya, sangat menginginkan keturunan yang tak kunjung hadir sampai beliau berada diusia renta. Namun putus asakah beliau dengan doa-doanya? Jelas tidak! Beliau terus berdoa dan yakin atas segala takdir yang sedang Allah gariskan untuknya. Beliau terus mengeluhkan takdirnya HANYA kepada Allah semata. Inget! Hanya kepada Allah saja kita boleh ngeluh!. Allah tuh seneng dikeluhin hambanya yang penuh harap dan doa, karena Allah itu SANG MAHA segala, maka kita kudu ngelepasin segala keluhan hanya pada-Nya semata.
.
Lihatlah nabi zakaria, dengan izin Allah, akhirnya beliau memiliki keturunan. Bukan hanya sekedar keturunan, namun keturunan yang salih yakni nabi yahya 'alàihisalam.
.
Kita? Masihkah kita percaya bahwa kelak Allah akan mewujudkan apapun keinginan kita? Semoga Allah menjaga kita dari rasa percaya kepada-Nya. Maka apapun yang kini sedang ia takdirkan dalam hidup, itulah yang terbaik untuk kita. Jangan berhenti berharap pada-Nya meskipun sampai saat ini keinginan kita belum juga ditunaikan oleh-Nya. Teruslah yakin bahwa Allah sedang memberikan takdir terbaiknya saat ini untuk kita. Don't give up!

Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”(QS. Al Baqarah: 216)


Selasa, 03 April 2018

Lembutlah pada Gelas-Gelas Kaca

Bunda, ayah..
Pernahkah dijuteki seseorang yang kita kenal apalagi yang kita sayangi?
Bila jawabnya pernah, bagaimanakah perasaan kita?
Bunda, ayah,,,
Pernahkah dimarahi bahkan sering menjadi sasaran amarah oleh seseorang baik itu bos, klien atau pasangan, padahal menurut kita kesalahan atau perilaku yang kita lakukan tak pantas dibalas seburuk itu?

Bunda, ayah,,,
Pernahkah mengalami KDRT?
Atau dipukul dan disakiti seseorang secara fisik?
Pernahkah tinggal bersama orang yang begitu kasar, suka membentak ketika kita salah? tak mau memahami kita apalagi menghargai kebaikan-kebaikan kita? Nggak nyambung saat bergaul dengan kita?
Akan seperti apa kira-kira rasanya?
Bunda, ayah,,,
bagaimana jika si pemarah yang suka membentak, si kasar dan suka main fisik itu kita?
Kita membentak, menyakiti secara lisan, mencubit anak kita ketika mereka melakukan sesuatu yang menurut yang seru di mata mereka tapi salah menurut kita?
Padahal mereka melakukannya karena akalnya belum sempurna. Karena kita belum optimal mengajarkan mereka untuk membedakan baik-buruk.
Pada usia dininya, kepribadian mereka hanyalah buah dari apa yang kita tanam.
Bagaimana cara kita membesarkan mereka. Itulah mereka saat ini. Lalu, apakah pantas mereka kita salahkan atas perilakunya yang tak kita suka?
Bunda, ayah,,,
Bagaimana jika si jutek, si nggak asik, dan si nggak nyambung itu kita?
Yang jika sedang banyak kerjaan kantor, sedang bermasalah dengan pasangan, sedang asik ngobrol dengan tamu atau chat dg teman berubah jadi manusia cuek plus miskin senyum.
Yang tak pernah mau memahami perasaan dan jalan berfikir anak.
Yang enggan berdiskusi soal pilihan anak dan keinginan anak.
Yang tak mau bermain dan menyelami dunia anak yang berbeda dengan manusia dewasa.
Hanya karena anak tak melawan ketika kita kasari, bukan berarti mereka bukan manusia.
Anak, sebagaimana kita orang dewasa adalah manusia yang Allah karuniakan akal serta naluri atau perasaan.
Hati mereka bisa terluka ketika kita menyakitinya.
Dan sebagaimana gelas-gelas kaca, sekalinya kita meretakkan apalagi memecahkannya, meski kita berusaha memperbaiki, keadaannya tak akan sama seperti semula.
Itulah mengapa Rasulullah SAW selalu bersikap lembut kepada anak-nak dan cucu-cucu beliau.
Abu Hurairah ra berkata,
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencium Al-Hasan bin ‘Ali, dan di sisi Nabi ada Al-Aqra’ bin Haabis At-Tamimiy yang sedang duduk. Maka Al-Aqro’ berkata, “Aku punya 10 orang anak, tidak seorangpun dari mereka yang pernah kucium”. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallampun melihat kepada Al-‘Aqro’ lalu beliau berkata, “Barangsiapa yang tidak merahmati/menyayangi maka ia tidak akan dirahmati.” (HR Al-Bukhari no 5997 dan Muslim no 2318)
Begitulah keteladanan dari manusia paling mulia. Dalam kitab-kitab hadits, kelembutan dan kasih sayang Rasulullah ketika berinteraksi dengan anak kecil banyak tercatat. Anak adalah mahluk kecil nan suci tanpa dosa. Akal dan hatinya masihlah diliputi fitrah. Di usia ini, membentuk kepribadian mereka akan menancap kuat dan mengakar. Apapun yang kita berikan bagi potensi akal dan nalurinya akan melekat dan susah dihapus, bagai mengukir di atas batu. Maka di usia yang potensial ini, ukirlah kebaikan-kebaikan dengan hati-hati dan penuh kesungguhan.
Pekerjaan rumah bisa ditunda. Sebagaimana tugas kantor atau kesibukan mencari nafkah tak pernah ada selesainya. Namun masa kecil anak tak akan pernah terulang. Fase-fase pemberian nutrisi akal dan pemenuhan naluri-naluri yang berbeda di setiap usia mereka tak bisa direply.
Kehidupan layak yang sedang kita perjuangkan, kesibukan aktivitas dan keseruan kita bersosialisasi dengan teman bisa menunggu. Namun kesalehan anak tak bisa menunggu. Waktu terus berjalan sementara jatah umur terus berkurang. Pertumbuhan usia anak tak bisa dihentikan sedangkan kesempatan kita tak bisa diulang.
Maka bunda, ayah,,,
Mari segera berbenah. Belajar dan berupaya menjadi pribadi yang bisa memenuhi hak-hak mereka, termasuk hak kasih sayang. Karena mereka adalah amanah yang kelak akan diambil pemiliknya.
Berjuang agar mampu bersabar dalam membentuk mereka menjadi pribadi Islami sebagaimana tuntutan Allah, Sang Pemilik yang menitipkan mereka pada kita.
Bersungguh-
sungguh mewujudkan visi pendidikan yang sudah ditetapkan Allah bagi kita. Yaitu menjadikan mereka hamba Allah, yang taat, tunduk dan patuh padaNya. Serta menjadikan mereka khalifah fil ardh.
Bismillah…

Agar Anak Melakukan Ketaatan dengan Riang

“Nak, ayo sholat!”
“Dek, makannya dihabisin lah!”
“Sayang, kamarnya diberesin!”
Bagaimana respon anak kita ketika kita menginstruksikan kalimat-kalimat di atas pada anak-anak kita? Bisa jadi sebagian anak langsung melakukannya. Sebagian lagi, mungkin tanpa perlu disuruh sudah melakukannya dengan begitu mandiri. Sebagian yang lain mungkin menjawab, “Sebentar lagi, Bun”. Atau, “Aku capek”. Tak jarang mereka justru membentak lagi memberontak, “Kenapa sih, sholat terus?”, “Umi sukanya nyuruh-nyuruh terus”. “Nggak mau. Masakan Bunda nggak enak”.
Tentunya sebagai orangtua, yang kita impikan adalah anak melakukan ketaatan tanpa kita suruh, dengan ringan. Bahkan lebih dari itu, kita ingin mereka melakukan ketaatan dengan riang bahagia. Suka beribadah, hobi beramal shalih. Namun masalahnya, menjadikan anak-anak beramal shalih dengan riang tak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh ilmu, butuh pula big effort.
Bunda dan ayah, berikut tips agar anak bisa melakukan ketaatan dengan ringan dan riang ada dua;
Pertama, munculkan rasa syukur di hati anak
Jika kita memiliki teman yang setiap hari tak pernah absen memberi makanan bagi kita ataupun keluarga kita, kira-kira ketika teman kita yang super baik itu membutuhkan bantuan kita, akankah kita acuhkan atau kita tolong? Pastinya jawabannya kita akan bersegera membantu. Kenapa? karena kita merasa berterimakasih atas budi baiknya selama ini. Begitu pula ketika kita menanamkan rasa terimakasih, rasa syukur di hati anak-anak kita pada Allah yang teramat luas rahmatNya. Maka mereka akan rela mengorbankan hidupnya untuk Allah.
Sering-seringlah mengajak anak mensyukuri setiap nikmat yang diperolehnya. Nikmat memiliki rumah di saat banyak tetangga atau teman belum memiliki tempat tinggal. Syukur atas rizki makanan yang terhidang di atas meja padahal di belahan dunia lain banyak yang kelaparan. Karunia kesehatan dan anggota tubuh yang sempurna, nikmat memiliki orangtua yang lengkap dan bisa mendidik dengan layak. Rasa syukur atas nikmat ilmu sehingga faham banyak hal, bisa membedakan baik dan buruk, terutama nikmat Islam yang menjadikan hidup kita mulia dan baik ketika taat.
Sebutkan banyak nikmat yang tak terhitung lainnya. Sesekali ajak anak menjenguk kerabat di Rumah Sakit. Tanyakan pada perawat berapa banyak tabung oksigen yang dibutuhkan untuk bernafas setiap harinya dan berapa rupiah yang dibutuhkan jika harus membayar oksigen yang kita hirup setiap harinya? Jangan lupa ajak anak ketika kita berinfaq ke tetangga yang yatim atau miskin. Ajak anak melihat kondisi mereka yang tak seberuntung kita. Atau ketika mengajak anak ke agrowisata, kenalkan bagaimana baiknya Allah yang telah menurunkan hujan yang menumbuhkan makanan tanpa harus kita siram setiap ahrinya, betapa baiknya Allah yang telah memeberikan khasiat pada setiap makanan yang bermanfaat untuk manusia. Kenalkan juga firman Allah,
Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nahl: 18).
Ajarkan bahwa untuk mensyukuri nikmat tak cukup berkata Alhamdulillah. Namun juga wajib menjaga amanah rizki dan memanfaatkannya untuk beribadah pada Allah. Ketika mendorong anak untuk beribadah, kaitkan dengan rasa syukur atas nikmat sehat, atau nikmat memiliki rumah. Maka badan yang sehat dan rumah yang dimiliki sejatinya digunakan untuk beribadah pada Allah. Ketika anak malas bersih-bersih rumah, ajak mereka mensyukuri rezeki dari Allah berupa karunia rumah tempat kita berteduh dari panas dan hujan. Saat anak malas makan, seringlah mengulang-ulang menyebut nikmat Allah berupa makanan, berupa rahmat Allah yang meletakkan khasiat-khasiat menyehatkan pada makanan karena sifat penyayangnya pada manusia.
Kedua, dorong anak-anak beramal dengan dalil-dalil keutamaan amal
Saat akan mengajak anak untuk belajar dan membaca Alqur’an, sebutkan keutamaan-keutamaan belajar dan membaca Alquran. Saat menyuruh mereka shalat, seru mereka dengn motivasi dalil pahala shalat. Tentunya tantangannya disini adalah, orangtua harus belajar dan mengahafal dalil-dalil. Tapi bukankah memahami dalil-dalil tadi juga akan memotivasi kita sensiri untuk turut beribadah dengan ringan?
Terlebih dampak memotivasi anak menggunakan dalil Alquran dan As-Sunnah bukan sekedar agar anak beramal shalih dengan ringan, dampak positif lainnya buah hati kita akan menjadikan ‘Ridha Allah’ sebagai tujuan semua amal atau aktivitasnya.
Mengapa mendorong mereka dengan kalam Allah dan sabda Rasulullah menjadi efektif? Karena anak adalah manusia, makhluk ciptaan Allah. Allah telah mensetting akal dan hati manusia untuk menerima fitrah. Setiap manusia dibekali naluri beragama. Dimana ia merasa dirinya lemah dan ada Dzat Yang Maha Hebat, Maha Baik yang harus disembahnya dan ia wajib tunduk padaNya. Sedangkan firman Allah sendiri sudah bersifat menenangkan, menundukkan, dan menunjuki. Jangankan anak-anak difahamkan maknanya saat kita menyuruh mereka melaksanakan ketaatan. Bahkan ketika mendengar ayat-ayat suci dibacakan meski tak faham artinya saja, baik anak-anak atau orang dewasa sudah membuat hati kita tenang, naluri beragama kita ON dan siap diarahkan pada keinginan untuk tunduk dan berlari menuju ridha Allah.

Tentunya kedua tips ini harus kita lakukan dengan penuh kesabaran dan konsisten. Membentuk anak-anak menjadi shalih berbeda dengan membangun rumah. Hasilnya akan berefek panjang, maka prosesnya juga cukup panjang dan melelahkan. Apalagi mereka adalah makhluk kecil yang belum smpurna akalnya, makhluk hidup yang Allah karuniakan naluri. Mengajak senantiasa bersyukur dan motivasi dalil harus dilakukan berulang-ulang, agar menancap pada anak. Bagi anak usia tamyiz dan diatasnya (sekitar enam hingga sembilan tahun) masih sangat membutuhkan pendampingan orangtua. Karena di usia ini, mereka belum bisa mandiri.
Keistiqomahan mendampingi anak pada masa ini, akan terlihat hasilnya di usia pra baligh, ketika buah hati kita menginjak usia sepuluh tahun. Jika fase pendampingan sukses, in sya Allah pada masa ini kebiasaan beramal shalih tadi sudah terpola. Anak-anak akan beranap shalih tanpa perlu disuruh lagi, meski mungkin ada kalanya mereka lupa dan perlu kita ingatkan. Allahu a’lam bis shawab.

Senin, 02 April 2018

Saling menghargai sesama pengguna jalan


Image result for Saling hormat sesama pengguna jalan

Di antara nikmat besar dari Allah kepada kita dalam kehidupan beragama ini adalah Dia menjadikan agama ini menjaga hal-hal yang maslahat bagi para hamba. Agama ini menjaga hak-hak sesama hamba. Seorang hamba dijamin kebahagiaannya dalam agama ini, jikalau mereka menegakkan hak-hak saudara mereka sesama muslim. Yaitu hak-hak yang telah digariskan oleh agama yang penuh berkah ini. Karena agama kita adalah agama yang menjaga hak dan memperhatikan kemaslahatan.

Di antara contoh yang sangat menarik yang Islam ajarkan kepada kita dalam menjaga hak-hak sesama saudara kita adalah bimbingan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Sai’d al-Khudri radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Janganlah kalian duduk-duduk di (tepi) jalanan.” Para sahabat bertanya, “Sesungguhnya kami perlu duduk-duduk untuk berbincang-bincang.” Beliau berkata, “Jika kalian tidak bisa melainkan harus duduk-duduk, maka berilah hak jalan tersebut.” Mereka bertanya, “Apa hak jalan tersebut, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Menundukkan pandangan, tidak mengganggu (menyakiti orang), menjawab salam, memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Lima hal ini dituntunkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kita, lima hal ini dikenal dengan istilah hak-hak jalan. Dan kelimanya bukan berari membatasi hak-hak jalan itu hanya ada lima saja. Hak-hak jalan banyak sekali dan lima hal ini adalah di antaranya. Oleh karena itu, terdapat hadits lain dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam permasalahan ini. Seperti menunjuki dalam hal kebaikan, menolong orang yang dizalimi, dan lain-lain.

Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits ini “berilah hak jalan tersebut” adalah sebuah prinsip penting dalam hak-hak tersebut, lalu beliau memberikan beberapa contoh di antaranya.
Ibadallah,
Jika saja orang-orang yang duduk-duduk di pinggir jalan mempraktikkan hal ini niscaya keadaan kaum muslimin akan baik.

Berilah hak jalan tersebut, adalah sebuah kalimat ringkas yang sarat akan makna. Wajib bagi kita semua untuk memperhatikannya, mempraktikannya dalam kehidupan kita dan sosialisasi kita di masayarakat. Kita praktikkan tiap kali kita keluar dari rumah kita. Setiap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar dari rumahnya, beliau mengucapkan,

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari: aku tersesat, atau aku menyesatkan, atau membuat tergelincir, atau aku digelincirkan, atau aku menzalimi atau aku dizalimi, atau membodohi atau dibodohi.”

Apa yang beliau lakukan itu mempertegas akan kaidah dan prinsip agung yang telah kita sebutkan tadi yakni berilah hak jalan tersebut.
Berilah hak-hak jalan adalah sebuah prinsip agung yang kita butuhkan bersama. Perlu kita praktikkan dalam kehidupan kita agar kita selamat dan aman dan demikian juga orang lain dapat merasakan keselamatan dan keamanan dari perbuatan kita. Para ulama terdahulu sering berdoa,

“Ya Allah selamatkanlah aku dan selamatkanlah orang-orang dari gangguanku.”
Sekali lagi khotib tekankan, wajib bagi kita untuk memberikan hak-hak jalan. Agar kehidupan yang bahagia dan sosialisasi antar sesama dengan akhlak mulia dapat terwujud.

Kalau kita perhatikan keadaan masyarakat kita saat ini, kita menyaksikan sebuah muamalah dan sosialisasi yang cukup memprihatinkan. Banyak dari kita yang meremehkan hak-hak dan mengabaikan kewajiban. Di antaranya, ada orang yang duduk sambil meminum jus atau memakan suatu makanan, kemudian mereka membuang sampahnya ke jalanan. Bukankan tempat itu akan dilewati oleh orang yang lebih tua darinya dan saudaranya sesama muslim? Bukankah jalan-jalan itu akan dilalui tetangganya? Dimanakah haknya jalan dan dimanakah haknya kaum muslimin?
Orang-orang yang membuang sampah sembarangan di jalanan tanpa kepedulian, manakah praktik mereka dari prinsip yang agung ini?

Hal-hal ini, yakni muamalah yang jelek yang kita lihat dilakukan orang-orang dari mobil-mobil mereka ketika mereka mengendarainya di jalanan. Mereka melakukan muamalah yang menimbulkan gangguan, tidak memperhatikan hak jalan. Di antara mereka juga ada yang menimbulkan suara yang bising baik dari suara kendaraan atau radio yang dikencangkan volumenya. Ada juga yang kebut-kebutan dan mengabaikan rambu-rambu. Bahkan sebagian pemuda melakukan aksi ugal-ugalan di jalanan, mereka sama sekali tidak menghargai hak jalan dan pengguna jalan. Betapa banyak hak orang yang dizalimi dan aturan-aturan yang dilanggar karena tingkah pola yang demikian.

Contoh-contoh yang diberikan Nabi dan aturan-aturan yang maslahat lainnya menunjukkan akan persamaan hak. Wajib bagi setiap muslim bertakwa kepada Allah dalam urusan ini. Menjaga hak-hak saudaranya di jalan raya.

Minggu, 01 April 2018

Mengatur Waktu untuk Ibadah


Image result for Waktu untuk ibadah

Hendaklah engkau mengisi waktumu dengan segala aktivitas ibadah hingga tak ada waktu sedikit pun, baik siang maupun malam, kecuali untuk mengabdi kepada Allah. Dengan demikian tampaklah bagimu keberkahan waktu, memperoleh faedah umur dan senantiasa menghadapkan diri pada-Nya. Demikian pula sediakan waktu khusus untuk mengerjakan kebiasaan sehari-hari, seperti makan, minum dan mencari nafkah.

(Ketahuilah !) Tak akan lurus suatu permasalahan jika diiringi dengan kecerobohan dan tak mungkin sempurna suatu pekerjaan yang diikuti dengan kelalaian.

Hujjatul Islam, Imam Al-Ghazali berkata :

“Hendaklah engkau membagi waktumu, mengatur wiridmu dan menetapkan waktumu dengan segala aktivitas yang tidak akan engkau langgar dan janganlah engkau terpengaruh dengan hal lain dalam masalah waktu ini. Barangsiapa menelantarkan dirinya dari aktivitas, maka ia laksana orang yang tersesat di jalan, bermaksud ingin menyibukkan diri, tetapi ia sendiri selalu menyia-nyiakan waktunya. Ketahuilah, bahwa waktu itu adalah umurmu dan umur adalah modal untuk investasi (ibadahmu). Dengan umur itu pula engkau dapat memperoleh kenikmatan abadi di sisi Allah Swt. Setiap nafasmu bagaikan mutiara yang tak ternilai harganya, dan bila hilang percuma engkau tak mungkin mampu mengembalikannya.”

Seyogyanya engkau tidak menghabiskan waktumu dengan satu jenis wirid, walaupun wirid yang paling utama. Karena hal itu dapat menghilangkan kesempatanmu dari keberkahan yang ada pada aneka ragam wirid, mak dari itu hendaklah engkau dapat menganekaragamkan satu wirid dengan wirid yang lain.
  
Karena setiap wirid mempunyai pengaruh dalam hati, cahaya, pertolongan dan derajat yang tinggi di sisi Allah Swt. Berganti-ganti wirid dapat pula membebaskan dirimu dari rasa bosan, malas dan enggan.

Ibnu Athaillah Asy-Syadzali berkata :
“Karena Allah tahu ada sifat bosan di dalam hatimu, maka Dia kemudian menganekaragamkan perbuatan taat untukmu.”

Ketahuilah, bahwa setiap wirid mempunyai pengaruh dalam menyinari dan menguasai anggota lahiriahnya. Namun pengaruh ini hanya bias dirasakan oleh orang yang selalu bersungguh-sungguh, mengulang-ulang dan tepat waktu dalam berwirid.

Apabila Anda tidak termasuk orang yang menghabiskan seluruh waktu malam dan siang untuk amal-amal baik, maka isilah sebagian waktu Anda dengan wirid, yang Anda amalkan secara rutin pada waktu-waktu tertentu, dan akan Anda ulangi jika terlewatkan, guna melatih jiwa supaya tetap memliharanya. Jika nafsu Anda merasa putus asa terhadap Anda karena Anda tidak membiarkan wirid-wirid Anda tertinggal bergitu saja, tetapi Anda segera mengulanginya jika ada yang terlewatkan, maka akhirnya nafsu Anda pun akan patuh melakukannya pada waktu-waktunya.

Sayyid Abdurrahman Assegaf ra. berkata :

“Barangsiapa tidak punya wirid, maka ia adalah kera.”

Sebagian orang makrifat berkata :
“Waridat (limpahan karunia Allah) dapat dicapai dengan wirid. Dan barangsiapa tidak mempunyai wirid dalam lahiriahnya, maka ia pun tak akan mempunyai warid di dalam jiwanya.”