Tampilkan postingan dengan label Khutbah Jum'at. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Khutbah Jum'at. Tampilkan semua postingan

Senin, 07 November 2022

TIGA PERISTIWA BESAR DI BULAN RABIULAWAL

 


Biasanya pada bulan Rabiulawal kaum muslim memperingati Maulid Nabi ﷺ, padahal Maulid Nabi hanya satu dari tiga peristiwa besar yang terjadi tanggal 12 Rabiulawal.

Ketiga peristiwa besar tersebut adalah;

Pertama, maulid (hari lahirnya) Nabi Muhamnad ﷺ;

Kedua, hijrahnya Nabi Muhammad ﷺ ke Madinah, yakni berdirinya Daulah Islamiyah;

Ketiga, wafatnya Nabi Muhammad ﷺ, yakni berdirinya Khilafah Islamiyah Rasyidah.

Tiga peristiwa besar pada tanggal 12 Rabiulawal tersebut uraiannya sebagai berikut,

Satu, lahirnya Nabi Muhammad ﷺ.

Nabi ﷺ dilahirkan hari Senin, 12 Rabiulawal pada tahun Gajah di Makkah. (Rawwas Qal'ah Jie, Sirah Nabawiyah (terj.), hal. 15; Ibnul Qayyim, Zadul Ma'ad, Juz 1 hlm. 28).

Kelahiran Nabi ﷺ sendiri banyak diiringi dengan berbagai keajaiban. Kadi Iyadh dalam kitabnya Asy-Syifa menyebut ada 132 keajaiban. Di antaranya, ketika lahir dan digendong oleh Asy-Syifa Ummu Abdurrahman bin Auf, beliau (Nabi ﷺ) menangis keras dan berkata kepada Asy-Syifa,”Semoga Allah merahmatimu.”(rahimakillah). (Qadhi Iyadh, Asy-Syifa bi Ta’rif Huquq Al-Mushtafa, hlm. 205).

Kelahiran Nabi ﷺ adalah kelahiran seseorang yang kelak mempunyai banyak keistimewaan di dunia dan akhirat dalam segala aspeknya. Banyak kitab telah ditulis tentang keistimewaan Beliau, seperti kitab Qiyadatur Rasul As-Siyasiyah wa Al-Askariyah karya Ahmad Ratib Armusy (Beirut : Darun Nafais, 1991), yang mencoba menjelaskan aspek kepemimpinan Nabi ﷺ dalam bidang militer dan politik.

Juga kitab Dirasat Tahliliyah li Syakhshiyah Ar-Rasul karya Rawwas Qal'ah Jie (Beirut : Darun Nafais, 1988). Kitab ini mencoba melukiskan kepribadian Nabi ﷺ secara lebih lengkap, tidak hanya aspek kemiliteran dan kepemimpinan, tetapi juga pribadi beliau sebagai guru (murabbi), suami, dan sebagai manusia biasa (aspek kemanusiaan/basyariyah).

Di antara keistimewaan Nabi ﷺ ialah beliau memegang dua kedudukan sekaligus, yakni sebagai nabi sekaligus kepala negara. Imam Taqiyuddin an-Nabhani –radhiyallahu ‘anhu– berkata,

فكان يتولى النبوة والرسالة وكان في نفس الوقت يتولى منصب رئاسة المسلمين في إقامة أحكام الإسلام

“Maka Nabi Muhammad ﷺ dahulu memegang kedudukan kenabian dan kerasulan, dan pada waktu yang sama Nabi ﷺ memegang kedudukan kepemimpinan kaum muslimin dalam menegakkan hukum-hukum Islam.” (Taqiyuddin an-Nabhani, Nizhamul Hukm fil Islam, hlm. 116-117).

Imam Taqiyuddin An-Nabhani mendasarkan pendapatnya pada dua kategori ayat yang berbeda.

Pertama, ayat-ayat yang terkait dengan tugas tablig (menyampaikan wahyu), seperti QS Al-Maidah: 67, yang berbunyi,

يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ

“Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu.” (QS Al-Maidah [5] : 67)

Kedua, ayat-ayat yang terkait dengan tugas menerapkan hukum yang diturunkan Allah (al-hukmu bimaa anzalallah) seperti QS Al-Maidah: 48 dan QS Al-Maidah: 49). Firman Allah Swt.,

فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنزَلَ اللَّهُ

“Maka tegakkanlah hukum di antara mereka dengan apa yang diturunkan Allah.“ (QS Al-Maidah [5] : 48)

Jadi, Nabi Muhammad ﷺ bukan hanya seorang nabi yang bertugas menyampaikan wahyu, namun juga sekaligus kepala negara yang menerapkan hukum Allah kepada masyarakat. (Taqiyuddin an-Nabhani, Nizhamul Hukm fil Islam, hlm. 118).

Tugas kenabian ini berakhir dengan wafatnya Nabi ﷺ. Namun, tugas kepemimpinan negara ini tak berakhir, melainkan dilanjutkan oleh khalifah-khalifah sebagai kepala negara Khilafah sepeninggal Nabi ﷺ. Sabda Nabi Muhammad ﷺ,

كانت بنو إسرائيل تسوسهم الأنبياء. كلما هلك نبي خلفه نبي. وإنه لا نبي بعدي. وستكون خلفاء فتكثر

“Dahulu Bani Israil segala urusannya selalu dipimpin oleh para nabi. Setiap kali seorang nabi wafat, dia digantikan nabi lainnya. Dan sesungguhnya tidak ada lagi nabi sesudahku, yang ada adalah para khalifah dan jumlah mereka akan banyak…” (HR. Muslim, No. 1842)

Dua, hijrahnya Nabi Muhammad ﷺ.

Bulan Muharam memang ditetapkan sebagai awal perhitungan tahun Hijriyah. Namun, hijrahnya Nabi ﷺ sendiri tidak terjadi pada bulan Muharam, melainkan pada bulan Rabiulawal.

Beliau mulai berhijrah meninggalkan Gua Tsur malam Senin tanggal 1 Rabiulawal tahun I Hijriyah (16 September 622 M).

Nabi ﷺ sampai di Quba’ hari Senin tanggal 8 Rabiulawal tahun 1 H (23 September 622 M), lalu berdiam di sana selama empat hari, yaitu hari Senin, Selasa, Rabu, dan Kamis.

Nabi ﷺ selanjutnya memasuki Madinah hari Jumat tanggal 12 Rabiulawal tahun 1 H. (Shafiyurrahman Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah (terj.), hal. 232-233; Ahmad Ratib Armusy, Qiyadatur Rasul, hlm. 40).

Dengan demikian, tanggal 12 Rabiulawal itu adalah sampainya Nabi di Madinah. Ini menandai berdirinya Daulah Islamiyah (qiyam ad-daulah al-islamiyah). (Taqiyuddin an-Nabhani, Ad-Daulah al-Islamiyah, hlm. 48).

Sebelum hijrah terjadi peristiwa Baiat Aqabah II di Makkah antara Nabi ﷺ dan Suku Auz dan Khrazraj dari Madinah. Baiat ini sesungguhnya adalah akad pendirian Daulah Islamiyah, antara Nabi ﷺ di satu pihak, dengan Suku Aus dan Khazraj di pihak lain. (Al-Marakbi, Al-Khilafah Al-Islamiyah Bayna Nuzhum Al-Hukm Al-Muashirah, hlm. 16).

Jadi, dengan baiat tersebut secara hukum (de jure) Nabi ﷺ sudah menjadi kepala negara di Madinah. Namun, secara fakta (de facto) kepemimpinan ini baru efektif setelah Nabi ﷺ sampai di Madinah.

Hijrahnya Nabi ﷺ ke Madinah bukan karena beliau takut akan dibunuh oleh Quraisy. Namun, alasan sesungguhnya adalah karena di Madinah terdapat kesiapan masyarakat untuk menegakkan Daulah Islamiyah dan mendukung dakwah Islam yang diemban Nabi ﷺ. (Taqiyuddin an-Nabhani, Ad-Daulah Al-Islamiyah, hlm. 47).

Tiga, Wafatnya Nabi Muhammad ﷺ.

Nabi ﷺ wafat hari Senin tanggal 12 Rabiulawal tahun 11 H. (Ibnu Katsir, As-Sirah An-Nabawiyah, Juz IV hal. 507.

Imam Ibnu Katsir berkata, ”Inilah tanggal yang dipastikan oleh Al-Waqidi dan Muhammad bin Saad”. (Lihat pula Muruj Adz-Dzahab, Juz II hal. 304, dikutip oleh Mahmud Al-Khalidi, Qawaid Nizham Al-Hukm fi Al-Islam, hlm. 255).

Wafatnya Nabi ﷺ ini menjadi pertanda lahirnya negara Khilafah Islam Rasyidah. Sebab pada hari yang sama, bahkan sebelum jenazah Nabi ﷺ dimakamkan, umat Islam telah membaiat Abu Bakar Shiddiq sebagai khalifah.

Nabi ﷺ meninggal pada waktu Dhuha hari Senin itu tanggal 12 Rabiulawal tahun 11 Hijriah. Sementara Abu Bakar Shiddiq dibaiat sebagai khalifah hari Senin itu pula (baiat in’iqad/baiat khashash).

Kemudian pada hari Selasa pagi harinya, Abu Bakar Shiddiq dibaiat oleh kaum muslimin di masjid (baiat tha’at/baiat ammah). Nabi ﷺ sendiri baru dimakamkan pada pertengahan malam pada malam Rabu. ( Lihat kitab Ajhizah Daulah Al-Khilafah, hlm.13)

Walhasil, pada bulan Rabiulawal telah terjadi tiga peristiwa besar, yaitu Maulid Nabi ﷺ, Maulid Daulah Islamiyah, dan Maulid Khilafah Rasyidah.

Ketiganya wajib kita pahami dan kita jadikan sebagai sumber semangat di masa sekarang, untuk berjuang menegakkan kembali Khilafah. Sebab Khilafah inilah sunah (metode) yang dirintis oleh Nabi ﷺ sebagai Daulah Islamiyah, lalu sunah ini dilanjutkan oleh para Khulafaurasyidin sebagai Khilafah Rasyidah. Semua sunah itu wajib hukumnya kita ikuti, sesuai sabda Nabi ﷺ,

فعليه بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين عضوا عليها بالنواجذ

“Maka hendaklah kalian berpegang teguh dengan sunahku dan sunah Khulafaurasyidin yang mendapat petunjuk, dan gigitlah sunah-sunah itu dengan gigi-gigi gerahammu .” (HR Tirmidzi, No. 2816). Wallahualam.

Senin, 03 Oktober 2022

ALQURAN ITU SEBAGAI GPS (GOD POSITION SYSTEM) HIDUP KITA


 Masih ingat waktu kecil dulu rajin banget membaca Alquran? 

Dengan semangat untuk bisa membaca,  mempelajari dan mengamalkannya.

Tapi semakin kita dewasa dan sudah memasuki umur,  malah jadi kebalik. 

Jarang membaca Alquran dikarenan kesibukan kerja,  pengusaha dan lainnya yg membuat kita menjadi lalai,  kemudian kita memasuki fase yaitu: 

#Sebagian Orang Malas Membaca Al Quran padahal di dalam terdapat petunjuk untuk hidup di dunia.

#Sebagian Orang Merasa Tidak Punya Waktu untuk membaca Al Quran padahal di dalamnya terdapat pahala yang besar.

#Sebagian Orang Merasa Tidak Sanggup Belajar Al Quran Karena Sulit Katanya, padahal membacanya sangat mudah dan sangat mendatangkan kebaikan.

#Sebagian Rajin Membaca,  Mempelajari  Dan Mengamalkannya,  karena Alquran itu petunjuk bagi kehidupan manusia,  RULE OF LIFE bagi kita semua. 

LALU PERTARNYAANNYA ADALAH KENAPA KITA MENJAUH DAN TERKADANG LUPA DG ALQURAN,  PADAHAL MERUPAKAN PETUNJUK, PEDOMAN KITA DALAM KEHIDUPAN.

1. Al-Huda (Petunjuk)

Ada tiga posisi Al-quran yang fungsinya sebagai petunjuk. Al-quran menjadi petunjuk bagi manusia secara umum, petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa, dan petunjuk bagi orang-orang yang beriman.

2. Al-Furqon (Pemisah)

Al-quran dapat memisahkan antara yang hak dan yang batil, atau antara yang benar dan yang salah. Di dalam Al-quran dijelaskan beberapa hal mengenai yang boleh dilakukan atau yang baik, dan yang tidak boleh dilakukan atau yang buruk.

3. Al-Asyifa (Obat)

Al-quran bisa menjadi obat penyakit mental di mana membaca Al-quran dan mengamalkannya dapat terhindar dari berbagai hati atau mental. Meskipun Al-quran hanya sebatas tulisan saja, namun membacanya dapat memberikan pencerahan bagi stiap orang yang beriman.

4. Al-mau'izah (Nasihat)

Al-Quran terdapat banyak pengajaran, nasihat-nasihat, peringatan tentang kehidupan bagi orang-orang yang bertakwa, yang berjalan di jalan Allah. Nasihat yang terdapat di dalam Al-Quran biasanya berkaitan dengan sebuah peristiwa atau kejadian, yang bisa dijadikan pelajaran bagi orang-orang di masa sekarang atau masa setelahnya.

PETUNJUK TERBAIK HANYA ADA DI AL-QUR’AN

Firman Allah

“Sesungguhnya Al-Qurân ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus …[Al-Isrâ/17:9]

“Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al-Qurân) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. [al-A’râf/7:52].

“Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (Al-Qurân) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berserah diri”. [An-Nahl/16:89]

Rutin dan biasakan dg Alquran,  semakin kita membaca dan mempelajarinya semakin mencintai Alquran dan bisa mengubah hati menjadi Spiritual Wisdom 

Mulai saat ini jangan pernah mengatakan tidak ada waktu untuk Alquran tapi katakan "sata selalu memiliki waktu dan selalu meluangkan waktu untuk Alquran "

Maka Allah akan sediakan waktu selalu untuk kita dg Alquran. 

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.


Minggu, 02 Oktober 2022

Antara Fiil dan Baqarah


 Dikisahkan suatu hari ada seorang pemuda yang sama sekali tak pernah beribadah, hidupnya selalu ia lalaikan dalam perkara-perkara duniawi sampai akhirnya datang masa dimana ia ingin berubah.

Maka berangkatlah ia ke masjid terdekat untuk melaksanakan shalat maghrib berjamaah. Ketika shaf telah lurus dan imam telah berdiri tegak dan mengucap takbir dengan khusu', pemuda inipun mengikuti takbir sang imam sambil mencoba untuk khusu'. Kebetulan sang imam kala itu adalah hafidz Al-Qur'an, dan di rakaat pertama sang imam langsung membaca "Aaliif laam miim... dzalikal kitabu laa rayba fiih... dst".

Mulailah pemuda tadi merasakan kesemutan dan badannya mulai bergerak gerak karena tak kuat berdiri, ketika selesai, pemuda ini bertanya kepada orang disebelahnya, "Maafkan saya tuan, bolehkah saya bertanya surah apa yang dibaca tadi?" Orang itu menjawab, "Owh itu Al-Baqarah (Sapi)".

Ketika Isya datang, si pemuda kembali lagi ke masjid untuk shalat berjamaah, namun ketika sang imam takbir, si pemuda tak langsung mengikutinya, tapi ia bertanya dulu kepada sesama jamaah yang belum takbir, pada saat itu sang imam membaca, "Alam tara kaifa fa'ala rabbuka bi ashabil fill... dst". Tanya si pemuda, "Maaf tuan, ini surah apa ya?" Kata orang disebelahnya, "ini surah Al-Fiil (Gajah)" lalu si pemuda langsung tancap gas keluar masjid dan berkata dalam hati, "Jika Baqarah (Sapi) saja sepanjang itu, maka bagaimana dengan Fiil (Gajah)?".

Sekarang, ibrah apa yang bisa diambil dari kisah yang menarik ini? Ibrahnya adalah kita harus terus bertanya sebelum bertindak, dan jangan bertindak sebelum jelas duduk perkaranya. Sekarang ini tersebar diantara pemuda-pemudi Islam dimana semangat mereka sangat tinggi namun semangatnya tak diimbangi dengan kualitas keilmuan yang memadai. Mereka senang melurus-luruskan orang dan "membenarkan" orang lain padahal yang ia lakukan justru menampakkan sedikitnya ilmu di kepala, mengapa? Karena bisa jadi yang ia coba "luruskan" sebenarnya sudah lurus, namun hanya perbedaan ijtihad saja, seandainya ilmunya luas tentu ia tau Islam tidaklah sempit, kolot, jumud, keras, kaku, dan kuno.

Perbanyak belajar, dan sedikitkan kalam.

من كثر كلامه كثر خطؤه

Siapa yang banyak omong, banyak pula salahnya.

3 hal yang harus dipersiapkan untuk menghadapi kematian.


 Allah berfirman

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

“Setiap jiwa pasti merasakan mati,” (QS Ali ‘Imran ayat 185) 

Kematian merupakan hal yang pasti datang. Tak pandang siapa, kapan, di mana, dan bagaimanapun kondisinya, ketika ajal menjemput, tak ada satu pun yang akan bisa menghindar darinya.

Kematian adalah sebuah jembatan yang menghubungkan dua kehidupan, yaitu kehidupan dunia dan akhirat. Dunia adalah tempat kita menanam bekal menuju kehidupan yang kekal nan abadi, apa yang akan kita panen di akhirat merupakan hasil dari apa yang kita tanam di dunia.

Nabi menyebut orang yang mempersiapkan dirinya untuk bekal kehidupan setelah mati sebagai orang cerdas. Sebaliknya, orang yang tenggelam dalam nafsu duniawi, disebut Nabi sebagai orang yang lemah. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

الكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللهِ

"Orang cerdas adalah orang yang rendah diri dan beramal untuk kehidupan setelah kematian, dan orang lemah adalah orang yang mengikutkan dirinya pada hawa nafsunya dan berangan-angan atas Allah,” (HR. al-Tirmidzi, Ibnu Majah dan lainnya).  

Lalu bagaimana tips mempersiapkan diri menghadapi kematian? Berikut ini penjelasannya.

1.  Mengerjakan amal-amal saleh. Allah memberikan dua syarat bagi siapa pun yang berharap bertemu dengan-Nya di surga, yaitu beramal saleh dan meninggalkan kesyirikan. Dalam sebuah firman-Nya, Allah subhanahu wata’ala menegaskan:

فَمَنْ كانَ يَرْجُوا لِقاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صالِحاً وَلا يُشْرِكْ بِعِبادَةِ رَبِّهِ أَحَداً

“Barang siapa yang mengharapkan bertemu Tuhannya maka hendaklah melakukan amal shalih dan janganlah menyekutukan ibadah terhadap Tuhannya dengan suatu apapun.” (QS al-Kahfi: 110).

Amal saleh yang dimaksud dalam ayat di atas adalah segala bentuk perbuatan baik yang steril dari riya (pamer) dan sesuai dengan tuntunan syariat. Menurut Syekh Mu’adz, sebagaimana dikutip al-Imam al-Baghawi dalam tafsirnya, amal saleh adalah amal yang di dalamnya terdapat empat hal, ilmu, niat, kesabaran dan ikhlas.


2. Menjauhi perbuatan-perbuatan tercela. Sebagaimana mengerjakan amal saleh, yang tidak kalah penting adalah menjauhi perbuatan-perbuatan tercela. Yang dimaksud perbuatan tercela meliputi keharaman dan kemakruhan. Meninggalkan keharaman adalah wajib, sedangkan meninggalkan kemakruhan adalah sunah. Demikian pula dianjurkan untuk meminimalisasi perkara mubah yang tidak ada manfaatnya. Para ulama salaf sangat berhati-hati menjaga dirinya dari perbuatan tercela. Bagi mereka, yang urgens tidak hanya meninggalkan keharaman dan kemakruhan, namun perkara-perkara mubah yang dapat melalaikan. 

Sebab perbuatan makshiat akan menciptakan noda hitam di hati sehingga menjadikannya keras, enggan menerima kebenaran dan malas beribadah. Oleh karenanya, mereka sangat menjaga betul kualitas makanan yang dikonsumi, bahkan rela riyadlah (tirakat), misalnya dengan cara puasa mutih (hanya makan nasi tanpa lauk pauk), puasa bila ruh (meninggalkan makanan-makanan yang bernyawa atau yang berbahan darinya), ngerowot (meninggalkan makanan pokok yang lazim dikonsumsi dengan diganti makanan jenis lain). dan lain sebagainya.

 Semua itu dilakukan oleh mereka untuk meningkatkan kejernihan hati. Semakin berhati-hati dalam menjaga diri dari perbuatan yang diharamkan, semakin tinggi pula kedudukan seorang hamba di sisi-Nya. Oleh karenanya ulama membagi derajat wira’i (menjaga diri dari keharaman) menjadi empat tingkatan. 

Pertama, wirainya orang-orang adil, yaitu dengan cara meninggalkan keharaman-keharaman sesuai petunjuk fatwa para pakar fiqh. 

Kedua, wirainya orang-orang saleh, yaitu meninggalkan kemurahan-kemurahan dengan memilih hukum-hukum yang berat.

Ketiga, wirainya orang-orang bertakwa, yaitu meninggalkan perkara-perkara mubah yang berpotensi mengantarkan kepada keharaman. 

Keempat, wirainya orang-orang yang jujur, yaitu meninggalkan perkara-perkara mubah secara total, meski tidak berpotensi mengantarkan kepada keharaman. Seluruh waktunya bernilai ibadah, tidak satu pun hampa tanpa diisi dengan ibadah.

Syekh Abu Said al-Khadimi berkata: 

ثُمَّ اعْلَمْ أَنَّ لِلْوَرَعِ مَرَاتِبَ الْأُولَى وَرَعُ الْعُدُولِ وَهُوَ مَا يَحْرُمُ بِفَتَاوَى الْفُقَهَاءِ“

Ketahuilah bahwa wirai

 memiliki empat derajat. Pertama, wirainya orang-orang adil, yaitu (meninggalkan) perkara haram sesuai fatwa-fatwanya para pakar fiqih,” 

الثَّانِيَةُ: وَرَعُ الصَّالِحِينَ وَهُوَ الِامْتِنَاعُ عَنْ احْتِمَالِ الْحُرْمَةِ، وَإِنْ رَخَّصَ الْمُفْتِي

“Kedua, wirainya orang-orang saleh, yaitu menahan diri dari keharaman, meski seorang mufti memberi kemurahan (hukum),” 

الثَّالِثَةُ: وَرَعُ الْمُتَّقِينَ وَهُوَ مَا لَا حُرْمَةَ فِيهِ بِحَسَبِ الْفَتْوَى وَلَا شُبْهَةَ فِي حِلِّهِ لَكِنْ يُخَافُ مِنْهُ أَنْ يُؤَدِّيَ إلَى مُحَرَّمٍ وَهُوَ تَرْكُ مَا لَا بَأْسَ بِهِ مَخَافَةَ مَا بِهِ بَأْسٌ 

“Ketiga, wirainya orang-orang bertakwa, yaitu (meninggalkan) perkara yang tidak haram dari sudut pandang fatwa dan tidak ada kesamaran dalam kehalalannya, namun dikhawatirkan akan mengantarkan kepada perbuatan yang dikhawatirkan. Wirai jenis ini adalah meninggalkan perkara yang tidak berbahaya karena khawatir terjerumus kepada perkara yang berbahaya,” 

الرَّابِعَةُ: وَرَعُ الصِّدِّيقِينَ وَهُوَ تَرْكُ مَا لَا بَأْسَ بِهِ أَصْلًا، وَلَا يُخَافُ مِنْهُ أَنْ يُؤَدِّيَ إلَى مَا بِهِ بَأْسٌ، وَلَكِنَّهُ يُتَنَاوَلُ لِغَيْرِ اللهِ لَا عَلَى نِيَّةِ التَّقَوِّي بِهِ عَلَى عِبَادَةِ اللهِ أَوْ يَتَطَرَّقُ الْأَسْبَابُ الْمُسَهِّلَةُ لَهُ كَرَاهِيَّةً أَوْ مَعْصِيَّةً

“Keempat, wirainya orang-orang yang jujur, yaitu meninggalkan perkara mubah secara total, tidak dikhawatirkan terjerumus ke dalam perbuatan yang berbahaya, namun perbuatan tersebut dilakukan tidak karena Allah, bukan karena niat agar kuat menjalani ibadah kepada Allah atau baru datangnya penyebab-penyebab yang mempermudah ia melakukan kemakruhan atau kemaksiatan,”  (Abu Said Muhammad bin Muhammad al-Khadimi, Bariqah Mahmudiyyah, juz.4, hal.252).


3.Segera bertobat. 

Tidak ada manusia yang bersih dari kesalahan dan dosa. Kesalahan adalah hal yang wajar bagi manusia. Yang bermasalah adalah membiarkan diri berlarut-larut dalam perbuatan dosa. Kematian yang tidak dapat diprediksi kapan datangnya, menuntut seorang manusia agar segera bertobat setiap kali melakukan dosa, untuk menghindari akhir yang buruk dalam perjalanan hidupnya (su’ul khatimah). Agama menekankan untuk senantiasa memperbarui tobat dari segala perbuatan maksiat. Syekh Ahmad al-Dardiri berkata: 

وَجَدِّدِ التَّوْبَةَ لِلْأَوْزَارِ * لَا تَيْأَسَنْ عَنْ رَحْمَةِ الْغَفَّارِ

 “Perbaruilah tobat karena beberapa dosa. Janganlah merasa putus asa dari rahmat Allah yang maha pengampun,” (Syekh Ahmad al-Dardiri, Manzhumah al-Kharidah al-Bahiyyah). 

Bertobat ada kalanya dari dosa yang berhubungan dengan Allah Swt, ada kalanya berhubungan dengan hak orang lain. Syarat yang harus dipenuhi ketika bertobat dari dosa yang berhubungan dengan Allah Swt ada empat, yaitu menyesal, melepaskan diri dari dosa yang diperbuat, bertekad untuk tidak mengulanginya dan beristighfar. Apabila dosa yang dilakukan berupa meninggalkan ibadah fardhu, maka wajib untuk mengqadhanya.  

Sedangkan bila berhubungan dengan hak orang lain, maka wajib mengembalikan kepada pemiliknya atau meminta kerelaannya, bila pemiliknya sudah wafat, dilakukan kepada ahli warisnya. Hal ini bila berkaitan dengan materi, seperti hutang atau harta curian. Bila berkaitan dengan non materi, seperti menganiaya, menggunjing, mengadu domba dan lain-lain, maka wajib meminta kehalalan pihak yang dizalimi. Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani menegaskan: 

تَجِبُ التَّوْبَةُ مِنَ الذُّنُوْبِ فَوْرًا عَلَى كُلِّ مُكَلَّفٍ وَهِيَ النَّدْمُ وَالْإِقْلَاعُ وَالْعَزْمُ عَلَى أَنْ لَا يَعُوْدَ إِلَيْهَا وَالْاِسْتِغْفَارُ وَإِنْ كَانَ الذَّنْبُ تَرْكَ فَرْضٍ قَضَاهُ أَوْ تَبِعَةً لِآدَمِيٍّ قَضَاهُ أَوِ اسْتَرْضَاهُ. 

“Wajib bagi setiap Mukallaf segera bertobat dari dosa, yaitu dengan menyesal, melepaskan diri dari dosa, bertekad untuk tidak mengulanginya dan beristighfar. Bila dosanya berupa meninggalkan ibadah fardlu, maka wajib mengqadlainya, bila  berupa hak adami, maka wajib menunaikannya atau meminta kerelaannya,” (Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani, Syarh Sullam al-Taufiq, Maktabah al-Salam, hal.113). Syekh Sayyid Muhammad Abdullah al-Jordani berkata: 

وَيَتَأَكَّدُ الْاِسْتِعْدَادُ لِلْمَوْتِ أَيِ التَّأَهُّبِ لِلِقَائِهِ بِفِعْلِ الْأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ وَاجْتِنَابِ الْأَعْمَالِ الْقَبِيْحَةِ وَالْمُبَادَرَةِ إِلَى التَّوْبَةِ الْمُتُوَفِّرَةِ لِلشُّرُوْطِ وَهِيَ الْإِقْلَاعُ عَنِ الذَّنْبِ وَالنَّدْمُ عَلَيْهِ وَالتَّصْمِيْمُ عَلَى عَدَمِ الْعَوْدِ إِلَيْهِ وَرَدُّ الْمَظَالِمِ إِلَى أَهْلِهَا وَقَضَاءُ نَحْوِ الصَّلَاةِ وَالصَّوْمِ وَاسْتِحْلَالٌ مِنْ نَحْوِ غِيْبَةٍ وَقَذْفٍ

 “Sangat dianjurkan mempersiapkan diri menghadapi kematian dengan mengerjakan amal-amal saleh dan menjauhi perbuatan-perbuatan yang tercela, bersegera bertobat dengan memenuhi syarat-syaratnya yaitu melepaskan diri dari dosa, menyesal atas dosa yang dilakukan dan bertekad untuk tidak mengulangi serta mengembalikan kezaliman yang dilakukan kepada orang yang berhak, mengqadha semisal shalat dan puasa, serta meminta halal dari perbuatan semacam menggunjing dan menuduh zina (Syekh al-Sayyid Muhammad Abdullah al-Jordani, Fath al-‘Allam bi Syarh Mursyid al-Anam, Juz.3, hal.206, Dar al-Salam).


AL QURAN SUDAH MENJAWABNYA SEMUA TENTANG KEHIDUPAN KITA.

 


Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al-Qur’an) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami ; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Qs. Al-A’raf ayat : 52)

Jadikan Alquran Sebagai petunjuk dalam kehidupan In Sya Allah segalanya berjalan sesuai Kehendak Allah,  

Hidup Menjadi lebih bermakna fiddunya wal akhirat. 

1.Kita Bertanya Kenapa Hidupku Hanya Gini Gini Saja Belum Sukses? 

Al Qur'an Menjawab : 

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” QS 13:11

2.Kita Bertanya,  Kenapa Doaku Belum. Dikabulkan? 

Al Qur'an Menjawab:

Mintalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan.” (QS. Al-Mu’min: 60).

3. Kita Bertanya Mengapa Hidupku Sulit dan Kurang? 

Al Qur'an Menjawab

Allah tidak ingin menyulitkan kalian, akan tetapi DIA berkehendak membersihkan kalian dan menyempurnakan Nikmat-NYA bagi kalian agar kalian senantiasa bersyukur (Al Maidah/ 6.)

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”  [Ibrahim 7]

4.Kita Bertanya Kenapa Selalu Ada Masalah? 

Al Qur'an Menjawab

Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syura: 30).

5.Kita Bertanya Mengapa Aku Diuji ?

Al Qur'an Menjawab

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan," Kami telah beriman", sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." [Surah Al-Ankabut ayat 2-3].

6. Kita Bertanya Mengapa Ujian Seberat Ini ?

Al Qur'an Menjawab

"Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya," [Surah Al-Baqarah ayat 286].

7. Kita Bertanya Mengapa Aku Tidak Dapat Apa Yg Aku Harapkan ?

Al Qur'an Menjawab

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." [Surah Al-Baqarah ayat 216].

8. Kita Bertanya Mengapa Aku Merasa Putus Asa?

Al Qur'an Menjawab

"Janganlah kamu bersikap lemah. dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman." [Surah Al-Imran ayat 139].

9. Kita Bertanya Bagaimana Aku Harus Bersikap ?

Al Qur'an Menjawab

"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan shalat; dan sesungguhnya shalat itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyu" [Surah Al-Baqarah ayat 45].

10. Kita Bertanya Apa Yang Aku Dapat Dari Semua Ini ?

Al Qur'an Menjawab

"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mumin, diri, harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka." [Surah At-Taubat ayat 111].

11. Kita Bertanya Kepada Siapa Aku Berharap ?

Al Qur'an Menjawab

"Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain dari-Nya. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal." [Surah At-Taubat ayat 129].

12. Kita Bertanya  Aku Sudah Tidak Tahan Dg Ini Semua.. 

Al Qur'an Menjawab

"dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir." [Surah Yusuf ayat 12] .

13. Kita Bertanya Mengapa Hati Ini Tidak Tenang ?

Al Qu'ran Menjawab

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. [QS. Ar Rad ayat 28].

14.Aku Lelah Hidup Serba Susah Dan Sulit.. 

Al-Qur’an Menjawab

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Qs. Alam Nasyrah ayat : 5)

15. Bagaimana Jalan Keluar Permasalahan Hidupku Ya Allah

Al Qur'an Menjawab

Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar." (QS. At-Thalaq: 2 )

Dan firman-Nya

"Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya." (QS. At-Thalaq: 4)

16. Bagaimana Dengan Rezekiku

Al Qur'an Menjawab

Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS At-Tholaq : 3), tidak akan dipercepat dan tidak pula terlambat.

"Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (QS. Asy Syuraa: 27)

17. Bagaimana semacam panduan spiritual agar  tetap tangguh, istikamah, dan mantap menjalani kehidupan ini? 

Al Qur'an Menjawab

"Wahai orang-orang yang berselimut, bangunlah sholat malam, separuh malam, atau kurangi sedikit atau lebih dan bacalah Alquran dengan tartil, maka aku akan berikan kepadamu qaulan tsaqilan (ucapan berbobot) dan sesungguhnya bangun di pengujung malam itu paling dalam kesannya untuk menumbuhkan iman dan memantapkan mental." (Q.S. Al Muzzamil, 1-6).

Itulah jawaban Al qur'an atas keluh kesah kita selama ini..

Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak mengetahuinya.” (QS. Yusuf: 86).

Silahkan berkeluh kesah dan curhat, mengadu segala permasalan hidup hanya kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.

Sabtu, 01 Oktober 2022

KEBAHAGIAAN DAN KETENANGAN HIDUP


Jangan berharap selain Allah Ta'ala.

Jangan bersandar pada kemampuan diri sendiri atau orang lain.

Karena terlalu berharap kepada manusia selalu membuat kecewa.

Tapi bila harapanmu kau gantungkan kepada Allah Ta'ala, Maka DIA akan memberimu yang terbaik dari yang kamu kira.

Selalu berdoa pada Allah,Agar Hati menjadi tenang, sebab berdoa merupakan kebutuhan jiwa. Kitalah yang butuh dan perlu Allah. Dan dengan mengingat Allah melalui doa, maka hati kita akan tenteram, terhindar dari penyakit-penyakit rohani seperti cemas, takut, was-was, ragu-ragu dan sebagainya.

Dengan berdoa akan merasa lebih dekat dengan Allah. Hanya orang-orang yang berdoa sajalah yang merasakan kedekatan dengan Tuhannya, merasa dicintai, merasa diperhatikan, tidak takut, dan merasa lengkap karena Allah selalu di dekatnya.

Doa dapat memperlancar rezki yang barokah. Sebab, Allah-lah Sang Maha Pemberi Rezki. Sehingga jika kita berdoa kepada-Nya, maka Allah akan turunkan rezki yang barokah buat kita. Kita manusia lemah sebenarnya tak punya apa-apa, kecuali apa-apa yang diberi-Nya. Karena itu, jika ingin sesuatu, ya kepada Allah-lah mengadunya.

Doa ternyata juga dapat mengubah takdir, nasib dan kondisi kita saat ini. Sebab, tidak ada yang tak mungkin bagi Allah, bisa saja jika takdir kita, kondisi kita, nasib kita saat ini sedang jatuh terperosok, atau dihinakan. Maka, dengan doa-doa tulus yang kita panjatkan, apalagi pada malam-malam sunyi dan dengan amalan shalih kita yang tak pernah putus, bisa saja Allah mengubah takdir kita.

Dalam Alquran Surah Ar-Ra’d ayat 28, Allah berfirman yang artinya:

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”

Ayat ini memberikan petunjuk bagaimana agar hati kita menjadi tenang. Hanya ada satu cara, yaitu dengan terus dan selalu mengingat Allah.

mengingat disebut dengan zikir. Makna lain dari kata zikir adalah menyebut. Dengan demikian, maka agar hati tenang yang harus dilakukan adalah mengingat dan menyebut nama Allah SWT.

Menjalankan ibadah mahdhoh adalah zikir. Mencari ilmu adalah zikir, bekerja mencari nafkah yang halal adalah zikir, berdakwah adalah zikir, menulis buku yang bermanfaat adalah zikir, berbakti kepada kedua orang tua adalah zikir, menolong sesama adalah zikir, dan seluruh aktivitas yang mendekatkan diri kepada Allah adalah zikir.

Kesimpulan nya adalah  :

Ketenangan Hati Kunci Kebahagiaan Hakiki

Kebahagiaan sejati seseorang tidak bisa diukur dengan banyaknya harta atau kekayaan, status atau pangkat sosial dalam kemasyarakatan dan atau semua kemewahan yang dimiliki oleh seseorang. Kebahagiaan yang sesungguhnya atau kebahagiaan yang sejati atau hakiki itu terletak pada ketenangan hati seseorang.

Allah telah menjelaskan dalam Firman-nya:

هُوَ ٱلَّذِيٓ أَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ لِيَزۡدَادُوٓاْ إِيمَٰنٗا مَّعَ إِيمَٰنِهِمۡۗ وَلِلَّهِ جُنُودُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمٗا

"Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana". (QS. Al-Fath : 4)

Semoga Allah memberikan kekuatan dan pertolonganNya

Wallahu a'lam bish-shawab.

Benahi SHOLATMU Perbaiki SHOLATMU Maka ALLAH akan memperbaiki HIDUPMU


 Tugas manusia beribadah pd Allah Subhanahu wa ta’ala Terkadang karena terlalu fokus dg kerjaan menjadikan lupa kewajiban yg utama yaitu sholat dg tepat waktu. 

Malah begitu terlalu bersemangat mengejar rezeki sampai sampai sholat dikesampingkan.. Begitu ada meeting ntar. Lagi sholatnya.. Ntar lagi terus diundur undur sampai mau memasuki waktu sholat berikutnya. 

Meeting dg orang penting ntar aja deh sholatnya. 

Allahu Akbar!… Allahu Akbar! Allahu Akbar!… Allahu Akbar!

“Duh! Sudah adzan, sebentar lagi ah shalatnya… tanggung kerjaannya tinggal sedikit lagi.”

Ketahuilah ini  termasuk jenis orang yang melalaikan shalatnya. Perhatikanlah firman Allah, yang artinya “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.” (QS. Al-Maa’uun: 4-5)

Kita kadang lupa siapa pemilik rezeki ini?  

Trus ngapain ampe segitunya melalaikan sholat,  lalai aja kita jadi celaka apalagi ninggalin sholat. 

Hidup kok jadi repot, padahal kalau kita sholat ontime rezeki malah lebih mudah karena sholat itu salah satu komunikasi hambanya dg Allah. 

Coba kita perhatikan panggilan sholat saat azan. 

Hayya ‘alal falâh adalah salah satu kalimat di dalam adzan, artinya adalah : Marilah menuju keberuntungan, atau kemenangan. 

Jelas disebutkan kita diajak menjadi pemenang dunia dan akhirat,  tapi kenapa gag mau sholat ontime?

Sudah sangat jelas kita diajak meraih kemenangan,  tapi kenapa gag mau? 

Jangan salahkan keadaan Jika kondisi kita tidak seperti yg diharapkan,  kalau mau menang dunia akhirat begitu dengar azan segera bergegas dan tingalkan segala urusan. 

Lebih penting mana sih menghadap sang pencipta dan pemilik segalanya atau lebih penting urusan dunia? 

Mikirrrr.... 

Disaat rezeki kita terlambat... Ampunn deh memohon mohon dg Allah tapi lupa kewajibannya juga harus ontime

ketika seorang muadzin menyerukan hayya ‘alal falâh, maka sesungguhnya dia mengajak manusia menuju surga, karena keberuntungan, kemenangan, dan keselamatan hakiki adalah masuk surga dan selamat dari neraka. Sehingga kita wajib menyambutnya dengan mendatangi masjid untuk shalat berjama’ah. 

Ada kisah nyata seorang pengusaha yg sudah mendekati kebangkrutan,  lalu mendatangi ustadz dan menceritakan segala permasalahannya. 

Lalu ustadz tanya gimana dg sholatmu? 

Pengusaha itu jawab,  bolong bolong terkadang ontime terkadang telat melakukan nya..dg senyum lalu ustadz tsb menjawab maukah kamu menjadi pengusaha yg sukses dunia akhirat? 

Perbaiki sholatmu,  biasakan berjamaah dan ontime maka Allah akan memudahkan dan memperbaiki hidupmu. 

Jika lebih mau cepat lagi dan hidup makmur, lakukan sholat subuh berjamaah dan kemudian lihat apa yg terjadi? 

Perubahan akan banyak terjadi sampai kamu sendiri akan kaget akan perubahannya. 

Silahkan pulang,  itu saja nasehat dariku kata ustadz tersebut.

Dan memang setelah pengusaha itu melakukan dan membiasakan sholat ontime serta berjamaah,  perubahan hidup ikut dengan sendirinya serasa dimudahkan urusan semua oleh Allah Subhanahu Wata'ala,  

Karena pemilik semua kehidupan itu Allah Subhanahu wa ta’ala,  maka saat dipanggil sholat tinggalkan semua urusan dunia,  insyaAllah hidup jd lebih indah. 

Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”  (QS. Jumu’ah: 10)

Jika ingin hidup dimudahkan semua urusannya,  perbaiki dulu kewajiban dg Allah,  maka insyaAllah segala kemudahan akan menghampirimu. 

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.

KUNCI NIKMAT ITU MENSYUKURI APA YG TELAH DIMILIKINYA.

 


Kunci kebahagiaan seseorang adalah rasa syukur yang dimilikinya, semakin banyak bersyukur maka semakin besar kebahagiaan yang dirasakan

Janji Allah Subhanahu wa ta’ala pada orang yang bersyukur ialah Ia akan menambahkan nikmat-Nya pada mereka yang bersyukur,

“Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS. Ibrahim: 7).

Memiliki jiwa syukur berarti selalu menerima apa adanya (qona’ah), sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada stress, 

inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur.

 Seorang yang pandai bersyukur sangatlah cerdas memahami sifat-sifat Allah Subhanahu wa ta’ala, sehingga apapun yang diberikan Allah ia malah terpesona dengan pemberian dan keputusan Allah. 

Bila sedang menghadapi kesulitan maka ia segera ingat sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  yaitu : 

“Kalau kita sedang sulit perhatikanlah orang yang lebih sulit dari kita”.  

"Bila sedang diberi kemudahan, ia bersyukur dengan memperbanyak amal ibadahnya, kemudian Allah pun akan mengujinya dengan kemudahan yang lebih besar lagi"

Bila ia tetap istiqomah dengan terus bersyukur maka Allah akan mengujinya lagi dengan kemudahan yang lebih besar lagi. 

Maka berbahagialah orang yang pandai bersyukur.


Jumat, 30 September 2022

TEMAN DAN SAHABAT


 Saat ada 1000 (seribu)Teman maka Sahabat tidak lebih dari 1 (satu) 

Artinya Teman Tak Bisa Di Hitung Tapi Sahabat Mampu Terhitung

Saat kita dalam kesulitan maka seribu teman hanya melihatmu, hanya sekedar simpati ikut bersedih, tapi jarang yg bergerak menolong mu dan hanya SATU Sahabat yg tetap sekuat tenaga menolong mu. 

Artinya Teman Hanya Basa Basi Tapi Sahabat Selalu Ada Solusi

Dan saat kita memiliki pacar maka seribu temanmu kamu lupakan atau dipinggirkan karena dirimu fokus dgpa pacarmu, dan sahabatmu hadir saat dirimu sedih Terluka oleh pacarmu. 

Saat kita perlu pertolongan maka Temanmu yg adahanya  basa-basi, sedangkan Sahabatmu akan sangat peduli.

Dan Teman bisa berpura-pura seolah olah peduli padamu padahal hanya pemanis saja,  sedangkan sahabatmu dg jujur dan ikhlas sigap menolong mu. 

Artinya Teman Suka Membully Tapi Sahabat Senang Memuji

Ada dari sekian Teman yg peduli, tapi nilai atau kadar nya berbeda daripada Sahabat. 

Artinya Teman hanya alakadarnya,  tapi sahabat berbuat semaksimalnya. 

Seorang sahabat cenderung akan mampu mengerti dan memahami diri kita sepenuhkanya. Ia juga menjadi seseorang yang selalu kita ajak untuk berbagi segala perasaan termasuk kesedihan atau kegembiraan.

Sedangkan Teman lebih banyak hanya mau bersenang senang saja, saat kondisi kita susah maka ditinggalkan kita, karena berteman hanya faktor kepentingan. 

Artinya Teman Hadir Sesaat Tapi Sahabat Ada Setiap Saat

Kretiria Sahabat Yg Baik.

Mengokohkan Satu Sama Lain

Menimbulkan Rasa Saling Menolong,  Mengingatkan di jalan yang benar. 

Sahabat Terbaik Adalah Ia Yang  Senantiasa Mengingatkanmu Kepada Allah

Sahabatmu Ialah Cerminan Dirimu

Sahabat Baik Saling mensupport karena sudah menjadi bagian keluarga.

Maka kita harus pintar memilih teman, karena mereka dapat memiliki pengaruh besar dalam pembentukan pemikiran dan perasaan kita. Dan bila seseorang ingin sukses maka bergaullah dengan orang yang berkualitas.

WALAUPUN SUNNAH DIKERJAKAN ITU LEBIH BAIK.

 


Kalau kita ditanya apa arti Sunnah, pasti jawabannya,

"kalau di kerjakan dapat pahala dan kalau tidak di kerjakan tidak apa-apa."

Padahal kalau kita mengerjakan SHALAT SUNNAH RAWATIB 12 rakaat, ALLAH menjanjikan rumah di Surga.

Coba kalau kita mengerjakannya setiap hari..

Begitu indah dan nikmatnya. 

Apakah Rugi kalau dikerjakan? 

Apakah Capek kalau dikerjakan? 

Allah sudah berikan kesempatan pada hambanya nilai ibadah yg luar biasa, jangan disia siakan,  segera lakukan. 

Kalau kita SHALAT SUNNAH FAJAR, pahalanya lebijh baik dari dunia dan seisinya..

Apakah Rugi kalau dikerjakan? 

Apakah Capek kalau dikerjakan? 

Allah sudah berikan kesempatan pada hambanya nilai ibadah yg luar biasa, jangan disia siakan,  segera lakukan. 

Seseorg yg SHALAT TAHAJJUD,  ALLAH mudahkan urusannya, doa²nya terkabul dan ALLAH angkat derajatnya ke tempat yg terpuji. Dijamin masuk Surga dan selamat dari adzab neraka dan dicatat sbg org yg berdzikir kpd ALLAH. 

Apakah Rugi kalau dikerjakan? 

Apakah Capek kalau dikerjakan? 

Allah sudah berikan kesempatan pada hambanya nilai ibadah yg luar biasa, jangan disia siakan,  segera lakukan. 

Kalau kita SHALAT DHUHA 2 rakaat itu sudah  mencukupi sedekah 360 persendian dan ALLAH jamin rezekinya. 

Apakah Rugi kalau dikerjakan? 

Apakah Capek kalau dikerjakan? 

Allah sudah berikan kesempatan pada hambanya nilai ibadah yg luar biasa, jangan disia siakan,  segera lakukan. 

Seseorang yg SHALAT KE MASJID, tiap langkahnya diangkat satu derajat dan dihapuskan satu dosa sampai ia masuk Masjid. Apabila ia di dalam Masjid, akan dianggap mengerjakan Shalat selama menunggu hingga Shalat dilaksanakan, dan Malaikat terus mendoakannya. 

Apakah Rugi kalau dikerjakan? 

Apakah Capek kalau dikerjakan? 

Allah sudah berikan kesempatan pada hambanya nilai ibadah yg luar biasa, jangan disia siakan,  segera lakukan. 

Walaupun  Sunnah,  tetap Allah berikan pahala dan kenikmatan yg luar biasa, maka mulai saat ini di MINDSET kita bukan lagi "kalau di kerjakan dapat pahala, dan kalau tidak di kerjakan tidak apa apa" 

Kita ganti menjadi "kalau di kerjakan akan "DAPAT KENIKMATAN YG LUAR BIASA ", dan kalau tidak di kerjakan akan "KERUGIAN BESAR YG LUAR BIASA ".

Mulai saat ini biasakan dan lakukan sunnah sunnah yg diperintahkan Allah,  mulai dari yg sedikit tidak apa apa. yang penting istiqomah Karena "AMALAN YANG DICINTAI ALLAH ADALAH YANG DILAKUKAN TERUS-MENERUS WALUPUN SEDIKIT"

Jadi, yang paling dicintai oleh Allah adalah yang kontinu walaupun sedikit tapi terus-menerus dikerjakan. Karena amalan yang sedikit lebih baik daripada amalan banyak yang dikerjakan hanya sekali, dua kali atau tiga kali kemudian seorang bosan dan tidak melakukannya lagi.

Sebagaimana Sabda Nabi kita ‘Alaihish Shalatu was Salam:

“Dan ketahuilah bahwasanya amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang terus-menerus walaupun sedikit.” (HR. Muslim 2818)

Dan Keutamaan Mengerjakan Sholat Sunnah

Menutupi Kekurangan dalam Sholat Fardhu

Ibadah Sunnah Paling Afdhal

Dosanya Berguguran Ketika Ruku' dan Sujud

Dicintai Oleh Allah Subhanahu wa ta’ala 

Doanya Mustajab

Diangkat Derajatnya di Sisi Allah Subhanahu wa ta’ala.

Semoga kita selalu dijaga ALLAH Subhanahu wa ta’ala dan dijauhkan dari kelalaian dan berpaling dari-NYA.

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.

Kamis, 29 September 2022

SEDEKAH TIDAK HANYA MATERI


 Sesungguhnya tiap-tiap tasbih adalah shodaqoh, tiap-tiap tahmid adalah shodaqoh, tiap-tiap tahlil adalah shodaqoh, menyuruh kepada kebaikan adalah shodaqoh, mencegah kemungkaran adalah shodaqoh dan persetubuhan salah seorang di antara kamu (dengan istrinya) adalah shodaqoh.

Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Sesungguhnya sebagian dari para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, orang-orang kaya lebih banyak mendapat pahala, mereka mengerjakan shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, dan mereka bershodaqoh dengan kelebihan harta mereka”. 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan bagi kamu sesuatu untuk bershodaqaoh? Sesungguhnya tiap-tiap tasbih adalah shodaqoh, tiap-tiap tahmid adalah shodaqoh, tiap-tiap tahlil adalah shodaqoh, menyuruh kepada kebaikan adalah shodaqoh, mencegah kemungkaran adalah shodaqoh dan persetubuhan salah seorang di antara kamu (dengan istrinya) adalah shodaqoh “. 

Mereka bertanya, “ Wahai Rasulullah, apakah (jika) salah seorang di antara kami memenuhi syahwatnya, ia mendapat pahala?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tahukah engkau jika seseorang memenuhi syahwatnya pada yang haram, dia berdosa. Demikian pula jika ia memenuhi syahwatnya itu pada yang halal, ia mendapat pahala”.  (HR. Muslim no. 2376)

REZEKI


 Semoga hari ini Berkelimpahan Rezekinya aamiinn

Jika Rezekinya Jauh Maka Dekatkanlah ya Allah

Jika Rezekinya Belum ada, Adakanlah ya Allah

Jika Rezekinya Sempit, Lapangkanlah ya Allah

Jika Rezekinya Susah,  Permudahkanlah ya Allah

Jika Rezekinya dilangit,  Turunkanlah ya Allah

Jila Rezekinya dibumi,  Keluarkanlah ya Allah

Jika Rezekinya sudah ada,  Tetapkanlah ya Allah

Jika Rezekinya Haram,  Ubahlah yg datang itu Rezeki Halal ya Allah Ya Rab

Rezeki  telah digariskan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala  diberikan kepada seluruh umat manusia. Takdir jatah dan takarannya pun telah ditentukan sebelumnya di lauhil mahfudz. Namun demikian manusia tetap harus berusaha menjemput datangnya rezeki tersebut dengan cara mengetahui sebab-sebab turunnya rezeki, sebab manusia telah diwajibkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala

 untuk berikhtiar selama di dunia.

Firma Allah di dalam Al Quran :

“Dan Dia-lah yang memberikan KEKAYAAN dan KECUKUPAN.”  (QS. Al Najm : 48)

Jadi kekurangan dan kemiskinan itu bukan bagian dari takdir, tetapi manusia-nyalah yang menjadikannya demikian.

Firman Allah di dalam Al Quran :

“ Dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.” (QS. An Nisaa : 79)

“ Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syura : 30)

Kemalasan dan ketidakmauan di dalam berusaha dan bekerja keras yang menjadi penyebabnya. Rasa takut terhadap kegagalan serta pada saat mengalami kegagalan mudah menyerah itu juga menjadi penyebabnya.

Jangan menyalahkan keadaan jika saat ini rezekinya belum. Sesuai yg diharapkan lakukan lagi dg maksimal dan yakin, selalu berprasangka baik apapun hasilnya serahkan dg Allah. 

Aku sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku” (Muttafaqun ‘alaih). Hadits ini mengajarkan bagaimana seorang muslim harus huznuzhon pada Allah dan memiliki sikap roja‘ (harap) pada Allah semata. 

maknanya adalah Allah akan memberi ampunan jika hamba meminta ampunan. Allah akan menerima taubat jika hamba bertaubat. Allah akan mengabulkan do’a jika hamba meminta. Allah akan beri kecukupan jika hamba meminta kecukupan.

Semoga kita selalu diberikan kemudahan dan berkelimpahan dari rezeki yg halal dan berokah. 

Keep spirit dan keep fighting for succes

Never Give Up (jadilah pribadi yg pantang Menyerah dg keadaan) 

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” ( Quran Surat Ar-Ra’d Ayat 11)

Wallahu a'lam bish-shawab.

Rabu, 28 September 2022

HAK ALLAH DI PAGI HARI

 


Apakah hal yang kita lakukan pertama kali saat bangun dari tidur? Selain melihat jam, mungkin hal pertama yang kita lakukan adalah mengecek ponsel. Terkadang hal yang kita lihat sebagai hal yang sepele, namun bila dilakukan berulang kali, bisa menjadi sebuah kebiasaan yang ke depannya bisa membawa hal yang tidak baik bagi kita.

Rasulullah shalallahu ‘alaihiwasallam bersabda :

“ Barangsiapa yang bangun di pagi hari namun hanya DUNIA yang dipikirkannya, sehingga seolah-olah dia tidak melihat hak Allah dalam dirinya maka Allah akan menanamkan 4 (empat) penyakit dalam dirinya:

1. Kebingungan yang tiada putusnya;

2. Kesibukan yang tidak ada ujungnya;

3. Kebutuhan yang tidak terpenuhi; dan

4. Keinginan yang tidak tercapai”. 

( HR. Ath Thabrani).

MAKA MULAILAH PAGI HARIMU DENGAN MENJAGA HAK ALLAH TERLEBIH DAHULU, dan bersyukhur karena Dia masih memberi umur dan kesempatan untuk hidup, dengan demikian Allah akan menjaga “DUNIA” mu.

Betapa tenang dan damainya pagi hari jika kita mulai dengan memelihara hak Allah.

Semoga kita dijadikan hamba Allah yang senantiasa bersyukur dan senantiasa mendahulukan hak-hak Allah. 

Mulai saat ini biasakan diri kita untuk melakukan dipagi hari dengan

Membaca doa bangun tidur

Diriwayatkan dalam HR. Bukhari no. 6325, bacaan doa bangun tidur adalah sebagai berikut:

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ

“Alhamdullillahilladzi ahyaanaa bada maa amaatanaa wa ilaihin nushur”

Artinya: Segala puji bagi Allah, yang telah membangunkan kami setelah menidurkan kami dan kepada-Nya lah kami dibangkitkan.

Salat sunnah sebelum Subuh

Diriwayatkan dalam HR. Muslim no 725, Rasulullah SAW bersabda:

“Dua rakaat shalat sunnah subuh lebih baik daripada dunia dan seluruh isinya.”

Salat subuh berjamaah di masjid bagi laki-laki

Diriwayatkan dalam HR. Muslim no. 656, Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Barangsiapa yang shalat isya` berjama’ah maka seolah-olah dia telah shalat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa yang shalat shubuh berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat seluruh malamnya.”

Dzikir pagi

Diriwayatkan dlam HR. Abu Dawud: 3667, Anas bin Malik ra berkata, Rasulullah SAW bersabda,

“Aku duduk bersama orang-orang yang berdzikrullah Ta’ala mulai dari (waktu) sholat shubuh hingga terbit matahari lebih aku cintai daripada memerdekakan empat orang budak dari putra Nabi Isma’il. Dan aku duduk bersama orang-orang yang berdzikrullah mulai dari (waktu) sholat Ashar sampai terbenam matahari lebih aku cintai daripada memerdekakan empat orang budak”.

Shalat Dhuha

Diriwayatkan dalam HR. Muslim no. 720, Abu Dzar berkata, Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at”.

Semoga kita menjadi hamba Allah yang senantiasa bersyukur dan mendahulukan hak-hak Allah. 

Aamiin ya Robbal 'Aalamiin. Baarakallahu Fiikum.


Selasa, 27 September 2022

Orang Yg Maunya Menang Sendiri Atau Selalu Merasa Benar Bermasalah Dg Kecerdasan Hatinya

 


Dalam interaksi kehidupan sehari-hari, sering kali terjadi baik di dunia nyata maupun maya ditemukan kalimat celotehan

 "jangan merasa paling benar", 

"jangan merasa benar sendiri", 

"jangan merasa paling baik", dan 

"jangan merasa paling suci". 

Kalimat-kalimat seperti itu biasanya muncul saat orang dihadapkan pada kondisi perdebatan, perbedaan pandangan, keterusikan akan keyakinan, dan rasa tidak senang saat mendapatkan teguran atau nasihat.

Pada kondisi seperti itu, tidak jarang perilaku merasa paling benar membawa dampak buruk bagi diri yang bersangkutan dan lingkungan sekitarnya. 

Setidaknya, orang yang merasa paling benar tergolong ujub dan takabur yang menjadikannya kurang dipercaya dan dihargai oleh orang lain. 

Sikap dan perilaku itulah yang pada akhirnya dapat memicu terjadinya konflik di antara sesama.

"Pintarlah Merasa dan Janganlah Merasa Pintar.

Benar Benarlah Merasa Dan Janganlah Selalu Merasa Benar "


BELAJAR BERBAIK SANGKA KEPADA ALLAH

 

Dinamika kehidupan kita sebagai manusia tak mungkin lepas dari beragam ujian Allah, entah berupa kesusahan, kegagalan, kemiskinan, pun kekayaan dan kesenangan. Hadirnya ujian-ujian tersebut menjadi barometer keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah.

Sebagaimana Firman-Nya: 

“Yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu, siapa yang lebih baik amalnya di antara kamu”  (QS Al-Mulk: 2]. 

Semakin kita sabar dan lapang dada dalam menghadapi ujian, semakin tinggi pula derajat kita di hadapan-Nya. Sebaliknya, ketika kita hanya berpangku tangan, berputus asa, dan merutuki keadaan, semakin rendah pula derajat kita di sisi-Nya. Semua ditentukan oleh bagaimana sudut pandang pikiran kita saat menghadapinya.

Ketika kita berhadapan dengan berbagai persolan pelik dalam hidup, kita dituntut bijaksana dalam menyelesaikannya. 

 “A person limited only by the thoughts that the chooses (seseorang di batasi oleh pemikiran-pemikiran yang ia pilih sendiri)”, statement James Allen yang dinukil dalam buku ini memang benar adanya. 

Seseorang yang senantiasa memenuhi pikirannya dengan pikiran-pikiran negatif, hakikatnya telah membatasi dirinya untuk hanya berpikir negatif saja. Berbeda dengan orang yang selalu berpikir positif, pastilah hal-hal positif yang menghiasi hari-harinya.

Dalam Buku Zero Emotion,  menyikapi permasalahan itu dimulai dg ketenangan Hati dan Ketenangan Jiwa. 

Saat ada ketenangan di diri kita,  maka kemudahan dan solusi selalu ada di setiap permasalahan, karena masalah bisa diselesaikan saat kita dalam kondisi Tenang bukan hati yg bergejolak. 

Jangan Membiasakan Mengeluh.

 


Manusia memang diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir, tapi itu bagi mereka yang tak mau berfikir. Bahwa jika seseorang dihadapkan pada suatu masalah, sebenarnya dia sedang diberikan kesempatan untuk bisa ditempatkan-Nya pada posisi yang lebih baik dari sebelumnya.

Namun jika kita mengeluh, sama saja telah menyangsikan kekuasaan Allah. Karena secara tidak langsung hal itu menandakan buruknya persangkaan kita pada Allah, sementara Allah mengikuti persangkaan hamba-Nya. Padahal;

“Sesungguhnya jika Allah akan mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberikan ujian kepada mereka. Barang siapa yang bersabar, maka kesabaran itu bermanfaat baginya. Dan barang siapa marah (tidak sabar) maka kemarahan itu akan kembali padanya.” 

(HR. Ahmad dan at-Tirmidzi, Ibnu Muflih berkata, “Isnad hadits ini baik”)

Maka sebenarnya bila kita mampu mengurangi kebiasaan mengeluh atau tidak mengeluh sama sekali dan berusaha berbaik sangka pada-Nya, hal itu akan menjadi penyumbang bagi kebaikan kehendak-Nya pada kita.

Oleh karena itu, marilah kita membiasakan diri untuk tidak mengeluhkan masalah 

(Apa yang terjadi pada Anda tidak penting). Tapi mari kita berfikir cerdas dan berusaha ikhlas mencari solusi secara tuntas 

(Yang penting adalah apa yang Anda lakukan terhadap apa yang terjadi pada Anda)

Senin, 26 September 2022

KAYA HATI JALAN MENUJU KAYA RAYA

 


Kita perlu cermati banyak di antara orang-orang yang masuk daftar orang-orang terkaya dunia ini yang dikenal sebagai orang yang murah hati. Mereka menyisihkan sebagian kekayaannya untuk berbagai kegiatan sosial (charity), pelayanan publik dan pemberdayaan masyarakat. 

Orang terkaya didunia dikutip dari Business Insider sebut saja misalnya Carlos Slim Helu dikenal sebagai filantropis yang banyak membantu kegiatan sosial. 

Bill Gates sangat terkenal karena menyisihkan sebagian kekayaannya melalui kegiatan di Gates & Melinda Foundation. 

Warren Buffet juga sudah lama dikenal sebagai orang yang murah hati karena menyisihkan separuh dari kekayaannya untuk kegiatan sosial. Pada tahun 2012 lalu Warren Buffet menyumbangkan kekayaannya sebesar 3,084 Milyar dollar AS (setara Rp 29 Trilyun) untuk kegiatan amal sosial. 

Zuckerberg dan Chan telah menyumbangkan lebih dari USD 1 triliun untuk pendidikan dan penelitian medis, termasuk sumbangan multi-juta dolar ke rumah sakit San Francisco yang kemudian dinamai Zuckerberg pada tahun 2015.

“Saat Kita Menempatkan Diri Dg SEMAKIN BANYAK MEMBERI,  Maka Kita Akan Berada Dalam ALIRAN SEMAKIN BANYAK MENERIMA.

Dan Akibatnya Kita Berada Di ZONA SEMAKIN BANYAK BERDATANGAN REZEKI BERLIMPAH .” dikutip Motivator Kepribadian Dan Founder Rezeki Healing  Anaz Almansour "

Seperti pepatah tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah dan kebaikan akan dibalas dengan kebaikan ini sudah dijelaskan dalam firman Allah di surah Al-Baqarah :

“Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat,” (QS. Al-Baqarah: 265).

Memaknai sebuah pertanyaan tentang kekayaan berawal dengan sebuah sebuah nasehat suri tauladan kita. Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Kaya bukanlah diukur dengan banyaknya kemewahan dunia. Namun kaya (ghina’) adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051)

PANDANGAN DAN TUJUAN HIDUP MANUSIA

 


Ada yg lebih Dominan Dunianya

Selalu menempatkan segala urusan dunia diatas segalanya 

Ada yg lebih Dominan Akhiratnya

Menempatkan Akhirat Terlebih dahulu daripada urusan dunia. 

Lalu mana yg anda pilih? 

Karena Hidup ini pilihan

Kehidupan dunia yang sementara ini, apa yang sudah kita persiapkan untuk akhirat yang kekal abadi? 

Renungkan kembali tentang hakekat kehidupan ini yakni 

Darimana kita berasal, 

Untuk apa kita hidup, dan 

Mau kemana kita setelah mati?

Tidak bisa dipungkiri, banyak yang masih menjalani kehidupan dunia dengan semaunya tanpa memikirkan kehidupan akhirat. 

Padahal kehidupan dunia hanya sementara, hanyalah permainan dan senda gurau.

Allah Azza wa Jalla Berfirman 

“Dan kehidupan dunia ini, hanyalah permainan dan senda gurau, sedangkan negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kalian memahaminya?.”  (QS. Al-An’am:32).

Secara fithrah manusia mencintai dunia, karena memang Allâh Azza wa Jalla telah menjadikan berbagai kesenangan dunia itu indah di mata manusia. 

Allâh Azza wa Jalla Berfirman :

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allâh-lah tempat kembali yang baik (surga).  (Ali-‘Imrân/3:14)

Allâh Azza wa Jalla juga berfirman 

Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi, sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.  (Al-A’la/87:16-17)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah membuat perbandingan antara dunia dan akhirat. 

PERBANDINGAN antara KEDUANYA BAGAIKAN SESEORANG YANG MENCELUPKAN JARINYA KE DALAM LAUTAN, MAKA DUNIA BAGAIKAN SETETES AIR yang melekat pada jari-jarinya itu. 

Al-Mustaurid bin Syaddad Radhiyallahu anhu berkata:

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

“Demi Allâh, tidaklah dunia dibandingkan akhirat melainkan seperti salah seorang dari kamu yang mencelupkan jari tangannya ini 

Perawi bernama Yahya menunjuk jari telunjuk- ke lautan, lalu hendaklah dia perhatikan apa yang didapat pada jari tangannya”. [HR Muslim, no. 2858].

JADIKAN AKHIRAT SEBAGAI PUSAT PERHATIAN DAN TUJUAN HIDUPMU 

Kalau kita sudah mengetahui hakikat perbandingan dunia dengan akhirat, maka seharusnya kita lebih mementingkan akhirat daripada dunia. 

Jangan sampai hanya mengejar kesenangan dunia sehingga mengabaikan bekal untuk akhirat. Jangan sampai dengan ALASAN SIBUK KERJA, 

SIBUK URUSAN KELUARGA DAN ANAK-ANAK, kemudian MELALAIKAN SHOLAT BERJAMAAH di MASJID,  MEMBACA AL QURAN,  MEMPELAJARI ILMU AGAMA, dan IBADAH LAINNYA.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan bahwa menjadikan akhirat sebagai tujuan adalah cara yang terbaik dalam meniti jalan hidup ini. 

Karena Allâh Azza wa Jalla akan memberikan berbagai kemudahan bagi orang yang berbuat demikian, sebagaimana disebutkan di dalam hadits berikut ini :

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa akhirat menjadi tujuannya (niatnya), niscaya Allâh akan menjadikan kekayaannya di dalam hatinya, Dia akan mengumpulkan segala urusannya yang tercerai-berai, dan dunia datang kepadanya dalam keadaan hina. Dan barangsiapa dunia menjadi tujuannya (niatnya), niscaya Allâh akan menjadikan kefakiran berada di depan matanya, Dia akan mencerai-beraikan segala urusannya yang menyatu, dan tidak datang kepadanya dari dunia kecuali sekadar yang telah ditakdirkan baginya”. (HR Tirmidzi, no. 2465.)

Semoga Allâh selalu memberikan taufiq kepada kita di dalam kebenaran. Al-hamdulillâhi Rabbil- ‘alamin.


Hidup Itu Saling Pandang Memandang

 


Terkadang Kita Melihat Hidup Orang Lain Lebih Bahagia, Padahal Bisa Saja Dia lebih Sulit, Hanya Saja Dia Tidak Mengeluh

Hidup ini adalah anugerah yang diberikan Allah kepada setiap makhlukNya. Namun dalam perjalanan hidup seseorang banyak hal dan kejadian yang kita hadapi. Ada masanya kita senang, susah, sedih, risau, bahagia, tertawa, menangis dan galau.

Setiap orang memiliki masalah yang berbeda-beda, dengan tingkat kerumitan yang berbeda pula, tergantung kondisi individu itu sendiri.

Pernahkah kita merasa lelah dengan kehidupan ini? merasa tidak ada jalan keluar atas masalah yang dihadapi? 

Jawabannya, mungkin sebagian besar menjawab 'iya'. Lalu ketika beban hidup ini, ketika masalah yang menerpa, atau ketika ada persoalan kecil saja yang terasa tak mengenakkan hati, terkadang kita mengeluh..

 Mengapa begini, mengapa seperti itu, bagaimana bisa begini, mengapa tidak seperti orang lain, dan keluhan lainnya..

Orang yang mengeluh biasanya karena dia mengalami sebuah persoalan. Dan setiap persoalan dalam hidup ini adalah cobaan atau ujian.

Mengeluh merupakan perwujudan dari rasa tidak puas, tidak ikhlas menerima sebuah ketentuan yang terjadi, baik dari segi materi dan non materi. Ketika sakit berkeluh-kesah, macet mengumpat, salah malah terkadang mengambinghitamkan orang lain.

Atau ketika ditimpa musibah menghardik Tuhan tidak adil, gaji kecil, belum punya rumah dan kendaraan pribadi acap menyalahkan suami (bagi para istri) atau anak-anak nakal dan bermasalah tidak jarang menyalahkan istri (bagi para suami). Ya, sebagian contoh kecil tersebut adalah manifestasi dari rasa tidak puas.

Sejatinya, mengeluh dibolehkan namun hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala bukan kepada sesama manusia, karena sesungguhnya semua kejadian sudah menjadi sebuah ketentuan-Nya dan hanya Dia-lah sebaik-baik pemberi solusi. 

Insha Allah kita semua selalu dalam tuntunan dan Lindungan Allah

Aamiin Yaa Rabbal Alamin

Minggu, 25 September 2022

Berprasangka Baik Pada Allah

 


Manusia dalam hidupnya akan sering berhadapan dengan masalah. 

Ketika masalah belum bisa selesai, penting untuk kita menjaga prasangka baik atau HUSNUDZON. Pada sesama manusia, juga pada Allah Subhanahu wa ta’ala  yang Maha Pencipta. 

Berbaik sangka pada Allah Subhanahu wa ta’ala artinya selalu menyadari bahkwa ketetapan yang kita terima dari Allah Subhanahu wa ta’ala adalah ketetapan terbaik yang sudah Dia pilihkan. 

Berprasangka baik pada Allah Subhanahu wa ta’ala juga sangat penting untuk perjalanan hidup manusia. Sebab, Allah Subhanahu wa ta’ala akan melakukan hal sesuai prasangka kita kepadaNya. Jika kita selalu berprasangka baik pada Allah, maka kita akan selalu menerima kebaikan begitu pula sebaliknya. 

Dari Abu Hurairah R.A dia berkata, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam  Bersabda :

“Allah Subhanahu wa ta’ala Berfirman,

 ‘Aku tergantung persangkaan hamba kepada-Ku. Aku bersamanya kalau dia mengingat-Ku. Kalau dia mengingat-ku pada dirinya, maka Aku mengingatnya pada diri-Ku. Kalua dia mengingat-Ku di keramaian, maka Aku akan mengingatnya di keramaian yang lebih baik dari mereka. Kalau dia mendekat sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Kalau dia mendekat kepada diri-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Kalua dia mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari.”  (HR. Muslim dan Bukhari)

Allah Subhanahu wa ta’ala Berfirman:

fa inna ma'al-'usri yusroo

"Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,"

inna ma'al-'usri yusroo

"sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan." (QS. Al-Insyirah 94: Ayat 5-6)

Sudah jelas ayatnya, hidup kita ini hanya mengulang/ pengulangan peristiwa terdahulu, hanya saja sekarang masalah itu dibungkus dengan istilah2 keren..

Mau masalah hukum, ekonomi, politik, budaya, sosial, ideologi? Semua ada dalam kitab itu..

Dia lah Muhammad, Nabi sekaligus Rasul dan sebaik-baik teladan yang merangkum semua risalah kitab2 terdahulu..

Masalahnya mau gak kita

- Mengakui kelemahan kita

- Bersyukur

- Bersabar 

- Taat/Taqwa

- Bertawakal

- istiqomah di jalan Allah 

- Bermunajat

- Selaku Husnuzdon dg segala keputusan Allah

Yang terakhir adalah Mau gak kita jadikan Alquran sebagai pedoman hidup dg selalu membaca,  memahami dan mengamalkannya.