Sabtu, 26 Januari 2019

Kitab Tauhid


Penyimpangan dalam Kehidupan Manusia
Pada asalnya, manusia adalah bertauhid. Dan bertauhid merupakan fitrah yang dikaruniakan Allah Subhanahu waTa’ala untuk manusia. Allah Subhanahu waTa’ala berfirman,
Artinya:"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah." (Ar-Rum: 30).
Dan Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,

Karena itu, syirik adalah unsur luar yang menyusup terhadap fitrah tersebut. Dan pertama kali, syirik serta penyimpangan akidah itu terjadi pada kaum Nuh. Mereka menyembah patung-patung. Lalu datanglah Amru bin Luhay al-Khuza'i, dan mengubah agama Ibrahim serta membawa patung-patung ke tanah Arab, dan ke tanah Hijaz secara khusus, sehingga patung-patung itu pun disembah selain Allah Ta’ala.

Selanjutnya perbuatan syirik itu menyebar ke negeri suci tersebut dan negeri-negeri tetangganya, sampai kemudian Allah Ta’ala mengutus NabiNya, Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam untuk menyeru manusia kepada tauhid dan mengikuti agama Ibrahim.

Beliau berjuang keras sampai akidah tauhid dan agama Ibrahim kembali lagi dianut. Beliau menghancurkan patung-patung, dengannya Allah Ta’ala menyempurnakan agama ini serta menyempurnakan nikmatNya untuk segenap alam. Demikianlah, generasi-generasi pertama yang diutamakan dari umat ini berjalan di atasnya, sampai kemudian kebodohan (tentang agama) merajalela pada generasi-generasi akhir dan unsur-unsur asing dari agama-agama lain merasukinya, sehingga kembali merebaklah kesyirikan di tengah-tengah umat.

Hal yang juga disebabkan oleh da’i-da’i sesat dan didirikannya bangunan-bangunan di atas kuburan sebagai bentuk pengagungan kepada para wali dan orang-orang shalih dengan dalih cinta kepada mereka, hingga dibangun di atas kuburan mereka bangunan-bangunan peringatan, dan dijadikan sembahan-sembahan selain Allah Ta’ala dengan segala bentuk pendekatan, baik dengan do’a, memohon pertolongan, menyembelih (kurban) atau nadzar karena kedudukan mereka. Ini adalah perbuatan syirik dalam beribadah kepada Allah Ta’ala.

Artinya:"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (beragama Islam ed.), maka kedua ibu bapaknyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi." (HR. al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).
Adapun terhadap tauhid rububiyah, maka mereka mengakuinya. Dan tidak ada manusia yang mengingkari rububiyah kecuali sedikit sekali, seperti Fir'aun, orang-orang atheis dan komunis pada zaman ini. Tetapi pengingkaran mereka tersebut hanyalah karena kesombongan mereka. Jika tidak, tentu mereka mau tidak mau akan mengakuinya dalam hati dan sanubari mereka, sebagaimana firman Allah Ta’ala,

Artinya: "Dan mereka mengingkarinya karena kezhaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya." (An-Naml: 14).

Kamis, 24 Januari 2019

Benahi sholatmu perbaiki sholatmu Maka Allah akan memperbaiki hidupmu


Tugas manusia beribadah pd Allah swt. 
Terkadang karena terlalu fokus dg kerjaan menjadikan lupa kewajiban yg utama yaitu sholat dg tepat waktu. 

Malah begitu terlalu bersemangat mengejar rezeki sampai sampai sholat dikesampingkan.. Begitu ada meeting ntar. Lagi sholatnya.. Ntar lagi terus diundur undur sampai mau memasuki waktu sholat berikutnya. 
Meeting dg orang penting ntar aja deh sholatnya. 

Allahu Akbar!… Allahu Akbar! Allahu Akbar!… Allahu Akbar!

“Duh! Sudah adzan, sebentar lagi ah shalatnya… tanggung kerjaannya tinggal sedikit lagi.”

Ketahuilah ini  termasuk jenis orang yang melalaikan shalatnya. Perhatikanlah firman Allah, yang artinya “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.” (QS. Al-Maa’uun: 4-5)

Kita kadang lupa siapa pemilik rezeki ini?  Trus ngapain ampe segitunya melalaikan sholat,  lalai aja kita jadi celaka apalagi ninggalin sholat. 

Hidup kok jadi repot, padahal kalau kita sholat ontime rezeki malah lebih mudah karena sholat itu salah satu komunikasi hambanya dg Allah. 

Coba kita perhatikan panggilan sholat saat azan. 
Hayya ‘alal falâh adalah salah satu kalimat di dalam adzan, artinya adalah : Marilah menuju keberuntungan, atau kemenangan. 
Jelas disebutkan kita diajak menjadi pemenang dunia dan akhirat,  tapi kenapa gag mau sholat ontime?

Sudah sangat jelas kita diajak meraih kemenangan,  tapi kenapa gag mau? 
Jangan salahkan keadaan Jika kondisi kita tidak seperti yg diharapkan,  kalau mau menang dunia akhirat begitu dengar azan segera bergegas dan tingalkan segala urusan. 

Lebih penting mana sih menghadap sang pencipta dan pemilik segalanya atau lebih penting urusan dunia? 
Mikirrrr.... 

Disaat rezeki kita terlambat... Ampunn deh memohon mohon dg Allah tapi lupa kewajibannya juga harus ontime

ketika seorang muadzin menyerukan hayya ‘alal falâh, maka sesungguhnya dia mengajak manusia menuju surga, karena keberuntungan, kemenangan, dan keselamatan hakiki adalah masuk surga dan selamat dari neraka. Sehingga kita wajib menyambutnya dengan mendatangi masjid untuk shalat berjama’ah. 

Ada kisah nyata seorang pengusaha yg sudah mendekati kebangkrutan,  lalu mendatangi ustadz dan menceritakan segala permasalahannya. 
Lalu ustadz tanya gimana dg sholatmu? 
Pengusaha itu jawab,  bolong bolong terkadang ontime terkadang telat melakukan nya..dg senyum lalu ustadz tsb menjawab maukah kamu menjadi pengusaha yg sukses dunia akhirat? 

Perbaiki sholatmu,  biasakan berjamaah dan ontime maka Allah akan memudahkan dan memperbaiki hidupmu. 
Jika lebih mau cepat lagi dan hidup makmur, lakukan sholat subuh berjamaah dan kemudian lihat apa yg terjadi? 
Perubahan akan banyak terjadi sampai kamu sendiri akan kaget akan perubahannya. 

Silahkan pulang,  itu saja nasehat dariku kata ustadz tersebut.
Dan memang setelah pengusaha itu melakukan dan membiasakan sholat ontime serta berjamaah,  perubahan hidup ikut dengan sendirinya serasa dimudahkan urusan semua oleh Allah
 swt,  
Karena pemilik semua kehidupan itu Allah swt,  maka saat dipanggil sholat tinggalkan semua urusan dunia,  insyaAllah hidup jd lebih indah. 

Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Jumu’ah: 10)

Jika ingin hidup dimudahkan semua urusannya,  perbaiki dulu kewajiban dg Allah,  maka insyaAllah segala kemudahan akan menghampirimu. 

Selasa, 22 Januari 2019

Kekayaan Abdurrahman bin Auf



1. Suatu saat ketika Rasullullah SAW berpidato menyemangati kaum muslimin untuk berinfaq di jalan Allah, Abdurrahman bin Auf menyumbang separuh hartanya yang senilai 2000 Dinar atau sekitar Rp 2.4 Milyar nilai uang saat ini (saat itu beliau ‘belum kaya’ dan hartanya baru 4000 Dinar atau Rp 4.8 Milyar). Atas sedeqah ini beliau didoakan khusus oleh Rasulullah SAW yang berbunyi, “Semoga Allah melimpahkan berkahNya kepadamu, terhadap harta yang kamu berikan. Dan Semoga Allah memberkati juga harta yang kamu tinggalkan untuk keluarga kamu.” Do’a ini kemudian benar-benar terbukti dengan kesuksesan demi kesuksesan Abdurrahman bin Auf berikutnya.

2. Ketika Rasullullah membutuhkan dana untuk perang Tabuk yang mahal dan sulit karena medannya jauh, ditambah situasi Madinah yang lagi dilanda musim panas. Abdurrahman bin Auf memeloporinya dengan menyumbang dua ratus uqiyah emas sampai-sampai Umar bin Khattab berbisik kepada Rasulullah SAW, “Sepertinya Abdurrahman berdosa terhadap keluarganya karena tidak meninggali uang belanja sedikitpun untuk keluarganya.”

Mendengar ini, Rasulullah SAW bertanya pada Abdurrahman bin Auf, “Apakah kamu meninggalkan uang belanja untuk istrimu?”

“Ya!” jawab Abdurrahman, “Mereka saya tinggali lebih banyak dan lebih baik dari yang saya sumbangkan.”

“Berapa?” tanya Rasulullah.

“Sebanyak rizki, kebaikan, dan pahala yang dijanjikan Allah,” jawabnya.

3. Abdurrahman bin Auf pernah menyumbangkan seluruh barang yang dibawa oleh kafilah perdagangannya kepada penduduk Madinah padahal seluruh kafilah ini membawa barang dagangan yang diangkut oleh 700 unta yang memenuhi jalan-jalan kota Madinah.

4. Abdurrahman bin Auf telah menyumbangkan dengan sembunyi-sembunyi atau terang-terangan antara lain 40,000 Dirham (sekitar Rp 1.4 Milyar uang sekarang), 40,000 Dinar (sekarang senilai +/- Rp 48 Milyar uang sekarang), 200 uqiyah emas, 500 ekor kuda, dan 1,500 ekor unta.

5. Abdurrahman bin Auf juga menyantuni para veteran perang badar yang masih hidup waktu itu dengan santunan sebesar 400 Dinar (sekitar Rp 480 juta) per orang untuk veteran yang jumlahnya tidak kurang dari 100 orang.

6. Ketika meninggal pada usia 72 tahun, Abdurrahman bin Auf masih juga meninggalkan harta yang sangat banyak yaitu terdiri dari 1000 ekor unta, 100 ekor kuda, 3,000 ekor kambing dan masing-masing istri mendapatkan warisan 80.000 Dinar. Padahal warisan istri-istri ini masing-masing hanya ¼ dari 1/8 (istri mendapat bagian seperdelapan karena ada anak, lalu seperdelapan ini dibagi 4 karena ada 4 istri). Artinya kekayaan yang ditinggalkan Abdurrahman bin Auf saat itu berjumlah 2,560,000 Dinar atau sebesar Rp 3.072 trilyun untuk kurs uang rupiah saat tulisan ini dibuat!

Minggu, 20 Januari 2019

APA YANG KITA PIKIRKAN ITULAH YANG AKAN TERJADI


Rasululloh saw bersabda :
‘Kalau demikian anggapanmu, maka akan begitulah jadinya’.
(HR. Ibnu Majah)

Perhatikan pesan-pesan Rasululloh berikut ini :
"Barangsiapa yang ridha, maka keridhaan itu untuknya. Barangsiapa mengeluh, maka keluhan itu akan menjadi miliknya"
(HR. at-Tirmidzi)

"Salah satu kebahagiaan seseorang adalah *keridhaannya menerima keputusan ALLOH."
(HR. Ahmad)

🔹Jika kita memikirkan bahagia, maka kita akan bahagia.

🔹Jika kita berpikiran sedih, maka kita menjadi sedih.

🔹Jika kita berpikiran gagal, kita menjadi gagal

🔹Jika kita berpikiran sukses, maka kita niscaya sukses. 

🔹Jika kita berpikiran sakit, kita juga menjadi sakit.

🔹Jika kita berpikiran sehat, maka kita pun akan sehat. 

Inilah, The Law of Attraction Hukum Tarik Menarik,  merupakan Sunnatulloh yang berlaku di alam semesta

You are what you think
(Anda adalah apa yang Anda pikirkan)

Buat Pilihan Kata yg Baik.
Karena Kata- kata adalah juga Doa.

Selalulah berpikir yang positif dan jangan pernah biarkan pikiran negatif membelenggu otak dan kehidupan kita. 

Jadi tetap semangat dan jangan pernah menyerah pada keadaan.

Tugas kita hanya 2, yaitu : Berusaha optimal dan berdoa.

Sedangkan selanjutnya itu kuasa ALLAH SWT.

Nabi SAW bersabda :
"Ketika seorang hamba berkata, Laa Haula Wa Laa Quwwata Ila Billah,  maka ALLAH berfirman, "Lihatlah (hai para malaikat), orang ini telah menyerahkan urusannya kepadaKu".
(HR. Ahmad).

Pikirkan Yg baik2, berkata yg baik, Bertindaklah yg Baik- Baik, dan Insyaa Alloh yg datang juga Yg Baik- Baik!

Yakinlah bahwa REZEKI kita sudah diatur dg Allah dg Takaran yg tepat
WAKTU yg tepat dan tidak akan tertukar,  Yg penting kita selalu BERUSAHA dan berdoa, itu saja tugas kita,  selebihnya serahkan dg Allah. 

Semoga kita menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.