Sabtu, 24 Februari 2018

JANGAN PERNAH MENYEPELEKAN HAL KECIL

Image result for bos mercedes

Suatu ketika, Bos Mercedes Benz, yakni Mr Benz menelpon seorang tukang ledeng yg direkomendasikan temannya utk memperbaiki kran air yg bocor di rumahnya. Temannya bilang, bhw tukang ledeng yg satu ini bisa diandalkan...

Ketika dihubungi ternyata sang tukang ledeng sdg banyak pekerjaan & baru bisa datang 2 hari lagi. Akhirnya Mr Benz setuju utk menunggu 2 hari...

Sehari berikutnya, sang tukang ledeng menghubungi Bos Mercy lagi, sekedar menyampaikan terima kasih krn bersedia menunggu 1 hari lagi (krn 2 hari baru dia akan datang). Sang Bospun terkesan atas pelayanan & cara berbicara sang tukang ledeng tsb.

Pada hari yg disepakati, sang tukang ledeng datang ke rumah tsb utk memperbaiki kran yg bocor...

Setelah diutak atik sana-sini, kranpun selesai diperbaiki & sang tukang ledengpun pulang stlh menerima pembayaran atas jasanya...
Sekitar 2 minggu stlh itu, sang tukang ledeng menghubungi Mr Benz lagi untuk sekedar menanyakan apakah kran yg diperbaiki sdh benar2 beres atau masih ada masalah?

Mr Benz berpikir orang ini luar biasa, walaupun cuma tukang ledeng tetapi begitu memperhatikan kepuasan pelanggan...

Bbrp bln kemudian Mr. Benz merekrut sang tukang ledeng utk bekerja di perusahaannya, tentu sang tukang ledeng kaget, apalagi sebelumnya ia tdk tahu orang yg dibantunya itu adalah Big Bos sebuah perusahaan otomotif terbesar di dunia...

Pertanyaanya, kira2 pekerjaan apa untuknya sekarang? Apakah tukang tsb akan diangkat menjadi pengawas saluran air perledengan di pabrik Mercedez ? Apakah keahlian dibidang pipa yg membuatnya direkrut...??
TIDAK...!!!

Bukan keahliannya sbg tukang pipa yg membuatnya mendpat posisi baru, tapi dedikasinya yg ingin selalu membuat pelanggannya puaslah yg membuatnya menjadi pegawai terhormat...
Tukang ledeng ini bernama :
Christopher L. Jr.
Ia direkrut utk mengurusi customer Mercedes Benz, dgn tujuan utama agar pemilik mobil Mercedez puas atas pelayanan perusahaan otomotif tsb...

Dgn pekerjaan barunya, sang tukang pipa kini hrs mengembangkan bakatnya dibidang kepuasan pelanggan. Sebuah bidang yg sebelumnya sama sekali tak terpikirkan sbg pekerjaaannya...

Sang tukang pipa tdk menyangka bhw keramahannya melayani pelanggan & keinginannya memuaskan pelanggan, ternyata merupakan keahlian yg sangat berharga & langka...

Karena keahlian itu bukan hanya menyangkut ilmu, tapi hati manusia...

Tak terpikir olehnya, sebuah sikap yg dianggap sekedar nilai tambah (value) bagi suatu pekerjaaan, ternyata mempunyai nilai besar...

Karirnya melesat hingga ia menjabat sebagai General Manager di Customer Servis & Public Relation di Mercedez Benz...!!

Suatu lompatan yg tinggi bagi seorang tukang pipa ledeng...

Oleh krn itu seriuslah thd setiap pekerjaan ataupun pelayanan. Lakukanlah dg sepenuh hati, lakukan dg berorientasi mutu, dgn dedikasi yg tinggi. Terlebih lagi kalau itu diniatkan ibadah.

Kita tidak pernah tahu, rezeki besar itu ada dimana, dan betapa seringnya Tuhan memberikan rejeki yg tdk diduga-duga jika kita bekerja dgn sungguh2 & dgn hati.

Maksimalkan potensi2 kecil yg kadang/mungkin diremehkan kebanyakan orang...

Semoga Bermanfaat

--- 
Thursday, March 15, 2018
 ---

Jumat, 23 Februari 2018

INI HANYA SOAL RASA ( 3 )

Image result for Soal rasa

Di dunia ini hanya ada dua status. Satu sebagai Khaliq (Yang Mencipta) dan selainNya adalah makhluq (yang dicipta/yang diatur). Kenapa ini penting kawan. Sebab jika Anda memahami posisi ini/makom ini di hati maka Anda akan masuk ke dalam level hati yang terlalu sulit untuk dilukiskan sebab wilayahnya adalah wilayah rasa. Level kehambaan yang saya maksud adalah bahwa sejatinya hamba itu yang muncul adalah rasa tidak memiliki, rasa tidak mampu sendiri, rasa tidak memiiki kekuasaan (termasuk tidak kuasa menentukan hasil atas ikhtiarnya), rasa hina dan rasa butuh pertolongaan.
Di saat hati sudah merasa bahwa segala permasalahan hidup mampu diselesaikan sendiri maka ia akan menyandarkan pada usahanya, dan itu sangat melelahkan kawan. Masih ga percaya?

Semakin masuk pada level seutuhnya sebagai hamba-Nya yang dengannya akan memunculkan kesadaran diri sebagai makhluk 'yang ga bisa sendiri', makhluk yg sejatinya lemah (QS. 4: 28, 30: 54), banyak tidak tahunya/bodoh (QS. 33: 72, 17: 85), makhluk yang faqir (QS. 35 : 15). maka ia akan semakin mencari dan memerlukan nasehat (tadzkirah), memerlukan sandaran, memerlukan tempat bergantung. Nah,, pemahaman level keberhambaan inilah yang membuat hidup bukan hanya melahirkan ketenangan dan kebersyukuran tapi sering mendapatkan kemudahan dan pertolongan Allah. Akar dari Pola Pertolongan Allah (PPA) itu disini kawan. Yakni akar keberhambaan. Sehingga seorang hamba... Semua sudut pandang dan perilaku kita dari aktifitas ibadah mahdhoh hingga kegiatan bisnis dan rutinitas pekerjaan tidak akan lepas dari bentuk dan rasa keberhambaan pada-Nya.

So, kawan-kawan.
Jika kita sadar bahwa kita makhluq (yang dicipta) sepatutnya harus tunduk pada Yang Menciptakan. Bukan malah 'ndableg/bedegong'/bandel/tidak mau diatur. Sejatinya kunci dari terlepasnya dari belenggu persoalan hidup adalah ketika kita mau 'manut' pada aturanNya dan totalitas menjadi hamba (makhluq). Sebaliknya, datangnya persoalan hidup atau bahkan bertambahnya masalah itu tersebab ketidakterimaan pada datangnya masalah itu sendiri dan sudah tidah sepenuhnya menjadi hamba-Nya.

"Kita terlalu sering memikirkan keadaan kita saat ini tapi sangat jarang kita bertanya dan memikirkan tentang untuk apa kita diciptakan di sini".

Dan fitrahnya... ketika sudah mulai kehilangan rasa keberhambaan dan lalai dari memikirkan diri sebagai makhluq, lalai pada Sang Khaliq, maka hilang pula kesadaran diri sebagai hamba. Bersiap-siaplah memasuki level kehidupan yng sempit, tidak tenang, khawatir dan jauh dari pertolongan-Nya.

Yang belagu, sombong, 'petentang-petenteng' pasti akan jatuh!. 
Yang kerjaannya nyusahin orang pasti akan susah hidupnya. 
Yang terus saja buat kesalahan ke Allah pasti -cepat atau lambat- akan dihukum.
Yang memutus hubungan silaturahim (ganjalan tissu) maka akan putus pula perbendaharaan rizkinya. 
dst ..

"Dan barangsiapa yang lalai/berpaling dari mengingat-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta." 
(QS. Thaha, 20 : 124).

...
Ada satu hal dalam hidup yg mesti kita fahami kawan. 
Sebenarnya.. ya sebenarnya Allah SWT sudah menyiapkan 'media/jalan' agar kita-nya selalu pada trek/jalur sebagai hamba dan dengannya memunculkan 'rasa keberhambaan itu'. Semua bentuk bentuk ibadah mahdhoh semisal shaum, shalat, berdzikir, berdoa dll sejatinya merupakan jalan-jalan pembinaan untuk penghambaan manusia di hadapan Allah SWT.

Dengan kata lain berbagai jalan ketaatan itu hakekatnya untuk menghadirkan dan menghidupkan rasa identitasnya sebagai makhluq dan untuk menghidupkan status keberhambaan pada-Nya.
Maka apabila telah terbangun di dalam dirimu kesadaran akan keberhambaan dirimu di hadapan Allah SWT lalu kesadaran itu menuntunmu menuju kepadaNya untuk menghiba.. mencibta... mengemis.. merayu.. memohon ridho-Nya... meminta pertolongan.. merendahkan diri meminta dariNya kemurahan memohon dari-Nya pengampunan dan penghapusan dosa dan mengaduan kepadaNya kelemahan dirimu niscaya Allah akan menerima pengaduan itu. Maka itulah maqom hamba dan itulah sebaik-baik kenikmatan.
Sayangnya, ada banyak orang yang menjalankan ketaatan, manut, nurut pada-Nya tapi ketaatannya itu tidak menuntunnya pada 'rasa keberhambaan'.. tidak menghidupkan kesadaran pada penghambaannya hanya pada Allah. Nampak soleh/solehah tapi hatinya keruh dan sibuk dengan penampilan ingin diakui oleh sesama makhluk. Yang ada adalah ujub (bangga diri) sampai pada 'merasa diri lebih baik dari orang lain'. Cobaan paling halus pada orang-orang yang baik adalah kesombongannya dengan kebaikan itu sendiri.
Maka apabila ketaatan yang engkau lakukan sudah tidak memiliki efek kecuali kesombonganmu dan banggamu terhadap diri sendiri (ujub binafsihi) maka itu tandanya mulai hilang rasa keberhambaanmu pada-Nya. Tandanya apa? diantaranya nampak/dipandang orang baik, tapi hati masih mudah khawatir, sering tidak tenangnya, senang jika dalam pujian dan 'pengakuan' namun sedih jika dalam cacian dan 'tiadanya pengakuan' sehingga.. sedikit demi sedikit mulai kehilangan rasa dalam keberhambaan pada-Nya.
Yang pelan pelan kehilangan rasa dalam keberhambaan maka ia akan pelan-pelan kehilangan Tuhannya.
Sebaliknya kawan, ada seorang hamba yang ketika berbuat dosa dan kesalahan lalu terjerembab jatuh, masuk dalam kubang ketakutan dan kekhawariran, dalam sempitnya keberkahan hidup jatuh dalam titik nadir bahkan minus tetapi disitu dia menemukan jalan keberhambaan... di dalam gelapnya ia menemukan setitik cahaya, semakin gelap tapi semakin terang.. semakin ia menangis dalam kehinaannya.. merasa diri paling munafik sedunia..paling sombong dari semua hamba...lalu ia merintih dalam kepasrahannya.. berikrar manut.. nurut.. tidak mau lagi mengulang kesalahan yg telah lewat... maka inilah tangga menuju level keberhambaan dan akhirnya menemukan Tuhannya... menemukan Allah SWT.
"Sungguh, tangisan dan rintihan seorang pendosa karena menyesali kemaksiatannya lebih dicintai Allah SWT daripada tasbih orang riya yang merasa bangga diri dengan tasbihnya."
Ibnu Athailah Al-Asykandariyah pernah menulis dalam kumpulan hikmahnya:
"Kemaksiatan yang mengakibatkan rasa kehinaan dan rasa sesal lebih baik daripada ketaatan yang mengakibatkan rasa bangga dan kesombongan". (Al-Hikam).
Maka, jangan pernah berhenti mengecek ke dasar hati sampai dimana rasa keberhambaanmu pada-Nya. Jangan sampai impianmu tentang dunia ini dan kesibukanmu mengejarnya membuat lupa menanya pada diri tentang status keberhambaan kita; untuk apa kita ada disini, sedang apa kita disini/apa yang engkau cari dan kemana lagi kita pergi setelah ini...
Wallaahu a'lam.

Kamis, 22 Februari 2018

INI HANYA SOAL RASA ( 2 )

Image result for Soal rasa

Pernah ga kawan, di satu hari kehilangan kesempatan untuk menikmati bersujud di sepertiga malam? Atau karena agenda yang sudah padat sehingga kehilangan kesempatan bersujud di waktu dhuha?. 
Atau sampai seharian ini tak sempat bertemu dengan satu pun ayat untuk dibaca dan direnungi sepanjang hari ini? Seperti apa rasanya?

“ Ah, biasa aja mas”.
Atau ... ketika bisa melaksanakan ketaatan pada-Nya, dalam berdoa, shalat, bersedekah... adakah hati menjadi lebih tentram, nyaman dan semakin terasa dekat dengan Allah?
“Ah, biasa aja mas.”
Atau... ketika raga disibukkan dalam beramal dalam aktifitas-aktifitas kebaikan dan memberi manfaat kepada sebanyak-banyak orang seperti apa rasanya?
“Ah, biasa aja mas, malah terasa capek dan melelahkan..”

Semua yang sejatinya itu kesempatan bisa mendekat kepada Allah terasa biasa saja. Tidak ada rasa. 
Tetapi ketika dijumpakan dengan hal hal dunia.. hal-hal selain-Nya justru sangat terasa sekali. Teramat sedih ketika hilang dan senang ketika datang.

Jujur kita kadang merasa sedih, mulai khawatir dan kecewa ketika uang penghasilan yang diperolehnya sedikit atau berkurang. Begitu kecewanya ketika usaha dan ikhtiarnya tidak jua memberikan hasil. Sebaliknya, sangat riang gembira ketika yang diperolehnya sedang banyak melimpah.

Sangat terasa sakitnya hati ketika ada kritikan dan cacian yg didengarnya atau tulisan yang dibacanya, dan sebaliknya terasa senang ketika ada pujian dan sanjungan yang dialamatkan padanya.

“Jika hati itu lebih dekat dengan Allah, dekatnya dan dapatnya Allah pada dirinya adalah rasa kenikmatan. Sebaliknya, jauh dan kehilangan Allah adalah puncak kesedihan. Tapi jika hati lebih dekat dan condong pada dunia maka dapatnya dunia adalah kegirangannya dan kehilangan dunia adalah kesedihannya”

Ada orang yang begitu sedih dengan kehilangan jabatan, harta, kekayaan atau kehilangan pengikut (jamaah/follower) tetapi tidak sedih ketika kehilangan Allah. Mengejar kesenangan dunia sampai-sampai tak peduli ia sedang kehilangan Sang Pemilik Dunia ini. Mengejar dan mempertahankan harga diri sampai sampai lupa akan hakekat diri. 

Ada yang begitu khawatir kehilangan pekerjaan yang digelutinya saat ini tapi tak pernah merasa khawatir saat imannya ringkih terkikis oleh hiruk pikuk kesibukan. 
Ada juga yang sudah sangat nyaman dengan posisinya/pekerjaannya saat ini sementara ibadah mulai terlalaikan, jeratan dosa melilitnya hingga hari-harinya semakin habis waktunya berduaan dengan Allah Azza Wajalla.

“Yang tak terasa disaat ia kehilangan Allah dalam hidupnya maka ia akan sangat terasa ketika kehilangan selain-Nya” Sebaliknya ... “Yang begitu terasa ketika kehilangan Allah dalam hidupnya maka ianya akan terhilangkan rasa (biasa saja) ketika kehilangan selain-Nya”.

Sekarang saya tanya.
Apa bedanya lembaran uang dan secarik kertas?. Sama sama terbuat dari kertas khan? tapi kadang kita lebih bahagia memegang uang dari pada selembar kertas. Dan begitu sedihnya kehilangan uang ketimbang kehilangan secarik kertas.

Apa bedanya duduk di jok angkot dengan duduk di jok mobil Alphard atau yg lebih executive dari itu? Padahal sama sama duduk berkendara.

Apa bedanya pujian & cemoohan orang? Yang satu membuat melayang dan lainnya bikin dada sesak. Dikritik sedikit saja sudah sakit hati, mutungan.. pundungan. Padahal itu hanya hembusan angin yang bersuara dari mulut atau sederet tulisan.

Ini hanya soal RASA.
Tempatnya rasa itu di dalam hati. Hati yang sudah kehilangan rasa akan hadirnya Allah dan hilangnya Allah dalam hidupnya maka itu pertanda hati yang mati. Mungkin awalnya sakit.. ada kehidupan tapi mulai terjangkit penyakit dan tapi lama kelamaan karena tidak dicek, tidak diperhatikan, tidak ditengok.. tidak diobati.. akhirnya akan mati (qolbun mayyit).

“Sebagian diantara tanda matinya hati, yaitu jika tidak merasa sedih (susah) karena tertinggalnya suatu amal perbuatan kebaikan (ketaatan) dan tidak ada penyesalan/kesedihan ketika ia berbuat dosa dan kesalahan” (Ibnu Athoillah).

Begitu juga ketika hati sehat. Hati ... Ketika isinya hanyalah Allaah saja. Maka tak ada yang membuatnya lebih berharga dari itu semua. Dan tak ada yang membuat lebih terhina. Selain hadir dan tidaknya ALLAAH dalam hati.

Inni wajjahtu... (kutawajjuhkan/Kuhadapkan wajahku) wajhiya.. (dan hatiku) Lilladzi fatharas samaawaati.. (Kepada Dzat yang menciptakan langit) wal ardha (dan bumi). Haniifam.. (Dengan lurus) muslimaw.. (dan dengan menyerahkan diri) Wamaa ana.. (Dan aku bukanlah) minal musyrikiin (dari golongan orang musyrik)
Inna shalaatii... (Sesungguhnya sholatku) wanusukii... (dan ibadahku) wamahyaaya...(dan hidupku) wamamaati...(dan matiku) Lillahi.. (Untuk Allah semata) Rabbil 'aalamiin (Tuhan Semesta Alam)

Kawan,
“ Jika hatinya tertuju hanya pada Allah dan bisa merasakan kehadiran-Nya di saat apapun maka dapatnya dunia tidak membuat ia bersuka ria dan perginya dunia tidak membuatnya sedih”.

'Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami menciptakannya'

(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka terhadap apa yang terlepas dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri” 
(QS. Al Hadid: 22-23)

Wahai diri ...
Ternyata, semua ini cuma soal RASA. 
Dunia hanya senda gurau dan permainan saja. Kesempatan kita untuk terus menanam kebaikan. Jangan gagalMerasa!! Bisa-lah merasa jangan merasa bisa (iso-o rumongso ojo rumongso iso)... Jangan tertipu!!!. Jangan Gagal fokus!!.

Rabu, 21 Februari 2018

INI HANYA SOAL RASA ( 1)

Image result for Soal rasa

"Aku tak pernah khawatir apakah doaku akan dikabulkan. Sebab, setiap kali Allah mengilhamkan pada hamba-Nya untuk berdoa, maka Dia sedang berkehendak untuk memberi karunia pada hamba-Nya".

Doa itu diilhamkan kawan.
Karena berdoa, meminta, memohon, berharap, bermunajat (mengadu, curhat) ke Allah Sang Pengatur kehidupan, Yang layak disimpuhi kedermawanan-Nya, ditadah karunia-Nya, diharap Petolongan dan Cinta-Nya, semua itu adalah diantara jalan ketaqwaan.

Fa-alhamahaa fujuurahaa wataqwaahaa.
Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan (jalan) ketaqwaan [QS. 91: 8].

Maka jika berdoa itu diilhamkan itu artinya 'barang wujudnya' sudah ada, sudah disiapkan. Tinggal penuhi syarat dan ketentuannya. Masalahnya hari-hari ini banyak diantara kita yang berdoa tapi tidak berharap, berdoa tapi tidak bersimpuh jiwa, berdoa tapi tak memohon, tak mengadu, berdoa tapi tak merendahkan hati dan menjaga kelembutann (tadorru'an wa khufyatan), berdoa tapi tak menginginkan kucuran Cinta-Nya. Berdoa tapi (sebenarnya) tak berdoa.

Sudah kehilangan rasa.
"Yang aku khawatiri adalah, jika aku tidak berdoa". Kalimat ini menutup pernyataan di paragrap awal di atas. bukan kalimat saya lho kawan.. itu pernyataan Al-Faruq Umar ibnul Khoththob R.A.

Karena sumber rasa itu dalam hati. maka doa yang tidak dari hati yang salim, hati yang penuh ketundukan, yang bersih maka akan diliputi kehampaan, tiada getarannya dan hilangnya rasa. Seperti orang minta tolong tapi tidak kenal pada siapa dia meminta.. . Waiyadu billah.
Bisa jadi, kita ini baru sebatas TAHU Allah tapi tidak KENAL sama Allah!

Kalau kenal mah, apa-apa diceritain, apa-apa disampein, kalau ketemu pada pilihan dikonsultasiin, dikit-dikit minta jangan mintanya dikit-dikit. Itu kalau kita kenal bahkan kenalnya pake deket. Lha kalau kenal aja engga'? gimana bisa cerita, curhat, mengantungkan harapan..apalagi katanya pengen ditolong sama Allah.

Hanya satu hal saja kok, kita pengen menghadirkan lagi RASA. Menghidupkan lagi HATI. Karena masalah terbesar sejatinya bukan pada hutang/piutangmu, bukan hubungan dengan orang-orang terkasihmu, bukan pada pekerjaanmu, juga bukan bisnismu yang sampai saat ini ga sesuai impian, atau karirmu yang begini-begini saja.. tapi masalah terbesar adalah pada HATI yang sudah kehilangan rasa.

So, disini kita bisa merasakan manisnya keberhambaan, rasa kelezatan dari penyerahan diri, ikrar mencurahkan segala rasa Cinta pada Sang Khaliq dan rasa Cinta Sang Khaliq pada kita. dan seperti inilah senikmat-nikmatnya kehidupan. Lebih nikmat dan lebih penting dari pengkabulannya itu sendiri.

Karena dikabulnya doa itu hanyalah bonus!.
Karena...الدعاء مخ العبادة .. DOA itu MUKHKHUL IBADAH
(Doa itu saripati dari Keberhambaan).

Minggu, 18 Februari 2018

Doanya lebih dahsyat dari kerja kerasmu

Image result for Doa orang tua

Seringkali dalam sebuah seminar motivasi yang saya bawakan, saya selalu mengingatkan peserta, dan juga mengingatkan kembali untuk diri saya pribadi.

Sebelum melakukan sesuatu, apapun itu, selalu lah minta doa dari IBU. Karena doa ibu adalah doa yang sangat luar biasa.
Ada orang yang hanya berbekal doa dari ibu nya saja, ia bisa meraih apa yang di inginkan nya.

Semua impian nya tercapai. Sebut saja uwais Al qorni yang sangat memuliakan ibu nya
Bahkan khairul tanjung, oramg terkaya ke 7 di indonesia, pemilik banyak perusahaan, yang mungkin kita kenal dengan TransCorp. TransTv, Transmart, dan masih banyak lagi.

Ia adalah orang yang mendorong sendiri kursi roda ibu nya bahkan menggendong ibu nya ketika umroh ke baitullah.
Ada pula orang yang dalam hidup punya segala nya, harta, tahta, dan semua orang hormat dengan nya, namun dalam sekejap jatuh dan merana. Hanya karena melupakan ibu nya.

Naudzubillahi mindzalik

Bahkan rasullullah bersabda tentang kita berbakti kepada ibu

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)

Betapa mulia nya seorang ibu.
Bahkan juga di katakan bahwa "ridho Allah, tergantung ridho orang tua"
Siapapun kita, apapun yang akan kita lakukan, selalulah minta ridho dari ibu,

" ibu.... aku hanya ingin ibu ridho dengan apa yang aku kerjakan, dan ini adalah sesuatu yang baik, untuk masa depan ku, dan juga untuk kebahagian kita bu.. aku ingin ibu ridho sepenuh nya atas diriku. Agar Allah pun ridho kepada ku..."
Itu yang sering saya lakukan, untuk minta doa ibu,,,
Minta lah ridho dan doa dari ibu, sekarang juga....
Bagaimanapun cara nya, di datangi, cium tangan nya, jika jauh telfon, jika sudah tiada maka doakanlah

Tulisan ini semata untuk mengingatkan diri saya pribadi.

Semoga bermanfaat