
Jika Anda pernah menonton film animasi Finding Nemo, tentu Anda ingat potongan pada scene terakhir. Setelah Nemo dan Ayahnya bertemu, sekelompok nelayan berhasil menjala ratusan ikan, Dory yang telah membantu mencarikan Nemo pun terperangkap dalam jala.
Nemo dan Ayahnya kalut, sekelebat kemudian mereka pun mendapatkan ide. Seluruh ikan yang terperangkap diminta berenang menuju dasar laut guna melawan tarikan nelayan. Akhirnya, nelayanpun gagal menjala ikan tersebut, kayu yang melintang patah ditarik gerakan para ikan.
Walau ini hanya cerita fiksi di film, namun sangat banyak pelajaran yang dapat kita ambil, terutama dalam konteks bisnis dan organisasi.
Organisasi bisnis yang sehat adalah organisasi bisnis yang memiliki energi besar dan arah gerak yang jelas. Ini senada dengan teori fisika : ada BESARAN dan ada VEKTOR.
Jarak adalah besaran, tapi dia tidak punya arah. Ketika dia memiliki arah, kita menyebutnya dengan PERPINDAHAN. Jaraknya 10 meter, ini besaran. Namun 10 meter ke timur, ini adalah vektor.
10 km/jam, ini adalah kelajuan, kelajuan adalah besaran. Namun ketika kita berbicara tentang 10 km/jam ke selatan, ini adalah vektor.
Banyak organisasi bisnis yang energinya besar, tetapi tidak memiliki arah. Ownernya tekun, SDM nya muda-muda dan penuh energi, produknya bahkan kuat, tetapi minim arah. Tidak ada ARAH yang berani dipancang. Akhirnya tidak menghasilkan apa-apa. Hanya sibuk mengeluarkan cost dan beragam aktivitas, tetapi tidak menghasilkan result yang jelas.
Maka ARAH menjadi penting. Seperti Nemo yang kemudian mengajak satu demi satu ikan yang terperangkap didalam jala...
"Jangan panik, ayo kita berenang kewabah, lawan tarikan para nelayan, ayo.. menuju dasar laut... satu.. dua... tiga..."
Sekelompok ikan yang awalnya gusar berenang tidak karuan arah, sekarang berenang ke arah dan tujuan yang sama : MELAWAN TARIKAN PARA NELAYAN.
Akhirnya, patah juga itu penahan jala nya. Para nelayan gagal memanen ikan yang SADAR akan BESARAN dan ARAH.
Dari paparan Saya diatas, maka disinilah pentingnya "alignment session" dalam sebuah organisasi bisnis. Di organisasi yang Saya kelola, kami biasa menyebutnya dengan Alignment Day. Hari PENSEJAJARAN ARAH.
Seorang Business Leader harus mampu membangun arah didalam organisasinya...
Kemana kita akan bergerak...
Mengapa bergerak kesana...
Apa untungnya bagi kita...
Apa untungnya bagi market...
Apa untungnya bagi para stakeholders...
Ketika sesi-sesi pensejajaran arah ini terus dilakukan diberbagai jenjang, maka seluruh manusia didalam organisasi akan lebih terarah energinya. Ibarat nau nonjok seseorang, yang mana yang kita tonjok, jangan banyak berubah tempat, satu titik saja yang kita tonjok berulang, insyaAllah KO.
Ini mirip seperti tarik tambang. Jika dalam satu tim menarik ke timur dan barat dalam waktu yang bersamaan, semua anggota tim akan kontraksi, lelah, keram... tetapi ya gak kemana-mana... ada yang narik ke timur... ada yang narik ke barat. Resultannya 0.
Maka organisasi bisnis Anda harus ber energi dan memiliki ARAH dalam mengeluarkan energi tersebut.
Jika tadi Saya sudah berbicara dalam skala organisasi bisnis, berikutnya Saya akan berbicara dalam skala BANGSA.
Kita semua yakin, bangsa ini memiliki energi yang teramat BESAR. Kita memiliki lapis anak muda yang sedang menjadi lapisan mayoritas di negeri ini. Kita sedang memiliki anak-anak muda yang optimis membangun negeri, walau keadaan terasa sulit bagi sebagian orang.
Negeri kita juga memiliki energi sumber daya alam yang tidak main-main. Kita juga memiliki potensi energi terbarukan, sinar matahari yang cukup, angin yang berhembus kuat di beberapa titik, hingga garis pantai yang melimpah.
Lalu mengapa kita mengalami ketertinggalan dari bangsa-bangsa hang dahulu belajar dengan kita. Kita pernah mengirim para Guru ke Malaysia. Seoul pernah lebih kotor dan kumuh dari Jakarta. Lalu mengapa sekarang mereka mendahului kita?
Saya tidak suka menyalahkan pemerintah. Maaf sekali. Karena kita sebagai bangsa adalah entitas dari 250 juta orang yang hidup bersama. Sementara pemerintah adalah gugusan birokrasi dan pelayanan publik yang mungkin jumlahnya tidak lebih dari 5 juta orang.
Nemo dan Ayahnya kalut, sekelebat kemudian mereka pun mendapatkan ide. Seluruh ikan yang terperangkap diminta berenang menuju dasar laut guna melawan tarikan nelayan. Akhirnya, nelayanpun gagal menjala ikan tersebut, kayu yang melintang patah ditarik gerakan para ikan.
Walau ini hanya cerita fiksi di film, namun sangat banyak pelajaran yang dapat kita ambil, terutama dalam konteks bisnis dan organisasi.
Organisasi bisnis yang sehat adalah organisasi bisnis yang memiliki energi besar dan arah gerak yang jelas. Ini senada dengan teori fisika : ada BESARAN dan ada VEKTOR.
Jarak adalah besaran, tapi dia tidak punya arah. Ketika dia memiliki arah, kita menyebutnya dengan PERPINDAHAN. Jaraknya 10 meter, ini besaran. Namun 10 meter ke timur, ini adalah vektor.
10 km/jam, ini adalah kelajuan, kelajuan adalah besaran. Namun ketika kita berbicara tentang 10 km/jam ke selatan, ini adalah vektor.
Banyak organisasi bisnis yang energinya besar, tetapi tidak memiliki arah. Ownernya tekun, SDM nya muda-muda dan penuh energi, produknya bahkan kuat, tetapi minim arah. Tidak ada ARAH yang berani dipancang. Akhirnya tidak menghasilkan apa-apa. Hanya sibuk mengeluarkan cost dan beragam aktivitas, tetapi tidak menghasilkan result yang jelas.
Maka ARAH menjadi penting. Seperti Nemo yang kemudian mengajak satu demi satu ikan yang terperangkap didalam jala...
"Jangan panik, ayo kita berenang kewabah, lawan tarikan para nelayan, ayo.. menuju dasar laut... satu.. dua... tiga..."
Sekelompok ikan yang awalnya gusar berenang tidak karuan arah, sekarang berenang ke arah dan tujuan yang sama : MELAWAN TARIKAN PARA NELAYAN.
Akhirnya, patah juga itu penahan jala nya. Para nelayan gagal memanen ikan yang SADAR akan BESARAN dan ARAH.
Dari paparan Saya diatas, maka disinilah pentingnya "alignment session" dalam sebuah organisasi bisnis. Di organisasi yang Saya kelola, kami biasa menyebutnya dengan Alignment Day. Hari PENSEJAJARAN ARAH.
Seorang Business Leader harus mampu membangun arah didalam organisasinya...
Kemana kita akan bergerak...
Mengapa bergerak kesana...
Apa untungnya bagi kita...
Apa untungnya bagi market...
Apa untungnya bagi para stakeholders...
Ketika sesi-sesi pensejajaran arah ini terus dilakukan diberbagai jenjang, maka seluruh manusia didalam organisasi akan lebih terarah energinya. Ibarat nau nonjok seseorang, yang mana yang kita tonjok, jangan banyak berubah tempat, satu titik saja yang kita tonjok berulang, insyaAllah KO.
Ini mirip seperti tarik tambang. Jika dalam satu tim menarik ke timur dan barat dalam waktu yang bersamaan, semua anggota tim akan kontraksi, lelah, keram... tetapi ya gak kemana-mana... ada yang narik ke timur... ada yang narik ke barat. Resultannya 0.
Maka organisasi bisnis Anda harus ber energi dan memiliki ARAH dalam mengeluarkan energi tersebut.
Jika tadi Saya sudah berbicara dalam skala organisasi bisnis, berikutnya Saya akan berbicara dalam skala BANGSA.
Kita semua yakin, bangsa ini memiliki energi yang teramat BESAR. Kita memiliki lapis anak muda yang sedang menjadi lapisan mayoritas di negeri ini. Kita sedang memiliki anak-anak muda yang optimis membangun negeri, walau keadaan terasa sulit bagi sebagian orang.
Negeri kita juga memiliki energi sumber daya alam yang tidak main-main. Kita juga memiliki potensi energi terbarukan, sinar matahari yang cukup, angin yang berhembus kuat di beberapa titik, hingga garis pantai yang melimpah.
Lalu mengapa kita mengalami ketertinggalan dari bangsa-bangsa hang dahulu belajar dengan kita. Kita pernah mengirim para Guru ke Malaysia. Seoul pernah lebih kotor dan kumuh dari Jakarta. Lalu mengapa sekarang mereka mendahului kita?
Saya tidak suka menyalahkan pemerintah. Maaf sekali. Karena kita sebagai bangsa adalah entitas dari 250 juta orang yang hidup bersama. Sementara pemerintah adalah gugusan birokrasi dan pelayanan publik yang mungkin jumlahnya tidak lebih dari 5 juta orang.
Yang harus kita tanya lebih mendalam adalah diri kita sebagai anak bangsa. Tulisan Saya diawal nampaknya bisa menjadi salah satu jawaban, bahwa sebenarnya kita gagal membangun ARAH TUJU yang kita sepakati BERSAMA.
Hari ini kita baru menjadi bangsa BESARAN, harusnya kita menjadi Bangsa VEKTOR. Kita harus mendaya gunakan seluruh energi pada bangsa ini untuk bergerak menuju arah yang sama. Ketika ini terjadi, barulah kita mampu merasakan pertumbuhan yang ada.
Korea Selatan melakukan itu, mereka sudah lama merencanakan penguasaan pada ekonomi dunia. Maka semua infrastruktur serangan ekonominya dibangun.
Mereka mengumpulkan baja dalam rentang massa yang sangat panjang. Mereka lalu menyiapkan alat marketing efektif yaitu FILM dan MUSIK. Begitu film dan musik merajalela ke berbagai belahan dunia, maka gaya hidup korea pun merasuk cepat.
Film, musik, fashion, makanan, gadget hingga wisata ke Korea. Lengkap. Penetrasi ekonomi yang mereka lakukan bekerja : mengapa? Karena mereka memiliki arah.
Waktu Saya ke Korea Selatan beberapa bulan yang lalu, ada candaan yang biasa didengungkan oleh rekan-rekan Indonesia yang belajar disana :
"negeri ini pinter marketing Rend, mereka ini kemasan, semua dikemas-kemas biar mahal, dikasih gimmick, padahal biasa aja"
Nah... gak mungkin bisa begitu kalo memang sebelumnya belum ada yang ngarahin... jadi ini semacam arah yang mereka bangun : negeri yang handal bangun brand.
*****
Terlalu panjang Saya menulis, jika Anda membaca sampai baris ini, Saya bisa memastikan bahwa Anda adalah seseorang yang peduli dengan bangsa ini, walau Anda tidak menyadarinya.
Pada akhirnya : bangsa ini perlu ALIGNMENT DAY. Bangsa ini perlu HARI PENSEJAJARAN.
Kita harus mensejajarkan arah gerak dari jutaan anak bangsa ini untuk menuju arah yang sama. Kita perlu membangun kesamaan arah, kita perlu menunjuk 1 titik untuk dituju.
Itulah sekiranya jawaban, mengapa kami di Serikat Saudagar Nusantara ngotot untuk membangun pertemuan belasan ribu orang dalam satu moment. Karena Kopdar Saudagar Nusantara adalah HARI PENSEJAJARAN bangsa.
28 Oktober 1928, para pemuda dari belahan Indonesia berkumpul untuk mensejajarkan perasaan mereka. Satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Darisanalah kristalisasi itu bergerak menjadi perlawanan terhadap penjajahan.
28 Oktober 2017, ada belasan ribu anak bangsa yang bergerak dari penjuru Indonesia. Bahkan, 100 anak bangsa pun bergerak dari Gorontalo, titik jauh di utara negeri ini. Tidak tanggung-tanggung. Belum lagi dari daerah lain.
Iya... KSN adalah hari pensejajaran... kita akan mencoba untuk mensejajarkan arah gerak kita semua.
Dari sekedar jarak... akan kita bangun PERPINDAHAN...
Dari sekedar kelajuan... akan kita bangun KECEPATAN...
Dari sekedar waktu... akan kita bangun MOMENTUM...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar