
Sering sekali guru-guru saya mengingatkan betapa pentingnya 'Menjaga Amal'. Jangan sampai semua Amal Baik yang sudah susah payah kita kumpulkan dan kita berharap bisa mendapatkan surga karenanya, malah hilang semua tak bersisa hanya karena kita salah dalam menjaga niat saat beramal (berbuat baik). Karena niat yang tidak terjaga akan membuat seluruh amal baik kita sirna tak bersisa.
Terlebih lagi di jaman sekarang, dimana selfi dan update status di medsos seakan sudah membudaya. Misal, begitu shalat malam langsung uptade status "Alhamdulillah, masih bisa merasakan nikmatnya sepertiga malam terakhir, dan masih bisa bersujud pada-Mu ya Rabb". Tulis dan langsung Upload.
Lagi sedekah uptade status "Alhamdulillah masih bisa berbagi pada mereka yang membutuhkan". Tulis dan langsung Upload.
Baca Al-Qur'an Update status "Alhamdulillah dapat 1 Juz malam ini, lumayan :)..." Tulis dan langsung Upload. Bahkan saat kita menulis sebuah tulisan yang dirasa bisa bermanfaat, dengan tujuan hanya ingin dipuji, disanjung dan dianggap pandai dan berilmu, itu akan sia-sia. Dan..dan...dan masih banyak lagi. Maka, kita harus pandai-pandai menjaga hati dan meluruskan niat. Cukup Allah SWT sajalah tempat kita bersandar dan berharap.
Saya tidak mengatakan bahwa 'Update status' itu dilarang. Silahkan, boleh-boleh saja selama kita benar-benar bisa menjaga niat kita saat beramal (berbuat) dan beribadah.
Namun berhati-hatilah, karena setan sangat halus bujukannya. Alih-alih kita berharap ridha dari-Nya, malah berubah menjadi berharap 'Like', 'Share' dan 'Komentar' dari dunia maya. Ini bahaya, karena akan membuat semua amal kita jadi sia-sia.
Untuk lebih jelasnya, mari kita simak bersama sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA berikut ini, ia berkata : Saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya yang pertama akan diberi keputusan pada hari qiyamat ialah seorang yang mati syahid, lalu ia dibawa dan dihadapkan kepada ni’mat (kebaikan-kebaikan)nya, maka ia mengakuinya. Allah berfirman, “Apakah yang kamu lakukan padanya ?”. Ia menjawab, “Saya telah berjuang untuk-Mu hingga mati syahid”.
Allah berfirman, “Kamu berdusta, tetapi kamu berjuang supaya disebut sebagai pahlawan dan orang pemberani. Dan telah dikatakan orang yang demikian itu”.
Kemudian diperintahkan (kepada malaikat), lalu ia diseret pada mukanya dan dilemparkan ke neraka. (Kedua) seorang yang belajar ilmu, mengajarkannya dan membaca Al-Qur’an. Lalu ia dibawa dan dihadapkan kepada ni’mat (kebaikan-kebaikan)nya, maka ia mengakuinya. Allah berfirman, “Apakah yang kamu lakukan padanya ?”.
Ia menjawab, “Saya mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta membaca Al-Qur’an hanya untuk-Mu”. Allah berfirman, “Kamu berdusta, tetapi kamu mempelajari ilmu supaya disebut sebagai seorang yang alim, dan kamu membaca Al-Qur’an supaya disebut sebagai seorang yang pandai membaca Al-Qur’an, dan telah dikatakan orang yang demikian itu”.
Kemudian diperintahkan (kepada malaikat), lalu ia diseret pada mukanya dan dilemparkan ke neraka. (Ketiga) seorang hartawan yang diberi bermacam-macam kekayaan oleh Allah, lalu ia dibawa dan dihadapkan kepada ni’mat (kebaikan-kebaikan)nya, maka ia mengakuinya. Allah berfirman, “Apakah yang kamu lakukan padanya ?”.
Ia menjawab, “Tidak satu jalanpun yang Engkau sukai agar jalan itu diberi harta, melainkan sudah saya beri dengan harta itu semata-mata untuk-Mu”. Allah berfirman, “Kamu berdusta, tetapi kamu berbuat yang demikian itu agar disebut sebagai orang yang dermawan, dan telah dikatakan orang yang demikian itu”. Kemudian diperintahkan (kepada malaikat) lalu ia diseret pada mukanya dan dilemparkan ke neraka”. [HR. Muslim juz 3, hal. 1514]
Bahkan seorang Syahid yang mati di medan perang, seorang Alim (berilmu) dan Ahli Al-Qur'an yang senantiasa mengajar dan sibuk dalam dakwahnya, serta seorang kaya raya yang dermawan pun akhirnya diseret paksa masuk ke dalam neraka hanya karena niat yang tidak terjaga. Berharap terlihat baik dan pandai dihadapan manusia.
Nah, jangan sampai kita yang amal dan ilmunya tidak seberapa ini. Malah berharap kepada selain-Nya. Itu bahaya!
Semoga Allah SWT senantiasa menjaga kita dari berharap kepada selain-Nya atas apa-apa yang kita kerjakan. Dan semoga Allah SWT selalu menyertai setiap langkah dalam hidup kita.