Ibnu 'Abbas pernah dihadapkan dengan seorang pemuda yang amat kurus, pucat dan tak terurus. Dia terlihat sangat lemah seolah sudah hilang sebagian nyawanya. Keluarga yang cemas memohon kepada Ibnu 'Abbas: “Wahai sepupu Rasulullah, tolong obati orang ini!”
Ibnu 'Abbas bertanya tentang sakit yang sedang dia derita. Namun, dia hanya diam membisu tidak memberi jawab. Beberapa saat dia berkata:
بنا من جوى الحب المبرح لوعة
تكاد لها نفـس المحب تـذوب
Dalam raga kami ada rasa kesedihan dan duka yang mendalam; karena cinta yang begitu menyakitkan bersemayam dalam jiwa. Hampir saja, jiwanya hilang, melayang karena perihnya sakit.
و لكنما أبلى حشاشة ما ترى
على ما به عود هنـاك صليب
Akan tetapi, rasa itu tiap hari terus menghabisi nyawaku secara perlahan, hingga keadaanku seperti ini, sebagaimana yang kamu lihat. Harapannya, aku kembali ke sana, bertemu dengan orang yang telah menyalib hatiku.
Mendengar itu, Ibnu Abbas terkejut dan bertanya: “dia berasal dari mana?”, keluarganya menjawab: “dia dari keluarga Uzrah.” sebuah qabilah yg terkenal dengan cinta yg begitu tulus dan dalam, hingga al-Bushiri dalam Burdahnya juga menisbatkannya cintanya kepada qabilah tersebut.
Setelah keluarganya disebut, pemuda itu teriak dalam tangis. Seketika ia wafat. Kini jasadnya kaku. Dia mati dalam keadaan cinta mati, cinta yang belum pernah dibalas, dan bertepuk sebelah tangan.
{{Kisah pada kitab Izhar Sidqi al-Mawaddah fi Syarah Burdah jilid 1 hal 350}}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar