Minggu, 11 September 2022

Riba, Dosa Besar yang Dianggap Biasa

 


Kalau bertanya pada diri, 

“Maukah kau melakukan zina?”

Setiap orang berakal pasti menjawab, “TIDAK!”

Dan kita pun berlindung kepada Allah agar dijauhkan dari dosa besar itu.

Kalau pun ada orang yang gemar melakukan zina, kemudian ditanya, “Maukah kau berzina dengan ibumu?”

Jawabannya pasti, “TIDAK!”

Dan kita sepakat, bahwa di antara semua level DOSA berzina,

Maka dosa berzina dengan ibu, menduduki kasta dosa paling tinggî.

Lalu, tahukah kita bahwa dosa paling ringan dari RIBA adalah sepèrti berzina dengan ibu?

itulah dosa yang ditanggung oleh orang yang keterlibatannya dalam sebuah transaksi ribawi paling minimal.

Tapî, kok masih terlibat RIBA?

Karena RIBA, DOSA BESAR  yang dianggap WAJAR.

Ada orang yang pernah terjerumus kedalam zina, meskipun ‘cuma’ sekali, ia menyesal bukan main.

Menganggap dirinya kotor dan hina.

Memohon ampun sembari menangis.

Bertekad untuk tidak mengulanginya lagi.

Ingat, ‘cuma’ sekali lho!

Penyesalannya sedemikian hebat.

Tapi, ketika melakukan dosa RIBA.

Bukan ‘cuma’ sekali, tapî berkali-kali.

Bahkan bertahun-tahun.


Hadits yang menegaskan hal itu adalah hadits berikut ini :

Dari Abdullah bin Masud RA dari Nabi SAW bersabda,"Riba itu terdiri dari 73 pintu. Pintu yang paling ringan seperti seorang laki-laki menikahi ibunya sendiri. (HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim) 

Yang menarik dari hadits di atas adalah ketika disebutkan bahwa dari 73 pintu riba, yang paling ringan adalah seperti berzina dengan ibu kandung sendiri. Itu yang paling ringan, lalu bagaimana dengan yang paling berat?

Tentu lebih parah lagi, ya.

Riba Lebih Dahsyat Dari 36 Perempuan Pezina

Ada lagi hadits yang agak mirip, yaitu haramnya dosa RIBA lainnya adalah setara dengan 36 perempuan pezina, sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini :

Dari Abdullah bin Hanzhalah ghasilul malaikah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Satu dirham uang riba yang dimakan oleh seseorang dalam keadaan sadar, jauh lebih dahsyah dari pada 36 wanita pezina. (HR. Ahmad)

Tidak jaràng, satu RIBA belum selesai, membuka lubang RIBA yang baru.

Atau menutup satu lubang RIBA dengan RIBA yang lebih bèsar.

Kok, tidak merasa BERDOSA ?

Setelah terlepas dari RIBA, tidak tampak penyesalan layaknya seseorang yang telah melakukan sebuah DOSA BESAR .

Karena RIBA, DOSA BESAR yang DIANGGAP WAJAR. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar