Wahai saudaraku, hendaklah
Anda selalu memperkuat dan memperbaiki keyakinan Anda. Karena bila keyakianan
itu sudah kokoh dan telah menguasai hatimu, maka segala sesuatu yang gaib
tiba-tiba dapat terlihat dengan jelas seperti yang dikatakan oleh Ali bin Abi
Thalib :
“Jika terbuka mata hatiku,
makin bertambahlah keyakinanku.”
Keyakinan ialah ungkapan
tentang kekuatan dan keteguhan iman yang sudah mendarah daging dan menyatu
dalam hati, laksana sebuh gunung yang menjulang tinggi. Karena itu, segala
bentuk keraguan dan praduga tak akan mampu menghempaskannya, hingga akhirnya
keduanya hilang tanpa bekas.
Jika keraguan dan praduga
itu datangnya dari luar, kedua telinganya tidak mau mengengarkannya sedangkan
hati pun tidak mempedulikannya. Setan pun tak kuasa mendekati dan menggoda
orang yang memiliki keyakinan seperti ini, bahkan ia lari ketakutan
menyelamatkan diri darinya. Manusia yang memiliki ciri-ciri di atas ialah Umar
bin Khattab, seperti yang telah disabdakan oleh Rasulullah Saw.:
“Setan takut terhadap bayangan Umar. Jika Umar
menempuh suatu jalan, maka ia akan menempuh jalan lain.” (HR. Ahmad, Turmudzi
dan Ibnu Hibban dari Buraidah)
Sebab-sebab teguhnya
keyakinan
a. Ini adalah yang pokok dan yang menjadi poros, yaitu
memperlihatkan dengan hati dan memperdengarkan dengan telinga akan ayat-ayat
Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi yang menunjukkan kebesaran Allah,
kesempurnaan, keagungan dan kehebatan-Nya, serta kemanunggalan-Nya dalam
mencipta, memerintah, menguasai dan memaksa. Dan yang menunjukkan kepada
kebenaran para rasul dan kesempurnaan mereka, mukjizat-mukjizat yang mereka
tunjukkan, azab yang menimpa orang-orang yang menentang mereka, serta berita-berita
hari kiamat yang berhubungan dengan pahala yang disediakan bagi orang-orang
yang baik dan hukuman bagi orang-orang yang jahat.
Hal ini mampu untuk
meningkatkan keyakinan adalah didasarkan pada firman Allah Ta’ala :
“Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya
Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) sedang dia dibacakan kepada
mereka? Sesungguhnya dalam (Al Quran) itu terdapat rahmat yang besar dan
pelajaran bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Ankabut : 51)
b. Memperhatikan segala ciptaan Allah yang indah dan
menakjubkan, baik yang ada di langit maupun bumi. Firman Allah Swt. :
“Kami akan memperlihatkan
kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri
mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar.
Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?”
(QS. Fushshilat : 53)
c. Bersungguh-sungguh dalam mengerjakan segala amalan dan tetap
didasari iman dan takwa. Firman Allah Ta’ala :
“Dan orang-orang yang
berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada
mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang
yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabut : 69)
Buah Keyakinan
Buah keyakinan yang dapat
kita rasakan antara lain adalah kekuatan batin, ketenangan jiwa, perlindungan
Allah Swt., cita-cita untuk selalu taat kepada-Nya, serta upaya maksimal untuk
mendapat ridha-Nya.
Ringkasnya, keyakinan
merupakan pokok dari segala sesuatu. Sedangkan derajat yang luhur, budi pekerti
yang terpuji dan amal saleh adalah cabang buahnya. Bahkan baik buruknya akhlak
dan perilaku seseorang bergantung pada keyakinannya.
Luqman Hakim alaihissalam
berkata :
“Aktivitas hanya dapat
dilakukan dengan adanya keyakinan. Seseorang hanya dapat beraktivitas sesuai
dengan kadar keyakinannya. Dan bila keyakinannya berkurang, berkurang pulalah
aktivitasnya.”
Rasulullah Saw. bersabda :
“Keyakinan itu adalah iman seluruhnya.” (HR.
Baihaqi)
Tingkat-tingkat Keyakinan
Orang-orang yang Beriman
a. Ashabul Yamin
Yaitu orang-orang yang
percaya dan kuat dalam iman, tapi pada saat-saat tertentu, jiwanya dapat
diguncangkan oleh keraguan dan praduga.
b. Al-Muqarrabin
Yaitu orang-orang yang
benar-benar kuat dalam berkeyakinan, mereka mampu menguasai hati mereka dengan
bermodalkan keteguhan iman dan takwa. Segala bentuk keraguan dan praduga tak
akan mampu mengganggu dan merusak imannya. Bahkan sesuatu yang gaib pun dapat
terlihat dengan jelas. Tingkatan ini dinamakan Iman bil Yaqin.
c. Tingkatan pada Nabi dan pewarisnya
Pada tingkat tertinggi ini
pun segala sesuatu yang gaib dan tersembunyi dapat terlihat dengan sangat jelas
dan nyata. Tingkatan ini disebut Iman bil kasydi wal ‘iyan.
Perbedaaan antara pemilik
masing-masing derajat itu sangat jauh sekali, ada yang utama dan ada yang belih
utama. Itulah anugerah Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang
dihendaki-Nya. Hanya Allah-lah yang mempunyai anugerah yang besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar