Jumat, 23 Maret 2018

Tafakkur akan kebesaran Tuhan




Hendaklah engkau selalu ber-tafakur (merenungkan kebesaran dan kekuasaan Allah Swt.) setiap siang dan malam sesuai dengan waktu yang sudah kau tentukan, baik satu jam atau beberapa jam.

Waktu yang terbaik untuk ber-tafakur, ialah di tengah malam karena saat itulah saat yang kosong dan bebas dari aktivitas dan mampu membawa dampak positif pada hati kita.

Kebaikan hidup di dunia dan keutuhan agama tergantung pada kesempurnaan tafakur. Barangsiapa melaksanakannya dengan baik, maka akan memperoleh kebaikan yang berlimpah.
Dalam satu riwayat disebutkan :
 “Tafakur selama satu jam lebih baik dari beribadah setahun.”

Ali bin Abi Thalib karramahullahu wajhah juga berkata : “Tiada ibadah (sunnah) yang lebih baik seperti bertafakur.” Sebagian orang makrifat berkata : “Tafakur adalah pelita hati. Bila ia pergi, maka hati menjadi gelap gulita.”

Obyek Tafakur

Ada beberapa obyek tafakur yang patut dipikirkan, antara lain :

a.  Memikirkan ciptaan dan kekuasaan Allah, baik yang nyata dan samar, yang ada di bumi dan langit.
Cara pertama ini merupakan yang paling mulia untuk mengetahui zat, sifat-sifat dan beberapa nama-Nya.

Sesuai dengan anjuran Allah Swt. dalam Al-Qur`an :
Katakanlah: "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman".
(QS: Yunus Ayat: 101)

Dan engkau adalah salat satu ciptaan-Nya yang palong menakjubkan. Oleh karena itu, renungkan dirimu sendiri. Ini sesuai dengan firman Allah Swt. :
 “Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (QS. Adz-Dzariyat : 20-21)
               
b. Renungkan karunia Allah yang dianugerahkan kepadamu, dan nikmat-nikmat yang dilimpahkan padamu.
Firman Allah Swt. :
Mereka berkata: "Apakah kamu datang kepada kami, agar kami hanya menyembah Allah saja dan meninggalkan apa yang biasa disembah oleh bapak-bapak kami? maka datangkanlah azab yang kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar". (QS. Al-A`raf : 69)

Allah juga berfirman :
 “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl : 18)

Dalam surat yang lain Allah berfirman :
 “Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.” (QS. An-Nahl : 53)

Fadilah dari cara kedua ini adalah hati menjadi penuh dengan rasa cinta dan syukur kepada Allah Swt. secara lahir dan batin.

c. Renungkan kekuasaan ilmu Allah yang melihat dan mengawasimu.
Firman Allah Ta`ala :
 “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS. Qaaf : 16)

Allah juga menegaskan dalam firman-nya :
 “Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hadid : 4)

Dalam surat yang lain Allah berfirman :
 “Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dialah keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Mujadalah : 7)

Cara ini mendorong kita untuk menjalankan larangan-larangan-Nya dan meninggalkan perintah-Nya.

d. Renungkan kekurangan-kekurangan dalam ibadahmu dan pelanggaran-pelanggaran yang engkau kerjakan, yang dapat menimbulkan kemurkaan Tuhanmu.
Allah Ta`ala berfirman :
 “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat : 56)

 “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al-Mu`minun : 115)

 “Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah.” (QS. Al-Infithar : 6)

 “Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya.” (QS. Al-Insyiqaq : 6)

Cara ini mampu menambah rasa takut kepada Allah Swt., mendorong untuk instospeksi pada aib dan cela, untuk menjauhi kecerobohan, dan selalu siap untuk beribadah.

e. Renungkan kehidupan dunia, dan segala kesibukan dan kehancurannya yang berlangsung dengan cepat.
Renungkan pula segala sesuatu yang berhubungan dengan akhirat, kenikmatan dan kekekalan hidup di sana.

Allah Ta`ala berfirman :

“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: "Yang lebih dari keperluan". Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir,   tentang dunia dan akhirat. Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakalah: "Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu; dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. Dan jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Baqarah : 219-220)

 “Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. “ (QS. Al-A`la : 16-17)

 “Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (QS. Al-Ankabut : 64)

Renungkan ini meningkatkan zuhud-mu kepada dunia dan menambah cintamu pada kehidupan akhirat.

f.  Pikirkan saat kematian serta kerugian dan penyesalan setelahnya.
Firman Allah Swt. :
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS. Al-Jumuah : 8)

 “(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” (QS. Al-Mukminun : 99-100)
 “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?" Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Munafiqun : 9-11)

Faedah dari tafakur ini ialah untuk memperpendek harapan, memperbaiki amal dan mempersiapkan bekal di hari kemudian.

g. Hendaklah engkau juga memikirkan amal-amal yang telah dijelaskan oleh Allah yang berhubungan dengan wali-wali-Nya dari orang-orang yang berpaling dari-Nya, dan memberikan pahala dan siksa pada dua kelompk itu di dunia dan di akhirat.

 “Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan, dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka.” (QS. Al-Infithar : 13-14)

 “Apakah orang-orang beriman itu sama dengan orang-orang yang fasik? Mereka tidak sama.” (QS. As-Sajdah : 18)

 “Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.” (QS. Al-Laili : 5-10)

 “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia.” (QS. Al-Anfal : 2-4)

 “Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma`ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik. Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah melaknati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal.” (QS. At-Taubah : 67-68)

 “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma`ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. 

Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga `Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar.” (QS. At-Taubah : 71-72)

 “Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS. Yunus : 7-8)

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya, di bawah mereka mengalir sungai-sungai di dalam surga yang penuh kenikmatan. Do`a mereka di dalamnya ialah: "Subhanakallahumma", dan salam penghormatan mereka ialah: "Salam". Dan penutup doa mereka ialah: "Alhamdulilaahi Rabbil `aalamin". (QS. Yunus : 9-10)

Faedah tafakur ini adalah agar engkau mencintai orang-orang beruntung dan mendorongmu untuk beramal seperti amal mereka dan berakhlak sesuai dengan akhlak mereka.
Dan hendaknya engkau menghadirkan hati dari setiap macam tafakkur yang sesaui dengannya dari pada Al-Quran, Hadits, dan Atsar (perkataan sahabat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar