Beliau adalah Ali Zainul Abidin bin Husain, cucu Ali bin Abi Thalib yang terkenal dengan nama 'Ali As Sajjad' (Ali yang suka bersujud). Beliau adalah ulama luarbiasa yang digambarkan oleh Az Zuhri yang sezaman dengannya, "aku tidak pernah melihat seorang lelaki Quraisy yang lebih baik darinya di zamannya."
Namun ada satu hal yang sangat menarik dari beliau untuk kita baca kali ini. Zainul Abidin ternyata memiliki amalan rahasia yang baru diketahui oleh orang-orang ketika beliau wafat. Apa amal rahasia itu?
Ali Zainul Abidin memiliki kebiasaan memanggul karung tepung untuk ia bagikan pada keluarga janda dan fakir di sekitarnya. Beliau memilih untuk melakukannya sendiri, tanpa bantuan asisten maupun murid-muridnya. Tak seorang pun tahu, bahkan mereka yang diberi karungan tepung pun sama sekali tak mengira bahwa yang memberinya adalah Zainul Abidin. Sebab beliau melakukannya diam-diam dan tak menyingkap wajahnya.
Di hari ketika Zainul Abidin rahimahullah wafat, seisi Madinah berduka. Orang-orang berdatangan untuk bertakziah, sementara keluarganya memandikan jenazah. Namun di saat mereka memandikannya, terlihat sebuah bekas hitam memanjang di punggung Zainul Abidin.
Orang-orang tahu tanda bekas berwarna hitam memanjang itu tidak akan ada kecuali jika seseorang memanggul beban yang berat. Tak sekali dua kali, tapi berkali-kali. Dan itulah yang kemudian mereka simpulkan: Zainul Abidin sering memanggul sesuatu yang berat di punggungnya, tapi apa?
Tak lama setelah itu, tanda tanya itupun terjawab dengan sendirinya. Keluarga janda, yatim dan para fakir di sekitar Madinah menyadari bahwa orang tak dikenal yang membawakan mereka karung tepung kini tak lagi mengantar. Bukan hanya satu dua keluarga, bahkan yang merasa kehilangan bantuan itu adalah ratusan rumah tangga.
Saat itu mereka tahu dan terharu, bahwa yang melakukan amal hebat itu adalah seorang tokoh besar yang memilih mengamalkannya secara rahasia. Zainul Abidin rahimahullah, yang Imam Malik berkata tentangnya, "ia digelari dengan Zainul Abidin (perhiasan bagi para hamba) karena ibadahnya yang begitu banyak."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar