Betapa banyak orang yang bisa bersabar ketika diuji dengan kemiskinan, tapi sedikit yang bersyukur ketika diuji dengan kekayaan.
Betapa banyak orang yang rajin ibadah ketika miskin, tapi ketika menjadi kaya ia terbuai dengan dunia dan malas ibadah.
Karena ujian kekayaan memang lebih berat, sehingga orang miskin lebih banyak masuk surga.
Maka bersabarlah wahai saudaraku yang diuji dengan kemiskinan dan kekurangan harta.
Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,
اطَّلَعْتُ فِى الْجَنَّةِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا الْفُقَرَاءَ وَاطَّلَعْتُ فِى النَّارِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاء
"Aku menoleh ke surga maka aku melihat kebanyakan penghuninya adalah orang-orang fakir (miskin) dan aku menoleh ke neraka maka aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita." [Al-Bukhari dari Imron bin Hushain & Muslim dari Ibnu Abbas radhiyallahu'anhum]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
كَانَ أَكْثَرَ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ الْمَسَاكِينُ لِأَنَّ فِتْنَةَ الْفَقْرِ أَهْوَنُ وَكِلَاهُمَا يَحْتَاجُ إلَى الصَّبْرِ وَالشُّكْرِ
"Kebanyakan yang masuk surga adalah orang-orang miskin, karena ujian kefakiran lebih ringan (sehingga lebih mudah untuk bersabar). Namun kedua ujian (baik kefakiran maupun kekayaan) sama-sama membutuhkan kesabaran dan kesyukuran." [Al-Fatawa, 14/305]
Dan sungguh bodoh, jika kita miskin tapi malas ibadah, sudah susah di dunia, tambah susah di akhirat.
Saudaraku sekalian yang mencintai Sunnah dan dicintai oleh Allah ‘Azza wa Jalla,
Segala Kesulitan Yang Ada.. Hanya Sementara, ujian yg menimpa kita itu hanya sebentar saja.
Ada kisah menarik dari sahabat Abdullah ibn Mas’ud radhiallahu ‘anhu, yakni ketika beliau
dapati Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam berbaring diatas tembikar, hingga membekas
dikulitnya. Lalu Abdulloh ibn Mas’ud mengatakan,
يَا رَسُولَ اللَّهِ لَوْ كُنْتَ آذَنْتَنَا فَفَرَشْنَا لَكَ عَلَيْهِ شَيْئًا يَقِيكَ مِنْهُ
“Wahai Rasulullah! Jika Engkau mengizinkan kami, maka kami akan menghamparkan sesuatu
yang dapat menjagamu”
Namun Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab:
مَا أَنَا وَالدُّنْيَا إِنَّمَا أَنَا وَالدُّنْيَا كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا
“Apa urusanku dengan dunia ini? Sesungguhnya diriku dan dunia ini bagaikan seseorang yang
tengah berjalan kemudian berteduh di bawah pohon, lalu aku pergi meninggalkan (pohon
tersebut)” [HR Ibnu Majah 4099]
Karenanya saudaraku, jangan putus asa terhadap kesulitan yang ada, sungguh ini hanya
sebentar saja.
Semoga Allah teguhkan kita diatas Hidayah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar