SAAT ini banyak di antara kita yang sombong dengan apa yang dimilikinya.
Mereka bangga dengan harta, pangkat, jabatan, rumah, Anak, kendaraan, gelar dan lain sebagainya. Padahal benarkah itu semua milik kita?
Ada dua tipe manusia yang memiliki sudut pandang berbeda tentang rezeki.
Pertama, ada manusia yang berpandangan bahwa rezeki mereka murni sebagai hasil kerja keras dan usaha mereka sendiri. Penghasilan yang mereka terima adalah buah dari kompetensi mereka. Semakin kompeten, semakin besar penghasilannya.
Manusia yang menihilkan Allah SWT sebagai pemberi rezeki membuat hatinya mudah khawatir kehilangan rezeki. Hatinya tak pernah tenang karena tak terpaut dengan Allah SWT. Niat bekerja bukan karena Allah SWT. Saat bekerja, semua cara dihalalkan demi mengejar banyaknya rezeki.
Kedua, ada manusia yang berpandangan bahwa rezeki itu adalah titipan Allah SWT.
Niat bekerja karena Allah SWT. Mereka bekerja dengan sungguh-sungguh sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT.
Hati mereka tenang karena selalu menyertakan Allah SWT dalam setiap niat dan ikhtiar pekerjaan mereka.
Seperti halnya yang disampaikan Imam Hasan Al Bashri, “Aku tahu rezekiku tidak akan diambil orang, karena itu hatiku selalu tenang. Aku tahu amalku tidak akan dikerjakan orang, karena itu aku sibuk beramal.” Bekerja dalam kerangka beramal saleh untuk meraih keberkahan adalah sebaik-baiknya sikap hidup para pencari rezeki.
Para pencari rezeki yang menyadari bahwa rezekinya TITIPAN Allah SWT akan menjadikan dirinya sebagai perantara bagi kemaslahatan bagi orang lain. Selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, rezeki yang sudah diperolehnya akan dibagikan kepada orang lain yang membutuhkan.
Tak pernah ada kekhawatiran rezekinya akan berkurang atau bahkan HILANG.
Mungkin anda dan juga saya kadang bertanya, mengapa milik saya yang notabene telah menjadi rezeki kita diambil kembali oleh Allah?
Keluarga tercinta yang direnggut dari kita oleh kematian, membuat kita hancur karena rasa kehilangan.
Rumah yang ditempati sebagai tempat bernaung dan dibangun dengan tetesan keringat tiba-tiba habis terbakar, menyisakan puing-puing kedukaan bagi kita.
Uang yang kita simpan baik-baik untuk memenuhi kebutuhan tak terduga ternyata hilang digondol maling atau ditipu orang.
INSTROPEKSI DIRI KITA....
Apakah kita sudah mendapatkan RIDHO Allah?
Ketika Allah sedang menahan rezekinya dan TIDAK RIDHO maka Allah mengambil apa yang dititipkan-Nya, karena Semua cuma TITIPAN.
Wallahu a'lam bish-shawab.
Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.