Kamis, 17 November 2022

10 Nasihat Penting Untuk Para Pengguna sosial media


 1. Nasihat Pertama : 

Ikhlash

Jadikanlah media ini sebagai sarana untuk meraih ridha Allah Ta'ala, bukan untuk mendapatkan pujian dari manusia, ajang ujub, takabbur, maksiat, dan lain sebagainya.

2. Nasihat Kedua : 

Tabayyun

Periksalah terlebih dahulu kebenaran informasi yang ingin Anda sampaikan, jangan tergesa-gesa, karena berhati-hati dalam menyampaikan informasi merupakan akhlak mulia seorang mukmin.

3. Nasihat Ketiga : 

Jangan Berdusta

Ketika Anda hendak mengirim artikel, video, dll, dengan niat agar saudaramu terhibur dengannya itu hal yang sangat baik, namun tinggalkanlah jika hal tersebut harus dibangun di atas kedustaan. 

4. Nasihat Keempat : Timbang  Maslahat dan Mafsadahnya

Jika yang ingin Anda sampaikan ada sisi baik dan ada sisi buruknya, sebaiknya tidak dulu disebarkan, karena mencegah sisi buruk lebih didahulukan dari mendapatkan sisi baiknya.

5. Nasihat Kelima : 

Gunakan Bahasa Yang Baik

Wahai saudaraku, bahasa yang baik itu gratis, gak perlu beli, mengapa kita masih merasa berat menggunakannya ??!

6. Nasihat Keenam : 

Hindari Perkara Yang Tidak Ada Manfaatnya

Ini merupakan tanda baiknya keislaman seseorang.

7. Nasihat Ketujuh : 

Aturlah Waktu Yang Baik Dalam Memberikan Nasihat

Ingatlah teladan kita adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau sangat memperhatikan masalah ini.

8. Nasihat Kedelapan : Jangan Lalai

Jangan sampai media ini membuat Anda lalai dari dzikir kepada Allah, membaca Al-Qur'an, shalat berjama'ah, dan amalan ta'at lainnya.

9. Nasihat Kesembilan : Luruskanlah Kekeliruan Saudaramu Dengan Cara Yang Bijak

10. Nasihat kesepuluh : Amalkanlah

Marilah kita berupaya mengamalkan nasihat yang kita kirim kepada orang lain, karena pandai mengolah kata tanpa disertai amal menjadi salah satu sebab datangnya murka Allah Ta'ala.


Wallahu a'lam, semoga bermanfaat.


Rabu, 16 November 2022

Masih ingatkah dengan kisa Nabi Sulaiman


 Seorang Nabi dan Raja yang sangat hebat dan menakjubkan

Allah memberinya kerajaan yang tidak diberikan kepada siapapun sesudahnya

Ia memahami bahasa binatang

Bangsa jin tunduk bahkan menjadi bala tentaranya

Angin juga Allah tundukkan buatnya

Dan berbagai nikmat yang lainnya yang tak dapat dihitung lagi

Ketika ia mendengar ratu semut berbicara kepada rakyatnya, sebagaimana Allah ceritakan di dalam surah An Naml ayat 18, beliau tersenyum mendengarkan ucapannya dan langsung ingat kepada Allah sang Pencipta Yang Maha Kuasa, Yang telah memberinya nikmat tersebut seraya berdoa yang artinya

“Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.”

(فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِنْ قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ)

[Surat An-Naml 19]

Nikmat Allah begitu Besar dan tanpa pertolonganNya tidak mungkin ia dapat mensyukurinya.

Nabi sulaimana tidak lupa daratan dengan kehebatannya, Ia sama sekali tidak congkak dan sombong, bahkan ia merendahkan dirinya depan Allah.

Dan ketika ia meminta agar singgasana ratu balqis dihadirkan ke istananya, sebelum matanya berkedip, singgasana itu telah hadir

Dari jarak yang sangat jauh, Ribuan kilometer antara Yaman Yerusallem

Dia sadar, bahwa yang terjadi adalah karunia Allah

Dan nikmat itu adalah bentuk ujian dariNya

Tidak seperti sebagian yang memandang ujian hanya yang bentuknya musibah

Maka Nabi Sulaiman langsung berkata

هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ ]

“Ini termasuk karunia Rabbku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya) (An Naml 40).

Maka bila kau memperoleh nikmat, kesuksesan atau apa saja, sehingga kau merasa hebat

Ketahuilah bahwa dirimu sedang dalam ujian

Berapa banyak yang tidak lulus ketika diuji dengan kenikmatan dunia

Karena dunia membuatmu jauh dan lupa dari Sang Pemberi. 

 

Semoga bermanfaat

Mengalah


 Bahwa salah satu sifat orang yang baik, calon ahli surga dan yg amalannya diterima oleh Allah adalah orang yang ngalahah,suka mengalah,gampang dan longgar. 

Tidak suka membalas kejelekan orang lain dan mampu menahan sakit hati.

Sebaliknya, sifat orang yang tidak disukai oleh Allah adalah orang yang ambisius, merasa paling benar berdasarkan hawa nafsunya, memanjakan dorongan hasadnya, melakukan hal-hal tanpa banyak pertimbangan syariat sehingga menyebabkan dia menjadi nekad, dan suka menyalahkan orang lain atas nasib buruk yang menimpanya.

Saat Allah mensyariatkan pernikahan silang antar saudara kembar pada anak anak Nabi Adam, Qabil menikah dengan saudara Habil dan Habil menikah dengan saudara Qabil, Qabil tidak terima. Dia merasa lebih berhak atas saudari kandungnya yang lebih cantik dibanding saudari Habil.

Mengetahui hal itu, Nabi Adam menyuruh dua anak lelakinya untuk berkurban. Siapa yang kurbannya diterima oleh Allah maka dia berhak menikah dengan saudari Qabil yg cantik.

Habil yang bertakwa memberikan kambing terbaiknya karena dia adalah seorang peternak. Bukan agar memenangkan taruhan utk menikah dg wanita tercantik. Tetapi memang karena jiwanya yg bersih dan bertakwa sehingga ia ingin memberi yg terbaik utk Allaah. Sedangkan Qabil, yang bekerja sebagai petani, memberikan buah-buahan yang kurang baik.

Diterimalah kurban Habil karena memang Allah hanya menerima yang baik-baik. Qabil, yang ambisius, marah dan ingin membunuh Habil. Dia lupa daratan. Lupa bahwa yang menyuruh untuk menikah dengan pernikahan silang itu Allah. Bukan atas keinginan Habil. Nafsu menguasai. Pikirannya diikat dengan kalimat "pokoknya harus aku. Pokoknya aku yang benar". 

Bagaimanakah sikap Habil?

Dia tidak melawan meski mampu. Dia bersabar dan berharap pahala. Dia tidak masalah harus mati di tangan saudara sendiri. 

Dia tidak mau membalas sebab membalas hanya akan menjadikan dia dan Qabil sama jahatnya. Qabil adalah seorang muslim. Bila Habil melawan dan dia menang berarti dia membunuh seorang muslim terlebih Qabil adalah saudara kandungnya sendiri. Makanya, dia tidak membalas.

Suka mengalah bukan berarti mudah kalah. Diam bukan berarti lemah. Bukan berarti bila dizhalimi tidak usah membela diri. Antara membela diri dengan dihiasi ambisi dan membela diri dengan dihiasi tawakkal itu beda. Bisa dirasakan bahkan oleh lawan.

Semoga kita dimudahkan oleh Allah utk menjadi pribadi yg seperti Habil. Aamiin


Wallaahu a'lam bi showwab.

5 Hal Yang Akan Mengayakanmu Di Masa Depan


 Alhamdulillah..

Ternyata kebahagiaan dunia itu salah satunya adalah mengetahui ada begitu banyak orang yang menyayangi kita.

Lalu itu menjadi wasilah mengalirnya doa-doa baik yang tulus untuk kita. Rasanya..?? Masyaallah.

Benar dulu kata guru saya,

Berjuanglah untuk membuat dirimu disayangi banyak orang. Karena itu adalah Rezekimu yang sebenarnya di masa depan.

Orang bisa bangkrut atau kehilangan uang..

Bisa jatuh karena kehilangan bisnis.

Namun selama ada banyak orang yang menyayanginya, ia akan selalu bisa cepat bangkit dan bertumbuh kembali.

Karena salah satu rahasia kebangkitan tercepat adalah dengan hadirnya banyak orang di sekitar kita yang masih percaya dan selalu mendukung kita.. bahkan di saat kita sedang dalam kondisi terburuk.

Jangan fokus kepada satu dua orang yang benci sampai lupa ada begitu banyak orang yang menyayangi.

Dan untuk bisa disayangi banyak orang.. 

Lakukan 5 hal ini :

1. Jadilah pribadi yang santun dan menyenangkan.

Sebab orang lain tak suka dengan pribadi sombong.. karena orang sombong pun nggak suka sama orang sombong.

2. Jujur dan amanah.

Ini adalah mata uang yang paling berlaku di semua belahan dunia. Semakin kamu jujur dan amanah, maka nilaimu akan selalu tinggi dimana saja.

3. Selalu tebarkan manfaat.

Jangan ada yang keluar dari lisanmu, pikiranmu, tanganmu, hartamu.. kecuali itu bertujuan untuk memberi manfaat kepada orang lain. Ini hukum tabur-tuai.

Terbiasa berbagi manfaat, kelak akan mendapatkan banyak kemudahan.

4. Jangan pernah mengeluh di hadapan publik. Sebab orang tak akan pernah memberikan simpatinya kepada mereka yang suka mengeluh.

Justru simpati akan selalu datang kepada mereka yang punya alasan mengeluh, namun ia menjalani hidupnya dengan tegar dan penuh optimisme.

5. Berusahalah sekecil apapun untuk selalu berpikir meringankan kesulitan orang lain.

Tidak harus dengan harta. Dengan apapun yang kamu punya.

Karena dunia ini akan selalu menyayangi dan menjaga mereka yang peduli kepada orang lain.


Selamat mencoba..

Selasa, 15 November 2022

PENYEMBUH

 


"Telah datang (Quran sebagai) mau'izhah dari Rabb kalian, penyembuh bagi apa yang ada dalam dada, hidayah & rahmat bagi mukminin." {QS10:57}

"..Dan Quran itu menjadi penyembuh bagi apa yang ada dalam dada.."; bagaimana sombong tak sembuh jika mesra melafal kalam Sang Maha Gagah.

"..Dan Quran itu menjadi penyembuh bagi apa yang ada dalam dada.."; bagaimana riya' tak sembuh, jika berhadapan langsung Sang Maha Luhur.

"..Dan Quran itu menjadi penyembuh bagi apa yang ada dalam dada.."; bagaimana dengki tak sembuh, jika berbincang dengan Sang Maha Pemurah.

"..Dan Quran itu menjadi penyembuh bagi apa yang ada dalam dada.."; bagaimana kecewa tak sembuh, jika disimak Sang Maha Lembut & Mengerti.

"..Dan Quran itu menjadi penyembuh bagi apa yang ada dalam dada.."; bagaimana duka tak sembuh, jika menghayati firman Sang Maha Penyayang.

"..Dan Quran itu menjadi penyembuh bagi apa yang ada dalam dada.."; bagaimana ketamakan tak sembuh, jika berpinta pada Dzat Yang Maha Kaya.

"..Dan Quran itu menjadi penyembuh bagi apa yang ada dalam dada.."; bagaimana keraguan tak sembuh, jika bergaul dengan Dzat Yang Maha Benar.

"..Dan Quran itu menjadi penyembuh bagi apa yang ada dalam dada.."; bagaimana galau tak sembuh, jika menyeksamai ucapan Sang Maha Bijaksana.

"..Dan Quran itu jadi penyembuh bagi apa yang ada dalam dada.."; bagaimana syahwat liar tak sembuh, jika merenungi kata-kata Penyedia Surga.

"..Dan Quran itu menjadi penyembuh bagi apa yang ada dalam dada.."; maka hati gersang & jiwa haus diteduhkan oleh keakraban Yang Maha Suci.


Dosa dan Maksiat


 AKU tahu bahwa ilmu itu takkan pernah menyatu dengan maksiat, tapi tetap saja aku tak bosan-bosan melakukannya. Itulah mengapa kebodohan tetap membersamaiku

Aku tahu dosa itu candu, tapi aku masih meyakinkan diriku, bahwa ini dosa yang terakhir, tak ada lagi dosa setelahnya, aku sadar itu mantranya syaitan, tapi aku terus tertipu.

Aku paham perkara melalaikan itu menjauhkanku dari hal yang harusnya aku capai. Tapi hal-hal yang remeh itu sangat-sangat menyenangkanku, sementara prestasi menjauhiku.

Meski banyak dosaku, aku enggan beristighfar. Meski meluber kesalahanku, aku tak henti membuat yang baru. Terus-menerus tinggalkan tanggung jawab padahal akan dihisab.

Entah bagaimana hidup ini bila Allah adil kepadaku. Bila satu kebaikan dibalas satu, satu dosa dibalas satu. Maka takkan punya kesempatan aku berdiri di hadapan Ar-Rahmaan.

Tak ada yang membuatku berharap kecuali ampunan Tuhanku. Tapi aku malu meminta ampunan-Nya setelah apa yang aku lakukan pada-Nya, mengabaikan dan meremehkan-Nya.

Bertambah-tambahlah rasa malu itu, tatkala aku menemukan Tuhanku menanti diriku senantiasa, kapanpun aku siap, kapanpun aku mau, sebetapapun aku jauh melangkah.

Kalimat itu menghancurkanku. “Bila hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang aku”. “Aku dekat”. Sedekat itu hingga Tuhanku langsung berbicara padaku.

Kini aku bertanya pada hatiku. Sampai kapan engkau ingin begini? Sampai kapan engkau terus mengabaikan Tuhan yang tak henti-hentinya mencintai dan menyayangimu? 

Apa makna usia bagi cinta?

 


Bagaimana jika seorang pemuda gagah yang diambil putra oleh lelaki mulia, menikahi pengasuh ayah angkatnya? Aneh memang, sungguh wanita itu seangkatan neneknya. Apa yang menyebabkan dia merundukkan hati dan kemudaan untuk menjadikannya pasangan jiwa?

Tapi dalam hidup; mungkin memang ada yang lebih tinggi dari cinta. 

Mungkin itu yang ditemukan si pemuda dalam sabda ayah angkatnya, "Siapa yang ingin menikahi wanita ahli surga", ujar Sang Nabi suatu hari, "Nikahilah Umm Aiman."

Maka Zaid pun maju, tanpa ragu.

Dulu saat Sang Nabi ditinggal wafat Bundanya, Ummu Aiman yang menggendongnya dari Abwa' ke Makkah. Kelak dia imani risalah bocah asuhannya itu. Sementara Zaid ibn Haritsah adalah sahaya Khadijah yang dihadiahkan pada Rasulillah; jadilah dia pemuda utama di barisan cahaya.

Kita takjubi nikah bersenjang umur ini; juga karena dari pernikahan mereka akan lahir Usamah ibn Zaid. Kelak dia menjadi panglima agung di usia 18 tahun, yang Abu Bakr dan 'Umar menjadi prajuritnya. Zaid ibn Haritsah menikahi Umm Aiman yang nyaris seusia neneknya, semata karena Allah dan RasulNya. Gairahnya adalah surga. Cintanya adalah cahaya.

Maka pada setiap betikan niat yang menggerakkan untuk menikahi seseorang; tanyakan pada hati kita, apa yang paling menyalakan minat. Seperti nasehat Imam Asy Syafi'i bagi yang bingung atas banyak pilihan ketika semua tampak baik; "Ambil yang paling menyelisihi hawa nafsumu!"

Mari belajar juga pada seorang wanita; namanya Nailah binti Al Farafishah Al Kalbiyah, yang menikah atas upaya Tamadhar, istri 'Abdurrahman ibn 'Auf. Mempelai pria; 'Utsman ibn 'Affan belum pernah melihatnya hingga akad terucap; sebab percaya sempurna pada 'Abdurrahman dan istrinya.

Begitu berjumpa, 'Utsman terkejut dan bersegera menyatakan, "Aku membebaskanmu dari ikatan ini jika kau tak ridha atas keadaanku!"

"Apa maksudmu duhai Dzun Nurain?", tukas Nailah, "Demi Allah aku tak ingin sedikitpun membatalkan ikatan pernikahan yang suci ini!"

"Tapi pastinya kau takkan menyukai ketuaanku", sahut 'Utsman.

"Justru aku ini suka suami yang lebih tua", jawab Nailah tersipu.

'Utsman lalu membuka surbannya, memperlihatkan geripis kebotakan di rambutnya. "Bukan hanya tua, diriku telah jauh menjadi tua bangka."

Nailah mendekat dan mencium kening 'Utsman. "Masa mudamu sudah kauhabiskan di sisi Rasulillah, duhai lelaki yang dua kali berhijrah. Betapa berharga bagiku jika Allah mengaruniakan kesempatan mendampingi sisa usia muliamu, hingga kelak menghadapNya, insya Allah."

Usia Nailah menjelang 18 tahun ketika itu, dan 'Utsman yang pemalu mendekati 80 tahun. Nanti Allah akan karuniakan tiga putra pada mereka.

Inilah lelaki pemalu yang menjaga kesucian diri; yang mandinya menutup semua pintu-jendela, di bilik tersembunyi berselubung tabir. Lelaki ini, Malaikatpun malu padanya; tunduk pandangnya, panjang qiyamullailnya, syahdu tilawahnya, luas dermanya, jernih batinnya. 

Ada sahabat muda yang tak sengaja menatap wajah jelita lalu berjumpa 'Utsman tanpa cerita. 'Utsman dengan firasat tajamnya berkata, "Bertaubatlah, sungguh di matamu kulihat ada bekas zina."

Nailah mendampingi lelaki hebat ini hingga wafatnya di tangan orang-orang zhalim. Dua jemarinya putus kala memerisai tubuh 'Utsman. 

Kelak Amirul Mukminin Mu'awiyah melamarnya. Teguh Nailah menjawab, "Tak ada yang mampu menggantikan kedudukan 'Utsman di hatiku."

Pada Zaid, pada Nailah; kita belajar tentang cinta yang tak tersekat umur dan wujud. Cinta itu berhulu dan bermuara di keabadian surga.