Selasa, 02 Oktober 2018

*PEREMPUAN*


saat kecil
ia membuka pintu surga untuk ayahnya..

saat dewasa
ia menyempurnakan agama untuk suaminya

saat menjadi Ibu
ia menjadi penggerak semua doa

oleh karena itu
ia dimuliakan Allah dengan menempatkan surga ditelapak kakinya.

ketika seorang perempuan sudah menjadi IBU
maka ALLAH akan menganugerahkan kepadanya satu senjata yang sangat ampuh di muka bumi ..

Tahukah apa itu?"

Itu adalah LISANNYA

Lisannya.akan menjadi Berat timbangannya

Lisannya akan menjadi pembuka pintu-pintu langit

Ucapannya akan diijabah
doanya akan melesat tanpa penghalang

doa ibu akan mampu menjadi _penghancur kesulitan bagi anak keturunannya

Dan mengeluhnya seorang ibu akan menjadi pemberat langkah setiap anggota keluarganya termasuk bagi suaminya

Maka pantang bagi seorang ibu untuk mengeluh
karena keluhannya pun akan menjadi kenyataan,
sebagaimana harapan dan doanya_ pun akan menjadi kenyataan

ucapan buruknya akan menjadi kendala bagi dirinya dan keluarganya

Lisan seorang ibu layaknya mukjizat para nabi
atau Karomah para Wali Allah

Maka berhati-hatilah
wahai para ibu
ketika Anda menggunakan
senjata terampuh ini

gunakan untuk bermunajat meminta kepada ALLAH agar suamimu dimudahkan dalam mencari nafkah

Jangan mengeluhkan tentang dirinya.

Itu justru akan semakin memberatkan

Gunakan untuk bermunajat meminta kemudahan dan Kesholehan  atas   anak-anakmu
jangan mengeluhkannya.

Karena itu akan menjadi benar adanya..

*Subhanallah*
untuk para *IBU*

Deketin Allah, Rasulullah dan Ibumu. Senangkan dan muliakan Ibumu jika ingin kemulian diri di dunia dan akherat.

Semoga kita bisa terus istiqomah beribadah dg penuh keikhlasan berharap ridho Allah.

Semoga kita menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.

*Robbana Taqobbal Minna*
Ya Allah terimalah dari kami (amalan kami)
Yamiin Yaa Robb

Senin, 01 Oktober 2018

Menjadi Lelaki Sejati


Dulu seorang teman pernah bercerita, bahwa betapa ia pernah berjumpa seorang lelaki. Lelaki itu temannya teman saya itu. Gagah benar ia. Ototnya menonjol. Tampangnya maskulin. Penampilannya klimis. Nampak gagah luar biasa. Tapi alangkah terkejutnya ia, ketika mengenalnya lebih lama. Ternyata lelaki itu adalah lelaki yang melambai-lambai seperti pohon kelapa ditiup angin. Tak hanya gerakannya yang melambai-lambai gemulai, tapi nada bicaranya juga begitu. Nadanya melambai seiring gerakan tangannya yang menekuk-nekuk. Mirip ular kobra yang mau mematuk. Parahnya, ia suka warna pink! 

Idih! Apa memang ada lelaki macam itu? Ada, tapi jelas, kita nggak bisa menyebutnya sebagai lelaki sejati. Jika kamu nggak percaya, coba deh lihat televisi. Di sana, ada lho pembawa acara yang ngetop garagara gayanya yang klemer-klemer. Nggak perlu disebutin nama. Kalo kamu suka melototin acara reality show, mungkin kamu sudah tahu orangnya. Di luar itu, maksudnya di luar dunia televisi, tentunya lebih banyak lagi cowok yang nggak sejati ini. Apalagi sekarang rame isu LGBT. Hmm.. waspada! Ngomongin soal sejati itu sendiri, kalo kamu buka tuh KBBI alias Kamus Besar Bahasa Indonesia, kamu akan mendapati pengertian, bahwa sejati itu; sebenarnya (tulen, asli, murni, tidak lancung, tidak ada campurannya).  

Nah lho. Kalo masih ada campurannya, berarti itu ciri tidak sejati. Madu, kalo ada campurannya, ia nggak sejati. Turun harganya kalo ketahuan. Bensin kalo dicampur minyak tanah, nggak murni ia. Nggak ada yang mau beli kalo orang-orang pada tahu. Ngapain beli kalo bikin motor ngadat. Iya, nggak? Begitupun lelaki. Kalo di dalam dirinya masih menempel sifat-sifat yang harusnya melekat pada wanita, berarti ia bukan lelaki sejati. Lelaki, tapi suka main boneka barby, nggak sejati tuh kelelakiannya. Harusnya mainannya itu bola kasti. Atau ke sungai nyari biawak. Lelaki, tapi suruh lewat kuburan tengah malam nggak mau. Alasannya ngantuk, padahal takut. Lebih tertarik di rumah saja. Merawat kulit dengan aneka paket perawatan kulit lengkap dengan pedicure dan manicure. Ih, lelaki, tapi kok mirip cewek. Padahal, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menghitung orang-orang yang dilaknat di dunia ini dan disambutnya juga oleh Malaikat, di antaranya ialah laki-laki yang memang oleh Allah dijadikan betulbetul laki-laki, tetapi dia menjadikan dirinya sebagai perempuan dan menyerupai perempuan; dan yang kedua, yaitu perempuan yang memang dicipta oleh Allah sebagai perempuan betul-betul, tetapi kemudian dia menjadikan dirinya sebagai laki-laki dan menyerupai orang laki-laki (Hadis Riwayat Thabarani, dalam buku Halal dan Haram dalam Islam, karya Dr Yusuf al-Qardhawi.

Sisi lain lelaki sejati 

Nah, ngomongin sejati atau nggaknya seorang lelaki, ini sama sekali nggak ada hubungannya dengan seberapa besar ototnya, seberapa tinggi dan atletis tubuhnya. Bisa jadi ia kurus, sakit-sakitan, tapi sebenarnya ia adalah lelaki sejati, pemberani, petarung sejati yang disegani kawan dan ditakuti lawan. Bisa jadi lelaki itu berotot kawat layaknya gatot kaca, tapi pada kenyataannya ia adalah sampah masyarakat. Nggak percaya, coba deh kita tengok seorang lelaki macam Jenderal Sudirman. Betapa beliau itu kurus, paru-parunya tinggal satu. Tapi lihatlah, semangatnya untuk menghapuskan penjajahan dari tanah Indonesia begitu besar. Taktik perang gerilya Jenderal Sudirman membuat repot pasukan penjajah. Beliau memimpin pasukan, sekuat-kuatnya, walaupun harus ditandu. Meskipun harus keluar masuk hutan.  

Jadi kalo badanmu kurus dan pendek, jangan berkecil hati. Itu bukan berarti kamu nggak bisa jadi lelaki sejati, Bro. Di saat mereka yang tegap malah keder kalo disuruh jadi imam shalat, kamu malah berani menjadi khatib Jumat. Di saat yang lain hanya mengeluarkan uang untuk jajan, kamu malah mengeluarkan uang untuk jajanin mereka yang kelaparan. Di saat yang lain beraninya hanya sebatas pacaran, kamu malah mendatangi ortunya, membawa keluarga besar, mengajukan proposal nikah. Itu super! Itulah lelaki sejati. Ngomongin jumlah lelaki sejati saat ini, kira-kira, apakah mereka mayoritas atau sebaliknya? Jawabannya, bisa kamu amati sendiri dari lingkungan sekitarmu. Kamu bisa amati di sekolahmu, di kampungmu, di tempat kursusmu, di mana saja. Tapi yang jelas, salah satu ciri lelaki sejati itu adalah berani. Berani apa? Berani memikul tanggung jawab. 

Amati, berapa banyak lelaki di sekitarmu yang lebih berani ngajakin pacaran daripada ngajakin nikah. Kalo seorang lelaki itu beraninya hanya sebatas pacaran, dan giliran ditanya kapan nikah, jawabannya ngelantur ke mana-mana, maka dia itu bukanlah lelaki sejati. Terlepas apakah dia kurus atau berotot. Karena lelaki yang nggak sejati itu, maunya hanya enaknya doang. Ribetnya nggak mau. Bicara soal tanggung jawab perihal berumah tangga, dia tiba-tiba pusing. Hehe..  

Coba perhatikan, berapa banyak lelaki di sekitarmu yang merokok. Jika seorang lelaki lebih banyak menghabiskan duitnya, apalagi duit ortunya, hanya untuk membeli rokok, berarti ia bukan lelaki sejati. Kenapa? Karena merokok itu adalah perbuatan yang menghasilkan penyakit. Tidak hanya buat diri sendiri, lebih-lebih bagi orang lain selaku perokok pasif. Dengan merokok, berarti seorang lelaki sudah meninggalkan tanggungjawab. Sebuah tanggungjawab untuk memelihara kesehatan diri, maupun orang lain di sekitarnya. Lihatlah, berapa banyak lelaki yang malas belajar. Atau bahkan bolos. Lebih suka main game seharian. Menghamburkan waktu percuma hanya untuk sesuatu yang tanpa guna. Kenapa malas belajar atau bolos bisa dikatakan ciri lelaki yang tidak sejati? Karena dengan malas belajar atau bolos, seseorang pada hakikatnya sudah meninggalkan tanggungjawab yang diberikan oleh ortunya. 

Nah lho, masih banyak sebenarnya contoh, yang kalau dituliskan semua, nggak akan cukup buat dimuat di buletin kesayangan kamu ini. Intinya adalah, salah satu ciri lelaki sejati, di samping tidak melambai dan mendayu seperti wanita, ia juga musti memegang teguh yang namanya tanggungjawab. Masalahnya sebenarnya nggak selesai sampai di sini, Bro. Banyak lelaki di luar sana yang memilih jalan hidup bukan sebagai seorang lelaki sejati. Ada yang belum tahu bahwa kelelakiannya belum sejati, ada pula yang tahu namun tetap ia pertahankan. Istilahnya, betah dengan ketidaksejatiannya. Kok bisa. Bisa saja. Tergantung dari alasan lelaki itu mempertahankan ketidaksejatiannya. Ada yang karena alasan uang, ada yang karena pergaulan, macam-macam.  

Dunia hiburan zaman ini, begitu menuntut sesuatu yang unik. Meskipun keunikan itu sendiri melabrak norma-norma budaya ketimuran bahkan agama. Menurut mereka nggak masalah. Karena ukuran keberhasilan zaman sekarang, salah satunya adalah duit. Sesuatu yang jelek, tapi menghasilkan duit yang melimpah, pasti akan dipertahankan. Ya karena itu, UUD, alias ujung-ujungnya duit. Meskipun gaya klemer-klemer di televisi itu menunjukkan gaya lelaki yang nggak sejati, asalkan mendatangkan duit, bagi mereka why not? Parahnya, masyarakat juga menyukai gaya seperti ini. Sehingga acaranya tetap laku. Tetap memiliki rating yang tinggi. 

Contoh lain, meskipun berpacaran adalah ciri lelaki yang nggak sejati, namun tetap saja banyak yang melakukannya. Alasannya bisa karena pergaulan. Di mana kalo nggak pacaran, biasanya dikatain lelaki kuno, nggak laku, belum gede, dan seabrek tuduhan menyebalkan lainnya. Padahal, laku atau nggaknya seseorang itu nggak bisa diukur dari seberapa getolnya dia berpacaran. Saya punya teman, aktivis pacaran sejati. Namun apa yang terjadi? Dia malah disalip nikahnya sama teman saya yang lain, yang mencari jodoh nggak melalui jalan pacaran. Aktivis pacaran sejati tadi nggak pernah kesampaian menikah. Kerjaannya hanya gonta-ganti pacar doang. 

Oya, selain pacaran, juga lelaki yang merokok. Aktivitas satu ini biasanya memang begitu sulit dihentikan. Di samping karena sudah ketagihan, mereka yang mau berhenti merokok juga biasanya kenyang dikata-katain sebagai lelaki yang nggak gentle, pecundang, belum gede, dan lain sebagainya.  

Sejati itu keren
     
Jika kamu disodorin dua cangkir madu, satu madu sejati, satunya lagi madu campuran. Mana yang kamu pilih. Tentu madu sejati yang kamu pilih. Kenapa? Karena ia asli. Kualitasnya terjamin. Harga madu asli di pasaran pun lebih mahal daripada madu campuran. Bahkan kalau madu itu ketahuan nggak asli, orang-orang biasanya nggak mau beli. Yang sejati, lebih keren kan? Urusan keren atau nggak ini tak hanya terjadi di dunia madu. Ia bisa juga terjadi dalam hal apa pun. Termasuk dalam kehidupan manusia. Jika kamu lelaki, jadilah lelaki sejati. Supaya kamu keren. Teladanilah lelaki sejati terbaik sapanjang masa, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Rasulullah, dalam sejarahnya, dalam setiap perilakunya, mencerminkan beliau adalah seorang lelaki sejati. Di dalam kehidupan berumahtangga, beliau adalah seorang lelaki sejati. Betapa beliau dikenal paling bertanggungjawab atas istri-istrinya. Memperlakukan seluruh istrinya dengan adil. Dalam urusan dakwah, beliau juga lelaki sejati. Dalam urusan jihad, beliau juga lelaki sejati. Beliau memimpin langsung banyak pertempuran. Turun tangan langsung. Menjadi yang terdepan menghajar musuhmusuh Allah Ta’ala. Pokoknya, setiap menangani urusan apa pun, beliau selalu bertindak sebagai seorang lelaki sejati. Keren kan?

Kerennya lagi Bro, lelaki sejati itu biasanya akan selalu diingat meskipun orangnya sudah pergi meninggalkan dunia ini. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagai seorang lelaki yang paling sejati, hingga saat ini namanya tetap harum semerbak. Bahkan hingga hari kiamat kelak, nama beliau akan tetap ada. Tak akan terhalang masa. Maka, maukah kamu menjadi lelaki sejati? Tentunya mau ya. Asalkan kamu yang sedang membaca buletin ini laki-laki. Jika kamu wanita, jangan coba-coba. Cukuplah menjadi wanita sejati. 

Sabtu, 01 September 2018

Cewek Doyan Digoda


Ah, yang benar saja. Emang ada cewek yang doyan digoda? Hmm.. ya udah tanyain aja deh sama anak cewek. Emang sih, pastinya nggak semua doyan digoda, tapi mungkin ada yang pengen langsung digado, #eh (emangnya perkedel!). Beneran. Coba deh kamu lihat beberapa fakta di kehidupan sekitarmu, entah di sekolah atau di masyarakat. Ada aja kan anak cewek yang malah seneng banget kalo digodain anak cowok. Siulan nakal anak cowok kok malah diladeni, itu namanya ngundang bahaya, Non! Apalagi kalo sampe ngasih peluang untuk terus lanjut digodain sampai semaput. Bahaya! 

Fakta lebih parah lagi bukan sekadar digoda, tetapi banyak anak cewek yang sengaja ‘menjual’ diri agar bisa dinikmati kaum cowok. Waduh! Coba deh, anak cewek yang sering “dijual dan menjual diri” untuk dinikmati kaum cowok pun bertebaran di internet, majalah, koran, di panggung hiburan dengan joget-joget, di atas catwalk ketika memerkan pakaian hasil rancangan desainer kondang, dan di mana saja. Wah, kalo itu bukan lagi digoda, tapi dilecehkan. Tapi… anehnya juga kenapa banyak wanita yang suka ya? Padahal, itu bukan digoda, tapi sudah jelas dilecehkan. Buktinya banyak tuh foto selfie remaja putri yang ditampilan di Facebook malah didownload sama banyak orang (termasuk yang punya niat jahat dengan mengeditnya untuk tujuan pornografi). Begitu hasil editan itu bertebaran di berbagai situs internet dan media sosial, wasalam deh. Mau protes gimana coba, udah terlanjur diupload sih. Itu sebabnya, kudu hati-hati, ya!  

Tapi sebentar, nggak kecentilan nih, ngebahas tema ini? Nggak lah. Masih relevan dan selama ada keburukan, maka kebaikan akan meluruskannya. Keburukan ini ada penyebabnya, lho. Ya, tentu seiring dengan membanjirnya budaya asing yang masuk ke negeri ini. Terutama lewat jalur film, wabil-khusus film remaja (termasuk sinetron di dalamnya). Posisi wanita jadi kian rentan untuk digoda dan dilecehkan. Maka, harus tahu diri dan waspada terhadap segala bentuk upaya yang mengarah kepada kerusakan diri dan masyarakat. 

Semua untuk satu

Melihat gelagatnya, naga-naganya sih kondisi ini terasa wajar-wajar saja bagi sebagian remaja. Kenapa? Paling nggak ada beberapa alasan. Pertama, anak ceweknya doyan digoda (ini kebanyakan, lho). Kedua, anak cowoknya merasa kecakepan sehingga mendongkrak rasa pede-nya untuk ngegodain kaum Hawa. Ketiga, masyarakat terlanjur menganggapnya sebagai perbuatan yang wajar. Wah, kacau semuanya dong? Lha, iya, Bang! Karena semua alasan tadi cuma untuk satu masalah: yakni budaya yang dianggap wajar. Klop memang anak ceweknya genit, anak cowoknya agre, dan masyarakat cuek. Itu namanya semua untuk satu! 

Memang harus kita akui ada juga anak cewek yang doyan en betah kalau digodain anak cowok. Nggak menutup mata kalo fakta itu memang ada. Kayaknya kalo digodain tuh serasa jadi artis dadakan deh. Malah nggak jarang anak cewek yang tambah ‘kumat’ bila digodain. Guys, kondisi ini bisa kamu lihat sehari-hari, baik di sekolah, di pasar, di mal, atawa di angkot sekalipun. Bener kan? Ada juga lho anak cewek yang merasa dirinya diperhatiin sama anak cowok, malah bertingkah makin atraktif. Penampilan ke sekolah aja kayak mau ke tempat pesta. Alisnya dikerok, lalu dipermak supaya lebih gereget kayak seleb-seleb Hollywood atau seleb lokal itu lho. Gaya jalannya pun udah kayak peragawati saja. Suaranya dibuat ‘seseksi’ mungkin (hadeuuh…). Coba anak cowok mana sih yang nggak matanya melotot terus bila ada anak cewek yang penampilannya kayak begitu? Ya, kalo bisa, pengennya tampil unik. Meski kadangkala, kenyataannya bukan unik, tapi malah bikin enek. Glodaks!

Itu dari sisi anak ceweknya yang emang genit binti ganjen. Baru disuitin ama anak cowok aja langsung gelinjangan dan pasang aksi, gimana kalo disentuh? Jangan-jangan langsung kelepek-kelepek deh kayak ikan kekurangan air (atau malah jadi kian agresif?)

Nah, gimana dengan anak cowoknya? Ibarat orang main pingpong atau bulutangkis pasti kudu ada lawannya, kan? Nah, kalo anak cewek ada yang suka digodain, maka itu berarti ada banyak anak cowok yang doyan ngegodain. Kadang ada anak cowok yang pede abis ngegodain anak cewek meski tampilannya cuma cocok untuk iklan kaos lampu atau bintang acara “86” (khusus bagian jadi tersangkanya). Wacks!  

Cowok yang suka ngegodain anak cewek juga beragam lho. Kalo yang kelas urakan mah, di jalan juga mereka pede ngejailin anak cewek. Pokoknya, asal keliatan unik dan anak ceweknya bisa digodain pasti langsung beraksi. Misalnya aja anak ceweknya berdandan menor dengan gaya jalan yang dibuat-buat. Udah deh, itu sasaran empuk bagi para cowok untuk ngejailin (bukan cuma menggoda). Bisa aja mulai dari sekadar suitan atau kicauan, “Sendirian aja nih!”. Biasanya kalo anak ceweknya gatel mah, bisa langsung dijawil-jawil bagian tubuh tertentu. Amit-amit dah!

Kondisi seperti ini sering juga dijumpai di kendaraan umum lho. Mungkin ngomong nggak terlalu lancar, tapi tangannya sangat ‘fasih’ bergerilya. Buat cowok yang nggak punya nyali, cukup melakukannya ketika berdesakan di angkutan umum. Nah, kalo yang biasa naik KRL Jabodetabek di jam sibuk (pagi dan sore), pasti deh ngerasain gimana padatnya tuh kendaraan massal. Bukan tak mungkin kalo akhirnya juga terjadi kasus pelcehan seksual. Ada yang ceweknya terima, tapi nggak sedikit yang menikmatinya. Obrolan pun kadang nyerempet urusan esek-esek. Musibah besar memang kalo anak cewek dan cowok udah terlibat saling kirim sinyal untuk saling melakukan kegiatan “menggoda dan digoda”. Wah, menyedihkan memang.  

Terus, yang menjadikan budaya ini terasa dianggap wajar, selain karena peran kalangan cowok dan cewek (secara individu or kelompok), juga adanya peran masyarakat secara umum. Ini nih yang bikin kesel, bahwa kelakuan anak cewek-cowok yang model begitu secara tidak langsung mendapat dukungan. Kayak dapetin angin segar, gitu. Misalnya aja ternyata ada juga ortu yang bangga bila anak gadisnya digodain orang. Mungkin pikirnya. “Anak gue memang oke”. Hmm… kalo ada ortu kayak begini, kayaknya wajar bila banyak anak cewek yang makin parah dalam pergaulannya. Makin kacau dan gila-gilaan, karena merasa mendapat ‘restu’ dari ortunya yang nggak ngerti itu. Kasihan memang. 

Udah gitu masyarakat membiarkan pula. Jadinya tambah ruwet dan kusut abis. Nggak percaya, lihat aja di pasar. Budaya itu udah nggak tabu lagi untuk dilakukan. Saling sindir dan lempar senyum atau godaan norak udah biasa sesama penjual dan pembeli di pasar. Di kantor-kantor juga sama. Pegawai yang laki bisa dengan leluasa melakukan manuver untuk ngegodain pegawai wanita. Entah di jalan, di angkutan umum, di kantin, atau di lift saat barengan naik ke lantai tertentu tempatnya bekerja. Kalo dirunut-runut bisa capek juga nulisnya neh (maklum, saking banyaknya tuh!)

Agar tak digoda

survei membuktikan bahwa kebanyakan dari teman remaja putri yang digoda or diisengin sama kaum Adam adalah karena penampilannya yang bikin ubun-ubun anak laki mendidih, lalu beraksi secara agresif. Mulai dari cuma sekadar nyuitin atau sebatas ucapan, sampai ada yang berani towal-towel ke tubuh kamu atau menggerayangi bodi kamu. Waduh, itu namanya sudah keterlaluan banget. Benar-benar pelecehan seksual. Bukan tak mungkin tentunya bila kemudian terjadi perkosaan, ih, naudzubillahi min dzalik. Anak cewek yang dandanannya seronok tentu membuat anak cowok blingsatan, maksudnya blingsatan nggak tahan ingin ‘nyomot’. Parah memang. Makanya nggak salah-salah amat bila kemudian ada iklan layanan masyarakat yang berbunyi, “Bagaimana mungkin angka perkosaan akan menurun, bila rok Anda semakin tinggi?” Wajar toh, memang itulah kenyataannya 

Oya, soal “goda-menggoda”, memang sih kita nggak bisa menyalahkan sepenuhnya kepada anak cewek, anak cowok juga memang bejat kok. Ya, dua-duanya memang harus bertanggung jawab. Setuju? Harus setuju! Iya dong, soalnya kalo peluang untuk menggoda yang paling mudah, yakni dari pakaian sudah ditutup, rasarasanya memang nggak akan terjadi godaan dalam bentuk lainnya. Minimal bisa diredam dulu deh.

Islam sudah memberikan aturan yang sempurna untuk menyelamatkan ummatnya. Islam bahkan teramat melindungi hak-hak kita sebagai seorang manusia. Aturan Islam itu bukan untuk mengekang kita, tapi justru mengendalikan kita supaya tetap berada dalam kondisi yang benar dan baik.  

Memang sih, kadangkala kita suka berburuk sangka sama aturan Islam. Tanpa terasa kita sering nuduh yang bukan-bukan sama aturan Islam. Kita sering menganggap bahwa Islam terlalu mengekang keinginan kita. Islam kita anggap sebagai penjara yang sering membatasi gerak kita. Wah, pandangan seperti itu sudah saatnya dimasukkin ke keranjang sampah. Bila kita masih menganggap Islam kejam dan nggak ngertiin keinginan kita, berarti kamu masih memanjakan hawa nafsu kamu. Yang salah itu hawa nafsu kamu, sementara Islam selalu benar dan pasti akan selalu benar. Kenapa? Karena aturan Islam langsung diturunkan oleh Allah Ta’ala, sehingga memang betul-betul jaminan mutu.

Nggak bakalan bisa dikalahkan oleh aturan hidup lain, yang rata-rata memang buatan manusia. Kamu kudu nerima, baik itu suka maupun kamu benci. Karena ketika kita menerima itu salah satu bentuk ketataan, dan ketaatan adalah bagian dari cinta. Firman Allah (yang artinya): “Tidak patut bagi mukmin laki-laki dan mukmin perempuan, apabila diputuskan suatu hukum oleh Allah dan Rasul-Nya, akan ada bagi mereka pilihan lain, karena barangsiapa durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya, maka ia telah sesat dengan kesesatan yang nyata.” (QS al-Ahzab [33]: 36)

Melihat kenyataan bahwa “digoda dan menggoda” ini tak hanya melibatkan individu, maka masyarakat dan negara juga kudu ikutan menjaga. Bila ada invidu yang salah, anggota masyarakat lain wajib menegurnya dan mengingatkannya supaya kembali ke jalan yang benar. Sebaliknya, bila benar harus didukung. Terus negara juga kudu menertibkan tayangan televisi, film, dan majalah yang makin berani dengan ‘suguhan’ yang merusak kepribadian remaja kita. Kalo kompak gini kan enak ya? Jangan malah doyan kompak dalam berbuat maksiat, salah satunya dengan saling menggoda untuk berbuat keburukan. Wah, ternyata bukan cuma cewek doyan digoda, tapi cowoknya juga hobi menggoda. Kagak pake deh. Dah basi! Sebaliknya kita wajib berjuang bersama dalam menyebarkan kebenaran dan kebaikan Islam. Insya Allah kita bisa mengubah masyarakat ini dengan gaya hidup Islam. Bukan mustahil lho, karena yang penting, dakwah terus tak pernah henti. Salah satunya, melalui tulisan...

Jumat, 27 Juli 2018

Remaja Muslimah, Move On!


   Wah, ternyata masih banyak ya muslimah muda yang pikirannya masalah mode en duniawi aja dalam kehidupannya. Ya, masalah Islam sebagai ideologi cuma dianggap sekelebatan aja atau diambil setengah-setengah. Mereka anggap masa remaja masa yang ‘suka-suka’, mencari jati diri (tapi nggak ketemu-ketemu). Masalah akil baliq sebagai proses pendewasaan menuju kesiapan menerima amanah yang lebih ‘berat ’ malah terabaikan . Begitu dapat masalah, yang jadi rujukan malah media-media remaja yang nggak islami. 

Lucunya, dari jaman saya ABG sampe sekarang, konten media remaja nggak jauh-jauh amat solusi yang dikasih. Contoh aja nih: fashion ‘before-after ’. Before: wajah kusam nggak bermake up, rambut nggak berhijab, baju model tahun jebot; After: wajah kinclong bermake up, rambut di-stylish gaya artis terkini dan begitu pula baju yang dipake kekurangan bahan. Ya gitu-gitu aja. Udah gitu yang dijadiin panutan gayanya para seleb Barat, Korea, Jepang yang up to date. Bukan pakaian yang menutup aurat secara sempurna. Ironis, tragis dan mengenaskan. Woi, nggak layak muslimah model begitu.

Jati diri muslimah
   Yup, talking seriously Gals. Eyes to eyes, heart to heart. Mungkin saking terbiasa dengan kenyamanan alias stuck in comfortable zone plus nggak mau turun gengsi, nggak sedikit muslimah yang masih betah dalam sekulerisme (memisahkan antara aturan agama dan kehidupan) dan menjadi liberal plus berpaham kapitalis yang akhirnya jadi matre dan konsumtif. “Kan, masih muda terus hidup cuma satu kali. Jadi nikmatin aja. Lagian, nggak minta juga diciptain ke dunia ini. Kalo mati ya mati aja. Terserah Tuhan mau ngapain gue. Emang masalah buat elo?” — nganga deh kalo ketemu ‘muslimah’ yang ditegur en dinasehati tapi jawabannya kayak gitu. Huuft.. 

Bro en Sis rahimakumullah pembaca setia, memang akan bermunculan beraneka ragam jawaban yang isinya ‘pembenaranpembenaran’ (bukan kebenaran). Contoh aja, berpakaian. Kalo ada acara-acara religius, pakaiannya pada nutup dengan sopan tapi tetep keliatan lekuk tubuh, kalo pun nggak pake kerudung ya pake pashmina atau selendang yang cuma diselempangin begitu aja di kepala dan kalo kena angin atau kebanyakan gerak ya kelepas deh, kemudian rambutnya pun keliatan.  

Makanan? Kad ang suk a sok-sok ’an ngikutin makanan ala Barat, Korea, Jepang tanpa ngertiin dulu yang dimakan halal atau nggak. Kadang martabat udah jadi tinggi banget cuma k arena bi sa makan ala mancanegara. Gaya hidup pun mudah keikut arus. Apalagi kalo udah keikut gaya hidup konsumtif. Kalo nggak pake barang-barang bermerk dan original, rasanya nggak ok. Bagaimana dengan pandangan hidup? Halah, ternyata nggak fokus menjadikan Islam sebagai standar. Padahal, kalo dalam Islam cukup memahami, bahwa kita diciptakan oleh al-Khalik yakni Allah Ta’ala, begitu diciptakan dan menjalani fase-fase kehidupan kita sudah diberi petunjuk melalui al-Quran dan as-Sunnah untuk menjalankannya dalam kehidupan. Next, begitu ajal tiba, kita kembali kepada Allah dan kemudian menuju akhirat, dikumpulkan di padang Mashyar, dihisab segala perbuatan di dunia lalu menanti hasilnya, surga atau neraka.

Jadi, jati dirinya seorang muslim ya keislamannya itu. Mengamalkan seluruh aturan Allah Ta’ala dalam kehidupan. Susah? Berat? Memang. Tapi pasti bisa. Kalo mau belajar, berusaha dan membiasakannya d alam kehidupan. Contoh: Belajar berhijab, berusaha untuk selalu mengenakannya dan membiasakan disiplin untuk berhijab (jilbab dan kerudung) tanpa pilah-pilih momen. Mau mantenan,  perpisahan, ke pasar, sekolah tetep berhijab. Titik . Dilarang? Sama ortu? Sama pihak sekolah? Kampus? Tempat kerja? Itulah ujiannya. Allah Swt. menguji keimanan para muslimah. Pengorbanannya untuk bisa berhijab insya Allah imbalannya adalah surga. 

   Allah Swt.befirman, “Apakah manusia itu mengi ra bahwa mereka di biarkan ( saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta (QS alAnkabut [29] : 2-3) Dan, begitu kita bebas berhijab sesuai syariah apakah kemudian tenang? Sebenarnya masih ada PR. Yakni, mengajak muslimah lainnya yang belum berhijab untuk memakainya selain itu juga memperjuangkan kembali kehidupan Islam agar seluruh aspek kehidupan murni bertumpu pada Islam. 

Kapitalisme bikin rugi lahir batin
   Apa sih ukuran cantiknya seorang wanita? Ternyata kini kapitalisme telah mengubahnya menjadi, cantik itu putih, langsing, wajah cerah tanpa noda. Berlomba-lomba deh pada beli krim pemutih badan dan wajah, terus beli produk pelangsing tubuh. Pengen merawat tubuh dan wajah sih ok aja, tapi liat dulu prioritasnya, penting banget berkulit kinclong? Kalo penting, ok, kan merawat anugerah ilahi. Tapi liat dulu, produk yang dipake, halal nggak? Terus, nggak harus bermake-up kan? Selain itu, walau pun produknya halal tapi dipake di saat yang nggak pas, ya bisa jadi maksiat. Contoh: kosmetiknya terbuat dari bahan halal, tapi makenya buat tebar pesona dengan lawan jenis atau ber-make up menjadi kewajiban karyawati di kantor misalnya. Ditambah lagi dengan kontes-kontes kecantikan ‘Miss ini Miss itu’ yang standar penilaiannya ya tetep: fisik. 

Kadang saya suka kasihan melihat SPGSPG yang dengan pakaian kekurangan bahan plus bodi berlekuk dan wajah kinclong nawarin barang-barang dagangan dengan kemolekan tubuh mereka di tempat-tempat umum . Pengen nangis rasanya. Apa nggak malu? Bahkan, ada yang kasusnya ‘bunglon’, jadi sehari-hari kerudungan dan berwajah innocent eh begitu on duty berhubung tuntutan kerja (nah, kenapa jadi mau kerja yang begitu. Terdesak butuh duit?), bablas deh pamerin auratnya. Na’udzubillah min dzalik.  

Kalo yang nggak ngeh en su’udzon bagaimana cara Islam memuliakan wanita, ya bilangnya ribeut, fanatik, terkekang. Waduh, bukannya udah kewajiban tuh melaksanakan perintah Allah Ta’ala? Allah Swt udah melindungi dan memuliakan muslimah dengan aturanNya. Jadi, berjuanglah, Gals! Bebaskan dirimu dari belenggu kapitalisme. Insya Allah, bisa! Kalo nggak berusaha, bisa terus-terusan bodi, wajah, tenaga bahkan keimananmu dieksploitasi ama yang namanya kapitalisme.

Remaja muslimah idaman umat
   Nah , Gals. Sebenernya, kal o udah berusaha membebaskan diri dari belenggu kapitalisme nan sekuler dan matre itu, justru sebenarnya akan menjadi remaja muslimah idaman umat. Mungkin, bagi yang nggak ngerti akan pentingnya aplikasi Islam dalam kehidupan ya akan mencemooh. Tapi seperti yang saya bilang, ya itulah ujiannya. Ujian keimanan, juga mempertahankan kebenaran.

Jangankan orang sekeliling, ortu pun yang nggak ngeh akan pentingnya aplikasi Islam dalam kehidupan bakal ngelarang anak-anaknya untuk mengkaji Islam, berhijab, dan berdakwah. Sebaliknya malah nyuruh anaknya pacaran. Larangan tersebut berdasarkan alasan bahwa anaknya jadi nggak gaul, dan terbawa aliran sesat. Waduh! Yah, bersabarlah. Padahal dengan kembalinya kita kepada Islam dan menjadi anak shalihah justru menjadi aset terbesar untuk ortu kita begitu di akhirat kelak. Mudah-mudahan ortu kita ngerti ya. Amiin. Rasulullah saw bersabda, “Apabila anak Adam (manusia) meninggal dunia maka putuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak sholeh yang mendoakan untuknya.” (HR Muslim)  

Untuk saat ini apalagi ditambah isu-isu teroris yang bener-bener bikin stigmatisasi terhadap Islam, segala upaya dan langkah kita untuk taat kepada syariah hingga memperjuangkan khilafah dianggap anomali. Tapi, percaya deh. Masa’ kita mundur, padahal Allah udah menjamin surga untuk umatNya yang bener -bener berjuang di dalam Islam, “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orangorang mu’min, diri dan harta mereka dengan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan al-Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (QS atTaubah [9]: 111.

Move On!
   Yup, teruslah berjuang untuk menjadi remaja muslimah idaman umat, yang mampu menjadi penerang bagi umat yang kini tengah dicengkeram kapitalisme global. Bersiaplah untuk selalu bertahan dalam menghadapi segala cobaan yang datang. Tenang, you’re not alone. Bersama kita bisa! 

Nah, kalo udah mengkaji Islam kita kudu bersikap sungguh sungguh. Coz, kita dibina bukan sekadar untuk ‘penyegaran jiwa’, tapi digembleng supaya bisa jadi pribadi tangguh yang nggak keder ngorbanin mental, materi/harta, waktu sampe jiwa. Ehhh.. kok serem gini? Yang serem mah film horor. Yaa.. emang dikira aplikasi Islam main-main gitu? Ya nggak lah. Kan katanya mau jadi muslimah shalihah, ya kudu tahan banting. Makanya kita bakal dibina bener-bener baik itu dalam masalah ilmu Islam juga dibina untuk aplikasinya dalam kehidupan. Jadi, nggak sekadar ta’lim. Belajar, pulang, bebas. No! Tapi: belajar dan diskusi, resapi, pikirkan, amalkan, sebarkan (dakwahkan ) d an pertahankan kebenaran. Gitu, Non! Gimana, Gals? Siap jadi muslimah idaman umat? Mau nggak mau kudu siap karena memang kewajiban yang harus kita taati. Oke deh, selamat berbenah diri, mengubah diri menjadi lebih baik dan bersungguh-sungguh mengamalkan Islam dalam kehidupan. Mulailah dengan cintai Islam dan ikuti kajian-kajian keislaman.

Kamis, 26 Juli 2018

‘Bisik-bisik’ Soal Cewek


 

  Biasanya kamu-kamu pada familiar dengan istilah cewek daripada perempuan. Tul apa betul? Tapi kali ini kita akan membahas sesuatu agak lebih serius, ehem…tapi tetap dengan gaya bahasa yang kamu paham. Kita akan membahas soal perempuan bukan tentang cewek. Lha, apa bedanya? Kalo menurut saya sih, yang namanya cewek, wanita, putri, perempuan, women, itu sama saja. Tapi kalo menurut orang-orang tertentu, pemilihan kata ini bisa jadi masalah. 


Kalau ‘cewek’ adalah pilihan kata yang cenderung dipakai oleh remaja-remaja seusia kamu. Kalau putri, itu adalah penghalusan aja supaya terdengar lebih sopan. Kalo woman, jelas-jelas ini bahasa Inggris. Tapi kalo wanita, beberapa pihak terutama kaum feminis ogah memakainya. Why? Karena kosakata wanita itu berasal dari bahasa Jawa yang artinya wani ditata (mau atau berani ditata ). Hal ini dianggap oleh mereka yang menyatakan dirinya pejuang perempuan, adalah menghinakan karena menganggap perempuan sebagai objek saja yang bisa ‘dikerjai’. 


Itulah alasan mengapa mereka lebih memilih istilah perempuan karena mengandung makna ‘empu’ yaitu artinya bijak atau berilmu pengetahuan. Halah, sampe segitunya ya?
Emang sih, bila udah berkaitan dengan perempuan, kaum feminis ini bisa sangat segitunya. Bahkan isi kitab suci—dalam hal ini al-Quran—juga sangat segitunya untuk digugat dan dipertanyakan bila berkaitan dengan kepentingan perempuan. Ciloko!  


Oya, kali ini kita mo ngobrolin tentang Hari Perempuan yang lumayan menyita perhatian baik di TV ataupun di surat kabar. Meski udah berlalu , ngg ak ada salahnya dong kita membahasnya. Sebagai bekal kamu agar bijak menyikapinya bila hari perempuan ini datang lagi tahun depan, oke? 


Hari Perempuan, asal-muasalnya?


   Pasti kamu semua pada bertanya-tanya tentang Hari Perempuan sedunia ini. Sebelumnya, yuk kita tengok asal-muasal Hari Perempuan sedunia yang jatuh pada tanggal 8 Maret lalu itu. Menurut Wikipedia, hari perempuan yang diperingati setiap tanggal 8 Maret itu adalah sebuah perayaan yang memperingati kebakaran Pabrik Triangle Shirtwaist di New York pada 1911 yang mengakibatkan 140 orang perempuan kehilangan nyawanya. Gagasan tentang perayaan ini pertama kali dikemukakan pada saat memasuki abad ke20 di tengah gelombang industrialisasi dan ekspansi ekonomi yang menyebabkan timbulnya protes-protes mengenai kondisi kerja. Kaum perempuan dari pabrik pakaian dan tekstil mengadakan protes pada 8 Maret 1857 di New York City. Para buruh garmen memprotes apa yang mereka rasakan sebagai kondisi kerja yang sangat buruk dan tingkat gaji yang rendah. Para pengunjuk rasa diserang dan dibubarkan oleh polisi. Kaum perempuan ini membentuk serikat buruh mereka pada bulan yang sama dua tahun kemudian.

 
   Di Barat, Hari Perempuan Internasional dirayakan sekitar tahun 1910-an dan 1920- an, tetapi kemudian menghilang. Perayaan ini dihidupkan kem bali dengan bangkitnya feminisme pada tahun 1960-an. Pada tahun 1975, PBB mulai mensponsori Hari Perempuan Internasional. (www.wikipedia.org) Hari Perempuan ini juga merupakan penanda perjuangan kaum perempuan agar haknya diakui baik dalam peran sertanya berkiprah di masyarakat maupun dalam pemilu. Soalnya kan, di zaman-zaman sebelumnya, kondisi dan nasib perempuan memang sangat memprihatinkan. Wajar aja kalo mereka ini butuh hari perempuan untuk memperingati perjuangannya. Nah, di era kekinian, gimana sih bentuk nyata perjuangan kaum perempuan ini?

Perempuan di masa kini, menjadi komoditi yang sedang laris-manis untuk dibicarakan. Ibarat orang jualan produk tertentu, tema tentang perempuan selalu laku untuk dijual. Orang akan segera menoleh dan menanggapi dengan antusias kalo udah ngomongin soal perempuan.  Fakta bahw a perempuan banyak menderita di sekitar kita, emang nggak bisa dihindari. Mulai dari kebodohan, kemiskinan, kekerasan rumah tangga hingga pelecehan seksual dan pembunuhan, perempuan selalu jadi korban. Atas dasar inilah muncul sekelompok orang yang berdalih ingin memperjuangkan kaum perempuan. Mereka inilah yang menyebut dirinya sebagai kaum feminis yang memegang erat paham feminisme. Eh, asal-muasal feminisme nggak jauhjauh banget dari munculnya hari perempuan sedunia. Insya Allah next time, kita akan ngobrolin hal ini juga. Sekarang kita lebih fokus ke hari perempuan aja ya. 


Perempuan dan harapan


   Kebalikan dari kenyataan di atas yang menimpa perempuan, ada sebuah harapan terukir ketika kita membicarakan sosok lembut yang satu ini. Perempuan cerdas itu harus. Bila ia cerdas, maka ia nggak akan menjadi miskin. Bila ia tak miskin, maka ia tak mudah dipancing untuk melakukan pekerjaan yang haram semisal jadi penari, penyanyi atau bahkan jual diri , hiii…naudzhubillah. Bila perempuan pintar, maka ia nggak akan menjadi objek kekerasan dalam rumah tangga. Ia nggak akan mudah dilecehkan karena perempuan cerdas akan tahu membawa dirinya dengan berwibawa dan elegan. Betulkah seperti itu?


Kenyataannya banyak perempuan yang menganggap dirinya pintar malah rumah tangganya kacau. Karena pintarnya, ia berkiprah sangat aktif di luar rumah. Ia hadir dari satu seminar ke seminar lain. Ia memberi ceramah dan penyuluhan dimana-mana. Ia mendirikan lembaga perlindungan perempuan. Ia bergaji besar dan tak pernah mengalami kemiskinan dan kekerasan. Namun, pernahkah kita tengok kondisi keluarga dan anak-anaknya? Si anak belum bangun, si ibu sudah pergi. Si anak sudah tidur, si ibu baru pulang. Begitu terus. Berulang-ulang. 


Apakah salah menjadi perempuan aktif di luar rumah? Bukan itu masalahnya. Kecerdasan dan kepandaian saja ternyata tak mampu memberi kenyataan sesuai dengan harapan. Perempuan cerdas tanpa mempunyai pemahaman Islam yang benar, hanya menjadi mangsa perusahaan-perusahaan kapitalis. Mereka duduk manis sebagai customer service, marketing, bendahara dan sebagainya. Perempuan adalah salah satu mesin uang dengan memanfaatkan kecantikan dan kelembutannya untuk menggaet konsumen. Perempuan pintar yang masih mengalami pelecehan seksual di jalan atau di tempat kerja juga sangat banyak. Meski tak sampai sentuhan fisik, kata -kata yang merendahkan juga termasuk ke dalam pelecehan ini. Lalu apa yang salah dengan semua ini?


Bukan hanya tentang perempuan


   Bila perempuan mau cerdas, permasalahan yang ada saat ini tidak melulu tentang perempuan aja. Harga sembako yang mahal, minyak goreng semakin melambung harganya, minyak tanah menghilang di pasaran, pendidikan tak terjangkau, ekonomi amburadul, pengangguran meningkat, kriminalitas merajalela, apakah cuma perempuan yang susah? Bapak-bapak kita susah, adik dan abang kita juga susah. Tetangga, Pak RT, Pak RW, Pak ustadz, dan kaum laki-laki pasti juga susah dengan kondisi ini. Pelecehan seksual bukan melulu ‘milik’ perempuan tapi laki-laki juga bisa terkena kondisi ini. Jadi sebagai perempuan jangan GR dulu dengan merasa bahwa dunia sangat tidak adil terhadapnya. Coba kita lepas kacamata kuda akibat pengaruh feminisme ini, untuk mulai terbuka melihat bahwa ini semua terjadi akibat Islam dicampakkan. 


Ketika kita mengabaikan hukum Allah, yakinlah bahwa janji Allah untuk memberi kesempitan pada kehidupan pasti akan terbukti. Sekarang ini faktanya. Semua pada mentok untuk mencari jalan keluar dari rumitnya masalah kehidupan. Ingat, ini masalah semua orang, masalah kemanusiaan secara umum, bukan melulu tentang perempuan. Bila demikian kondisinya, maka marilah bertanya resepnya kepada Yang Maha menciptakan manusia dan kemanusiaan itu sendiri, yaitu Allah Swt., gitu gals! Paham kan?


Back to Islam, Non!


   Bila ada sebuah rumah yang udah sangat parah kondisinya dan hampir roboh, akankah kita betulkan satu per satu batu-batanya? Mungkin bisa, tapi hal itu sangat-sangat nggak efektif dan nggak efisien. Bila ada rumah mudah goyah dan rapuh, lihatlah pondasinya. Ternyata pondasi ini dulu yang harus dibenarkan dan dikuatkan. Begitu juga dengan masalah perempuan. Nasib perempuan tak akan pernah berubah bila pondasi yang dipakai masih sekularisme. Solusi yang ditawarkan juga masih berbau feminisme bawaan kapitalisme. Perjuangan yang dilakukan perempuan ibarat jalan di tempat aja. Sudah capek, tapi tak ada hasilnya sama sekali. Boroboro pahala, malah laknat Allah yang bakal menimpa bila kaum perempuan menganggap bahwa syariat Islam itu hanya untuk jaman kuno atau malah menolak sama sekali. Ati-ati! 


Bila perempuan nonmuslim berjuang atas nama feminisme, kita masih bisa maklum. Mereka tak punya mabda (ideologi ) yang m um puni untuk menyelesaikan masalah kehidupan. Tapi bila ada seorang muslimah yang mengambil solusi selain dari Islam, kita patut bertanya-tanya. Apakah memang tidak paham, ataukah memang sengaja ingin menghancurkan Islam dari dalam? Betul nggak sih? Saat ini yang menjadi tren adalah mengajak para muslimah untuk berjuang atas nama perempuan dengan dasar ide feminisme. Langkah inilah yang paling jitu untuk membuat muslimah semakin jauh dari pemahaman Islam yang benar. Pertanyaannya, apa iya kita masih juga terlena dengan solusi yang jelas-jelas makin menjauhkan kita dari Islam?


Islam dengan seluruh aturan hidup yang l engkap , memberi ram bu-ram bu bagi perempuan dan manusia seluruhnya untuk berbuat, bersikap dan beramal. Bila perempuan nonmuslim berjuang hanya sekadar untuk bisa ikut dalam pemilu di abad 19, Islam udah memberi hak itu sejak awal turunnya yaitu sekitar abad 6. Bila mereka protes untuk banyaknya pelecehan s eksual pada diri perempuan, muslimah sudah dilindungi mulai dari cara berpakaiannya hingga harga dirinya. Masi h ingat kan sejarah indah tentang bagaimana Khalifah al-Mu’tashim mengerahkan beribu-ribu pasukan ‘hanya’ untuk membela kehormatan satu orang muslimah saja?


   Nggak ada kemuliaan kecuali dengan Islam. Namun, Islam nggak ada artinya bila dijauhkan dari kehidupan. Maka ayo kita serukan Back to Islam, buang semua yang merusak Islam termasuk ide feminisme, kapitalisme, sosialisme dan semua isme yang batil itu. Hal ini hanya bisa terwujud bila Islam diterapkan dengan sempurna bukan hanya dalam akidah saja tapi juga syariahnya oleh institusi negara. Gimana caranya? 

Langkah praktis, ayo ngaji, biar kamu jadi muslimah yang nggak kupeng (kurang pengetahuan). Biar kamu nggak jadi muslimah yang gampang tergiur ide fem inisme yang s eolah-olah memi hak perempuan, padahal mencelakakan. Biar kamu nggak mudah dibodohi dan dikadalin. Karena sesungguhnya hanya Islam yang peduli dengan nas ib perem puan dan umat manusi a seluruhnya. Kita nggak butuh dengan semua isme (paham) selain Islam. Ayo perempuan (termasuk cewek ya), kita berjuang dengan dasar Islam saja, bukan yang lain. Jangan mau dijajah dan disiksa oleh gaya hidup selain Islam. Kamu, para cewek--para perempuan, hanya bisa mulia bersama Islam. Akur? So pasti dong!

Rabu, 25 Juli 2018

Korupsi Musuh Remaja!


   Wuih, negeri ini emang selalu dibikin heboh dengan urusan KorupsiKolusi-Nepotisme (KKN). Baru saja kita mendengar bahwa pemerintah nggak bisa lagi mengusut korupsi dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang dilakukan sejumlah konglomerat. Sebabnya mereka mendapatkan “pengampunan” pemerintah dimasa Presiden Megawati yang membuat Surat Keterangan Lunas yang berisi release and discharge. Maka para obligor (penerima kucuran uang pemerintah ) dipastikan bakal melenggang bebas, dan uang negara yang sebesar 138,4 triliun rupiah itu pun bakal tak bisa diselamatkan lagi. 

   Nah, belum kelar urusan dengan para penunggak dana BLBI, eh ketua tim jaksa pemeriksa kasus BLBI ikutan ditangkap. Beliau ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena diduga menerima suap sebesar Rp 6,1 miliar dari para koruptor BLBI. Ngakunya sih, uang itu hasil jual-beli permata. Maka, pantas saja bila Jaksa Agung Hendarman Supandji marah, “Nama institusi rusak”. Bukan sekali ini doang aparat penegak hukum ditangkap karena terlibat kasus suap atau korupsi. Sebelumnya, anggota Komisi Yudisial, Irawadi Joenoes, ditangkap karena menerima suap. Uang haram sebesar 30 ribu US$ disimpan di kantong celana belakang, dan 600 juta rupiah disimpan dekat WC.
   Bahkan, KPK juga tengah menyelidiki dua lembaga negara yang katanya sama-sama terhormat ; Bank Indonesia dan Dewan Perwakilan Rakyat. Ada temuan sejumlah pejabat tinggi BI menggelontorkan uang suap 100 miliar rupiah ke Komisi IX DPR RI periode sebelumnya. Wah, wah, wah, apa yang terjadi belakangan di negeri ini kayaknya menguatkan anggapan banyak orang kalau Indonesia itu sarang koruptor. Banyak hasil survey yang menunjukkan kalo Indonesia selalu “berprestasi” dalam soal korupsi. Misalnya, tahun 2007, Indonesia menduduki peringkat ke-2 dalam jajaran negara terkorup di Asia, dan peringkat ke-133 dari 162 negara terkorup versi Transparency International. 
   Di era reformasi ini, KKN justru makin menggila. Ambil contoh, di jaman pemerintahan Megawati, yang katanya rajin membela wong cilik, korupsi mencapai Rp 166,5 triliun. Pada w aktu itu , Badan Pemeriks a K euangan menemukan 22 kasus yang berindikasi KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) dengan nilai nominal Rp166,5 triliun dan US$ 62,7 juta selama kurun 1999-2003. Artinya, setiap tahun uang negara yang dikorupsi mencapai Rp 321, 98 triliun. 

   Edunnya lagi , di jaman reformasi ini terjadi yang namanya pemerataan korupsi. Kalo kita rajin nyimak beragam berita soal korupsi, makin banyak aja pejabat pemerintah daerah yang terlibat KKN . Ada gubernur, bupati, walikota, sampai kepala desa. Malah tentara juga terlibat korupsi, seperti yang dilakukan sejumlah oknum TNI yang menyikat jatah tabung an anggotanya di ASABRI . Sejumlah jenderal juga terlibat korupsi pada pembelian dua unit helikopter Bell-412 dan satu unit pesawat Cassa 212-200 untuk kebutuhan militer TNI dari PT Dirgantara Indonesia (DI) yang merugikan negara sekitar Rp 51 miliar. Yang bikin kita tambah gem es , ada kecenderungan korupsi dilakukan berjamaah! Yup ini, terlihat dari penangkapan sejumlah ketua DPRD I atau II bes erta anggotaanggotanya akibat melakukan korupsi. Seperti di Kampar, 7 anggota DPRD dijebloskan ke dalam penjara karena korupsi dana bantuan Rp 210 juta. 

   Sudah begitu, apa saja kini bisa dikorupsi. Bikin SIM, STNK sampai KTP sarat KKN. Malah sejumlah aparat desa tega mengorupsi jatah beras miskin (raskin) warga kampungnya. Beras itu dijual oleh mereka atau dibagi-bagikan hanya untuk kerabatnya. Ampun, jatah orang miskin masih disikat juga. Sungguh terlalu!

Musuh remaja!
    siapa aja kudu kesel en marah mendengar dan mengetahui adanya korupsi. Termasuk kita-kita yang masih remaja. Korupsi itu musuh remaja, tauk! Jangan ngerasa bahwa remaja nggak dirugikan dengan yang namanya korupsi. Sadar atau nggak, korupsi jelas merugikan remaja. Begini deh, dari ratusan triliun uang BLBI yang dirampok para konglomerat, seharusnya bisa dimanfaatkan untuk memperbaiki sekolah yang rusak, menaikkan gaji guru, membayar biaya sekolah agar gratis uang pangkal+SPP, membangun desa-desa tertinggal, dsb. Banyak banget hal yang bisa dilakukan dengan triliunan uang yang dikorupsi. 
    Korupsi juga membunuh rakyat. Ratusan triliun rupiah yang diembat para koruptor itu kan bermanfaat untuk biaya pengobatan gratis bagi rakyat miskin, membantu kebutuhan sandang dan pangan, atau membuka lapangan kerja. Tapi karena uang itu hanya dinikmati segelintir orang – dengan cara terkutuk – maka banyak rakyat Indonesia yang mati karenanya. Mau berobat susah, mau bekerja susah, bahkan mau makan juga susah. 

   Para koruptor itu jelas musuh bersama. Mereka manusia berhati serigala. Mereka bisa makan enak, tidur nyenyak, punya kendaraan keren, dan anak-anaknya pun sehat-sehat dan bisa bersekolah di tempat-tempat elit di mancanegara. Sementara jutaan anak dan remaja Indonesia putus sekolah, bekerja di pabrik-pabrik, jadi pengamen di jalanan juga menjadi pengemis, dan tinggal di emper-emper toko atau kolong jembatan. Sebagian dari mereka juga ada yang menderita busung lapar, bahkan mati karena kelaparan.

Sanksinya ringan banget!
   Tapi kenapa kok korupsi seperti kagak ada matinya di negara ini? 

Yang pertama karena emang pelakunya menikmati banget tuh uang hasil korupsi. Dengan miliaran bahkan triliuan rupiah, apa aja bisa mereka beli . Rumah mewah, sedan mewah macam Mercedez Benz seri 3 yang teranyar, motor gede keren, sampai bisa nyekolahin anak ke kampuskampus keren di luar negeri. Artinya, pelaku korupsi emang udah nggak mikir lagi soal kesengsaraan banyak orang, apalagi soal dosanya yang bejibun. Pelaku korupsi adalah mereka yang bermuka tembok, kulit badak, dan hatinya udah mati. Padahal korupsi jelas perbuatan dosa. Nabi saw. Bersabda: “Setiap daging yang tumbuh dari barang haram m aka neraka lebih layak mendapatkannya.”

Yang kedua, korupsi makin marak di tanah air karena sering dilakukan berjamaah alias bareng-bareng. Melibatkan atasan sampai bawahan. Malah sering melibatkan dari pusat sampai ke daerah. Karena itu, pelaku korupsi merasa aman. Lha wong barengan en ada bekingnya.

Ketiga, di Indonesia, pelaku korupsi sering dilindungi oleh atasannya, temen-temennya, tempatnya bekerja dan partainya. Bandingkan dengan di Korea Selatan misalnya, yang mantan presiden aja bisa diseret ke pengadilan. Pada 19 Mei 2002 polisi menangkap putra ketiga Presiden, Kim Hong-gul (39). Hong-gul menjadi tersangka kasus korupsi senilai 1,52 miliar won (sekitar Rp11 miliar). Ia langsung ditahan di sebuah sel kecil di penjara Seoul. Sementara itu putera keduanya, Kim Hong-up, juga menjadi tersangka kasus KKN yang lain.  

Keempat, yang bikin KKN makin edun adalah karena sanksinya kelewat ringan. Belum ada kan di tanah air koruptor yang dihukum mati? Bandingkan di RRC, banyak koruptor yang dieksekusi . Pemerintah Cina setiap hari mengeksekusi 28 orang pelaku kejahatan. Termasuk di dalamnya adalah para koruptor. Pada tahun 2000 lalu sederet pejabat penting sebuah kota secara bersamaan juga dihukum penjara, yaitu walikota, komandan kepolisian, kepala bea cukai, kepala pelabuhan, dll. Bahkan salah seorang di antaranya adalah ketua tim pem berantasan korupsi yang dibentuk pemerintah. Di antara mereka ada yang dihukum mati (suaramerdeka.com, 23/04/2001).

Berantas dengan Islam.
   Pantas aja kalo Islam memusuhi abis korupsi-kolusi-nepotisme. Rasulullah saw. pernah murka pada seorang petugas zakat suku Azad yang menerima hadiah. Beliau saw. naik ke atas mimbar dan berkhutbah, “ Demi Zat yang jiwa Muhammad ada di tanganNya tidaklah aku menugaskan seseorang atas suatu pekerjaan yang dipercayakan Allah kepadaku, kemudian ia berlaku curang, maka pada Hari Kiamat ia akan datang dengan memikul unta yang mulutnya tak henti-hentinya meneteskan busa, atau sapi yang terus-terusan mengauk atau kambing yang tak berhenti mengeluarkan kotoran.”

Khalifah Umar bin Khaththab ra. pernah menyita unta milik putranya sendiri, Abdullah bin Umar ra. , setel ah tahu unta itu digembalakan di padang gembalaan yang merupakan fasilitas umum. Hasil penjualannya kemudian dibagi dua; separuh untuk putranya, separuh untuk baytul mal.

Beliau juga selalu melakukan audit terhadap harta orang-orang yang ia angkat sebagai pejabat; sebelum dan sesudah menjadi pejabat. Jika ia melihat kelebihan, maka ia tidak segan-segan menyitanya dan disimpan di baytul mal. Umar bin Khaththab juga melakukannya terhadap Abu Hurairah yang hartanya berlipat setelah jadi gubernur. Ia memanggilnya ke Madinah dan mengambil sebagian harta miliknya untuk disimpan di baytul mal.  

Eh, kalo sekarang malah banyak orang yang kekayaannya berlipat-lipat setelah jadi pejabat. Malah ada orang yang dinobatkan sebagai orang terkaya di Indonesia justru setelah menjadi pejabat tinggi negara. Dalam Islam, KKN jelas-jelas dilarang. Nabi saw. melarang penerimaan selain gaji lho!, sabda beliau: “Siapa yang kami pekerjakan atas suatu pekerjaan, kemudian kami berikan upah, maka yang ia ambil selain itu adalah kecurangan.” (HR Abu Daud).

Selain itu, jika ada pejabat ketauan KKN, maka negara bakal menyita harta mereka dan mengumumkan nama-nama para pelakunya (tasyhir). Juga ada sejumlah sanksi lain yang akan diberikan pada mereka. Menurut Syaikh Abdurrahman al-Maliki dalam kitab Nidzam Al ‘Uqubat pelaku korupsi diberi sanksi jilid dan penjara hingga 5 tahun. Tapi bagaimana pun juga mencegah lebih baik daripada mengobati . Makanya Islam menyeleksi pejabat yang benar-benar takwa, bukan karena nepotisme atau kenalan. Selain itu juga mereka digaji yang layak agar nggak gampang tergoda melakukan korupsi. Di masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz para pegawai kekhilafahan digaji sebesar 300 dinar (setara dengan 1,275 kg emas) setiap bulannya. Kebijakan ini diambil untuk mencegah terjadinya pengkhianatan para pejabat atas harta negara.

Guyz, pokoke nggak ada sikap untuk korupsi kecuali satu; lawan. Udah jelas korupsi itu bikin sengsara masyarakat, juga remaja. Kita kudu tunjukkan sikap anti-korupsi dan KKN lainnya. Salah satu caranya adalah bersikap amanah, jujur dan bertanggung jawab. Kalo kita dipercaya orang untuk megang uang kelas, uang OSIS, uang DKM, maka itu uang kudu dijaga dan nggak boleh dipakai untuk keperluan pribadi. Itu namanya korupsi kecil-kecilan. Jangan sampai teriak anti-korupsi tapi karena belum kebagian. Katanya, banyak orang yang antikorupsi karena emang nggak bisa korupsi, bukan karena beneran benci ama korupsi. 

Masalahnya, memerangi korupsi nggak bakal tuntas kalau tidak dengan landasan imantakwa dan penegakkan syari’at Islam. Terbukti di jaman Nabi saw. KKN bisa dikurangi sekecilkecilnya. Lha, kalo sekarang korupsi jadi budaya dan gaya hidup. So, kalo masih terus pake sistem demokrasi dan kapitalisme kayak sekarang, terbukti korupsi nggak ada matinye. Sebabnya apa? Ya, karena dilestarikan dan ‘dibudidayakan’. Celaka! 

Awas, Cinta Buta!


   Cinta ini setua umur manusia. Itu artinya, bahwa cinta udah hadir sejak Nabi Adam AS diciptakan oleh Allah Swt. Cinta terus ada sampe sekarang, bahkan sangat boleh jadi hingga akhir dunia ini. Cinta tuh boleh dibilang everlasting alias ada terus selama kehidupan masih berlangsung di dunia ini. Selalu enak dibicarakan dan asyik ditulis. So , jangan heran kalo ribuan lagu yang digubah dan bertema tentang cinta tetap enak aja didengerinnya. Iya kan.

Coba deh, dari jenis lagu dangdut, keroncong, pop, campursari, lagu-lagu daerah, sampe jenis musik rock selalu enak didendangkan jika temanya cinta. Di televisi, malah ada seseorang yang curhat bahwa lagulagunya Radja tuh romantis banget. Dengan kata lain, lagu-lagu yang dinyanyikan Yan Kasela tuh asyik banget. Kayak lagu Yakin yang sebagian liriknya seperti ini: “Yakinkan cintamu kepadaku/ Agar aku bisa memiliki/ Setulus hatiku mencintai dirimu/ Ooh lupakanlah semua mimpi-mimpi/ Walaupun bayangnya menghantui/ Yang kadang ingin selalu memilih cinta/ Aku hanya ingin cinta itu pasti/ Jangan ada lagi keraguan/ Ooh… Aku hanya ingin cinta yang abadi/ Seperti air … Oh..oh…”

Duh, hati siapa sih yang tak terenyuh dengerin lirik lagu kayak gini, apalagi dengan iringan musik asyik khas Radja ? Oke, mungkin lagu ini milik remaja jaman kiwari, saya juga punya kenangan lho waktu jaman SMA dulu (akhir tahun 80-an) dengan sebuah lagu cinta. Lagu itu dinyanyikan oleh Malida, yakni Semua Jadi Satu . Kini setelah lebih dari 17 tahun, lagu ciptaan Deddy Dhukun dan Dian Pramana Putra itu dipopulerkan kembali oleh 3 Diva: Krisdayanti, Ruth Sahanaya dan Titi DJ. Pasti sekarang kamu jadi kenal juga dengan lirik lagi itu. Ini nih penggalan liriknya: “Cinta adalah kenangan/ rasanya tak mudah dilupakan/ cinta adalah kenangan / indahnya tak mudah dibayangkan/ tangisan dan tawa serta riang canda/ berjuta benci juga rindu/ semua tumbuh jadi satu/ khayalan, yang nyata, angan-angan / berjuta mimpi dan harapan jadi satu.” 

   Cinta emang selalu menyita perhatian kita. Ada di antara kita yang kemudian bahagia dengan cinta, tapi nggak sedikit yang merana karena cinta. Itu sebabnya, wajar juga kalo novelis Mira W pernah menyampaikan dalam sebuah novelnya: “Kita boleh hidup dengan cinta, tapi jangan mati karena cinta”. Hmm.. boljug neh pernyataannya. Soalnya banyak juga manusia yang terbius cinta (khususnya cinta kepada lawan jenis, harta, dan juga jabatan) hingga lupa segalanya. Sebab, yang ada dalam benaknya hanyalah cinta, cinta, dan cinta.

Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah menuliskan dalam bukunya  ( al-Jawabul Kafi Liman Saala’ Anid Dawaaisy-syafi (edisi terj.) hlm, 266), bahwa pencinta itu ada tiga golongan, yaitu sebagai berikut: Pertama, pencinta semua keindahan yang dianggapnya sebagai keindahan absolut (mutlak). 
Kedua, pencinta keindahan yang dianggapnya sebagai keindahan relatif yang tidak absolut, baik ia berambisi mengejarnya maupun tidak. 
Ketiga, pencinta yang berambisi mengejar yang dicintainya. 
Nah, menurut Ibnu Qayyim, tingkat kecintaan dari setiap jenis ini berbeda dan bertingkat dari segi kekuatan dan kelemahannya. Pencinta keindahan yang dianggapnya mutlak hati dan matanya gelap. Artinya setiap yang dilihatnya indah, dicintainya dan dikejar. Kecintaan yang dimilikinya lebih jauh dan luas, akan tetapi ia tidak punya pendirian dan mudah berubah-ubah. Seperti kata penyair: Ia tergilagila dengan orang ini kemudian mencintai yang lainnya. Dan ia hanya terhibur dengan cintanya saat itu hingga subuh. 

   “Pencinta jenis kedua lebih teguh pendiriannya, lebih setia, lebih langgeng, dan lebih kuat daripada pencinta jenis pertama. Akan tetapi, kelemahannya adalah apabila kedua jenis tersebut tidak ada ambisi positif kepada yang dicintai. Sebab, pencinta yang memiliki ambisi kepada yang dicintai lebih cerdas dan lebih mengetahui karena ambisilah yang menguatkannya,” begitu tulis Ibnu Qayyim memberi penjelasan tambahan.

Cinta buta 
   Cinta buta adalah cinta yang tak mengikuti aturan Islam. Ia bebas berbuat apa saja. Termasuk saat orang yang model begitu tuh jatuh cinta, maka ia akan buta dan gelap mata. Berbuat sesukanya dan mencampakkan norma agama. Ada beberapa kerusakan akibat cinta buta ini. Ibnu Qayyim ( ibidem, hlm, 242-244) menulis sebagai berikut: 
Pertama, lupa mengingat Allah. Lebih sibuk mengingat makhlukNya, yakni orang yang dicintainya, misalnya. Jika dia lebih kuat mengingat Allah, insya Allah mengingat makhlukNya jadi terkendali. Tapi jika lebih kuat mengingat makhlukNya, maka mengingat Allah akan dikalahkan. 
Kedua, menyiksa hati. Cinta buta, meski adakalanya dinikmati oleh pelakunya, namun sebenarnya ia merasakan ketersiksaan hati yang paling berat. Capek deh! 
Ketiga, hatinya tertawan dan terhina. Ya, hatinya akan tertawan dengan orang yang dicintainya. Namun, karena ia mabuk cinta, maka ia tidak merasakan musibah yang menimpa. So , ati-ati deh kalo jatuh cinta. Jangan sampe hati kita tertawan dengannya, hingga lupa segalanya. 
Keempat, melupakan agama. Tak ada orang yang paling menyia-nyiakan agama dan dunia melebihi orang yang sedang dirundung cinta buta. Ia menyia-nyiakan maslahat agamanya karena hatinya lalai untuk beribadah kepada Allah. Kalo ada teman kita ketika jatuh cinta tuh sampe nggak sholat, nggak sekolah, dan nggak belajar, karena cuma mikirin dia, maka itu udah dibilang cinta buta. Jadi, kita kudu ingatkan dia supaya jangan keterusan begitu. 
Kelima, mengundang bahaya. Bahayabahaya dunia dan akhirat lebih cepat menimpa kepada orang yang dirundung cinta buta melebihi kecepatan api membakar kayu kering. Ketika hati berdekatan dengan orang yang dicintainya secara buta itu, ia akan menjauh dari Allah. Jika hati jauh dari Allah, semua jenis marabahaya akan mengancamnya dari segala sisi karena setan menguasainya. Jika setan telah menguasainya, maka mana ada musuh yang senang lawannya senang? Semua musuh ingin musuhnya dalam bahaya. Duh, jangan sampe kejadian. Cukup fakta-fakta soal perzinahan dan penularan penyakit seksual itu menjadi perhatian bagi kita untuk nggak melakukan hal yang sama. Setuju kan? 
Keenam, setan akan menguasai. Jika kekuatan setan menguasai seseorang, ia akan merusak akalnya dan memberikan rasa waswas. Bahkan, mungkin tak ada bedanya dengan orgil alias orang gila. Mereka nggak menggunakan akalnya secara layak. Padahal yang paling berharga bagi manusia adalah akalnya yang membedakan ia dengan binatang. So , nggak heran dong kalo banyak yang kejerumus berbuat maksiat karena mikirnya instan banget. Cuma kepikiran enak aja menurut hawa nafsunya. Nggak mikir jauh ke depan: soal dosa dan akibat dosa tersebut.
Ketujuh, mengurangi kepekaan. Cinta buta akan merusak indera atau mengurangi kepekaannya, baik indera suriya (konkret) maupun indera maknawi (abstrak). Kerusakan indera maknawi mengikuti rusaknya hati, sebab jika hati telah rusak, maka organ pengindera lain, seperti mata, lisan, telinga, juga turut rusak. Artinya, ia akan melihat yang buruk pada diri orang yang dicintainya secara buta itu sebagai sebuah kebaikan dan juga sebaliknya. Disebutkan oleh Imam Ahmad, “Cintamu kepada sesuatu membutakanmu dan membuatmu tuli.” Ibnu Abbas pernah mendengar berita ada seorang laki-laki yang sangat kurus sehingga yang tersisa hanya kulit dan tulang. Ibnu Abbas berkata, “Kenapa ia?” “Ia terkena jatuh cinta, isyq (cinta buta)”, jawab seseorang. Kemudian Ibnu Abbas berdoa dan berlindung kepada Allah sepanjang hari dari penyakit isyq.

inilah beberapa mafsadat alias kerusakan akibat cinta buta. Cinta  buta adalah seseorang yang mencintai secara berlebihan, sehingga orang yang dicintainya sudah pada level menguasai dan mengendalikannya. Seperti kata pepatah, cinta buta itu awalnya ringan dan manis, pertengahannya sedih, kesibukan, dan sakitnya hati, dan ujung-ujungnya adalah kebinasaan dan kematian, jika nggak diselamatkan oleh Allah Swt. Jadi, ati-ati deh.

   Oya, sekadar penjelasan tambahan nih.Kalo isyq adalah cinta yang berlebihan (cinta buta), maka syauq adalah kedamaian hati kepada yang dicintai atau orang yang dicintai tertulis di dalam hati dalam bentuk kerinduan. Tingkatan ini digunakan kepada Allah, disebutkan dalam Musnad Ahmad, bahwa Ammar bin Yasir melakukan shalat yang singkat dan ia ditanya tentang hal itu. Lalu ia menjawab, “Saya berdoa seperti yang dilakukan Rasulullah saw., yaitu, “Ya Allah aku meminta kepadaMu dengan ilmuMu tentang yang gaib dan dengan kekuasaanMu kepada makhluk, hidupkanlah aku jika kehidupan itu lebih baik bagiku dan matikanlah aku jika kematian lebih baik bagiku. Aku memohon kepadaMu ketakutan kepadaMu di saat sepi dan di keramaian. Aku memohon kepadaMu berkata yang benar disaat aku senang atau disaat marah. Aku memohon kepadaMu sikap sederhana dan tenang di saat fakir dan kaya. Aku memohon kepadaMu kenikmatan yang tidak akan hilang dan kebahagiaan yang tidak terputus. Aku memohon kepadaMu ridha kepada keputusanMu, kesejukan hidup setelah mati, kenikmatan melihat wajahMu, syauq (kerinduan) berjumpa kepadaMu, dan jauhkan aku dari kesempitan hidup yang berbahaya dan fitnah yang menyesatkanku. Ya Allah hiasilah kami dengan hiasan iman dan jadikan kami orang yang memberi petunjuk dan diberi petunjuk.” 

   Guys , saya ngasih gambaran seperti ini saking sayangnya sama kamu semua (deeu... pede dan geer banget ya? Hehehe...). Jangan sampe kamu terbius oleh gemerlap kehidupan yang menawarkan kenikmatan semu. Nggak usah tergoda untuk melakukan gaul bebas, karena akibatnya udah jelas. Rugi dunia-akhirat tuh. Jatuh cinta sih boleh aja, tapi jangan mengekspresikannya di jalur yang salah, yakni perbuatan yang melanggar aturan Islam. Misalnya, pacaran dan seks bebas.

   Yuk, kita mulai lebih dewasa dalam berpikir dan bertindak. Jangan terus main-main dalam masalah seserius ini. Kalo pun kita belum mampu untuk menikah, jangan nekat menikah. Karena pernikahan bukan urusan main-main. Oya, kita pun harus rela untuk membuang jauhjauh pikiran murah dan murahan tentang “pacaran”. Sebab, pacaran adalah salah satu bagian dari ekspresi cinta buta. Sumpah! Boys and gals , mulai sekarang tumbuhkan dulu deh kecintaan kita kepada ilmu agama, sehingga kita jadi paham ilmu agama dan bisa diamalkan dalam kehidupan keseharian kita. Semoga pula kita tak tergoda dengan cinta..