1. Karena tidak adanya iman.
Tidak percaya pada ayat-ayat Allah,
Allah SWT berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِئَايٰتِ اللَّهِ لَا يَهْدِيهِمُ اللَّهُ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
"Sesungguhnya orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah (Al-Qur'an), Allah tidak akan memberi petunjuk kepada mereka dan mereka akan mendapat azab yang pedih." (QS. An-Nahl 16: 104)
2. Adanya faktor penyimpangan akal (tidak lurus).
Karena hakekatnya fitrah manusia itu lurus sesuai apa yang dikehendaki Allah.
Penyebab akal dan pikiran menyimpang antara lain:
*Suka memperturutkan hawa nafsunya. Mengikuti dan menuhankan hawa nafsu. Apapun yang di mau, selalu ia turuti tanpa menimbang dari sisi manfaatnya.
Allah SWT berfirman:
أَفَرَءَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلٰهَهُۥ هَوٰىهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلٰى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلٰى سَمْعِهِۦ وَقَلْبِهِۦ وَجَعَلَ عَلٰى بَصَرِهِۦ غِشٰوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنۢ بَعْدِ اللَّهِ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat dengan sepengetahuan-Nya, dan Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya? Maka siapakah yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah (membiarkannya sesat)? Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?"
(QS. Al-Jasiyah 45: 23)
Selain hal diatas, ketika seseorang (suatu kaum) melupakan peringatan yang telah Allah berikan lantaran penyimpangan akal mereka dan senantiasa menurutkan hawa nafsu. Maka Allah bukakanlah pintu-pintu kebahagiaan bagi mereka. Sehingga mereka lalai dibuatnya, maka ketika mereka asyik dengan kelalaiannya serta merasa aman akan penyimpangan yang dilakukannya, seketika itu pula azab Allah akan datang kepada mereka secara tiba-tiba, sehingga mereka hanya bisa terdiam putus asa.
Allah SWT berfirman:
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِۦ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوٰبَ كُلِّ شَىْءٍ حَتّٰىٓ إِذَا فَرِحُوا بِمَآ أُوتُوٓا أَخَذْنٰهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُّبْلِسُونَ
"Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa." (QS. Al-An'am 6: 44)
*Penyebab penyimpangan akal lainnya adalah karena mencintai dunia dengan membabi buta.
Cintanya terhadap dunia melebihi kecintaannya kepada akhirat. Sehingga hati, pendengaran, dan penglihatan mereka dikunci mati oleh Allah akibat kelalaian mereka.
Allah SWT berfirman:
ذٰلِكَ بِأَنَّهُمُ اسْتَحَبُّوا الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا عَلَى الْأَاخِرَةِ وَأَنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِينَ. أُولٰٓئِكَ الَّذِينَ طَبَعَ اللَّهُ عَلٰى قُلُوبِهِمْ وَسَمْعِهِمْ وَأَبْصٰرِهِمْ ۖ وَأُولٰٓئِكَ هُمُ الْغٰفِلُونَ.
"Yang demikian itu disebabkan karena mereka lebih mencintai kehidupan di dunia daripada akhirat, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang kafir. Mereka itulah orang yang hati, pendengaran, dan penglihatannya telah dikunci oleh Allah. Mereka itulah orang yang lalai." (QS. An-Nahl 16: 107-108)
*Karena takabur (sombong)
Allah SWT berfirman:
ثُمَّ أَدْبَرَ وَاسْتَكْبَرَ. فَقَالَ إِنْ هٰذَآ إِلَّا سِحْرٌ يُؤْثَرُ.
"kemudian berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri, lalu dia berkata, (Al-Qur'an) ini hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu)," (QS. Al-Muddassir 74: 23-24)
Allah SWT berfirman:
وَمَآ أَرْسَلْنَا فِى قَرْيَةٍ مِّنْ نَّذِيرٍ إِلَّا قَالَ مُتْرَفُوهَآ إِنَّا بِمَآ أُرْسِلْتُمْ بِهِۦ كٰفِرُونَ
"Dan setiap Kami mengutus seorang pemberi peringatan kepada suatu negeri, orang-orang yang hidup mewah (di negeri itu) berkata, Kami benar-benar mengingkari apa yang kamu sampaikan sebagai utusan." (QS. Saba' 34: 34)
*Taklid buta
Allah SWT berfirman:
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَآ أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَآ أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ ءَابَآءَنَآ ۗ أَوَلَوْ كَانَ ءَابَآؤُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ
"Dan apabila dikatakan kepada mereka, Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah, mereka menjawab, (Tidak!) Kami mengikuti apa yang kami dapati pada nenek moyang kami (melakukannya). Padahal, nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa pun dan tidak mendapat petunjuk." (QS. Al-Baqarah 2: 170)
Allah SWT berfirman:
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلٰى مَآ أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ قَالُوا حَسْبُنَا مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ ءَابَآءَنَآ ۚ أَوَلَوْ كَانَ ءَابَآؤُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ.
"Dan apabila dikatakan kepada mereka, Marilah (mengikuti) apa yang diturunkan Allah dan (mengikuti) Rasul. Mereka menjawab, Cukuplah bagi kami apa yang kami dapati nenek moyang kami (mengerjakannya). Apakah (mereka akan mengikuti) juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?" (QS. Al-Ma'idah 5: 104)
3. Karena kebodohan.
Yang diikuti hanya persangkaan-persangkaan, tidak mau belajar, tidak mau mencari tahu.
Allah SWT berfirman:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُجٰدِلُ فِى اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَلَا هُدًى وَلَا كِتٰبٍ مُّنِيرٍ
"Dan di antara manusia ada yang berbantahan tentang Allah tanpa ilmu, tanpa petunjuk, dan tanpa Kitab (wahyu) yang memberi penerangan," (QS. Al-Hajj 22: 8)
Allah SWT berfirman:
وَقَالُوا مَا هِىَ إِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا وَمَا يُهْلِكُنَآ إِلَّا الدَّهْرُ ۚ وَمَا لَهُمْ بِذٰلِكَ مِنْ عِلْمٍ ۖ إِنْ هُمْ إِلَّا يَظُنُّونَ
"Dan mereka berkata, Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa. Tetapi mereka tidak mempunyai ilmu tentang itu, mereka hanyalah menduga-duga saja." (QS. Al-Jasiyah 45: 24)
*Termasuk pada kebodohan adalah kedangkalan pikiran.
Allah SWT berfirman:
وَإِذَا نَادَيْتُمْ إِلَى الصَّلٰوةِ اتَّخَذُوهَا هُزُوًا وَلَعِبًا ۚ ذٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَعْقِلُونَ
"Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (melaksanakan) sholat, mereka menjadikannya bahan ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka orang-orang yang tidak mengerti." (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 58)
Demikian adalah hal-hal yang dapat menghalangi datangnya hidayah, petunjuk dan kemudahan dari Allah SWT. Sehingga hal tersebut diatas menjadi penyebab seseorang menjadi semakin jauh dari Allah dan syariat-Nya. Dan tanpa sadar, seketika itu pula Allah datangkan azab kepada mereka. Baik berupa bencana alam ataupun ajal yang tiba disaat dunia sedang melalaikannya. Nauzubillah...
Semoga Allah SWT melindungi kita dari lalai dalam mengingat-Nya, melindungi kita dari kecintaan berlebihan terhadap dunia, melindungi kita dari kesombongan terhadap ayat-ayat-Nya, serta melindungi kita dari kebodohan ilmu dan taklid buta.