Kamis, 22 September 2022

Ghibah Menutup Rezeki.

 


Jangan sampai kita terlalu bersemangat menggunjing dan memfitnah orang lain sehingga kita jadi lupa diri seolah kita ini manusia paling sempurna dan tanpa cela. Tahukah anda menggunjing bisa menutup rezeki? 

Mengapa? 

Karena rezeki hanya bisa ditarik dengan kebaikan-kebaikan bahkan kebaikan kecil sekalipun. Ghibah tak memberikan keuntungan sama sekali. Ghibah malah bisa bikin kita bangkrut. 

Jika kita menceritakan keburukan orang lain, kebaikan kita akan diberikan pada orang itu dan kejelekannya menjadi milik kita. Kalau setiap hari kita kerjaannya menggunjing melulu, kira-kira apa kebaikan kita masih bersisa? 

Bisa saja minus, alias kejelekan lebih banyak dibanding kebaikannya, karena kita dapat transferan kejelekan milik orang lain. Belum lagi perumpamaan ghibah seolah kita makan bangkai. 

Apa anda suka makan bangkai? Pasti jijik bukan?

Kalau tubuh kita berlumur dosa, berlimpah kejelekan dan amal ibadah kita tak bermanfaat, apa Allah berkenan memberi kita rezeki yang banyak? 

Mengapa amal ibadah kita tak bermanfaat? 

Karena amal ibadah itu tak mencegah kita melakukan kemungkaran. Kalaupun dapat pahala dari amalan itu, bisa saja pahala itu ditransfer ke orang yang kita ghibahin. 

Rezeki itu ibarat energi yang mengalir pada frekuensi yang positif dan akan bersinergi dengan mereka yang memancarkan frekuensi yang positif pula. Mereka yang memancarkan frekuensi yang positif adalah mereka yang menghiasi hidupnya dengan kebajikan dan amal saleh, serta menjauhi maksiat dan dosa. Apakah anda pernah merasa adem berdekatan dengan seseorang? 

Orang baik memancarkan energi positif, memberi kenyamanan dan membuat orang lain lebih percaya padanya. Orang-orang inilah yang menarik rezeki.

Dosa adalah penghambat rezeki yang paling utama. 

Kalau kita doyan ghibah artinya kita doyan berbuat dosa. Kalau rezeki kita tertutup jangan langsung menyalahkan nasib, periksa diri anda terlebih dahulu. Siapa tau anda sendirilah yang menutup keran rezeki anda dengan tumpukan dosa yang bejibun.

Coba kalau kita punya sesuatu barang berharga dan akan diberikan pada seseorang, kira-kira kita memberi pada orang yang kita percayai atau tidak? 

Pasti orang yang kita percaya yang akan kita beri. Pasti orang baik yang kita beri, bukan?Paling enak memang kalo kumpul sambil berdiskusi, kalau sudah mulai nyerempet ghibah, mending bubar aja deh. Kalo tak bisa menahan diri, baca istighfar banyak-banyak...!!


Rabu, 21 September 2022

Makna SABAR

 


Sabar merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Arab, dan sudah menjadi istilah dalam bahasa Indonesia. Asal katanya adalah "Shobaro", yang membentuk infinitif (masdar) menjadi "shabran". Dari segi bahasa, sabar berarti menahan dan mencegah.

Sedangkan dari segi istilahnya, sabar adalah: 

Menahan diri dari sifat kegeundahan dan rasa emosi, kemudian menahan lisan dari keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah.

Namun kesabaran adalah bukan semata-mata memiliki pengertian "nrimo", ketidak mampuan dan identik dengan ketertindasan. 

Sabar sesungguhnya memiliki dimensi yang lebih pada pengalahan hawa nafsu yang terdapat dalam jiwa insan. Dalam berjihad, sabar diimplementasikan dengan melawan hawa nafsu yang menginginkan agar dirinya duduk dengan santai dan tenang di rumah. Justru ketika ia berdiam diri itulah, sesungguhnya ia belum dapat bersabar melawan tantangan dan memenuhi panggilan ilahi.

Sabar juga memiliki dimensi untuk merubah sebuah kondisi, baik yang bersifat pribadi maupun sosial, menuju perbaikan agar lebih baik dan baik lagi. 

Bahkan seseorang dikatakan dapat diakatakan tidak sabar, jika ia menerima kondisi buruk, pasrah dan menyerah begitu saja. 

Sabar dalam ibadah diimplementasikan dalam bentuk melawan dan memaksa diri untuk bangkit dari tempat tidur, kemudian berwudhu lalu berjalan menuju masjid dan malaksanakan shalat secara berjamaah. Sehingga sabar tidak tepat jika hanya diartikan dengan sebuah sifat pasif, namun ia memiliki nilai keseimbangan antara sifat aktif dengan sifat pasif


Saat Anda Perhitungan dengan Orangtuamu, Maka Rezeki akan Berhitung Denganmu.

 


SORE itu Ifah pulang dengan gelisah. Ia baru ingat. Hari itu tanggal 18, hari terakhir jatuh tempo pembayaran untuk anaknya kuliah. Ia tau pasti, dana yang terkumpul dari pendapatannya dan suami sangat terbatas.

Meskipun “hanya” kurang  satu juta rupiah, tetap saja Ifah pusing dibuatnya. Sebab dana yang lain tidak bisa diganggu lagi dengan keperluan berbeda.

Sambil menunggu kepulangan suami, Ifah menelpon uminya. Sudah menjadi kebiasaannya rutin menghubungi orangtuanya.

Ifah terkejut karena terigat Kiriman dana bulanan untuk orangtuanya ternyata belum ditunaikan.

Selama ini, Ifah ikut menanggung pemakaian listrik, air dan berbagai keperluan orangtuanya. Ia merasa ada sejumlah pengeluaran tak terduga yang melampaui keuangan keluarganya.

Sempat terbetik untuk acuh. Toh ia masih memiliki saudara lain yang bisa memenuhi kebutuhan orangtua mereka. Anehnya, justru muncul rasa sombong. Merasa diri paling berjasa pada keluarga khususnya kepada uminya selama ini.

Syukur, secepat itupula ia beristighfar. Usai menelepon, Ifah segera mentransfer sejumlah dana kepada uminya. Kali ini ia bahkan sengaja melebihkan dari biasanya. Selesai transaksi, kembali Ifah mengecek saldo rekeningnya. Dana yang sedianya untuk membayar uang kuliah anaknya,  kini tampak makin berkurang. Lagi-lagi otaknya berpikir keras. Ke mana ia mencari tambahan dana untuk tersebut.

Ifah tak ingin menyesal karena telah meringankan kebutuhan uminya. Sebaliknya ia juga tidak bisa menunda pembayaran uang kuliah anaknya karena terancam denda. 

Masih dengan perasaan gulana, Ifah segera mengambil air wudhu. Ia merasa tak punya pelarian lagi kecuali shalat dua rakaat, bersimpuh di hadapan kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala (Swt). Baru selesai salam, tiba-tiba suaminya datang mengetuk pintu rumah. Ada lara yang membuncah, ingin segera ia mengadu kepada suaminya. Tapi  Ifah berusaha menahan sekuat tenaga. Ia tidak mau menambah letih suaminya yang baru pulang dari pekerjaannya.

“Wan Ifah, alhamdulillah ada rezeki tidak disangka tadi,” ujar suaminya membuka percakapan sambil tersenyum.

“Pak Rahman datang melunasi pinjamannya yang tiga tahun lalu itu. Entahlah, tiba-tiba saja ia datang ke tadi,” imbuh suaminya sambil menyerahkan sebuah amplop tebal.

“Allahu Akbar…!” Allahu Akbar...! 

Ifah takbir atas kuasa Allah, ia sendiri sudah lupa perihal uang piutang itu. Waktu itu mereka hanya berniat menolong Pak Rahman, temen akrab suaminya itu.

Dengan rasa syukur Ifah segera membuka amplop itu. Lembar demi lembar terlihat dari dalam amplop. Lembaran itu bahkan masih lengkap dengan ikatan penanda dari bank.

MasyaAllah , lagi-lagi ia hampir berteriak. Uang tersebut ternyata persis 200 kali lipat dari jumlah yang baru saja ia transfer kepada uminya tadi. Masih dalam sujud syukurnya, sebuah pesan singkat masuk atas nama uminya.

“Ifah, terima kasih ya. Kata adikmu ada uang masuk ke rekening untuk umi. Semoga rezekimu berkah dan berlimpah. Maafkan umi yang selalu merepotkanmu.”


Ridho Allah, Ridho Orangtua

Dalam Islam, ridho Allah Subhanahu Wata’ala berhubungan dengan ridho kepada kedua orangtua. Karena itu hadits mengatakan, Ridho Allah bersama dengan ridho orangtua, kemurkaan Allah karena murkanya orangtua.

Nabi Shallallaahu alaihi wasallam (Saw) bersabda: “Keridhaan Allah tergantung kepada keridhaan orangtua dan kemurkaan Allah tergantung kepada kemurkaan orangtua.”(Riwayat at-Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan Hakim).

Keridhoan orangtua dimulaikan dari buah ketulusan. Berapapun harta yang diberikan anak kepada orangtua, namun tak disertai ketulusan, tentunya tidak mendapat jaminan ridho dari orangtua.

Sebab ridho orangtua bukanlah persoalan berapa nominal harta atau materi lainnya. Perhatian tulus, keinginan untuk menyenangkan, membantu, memuliakannya, selalu mendoakan dan membahagiakan kedua orangtua itulah yang melahirkan keridhoannya.

Sayangnya tak banyak yang menyadari hal tersebut. Bahwa harta, kesenangan, dan kebahagiaan yang direguknya kini hanyalah cipratan berkah dari sujud panjang dan munajat ikhlas dari orangtua kepada anak-anaknya. Anak itu terkadang lupa, menyangka apa yang ia miliki kini adalah hasil jerih payahnya sendiri.

Ketika doa orangtua selaras dengan doa yang dipanjatkan oleh seorang anak, niscaya doa-doa tersebut akan lebih ‘melangit’.Apapun akan terpanjat dengannya hingga menjadi lebih mudah diijabah oleh-Nya kelak.

Saatnya untuk peduli dg orangtua,  jangan pernah berpikir,  
"ntar klo bantu kurang uangku...
"Kurang belanjaku... 
"Dari mana ntar kekurangannya...
"Yaa gajiku aja kurang,  gimana mau bantu ibu? 

Buang itu. Pikiran tersebut, (ubah mindset) ganti dg keyakinan bahwa kita mampu melakukan  apapun untuk Orangtuamu, saat kita dg ikhlas terus memuliakan orang tua,  maka rezeki Allah alirkan dari arah yg tiada disangka sangka. 

Sudah Seberapa Anda Peduli dg orangtuamu saat ini? 
Jangan Pernah Berhitung dg Orangtuamu,  jika tidak mau Allah Perhitungan menyempitkan rezekimu. 

Bismillah, lakukan dan muliakanlah orangtuamu,  maka Kemudahan Kemuliaan Rezeki Datang Padamu.

Matematika Sedekah

 


Kita dianjurkan untuk bersedekah ( shodaqah ).

Sedekah bukan saja sebagai ibadah yang biasa dilakukan oleh kita, namun sedekah bisa menjadi jalan bagi setiap permasalahan yang kita alami, mulai dari sakit, ujian, kesedihan, bahkan kesulitan ekonomi.

“Bagaimana Bisa?”

Dengan sedekah ini, kita bisa memperoleh ampunan Allah, menutup kesalahan serta keburukan serta bisa mendatangkan ridho Allah.

Intinya Barang siapa yang memberi maka dia akan dibalas oleh Allah dengan berlipat-lipat. Karena Allah SWT tidak pernah menyia-nyiakan hambanya telah mendekat kepada-Nya.

“Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): “Sesungguhnya Aku tidak menyia -nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan,..” (QS. Ali ‘Imran : 195)

“Matematika Sedekah ” 

1. Memberi 1 dibalas 10

Misalnya kita memiliki Rp. 100.000, bila kita menyedekahkan sebagian dari uang tersebut maka perhitungannya matematika yang normal sebagai berikut:

100.000 – 10.000 = 90.000

Akan tetapi dengan konsep sedekah, matematikanya menjadi:

contoh :

100.000 – 10.000   = 190.000

100.000 – 30.000   = 370.000

100.000 – 50.000   = 550.000

100.000 – 70.000   = 730.000

100.000 – 90.000   = 910.000

100.000 – 100.000 = 1.000.000

Kok Bisa?

Ya memang bisa, karena tiap-tiap uang yang kita sedekahkan akan dibalas 10x lipat dari nominal yang kita sedekahkan.

“Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).” (QS. Al An’aam : 160)

2. Memberi 1 dibalas 700

Misalnya kita memiliki Rp. 100.000, bila kita menyedekahkan sebagian dari uang tersebut maka perhitungan dengan konsep matematika sedekah sebagai berikut:

contoh :

100.000 – 10.000 = 7.090.000

100.000 – 30.000 = 21.070.000

100.000 – 50.000 = 35.050.000

100.000 – 70.000 = 49.030.000

100.000 – 90.000 = 63.010.000

100.000 – 100.000 = 70.000.000

Sunggu luar biasa bukan dan tentu saja hitung-hitungan Allah lebih tepat lagi dan tidak mungkin salah.

Ini bukan asal bicara, tapi Allah yang sudah menjanjikan lewat firman-Nya 

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”(QS. Al Baqarah 261)

Masih merasa kurang ?.. Ini yang lebih dahsyat,

3. Memberi 1 dibalas Tak Terhingga

Allsh SWT pemilik jagad raya ini, Allah Maha Kuasa, Allsh Raja segala raja, dan Allah Maha Pengasih dan Penyayang,

“Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nyalah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari.”(QS. Al Faathir: 13)

Semua yang Allah kehendaki pasti terjadi, “Kun Fayakun”, “Jadilah maka jadilah”. Allah sanggup mentukan siang menjadi malam, mengubah malam menjadi siang, menghidup dan mematikan seseorang, apalagi Cuma untuk menyembuhkan penyakit, melunaskan hutang, meyelesaikan masalah, itu sangat mudah bagi Allah SWT.

Mulai sekarang , jangan kita biarkan kotak amal lewat begitu saja tanpa kita isi.

Saat Bersedekahlah tidak usah pakai dipikir pikir atau berlogika,  karena hasil matematika sedekah gag bisa masuk akal... Bismillah aja niat sedekah karena di jalan Allah. 

Semoga Allah SWT memberi kemudahan kita untuk selalu berbuat baik dimanapun tempat dan kondisi kita berada, dan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang ahli sedekah.


Konsep Sedekah

Jangan Tanya Kurangnya Menjadi Berapa? 

Tapi Menambah Menjadi Berapa? 

Selasa, 20 September 2022

Setiap Masalah Hendaknya Dihadapi Dengan Bijak

 


Kehidupan selalu memiliki dua sisi yang berbeda. Ada siang, ada malam. Ada laki-laki, ada perempuan. Ada baik, ada buruk. Ada keberuntungan, ada kemalangan. Ada kebahagiaan, ada kesedihan. Dan, masih banyak lagi contoh yang lain.

Allah pasti punya maksud baik menciptakan segala sesuatu secara berpasang-pasangan. Hanya saja, kita sering melupakan dan tidak berusaha mencari makna di balik hukum Allah tersebut.

Kita cenderung lebih siap untuk merasakan kebahagiaan dan menerima keberuntungan, daripada merasakan kesedihan dan menghadapi kemalangan. Hal ini tentu sangat manusiawi.

Namun, harus juga dipahami bahwa kita baru benar-benar berhak atas kebahagiaan hakiki jika mampu mengatasi dan menerima segala sesuatu yang menjadi sumber ketidakbahagiaan itu sendiri.

Patut kita renungkan, andai kata kehidupan ini hanya memiliki satu sisi, dan meniadakan sisi yang lainnya, tentu kita tidak akan tumbuh menjadi hamba yang bijaksana. Sebab, kita hanya mungkin mengetahui kebaikan dan kebahagiaan, hanya ketika kita juga mengetahui bahwa ada keburukan dan kesedihan dalam hidup ini.

Memang, bukan persoalan mudah menjadi pribadi yang bijaksana di tengah kehidupan yang cenderung menempatkan sukses material sebagai satu-satunya indikator kebahagiaan seperti sekarang ini. Tapi, jika kita meyakini kekuasaan dan kasih sayang Allah , hal itu bukanlah persoalan yang mustahil.


BEDA NYA UJIAN ADZAB ISTIDRAJ DARI ALLAH

 


Ujian

Ujian adalah bentuk musibah yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang beriman. Bertujuan untuk menguji sejauh mana keistiqomahan serta sekuat apa keyakinanmu akan keesaan Allah.

Dalam Al Qur’an Allah berfirman dalam surat Al Ankabut ayat 2 yang berbunyi, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?”

Ketika masalah kehidupan menghampiri ia memang di awal nya susah hati, tetapi susah nya itu hanya sebentar. Tidak berkepanjangan..! Ia akan lebih cepat bersabar dan ridho akan ketentuan Allah. Lama kelamaan susah nya itu pun sirna. 

Dan ketika masalah datang lagi.. ia tidak susah hati. Dan masalah itu di anggap nya sebagai pembelajaran Allah untuk meningkatkan keimanan nya.

Ujian ini biasanya diberikan seperti kebangkrutan, kurangnya harta, takut kelaparan, fitnah, cacian serta permasalahan dengan manusia melalui perkara dunia.

Selanjutnya, agar lulus dari ujian yang Allah berikan, kita harus senantiasa ikhlas dan sabar dalam menerima dan menjalankannya. Meski mungkin sangat berat untuk dilalui, asalkan tidak meninggalkan ibadah dan malah semakin giat dalam beribadah, maka kemudahan akan datang setelahnya.

Jangan terbesit sekalipun untuk berpikir bahwa Allah tidak mencintai kita. Tidak sama sekali. Justru Allah ingin membuat kita lebih kuat lagi dalam beriman, menjalani kehidupan dan bertawakkal akan segala keputusan Allah .


ADZAB,

Adzab adalah sebuah musibah yang Allah turunkan bagi para hamba-Nya yang selalu melalaikan kewajiban dalam ketaatan atapun beribadah kepada Allah . 
Adapun tujuan dari Allah menurunkan adzab adalah sebagai sebuah bentuk peringatan untuk kembali pada-Nya dan juga peringatan kepada orang-orang disekitarnya agar senantiasa beribadah dan taat kepada perintah Allah 

Sedangkan adzab ini ialah masalah yang membuatkan kita susah hati berkepanjangan. Jangan kan di saat terjaga . Di dalam tidur pun kita di kejar oleh masalah. Masalah itu pun menghampiri lewat mimpi-mimpi yang menyeramkan.

Susah, susah, dan terus menerus hati nya susah. Susah terus berkepanjangan. ini adalah bentuk adzab Allah di dunia. Sungguh sangat pedih.

Masalah belum selesai, datang lagi masalah baru. Hati belum tenang, sudah susah lagi lebih ketakutan.. ini adalah bentuk adzab Allah.

Jika kita sedang merasakan itu.. cepat-cepat lah memohon ampun kepada Allah.

Karena itulah, terkadang Allah memberikan musibah sebagai sebuah ‘sentilan’ agar kita kembali kepada-Nya. Hal tersebut merupakan bukti sayangnya Allah terhadap kita agar senantiasa ingat dan beribadah kepada Nya. Musibah yang turun bukanlah tanda Allah membenci kita, melainkan tanda kasih sayang-Nya.


ISTIDRAJ

Istidraj adalah salah satu bentuk kesenangan yang Allah berikan kepada hamba yang lalai terhadap-Nya. Terlihat sebagai sebuah bentuk kebahagiaan namun sejatinya istidraj adalah bentuk jebakan.

Bagi mereka yang tak pernah sholat, zakat atau menunaikan kewajiban lainnya namun segala urusannya lancar serta rejekinya terus bertambah, beban hidup tak terlihat, yang ada hanya berfoya-foya dan hidup dalam kesenangan duniawi, tanda itulah yang dimaksudkan sebagai istidraj.

Istidraj bahkan lebih mengerikan karena adzab yang pedih kelak menanti di hari pembalasan. Istidraj adalah suatu bentuk yang Allah berikan kepada mereka yang gila dalam mencintai dunia. Ia mengunci hatinya akan akhirat dan Allah membiarkan mereka dalam kesesatan yang nyata agar celaka karena lalai dalam beribadah akibat terlalu sibuk dalam urusan dunia.

Lantas, mengapa Allah membiarkan hal itu terjadi? Hal ini lantaran Allah sudah memberikan peringatan namun mereka tetap gelap mata akan kebenaran. Akibat dari dosanya yang besar, maka Allah pun mengunci hati mereka dari hidayah. Mereka dibiarkan menikmati kesenangan dunia hingga akhir hayatnya sehingga seluruh dosanya ditangguhkan di hari akhirat. Naudzubillahimindzalik. 
Semoga kita tak termasuk ke dalam istidraj ya!

Vibrasi Anda Rendah Atau Tinggi

 


Yang Dipikirkan Seringkali Berakhir Kegagalan

Yang Dirasakan Meski Tidak Dipikirkan Selalu Jadi Kenyataan

Dalam teori fisika quantum disebutkan bahwa bagian terkecil dari benda adalah partikel dan ketika dibelah-belah lagi akan menjadi quanta dan yang terkecil disebut VIBRASI atau getaran.

Vibrasi adalah kosong, tapi cerdas. Vibrasi sangat peka menangkap pesan apa pun yang diterima kemudian menarik benda atau sesuatu yang satu sifat dengannya.

Organ tubuh manusia sebagai pusat vibrasi atau medan magnet adalah HATI atau perasaan. Apapun yang sedang DIRASAKAN oleh hati, dia akan menggetarkan seluruh benda di alam yang satu sifat dengannya.

Kemudian getaran itu akan menggerakkan benda tersebut mendekati pusat vibrasi yakni pada diri orang yang sedang mengeluarkan energi vibrasi.

Contohnya demikian. Ketika Anda memikirkan sebuah masalah atau menginginkan sesuatu. Kemudian hati merasakan bahwa YAKIN TERASA MUDAH, maka perasaan itu akan menggetarkan energi VIBRASI atau medan magnet sangat dahsyat yang dapat menarik benda di alam semesta tanpa tersekat ruang dan waktu.

Benda-benda di alam semesta yang satu sifat dengan perasaan orang yang bersangkutan, akan bergetar dan bergerak mendekat ke arah pusat vibrasi berasal. Dahsyatnya, suatu saat apa yang pernah digetarkan oleh energi vibrasi akan hadir menjadi kenyataan.

Misalnya, seseorang yang masih “miskin”. Tiba-tiba ingin sekali punya mobil dan imajinasi serta perasaannya sudah menikmati bahagianya memiliki mobil, bahkan detail mobil yang diinginkan seolah-olah sudah ada di depan mata. Kondisi demikian akan energi vibrasi yang menggetarkan semua mobil di alam kemudian tergerak semakin mendekat.

Pada suatu saat ketika tiga anak tangga menuju sukses sudah dilewati yakni sabar, syukur, ikhlas niscaya takdir pun terjadi.

Takdir terjadi jika 3 syarat terpenuhi yakni tempat, waktu, pelaku. Pada saat itulah APA YANG PERNAH DIIMPIKAN (dikhayalkan) TERWUJUD MENJADI KENYATAAN.

Saran dan Peringatan Berhubung energi vibrasi sangat dahsyat kekuatannya, maka sebaiknya, hati-hatilah dalam merasakan apa yang sedang dipikirkan.


Tanda-tanda jika Anda memiliki vibrasi rendah

Anda merasa seperti “tersesat” atau kehilangan arah dalam mengarungi samudera kehidupan, tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya. 

Anda berjuang dengan sikap apatis, mengembangkan sikap acuh terhadap diri sendiri dan orang lain.

Anda secara spiritual jauh dari Sang Pencipta.Anda secara emosional reaktif. Mudah terpancing dengan isu-isu yang berkembang.

Anda merasa lelah dan lesu. Tak bersemangat mengejar cita-cita.Anda memiliki pandangan sempit terhadap dunia.Anda sering merasa putus asa.

Anda merasa pesimis untuk menghilangkan kebiasaan-kebiasaan buruk

Anda memiliki bayangan diri yang menonjol.

Anda bergelut dengan penyakit kronis

Anda secara fisik merasa tidak mampu dan tidak sehat.

Anda memendam perasaan seperti kebencian dan kecemburuan.

Anda merasa sulit untuk memaafkan diri sendiri dan orang lain.

Anda menderita rasa bersalah (yaitu Anda terus-menerus merasa bersalah tentang sesuatu atau mencari-cari kesalahan).

Anda benar-benar tidak tahu apa yang Anda inginkan dalam hidup.

Anda terus membuat pilihan yang salah

Anda punya masalah kesehatan mental seperti kecemasan, gangguan obsesif-kompulsif, atau depresi.

Anda merasa sulit untuk melihat keindahan dalam hidup walau kecil.

Anda selalu merasa tidak puas.Hubungan Anda dengan orang lain terus-menerus memburuk, bukan membaik.

Anda terlalu sinis dan skeptis.Anda argumentatif.

Anda banyak mengeluh.

Anda memiliki masalah penyalahgunaan obat-obatan dan minuman keras, tindakan asusila.

Anda menyabotase diri sendiri.

Anda lebih berfokus pada hal yang negatif dalam hidup.Anda kesulitan merasa bersyukur.

Tanda-tanda jika Anda memiliki vibrasi tinggi

Anda sadar diri (yaitu Anda sadar apa yang Anda katakan, lakukan, pikirkan dan rasakan, serta memiliki pengaruh pada orang lain).

Anda mudah berempati terhadap orang lain, dan Anda membuat kebiasaan melihat melalui mata orang lain.

Anda sangat kreatif dan sering dipenuhi ide-ide dan inspirasi.Anda seimbang secara emosional.

Anda merasa terhubung dengan kesatuan (misalnya kehidupan, ketuhanan, cinta).

Anda memiliki rasa humor terhadap kehidupan.

Anda tidak mengambil beban kehidupan terlalu serius.

Anda secara teratur merasa bersyukur terhadap apa yang sudah Anda miliki.

Anda mudah tersenyum dan tertawa.

Anda tidak mengalami banyak kekecewaan karena Anda tidak melekat pada hal-hal (kenyamanan duniawi misalnya materi, jabatan, indulgensi dsb).

Anda disiplin. Menghargai waktu.Anda mengabaikan kesenangan diri sendiri demi melakukan kebaikan.

Anda tidak perlu banyak usaha untuk merasa bahagia.

Anda selaras dengan tubuh Anda dan kebutuhannya.

Anda sering merawat diri sendiri.Anda sering mengasihi orang lain.

Anda sering mengalami sinkronisitas

Anda tinggal di masa sekarang daripada masa lalu atau masa depan.Tubuh terasa bugar dan sehat.

Anda memilih makanan nabati atau banyak buah daripada hewani.

Anda mudah membebaskan diri dari kekacauan hidup.

Anda memaafkan diri sendiri dan orang lain dengan mudah.

Anda merasa seolah-olah Anda telah menemukan panggilan hati dalam hidup Anda.Peluang dan pintu baru secara spontan selalu terbuka lebar dalam hidup Anda.Kesabaran datang dengan mudah untuk Anda.

Tujuan kita dalam mengenali lebih jauh tingkat “vibrasi rendah” dan “vibrasi tinggi,” adalah untuk menjadi sadar apa yang bisa Anda perbuat dan apa yang bisa diperbaiki dalam perjalanan evolusi batin atau involusi Anda.