Selasa, 04 Oktober 2022

JANGAN KHAWATIR, PERTOLONGAN ALLAH PASTI DATANG


 Jika Anda sedang menghadapi kesulitan atau kekhawatiran, Allah menjawabnya laaa tahzan. Artinya jangan khawatir atau jangan bersedih.Innaallaha ma’ana. Sesungguhnya Allah beserta kita. Allah mengisyaratkan bersama kesulitan ada jalan atau solusi. Inna ma’al ‘usri yusro.

Saat membutuhkan pertolongan Allah, sadarilah bahwa ada cara yang perlu kita tempuh. Jangankan pada Allah, minta tolong ke manusia saja pasti ada etikanya kan? Demikian juga ketika kita menginginkan pertolongan Allah, setidaknya ada dua hal yang perlu kita lakukan:

“Mintalah pertolongan Allah dengan SABAR dan SHALAT. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya,” (QS. Al-Baqarah: 45-46).

Sudahkah kita memenuhi dua persyaratan tersebut? Karena sesungguhnya pertolongan Allah datang untuk orang-orang yang SABAR dan MELAKSANAKAN SHALAT.

Berkata Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz,

”Jadi, siapa yang menginginkan datangnya PERTOLONGAN ALLAH dan keselamatan bagi agamanya serta menginginkan kesudahan yang baik, maka hendaklah BERTAKWA kepada Allah, dan BERSABAR dalam ketaatan kepada-Nya. Juga hendaknya menjauhi larangan–larangan Allah dimana pun dia berada. Inilah SEBAB–SEBAB PERTOLONGAN ALLAH PADANYA…” 

Dan jauhi juga kemaksiatan. Karena kemaksiatan merupakan sebab tidak datangnya pertolongan Allah.

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.

SHOLAT TAHAJUD DI SEPERTIGA MALAM, DIKABULKAN DOA DOAMU


 SEPERTIGA malam adalah waktu paling istimewa untuk beribadah mendekatkan diri kepada Allah. Doa-doa yang dimohonkan pada waktu ini mudah dikabulkan. Salah satu ibadah paling baik dilakukan adalah Sholat Tahajud.

"Allah akan membuka pintu PERTOLONGAN bagi hambaNya yang berdoa pada malam itu," 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam Bersabda:

Artinya: "Di malam hari terdapat suatu waktu yang tidaklah seorang muslim memanjatkan doa pada Allah berkaitan dengan dunia dan akhiratnya bertepatan dengan waktu tersebut melainkan Allah akan memberikan apa yang ia minta. Hal ini berlaku setiap malamnya." (HR. Muslim Nomor 757).

Allah Subhanahu wa ta’ala Berfirman:

Artinya:“Dan pada sebagian malam hari bertahajud lah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al Isra ayat 79).

SHOLAT MALAM JADIKAN SEBAGAI GAYA HIDUPMU MAKA HIDUPMU AKAN MUDAH MASALAH AKAN ENYAH.. 

DAN KRISIS HIDUP OGAH DEKAT DG MU.

Saat kita sudah istiqomah melakukan sholat malam... 

Rasakan Bedanya 

Bedakan Rasanya 

Rasakan Nikmatnya 

Nikmat Rasanya. 

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.

Senin, 03 Oktober 2022

Kaum Terlaknat di Muka Bumi


 Taukah kalian, dalam sejarah bangsa manakah yang paling keras adzabnya? Bangsa manakah yang paling menyedihkan adzabnya? Dan bangsa manakah yang dihancurkan sehancur-hancurnya?

Untuk ketiga jawaban tersebut, seluruhnya bisa dijawab dengan 1 jawaban, yaitu Bangsa Sodom.

Bangsa Sodom yang beribukota Gharzaghar. Negri Sodom terkenal sebagai negri maksiat dan sebagai negri yang pertama kali melakukan kegiatan Liwath atau Homoseksual yang sangat Allah benci. Lalu mari kita liat adzab apa saja yang Allah turunkan untuk mereka. 

Tercatat bagi mereka 6 adzab yang terjadi secara beruntun. Ketika mereka hendak menangkap tamu-tamu Nabi Luth, Allah membutakan mereka sehingga mereka tak mampu melihat dan seluruhnya menjadi linglung. Kemudian disusul suara guntur yang menggelegar bak merobek langit yang menanam ketakutan yang maha dahsyat di dada mereka. Tak berhenti disana, Allah memerintahkan Jibril untuk mengangkat tinggi Negri Sodom yang berjumlah sekitar 7 kota dan terdapat 100 ribu jiwa didalamnya, malaikat Jibril dengan sayapnya mengangkat negri ini sangat tinggi hingga seluruh malaikat langit dapat mendengar suara-suara mereka, lalu seketika negri mereka dibalik bagaikan membalik mangkok. Ketika menghantam bumi, adzab mereka belum juga selesai, mereka sekarang diintai oleh meteor-meteor yang terbakar yang berjumlah ribuan setara jumlah penduduknya, satu meteor hanya menarget satu orang dan semua orang terajam semua oleh Allah. Ketika kematian telah pasti, sekarang Allah tenggelamkan negri Sodom dan Allah ubah negri itu menjadi Laut Mati, lautan yang sangat asin yang terdapat di Palestina.

Terdapat keunikan disini, adzab yang Allah timpakan ke negri Sodom, sama bentuknya dengan bagaimana orang-orang LGBT ini di hukum dalam Islam. Pertama dijatuhkan lalu kemudian dirajam. Naudzubillah wa Audzubillah.

Maka dari itu wahai Muslimin! Jauhkan anak-anak, keluarga, dan teman-teman kalian dari wabah LGBTIQ+, selamatkan diri kalian. Karena sungguh jika adzab telah turun nanti maka semua yang terlibat pasti terkena. Lihatlah bagaimana Walighah istri Luth, ia bukanlah bagian LGBT, namun ia mendukung gerakannya, lalu apa yang terjadi padanya? Ia juga tewas bersama orang-orang yang hancur.

Bagi mereka yang merasa memiliki penyimpangan ini, jangan berputus asa! Karena putus asa hanya milik orang kafir, kita sebagai Muslim harus selalu berharap ridha Allah. Carilah bimbingan dan teman yang mampu menyelamatkan anda dari penyakit ini, jangan merasa takut dan jangan merasa sedih, carilah pengobatan karena itu pasti bisa disembuhkan. Dan bagi sesama muslim, haram bagi kalian menjudge dan menjelekkan mereka, kalian harus merangkul mereka dan berusaha mengembalikan mereka ke fitrah, bukannya menghina, menjauhi, dan memandang hina dan jijik atas mereka.

Allah bener bener sayang banget ya, Allah kasi hambanya mulut tapi hambanya malah pake buat ghibah, berkata kasar, melawan orang tua 

Allah kasih kaki, eh hambanya malah dipake buat menendang yang seharusnya tidak pantas untuk ditendang

Allah kasih tangan, hambanya malah pake buat mencuri, buat buka sosmed yang sama sekali ga akan bisa kasih kita syafaat dihari kiamat

Allah kasih penglihatan, hambanya malah pake buat lihat yang seharusnya tidak pantas..

lantas selama kita hidup, apa yang sudah diberikan hambanya kepada sang penciptanya?

ALQURAN ITU SEBAGAI GPS (GOD POSITION SYSTEM) HIDUP KITA


 Masih ingat waktu kecil dulu rajin banget membaca Alquran? 

Dengan semangat untuk bisa membaca,  mempelajari dan mengamalkannya.

Tapi semakin kita dewasa dan sudah memasuki umur,  malah jadi kebalik. 

Jarang membaca Alquran dikarenan kesibukan kerja,  pengusaha dan lainnya yg membuat kita menjadi lalai,  kemudian kita memasuki fase yaitu: 

#Sebagian Orang Malas Membaca Al Quran padahal di dalam terdapat petunjuk untuk hidup di dunia.

#Sebagian Orang Merasa Tidak Punya Waktu untuk membaca Al Quran padahal di dalamnya terdapat pahala yang besar.

#Sebagian Orang Merasa Tidak Sanggup Belajar Al Quran Karena Sulit Katanya, padahal membacanya sangat mudah dan sangat mendatangkan kebaikan.

#Sebagian Rajin Membaca,  Mempelajari  Dan Mengamalkannya,  karena Alquran itu petunjuk bagi kehidupan manusia,  RULE OF LIFE bagi kita semua. 

LALU PERTARNYAANNYA ADALAH KENAPA KITA MENJAUH DAN TERKADANG LUPA DG ALQURAN,  PADAHAL MERUPAKAN PETUNJUK, PEDOMAN KITA DALAM KEHIDUPAN.

1. Al-Huda (Petunjuk)

Ada tiga posisi Al-quran yang fungsinya sebagai petunjuk. Al-quran menjadi petunjuk bagi manusia secara umum, petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa, dan petunjuk bagi orang-orang yang beriman.

2. Al-Furqon (Pemisah)

Al-quran dapat memisahkan antara yang hak dan yang batil, atau antara yang benar dan yang salah. Di dalam Al-quran dijelaskan beberapa hal mengenai yang boleh dilakukan atau yang baik, dan yang tidak boleh dilakukan atau yang buruk.

3. Al-Asyifa (Obat)

Al-quran bisa menjadi obat penyakit mental di mana membaca Al-quran dan mengamalkannya dapat terhindar dari berbagai hati atau mental. Meskipun Al-quran hanya sebatas tulisan saja, namun membacanya dapat memberikan pencerahan bagi stiap orang yang beriman.

4. Al-mau'izah (Nasihat)

Al-Quran terdapat banyak pengajaran, nasihat-nasihat, peringatan tentang kehidupan bagi orang-orang yang bertakwa, yang berjalan di jalan Allah. Nasihat yang terdapat di dalam Al-Quran biasanya berkaitan dengan sebuah peristiwa atau kejadian, yang bisa dijadikan pelajaran bagi orang-orang di masa sekarang atau masa setelahnya.

PETUNJUK TERBAIK HANYA ADA DI AL-QUR’AN

Firman Allah

“Sesungguhnya Al-Qurân ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus …[Al-Isrâ/17:9]

“Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al-Qurân) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. [al-A’râf/7:52].

“Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (Al-Qurân) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berserah diri”. [An-Nahl/16:89]

Rutin dan biasakan dg Alquran,  semakin kita membaca dan mempelajarinya semakin mencintai Alquran dan bisa mengubah hati menjadi Spiritual Wisdom 

Mulai saat ini jangan pernah mengatakan tidak ada waktu untuk Alquran tapi katakan "sata selalu memiliki waktu dan selalu meluangkan waktu untuk Alquran "

Maka Allah akan sediakan waktu selalu untuk kita dg Alquran. 

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.


Apakah Gadgetmu Telah Memalingkan dari Al-Quran

 


Sebelum membuka gadget dan membaca medsosmu. 

Buka dan baca Alquranmu,  terlibih dahulu karena ini pedoman hidupmu dan membawa pada terangnya kehidupanmu. 

Salah satu kelalaian kita adalah gadget memalingkan kita dari Al-Quran. Sungguh sangat tersentuh membaca perkataan Khalid bin Walid yang begitu sedih karena tidak bisa fokus belajar Al-Quran karena sibuk dg kehidupan dunia,  sedangkan kita sekarang meninggalkan Al-Quran karena gadget.

Sungguh benar akan datang zaman di mana manusia benar-benar meninggalkan Al-Quran.

Allah Ta’ala Berfirman,

“Berkatalah Rasul: “Wahai Rabbku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur’an ini suatu yang TIDAK DIACUHKAN/DITINGGALKAN”. (QS. Al Furqan: 30)

Syaikh Abdurrahman As-Sa’diy menjelaskan bahwa bentuk meninggalkan Al-Quran dalam segala bentuk, mulai dari membaca, mentadabbur, mempelajari tafsirnya dan mengamalkannya. Beliau berkata,

“Mereka telah berpaling dan meninggalkan Al-Quran, padahal mereka wajib untuk patuh dan menerima terhadap hukum di dalamnya serta berjalan dengan petunjuk Al-Quran.” [Tafsir As-Sa’diy]

Hendaknya seorang muslim berusaha membaca Al-Quran setiap hari. Berusahalah membacanya walaupun hanya beberapa ayat dalam sehari, karena kita terlalu banyak melakukan maksiat setiap hari. 

Maksiat membuat hati keras dan Al-Quran lah obatnya. Membaca Al-Quran membuat hati menjadi lembuh dan mudah menerimah hidayah serta mudah melakukan ibadah dan kebaikan yang bermanfaat bagi manusia. Al-Quran adalah obat bagi penyakit hati kita.

Membaca Alquran menjadi sebuah ibadah yang akan mendatangkan pahala dan juga keberkahan. Saat kita istiqomah membaca Alquran setiap hari.

Mendapat Pahala Berlipat

Derajatnya Diangkat

Mendapatkan ketenangan hati

Mendapat Pertolongan Allah di hari Kiamat

Dihadiri Malaikat

Rumah yang dibuat untuk membaca Alquran akan dihadiri malaikat. Penghuni rumah akan merasakan bahwa rumahanya menjadi luas.

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.

Minggu, 02 Oktober 2022

Antara Fiil dan Baqarah


 Dikisahkan suatu hari ada seorang pemuda yang sama sekali tak pernah beribadah, hidupnya selalu ia lalaikan dalam perkara-perkara duniawi sampai akhirnya datang masa dimana ia ingin berubah.

Maka berangkatlah ia ke masjid terdekat untuk melaksanakan shalat maghrib berjamaah. Ketika shaf telah lurus dan imam telah berdiri tegak dan mengucap takbir dengan khusu', pemuda inipun mengikuti takbir sang imam sambil mencoba untuk khusu'. Kebetulan sang imam kala itu adalah hafidz Al-Qur'an, dan di rakaat pertama sang imam langsung membaca "Aaliif laam miim... dzalikal kitabu laa rayba fiih... dst".

Mulailah pemuda tadi merasakan kesemutan dan badannya mulai bergerak gerak karena tak kuat berdiri, ketika selesai, pemuda ini bertanya kepada orang disebelahnya, "Maafkan saya tuan, bolehkah saya bertanya surah apa yang dibaca tadi?" Orang itu menjawab, "Owh itu Al-Baqarah (Sapi)".

Ketika Isya datang, si pemuda kembali lagi ke masjid untuk shalat berjamaah, namun ketika sang imam takbir, si pemuda tak langsung mengikutinya, tapi ia bertanya dulu kepada sesama jamaah yang belum takbir, pada saat itu sang imam membaca, "Alam tara kaifa fa'ala rabbuka bi ashabil fill... dst". Tanya si pemuda, "Maaf tuan, ini surah apa ya?" Kata orang disebelahnya, "ini surah Al-Fiil (Gajah)" lalu si pemuda langsung tancap gas keluar masjid dan berkata dalam hati, "Jika Baqarah (Sapi) saja sepanjang itu, maka bagaimana dengan Fiil (Gajah)?".

Sekarang, ibrah apa yang bisa diambil dari kisah yang menarik ini? Ibrahnya adalah kita harus terus bertanya sebelum bertindak, dan jangan bertindak sebelum jelas duduk perkaranya. Sekarang ini tersebar diantara pemuda-pemudi Islam dimana semangat mereka sangat tinggi namun semangatnya tak diimbangi dengan kualitas keilmuan yang memadai. Mereka senang melurus-luruskan orang dan "membenarkan" orang lain padahal yang ia lakukan justru menampakkan sedikitnya ilmu di kepala, mengapa? Karena bisa jadi yang ia coba "luruskan" sebenarnya sudah lurus, namun hanya perbedaan ijtihad saja, seandainya ilmunya luas tentu ia tau Islam tidaklah sempit, kolot, jumud, keras, kaku, dan kuno.

Perbanyak belajar, dan sedikitkan kalam.

من كثر كلامه كثر خطؤه

Siapa yang banyak omong, banyak pula salahnya.

3 hal yang harus dipersiapkan untuk menghadapi kematian.


 Allah berfirman

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

“Setiap jiwa pasti merasakan mati,” (QS Ali ‘Imran ayat 185) 

Kematian merupakan hal yang pasti datang. Tak pandang siapa, kapan, di mana, dan bagaimanapun kondisinya, ketika ajal menjemput, tak ada satu pun yang akan bisa menghindar darinya.

Kematian adalah sebuah jembatan yang menghubungkan dua kehidupan, yaitu kehidupan dunia dan akhirat. Dunia adalah tempat kita menanam bekal menuju kehidupan yang kekal nan abadi, apa yang akan kita panen di akhirat merupakan hasil dari apa yang kita tanam di dunia.

Nabi menyebut orang yang mempersiapkan dirinya untuk bekal kehidupan setelah mati sebagai orang cerdas. Sebaliknya, orang yang tenggelam dalam nafsu duniawi, disebut Nabi sebagai orang yang lemah. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

الكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللهِ

"Orang cerdas adalah orang yang rendah diri dan beramal untuk kehidupan setelah kematian, dan orang lemah adalah orang yang mengikutkan dirinya pada hawa nafsunya dan berangan-angan atas Allah,” (HR. al-Tirmidzi, Ibnu Majah dan lainnya).  

Lalu bagaimana tips mempersiapkan diri menghadapi kematian? Berikut ini penjelasannya.

1.  Mengerjakan amal-amal saleh. Allah memberikan dua syarat bagi siapa pun yang berharap bertemu dengan-Nya di surga, yaitu beramal saleh dan meninggalkan kesyirikan. Dalam sebuah firman-Nya, Allah subhanahu wata’ala menegaskan:

فَمَنْ كانَ يَرْجُوا لِقاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صالِحاً وَلا يُشْرِكْ بِعِبادَةِ رَبِّهِ أَحَداً

“Barang siapa yang mengharapkan bertemu Tuhannya maka hendaklah melakukan amal shalih dan janganlah menyekutukan ibadah terhadap Tuhannya dengan suatu apapun.” (QS al-Kahfi: 110).

Amal saleh yang dimaksud dalam ayat di atas adalah segala bentuk perbuatan baik yang steril dari riya (pamer) dan sesuai dengan tuntunan syariat. Menurut Syekh Mu’adz, sebagaimana dikutip al-Imam al-Baghawi dalam tafsirnya, amal saleh adalah amal yang di dalamnya terdapat empat hal, ilmu, niat, kesabaran dan ikhlas.


2. Menjauhi perbuatan-perbuatan tercela. Sebagaimana mengerjakan amal saleh, yang tidak kalah penting adalah menjauhi perbuatan-perbuatan tercela. Yang dimaksud perbuatan tercela meliputi keharaman dan kemakruhan. Meninggalkan keharaman adalah wajib, sedangkan meninggalkan kemakruhan adalah sunah. Demikian pula dianjurkan untuk meminimalisasi perkara mubah yang tidak ada manfaatnya. Para ulama salaf sangat berhati-hati menjaga dirinya dari perbuatan tercela. Bagi mereka, yang urgens tidak hanya meninggalkan keharaman dan kemakruhan, namun perkara-perkara mubah yang dapat melalaikan. 

Sebab perbuatan makshiat akan menciptakan noda hitam di hati sehingga menjadikannya keras, enggan menerima kebenaran dan malas beribadah. Oleh karenanya, mereka sangat menjaga betul kualitas makanan yang dikonsumi, bahkan rela riyadlah (tirakat), misalnya dengan cara puasa mutih (hanya makan nasi tanpa lauk pauk), puasa bila ruh (meninggalkan makanan-makanan yang bernyawa atau yang berbahan darinya), ngerowot (meninggalkan makanan pokok yang lazim dikonsumsi dengan diganti makanan jenis lain). dan lain sebagainya.

 Semua itu dilakukan oleh mereka untuk meningkatkan kejernihan hati. Semakin berhati-hati dalam menjaga diri dari perbuatan yang diharamkan, semakin tinggi pula kedudukan seorang hamba di sisi-Nya. Oleh karenanya ulama membagi derajat wira’i (menjaga diri dari keharaman) menjadi empat tingkatan. 

Pertama, wirainya orang-orang adil, yaitu dengan cara meninggalkan keharaman-keharaman sesuai petunjuk fatwa para pakar fiqh. 

Kedua, wirainya orang-orang saleh, yaitu meninggalkan kemurahan-kemurahan dengan memilih hukum-hukum yang berat.

Ketiga, wirainya orang-orang bertakwa, yaitu meninggalkan perkara-perkara mubah yang berpotensi mengantarkan kepada keharaman. 

Keempat, wirainya orang-orang yang jujur, yaitu meninggalkan perkara-perkara mubah secara total, meski tidak berpotensi mengantarkan kepada keharaman. Seluruh waktunya bernilai ibadah, tidak satu pun hampa tanpa diisi dengan ibadah.

Syekh Abu Said al-Khadimi berkata: 

ثُمَّ اعْلَمْ أَنَّ لِلْوَرَعِ مَرَاتِبَ الْأُولَى وَرَعُ الْعُدُولِ وَهُوَ مَا يَحْرُمُ بِفَتَاوَى الْفُقَهَاءِ“

Ketahuilah bahwa wirai

 memiliki empat derajat. Pertama, wirainya orang-orang adil, yaitu (meninggalkan) perkara haram sesuai fatwa-fatwanya para pakar fiqih,” 

الثَّانِيَةُ: وَرَعُ الصَّالِحِينَ وَهُوَ الِامْتِنَاعُ عَنْ احْتِمَالِ الْحُرْمَةِ، وَإِنْ رَخَّصَ الْمُفْتِي

“Kedua, wirainya orang-orang saleh, yaitu menahan diri dari keharaman, meski seorang mufti memberi kemurahan (hukum),” 

الثَّالِثَةُ: وَرَعُ الْمُتَّقِينَ وَهُوَ مَا لَا حُرْمَةَ فِيهِ بِحَسَبِ الْفَتْوَى وَلَا شُبْهَةَ فِي حِلِّهِ لَكِنْ يُخَافُ مِنْهُ أَنْ يُؤَدِّيَ إلَى مُحَرَّمٍ وَهُوَ تَرْكُ مَا لَا بَأْسَ بِهِ مَخَافَةَ مَا بِهِ بَأْسٌ 

“Ketiga, wirainya orang-orang bertakwa, yaitu (meninggalkan) perkara yang tidak haram dari sudut pandang fatwa dan tidak ada kesamaran dalam kehalalannya, namun dikhawatirkan akan mengantarkan kepada perbuatan yang dikhawatirkan. Wirai jenis ini adalah meninggalkan perkara yang tidak berbahaya karena khawatir terjerumus kepada perkara yang berbahaya,” 

الرَّابِعَةُ: وَرَعُ الصِّدِّيقِينَ وَهُوَ تَرْكُ مَا لَا بَأْسَ بِهِ أَصْلًا، وَلَا يُخَافُ مِنْهُ أَنْ يُؤَدِّيَ إلَى مَا بِهِ بَأْسٌ، وَلَكِنَّهُ يُتَنَاوَلُ لِغَيْرِ اللهِ لَا عَلَى نِيَّةِ التَّقَوِّي بِهِ عَلَى عِبَادَةِ اللهِ أَوْ يَتَطَرَّقُ الْأَسْبَابُ الْمُسَهِّلَةُ لَهُ كَرَاهِيَّةً أَوْ مَعْصِيَّةً

“Keempat, wirainya orang-orang yang jujur, yaitu meninggalkan perkara mubah secara total, tidak dikhawatirkan terjerumus ke dalam perbuatan yang berbahaya, namun perbuatan tersebut dilakukan tidak karena Allah, bukan karena niat agar kuat menjalani ibadah kepada Allah atau baru datangnya penyebab-penyebab yang mempermudah ia melakukan kemakruhan atau kemaksiatan,”  (Abu Said Muhammad bin Muhammad al-Khadimi, Bariqah Mahmudiyyah, juz.4, hal.252).


3.Segera bertobat. 

Tidak ada manusia yang bersih dari kesalahan dan dosa. Kesalahan adalah hal yang wajar bagi manusia. Yang bermasalah adalah membiarkan diri berlarut-larut dalam perbuatan dosa. Kematian yang tidak dapat diprediksi kapan datangnya, menuntut seorang manusia agar segera bertobat setiap kali melakukan dosa, untuk menghindari akhir yang buruk dalam perjalanan hidupnya (su’ul khatimah). Agama menekankan untuk senantiasa memperbarui tobat dari segala perbuatan maksiat. Syekh Ahmad al-Dardiri berkata: 

وَجَدِّدِ التَّوْبَةَ لِلْأَوْزَارِ * لَا تَيْأَسَنْ عَنْ رَحْمَةِ الْغَفَّارِ

 “Perbaruilah tobat karena beberapa dosa. Janganlah merasa putus asa dari rahmat Allah yang maha pengampun,” (Syekh Ahmad al-Dardiri, Manzhumah al-Kharidah al-Bahiyyah). 

Bertobat ada kalanya dari dosa yang berhubungan dengan Allah Swt, ada kalanya berhubungan dengan hak orang lain. Syarat yang harus dipenuhi ketika bertobat dari dosa yang berhubungan dengan Allah Swt ada empat, yaitu menyesal, melepaskan diri dari dosa yang diperbuat, bertekad untuk tidak mengulanginya dan beristighfar. Apabila dosa yang dilakukan berupa meninggalkan ibadah fardhu, maka wajib untuk mengqadhanya.  

Sedangkan bila berhubungan dengan hak orang lain, maka wajib mengembalikan kepada pemiliknya atau meminta kerelaannya, bila pemiliknya sudah wafat, dilakukan kepada ahli warisnya. Hal ini bila berkaitan dengan materi, seperti hutang atau harta curian. Bila berkaitan dengan non materi, seperti menganiaya, menggunjing, mengadu domba dan lain-lain, maka wajib meminta kehalalan pihak yang dizalimi. Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani menegaskan: 

تَجِبُ التَّوْبَةُ مِنَ الذُّنُوْبِ فَوْرًا عَلَى كُلِّ مُكَلَّفٍ وَهِيَ النَّدْمُ وَالْإِقْلَاعُ وَالْعَزْمُ عَلَى أَنْ لَا يَعُوْدَ إِلَيْهَا وَالْاِسْتِغْفَارُ وَإِنْ كَانَ الذَّنْبُ تَرْكَ فَرْضٍ قَضَاهُ أَوْ تَبِعَةً لِآدَمِيٍّ قَضَاهُ أَوِ اسْتَرْضَاهُ. 

“Wajib bagi setiap Mukallaf segera bertobat dari dosa, yaitu dengan menyesal, melepaskan diri dari dosa, bertekad untuk tidak mengulanginya dan beristighfar. Bila dosanya berupa meninggalkan ibadah fardlu, maka wajib mengqadlainya, bila  berupa hak adami, maka wajib menunaikannya atau meminta kerelaannya,” (Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani, Syarh Sullam al-Taufiq, Maktabah al-Salam, hal.113). Syekh Sayyid Muhammad Abdullah al-Jordani berkata: 

وَيَتَأَكَّدُ الْاِسْتِعْدَادُ لِلْمَوْتِ أَيِ التَّأَهُّبِ لِلِقَائِهِ بِفِعْلِ الْأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ وَاجْتِنَابِ الْأَعْمَالِ الْقَبِيْحَةِ وَالْمُبَادَرَةِ إِلَى التَّوْبَةِ الْمُتُوَفِّرَةِ لِلشُّرُوْطِ وَهِيَ الْإِقْلَاعُ عَنِ الذَّنْبِ وَالنَّدْمُ عَلَيْهِ وَالتَّصْمِيْمُ عَلَى عَدَمِ الْعَوْدِ إِلَيْهِ وَرَدُّ الْمَظَالِمِ إِلَى أَهْلِهَا وَقَضَاءُ نَحْوِ الصَّلَاةِ وَالصَّوْمِ وَاسْتِحْلَالٌ مِنْ نَحْوِ غِيْبَةٍ وَقَذْفٍ

 “Sangat dianjurkan mempersiapkan diri menghadapi kematian dengan mengerjakan amal-amal saleh dan menjauhi perbuatan-perbuatan yang tercela, bersegera bertobat dengan memenuhi syarat-syaratnya yaitu melepaskan diri dari dosa, menyesal atas dosa yang dilakukan dan bertekad untuk tidak mengulangi serta mengembalikan kezaliman yang dilakukan kepada orang yang berhak, mengqadha semisal shalat dan puasa, serta meminta halal dari perbuatan semacam menggunjing dan menuduh zina (Syekh al-Sayyid Muhammad Abdullah al-Jordani, Fath al-‘Allam bi Syarh Mursyid al-Anam, Juz.3, hal.206, Dar al-Salam).