Selasa, 11 Oktober 2022

Mengenal Sang Kekasih #2

 


Hal yang pertama yang bisa kita kenali dari seseorang salah satunya adalah rambut mereka. Rambut merupakan mahkota dari semua orang yang ada karena letaknya ada dibagian tubuh paling atas. Namun bagaimanakah rambut kekasih kita Muhammad SAW? Mari kita bahas.

Rambut Rasulullah sebagaimana rambut kebanyakan berwarna hitam yang sangat hitam, namun terkadang beliau suka untuk mewarnai rambutnya dengan tumbuhan-tumbuhan tertentu. Rambut beliau SAW tidaklah lurus bagaikan jalan tol dan tidak pula keriting bagaikan jalan yang berkelok-kelok, melainkan rambut beliau ada diantara keduanya atau yang biasa disebut ikal. Sementara panjang rambutnya bermacam-macam, namun berputar pada 3 panjang rambut,

1. Panjangnya menutupi telinga saja (Wafrah)

2. Panjangnya diantara telinga dan bahu (Limmah)

3. Menyentuh bahu (Jummah)

Dari sini dapat kita ketahui bahwa potongan rambut beliau adalah potongan rambut yang panjang bukan pendek. Pada zaman itu, rambut yang panjang memiliki kegunaan untuk melindungi kepala dari panas dataran Arabia yang panasnya adalah panas yang menyengat sehingga bisa menyakitkan atau bahkan merusak kulit kepala. Lalu pertanyaan berikutnya, bagaimana cara beliau menata rambutnya? Apakah kebelakang? Ataukah kesamping? Begini.

Tata cara bersisir Rasulullah, awalnya beliau suka menyisir membelah dua rambutnya, satu ke kanan dan satu ke kiri (sebagaimana kebiasaan pagan arab), namun setelah beliau diangkat sebagai rasul, beliau merubah kebiasaan itu dan menyisirkan rambutnya kebelakang meniru orang-orang ahli kitab dan menyelisihi orang-orang pagan arab kala itu. Selain itu, untuk merapikan rambutnya, beliau senang untuk memakai minyak rambut yang terkadang membuat pakaian atas Rasulullah terdapat bercak-bercak minyak hasil dari bekas minyak rambut beliau.

Dari keterangan diatas, bisa diambil kesimpulan bahwa rambut Rasulullah adalah rambut yang rapi dan terjaga, beliau adalah orang yang suka merawat rambutnya dan menjaga penampilannya agar tetap rapi dan modis. Namun betapa disayangkan, justru mengapa beberapa orang yang mengaku "agamis" malah tidak mau berpenampilan modis? Janggut yang mekar tak terjaga layaknya rumput liar, rambut yang tidak pernah disisir rapi, rambut yang tak pernah dirawat, ajaran siapakah ini? Kapan Rasulullah pernah mengajarkan kekumuhan seperti ini?

Namun, hal diatas tak bisa diartikan kita menghabiskan sebagian besar waktu kita untuk merapikan diri saja sehingga kita malah memperbaiki luaran saja tanpa memperbaiki bagian dalam kita, tentu tidak. Rasulullah mengajarkan bahwa perkara yang paling baik adalah perkara yang berada ditengah-tengah, atau sedang sedang saja. Maka wahai muslim yang mengaku cinta Rasulullah dan mengikutinya, gantilah pakaian kalian, berbanggalah sebagai muslim, dan tunjukkan kehebatan dan kemodisan kita umat Islam, karena begitulah yang Rasulullah ajarkan.

Senin, 10 Oktober 2022

Mengenal Sang Kekasih #1


 Selamat datang kepada para pembaca di pembahasan yang baru ini, dimana kita akan berkenalan kepada seseorang yang sering sekali kita sebut namanya, siapa lagi kalau bukan Nabi Allah Muhammad. Namun siapakah beliau? Logiskah jika kita mengaku cinta dan pengikutnya namun kita tak mengenalnya? Maka dari itu mari kita berkenalan kepada beliau.

Sebelum mendeskripsikan fisik Rasulullah, ayo kita mengenal biografi singkat beliau SAW dan siapakah keluarga besar beliau.

Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr (Quraisy) bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan bin Addi bin Muqawwam bin Nahur bin Tarih bin Ya'rub bin Yasyjub bin Nabit bin Ismail bin Ibrahim bin Tarih bin Nahur bin Saruh bin Ra'u bin Falih bin Aybir bin Syalikh bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh bin Lamik bin Matusyalakh bin Idris bin Yarud bin Mihlail bin Qinan bin Anwasy bin Syits bin Adam Al-Hasyimi Al-Qurasy Al-Makki. Beliau SAW selain nama aslinya, beliau juga memiliki nama kunyah yang disematkan kepada beliau, yaitu Abul Qasim yang diambil dari anak pertama beliau yakni Al-Qasim.

Selama hidupnya, Rasulullah telah menikahi 12 orang wanita dengan kedudukan, ketaatan, kecerdasan, dan usia yang berbeda-beda. Kedua belas istri nabi ini memiliki julukan Ummahatul Mu'minin yang berarti Para Ibu dari orang-orang Mukmin. Ibu Ibu kita itu adalah, Khadijah, Saudah, Aisyah, Hafshah, Zainab binti Khuzaimah, Ummu Salamah, Zainab binti Jahsy, Juwairiyyah, Ummu Habibah,  Shafiyyah, Mariyah, dan terakhir Maimunah.

Beliau SAW dikarunia oleh Allah 7 orang anak, 3 laki-laki dan 4 perempuan, namun ketujuh anak ini hanya dilahirkan dari 2 orang istri Rasulullah saja dari seluruh istri beliau yang berjumlah 12 orang, kedua istri ini adalah Khadijah yang melahirkan 6 anak untuknya (Al-Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan Fathimah) dan seorang lagi dari Mariyah Al-Qibthiyyah yaitu Ibrahim anak terakhir beliau.

Dari ketujuh anak ini, seluruh anak laki-lakinya meninggal dalam keadaan masih muda dan keempat anak perempuannya hidup sampai usia pernikahan dan seluruhnya memberikan cucu untuk beliau kecuali Ummu Kultsum. Tercatat, cucu beliau ada 7 orang, mereka adalah Al-Hasan, Al-Husain, Muhsin, Zainab, Ummu Kultsum (mereka anak-anak Fathimah dan Ali), Ali, Umamah (mereka anak-anak dari Zainab dan Abul Ash), dan Abdullah (beliau anak dari Ruqayyah dan Utsman). Namun sayangnya, dari ketujuh cucu beliau ini, yang keturunannya bertahan hingga zaman kita hanyalah dari keturunan Al-Hasan bin Ali (melalui jalur Al-Hasan bin Al-Hasan dan Zaid bin Al-Hasan) dan adiknya Al-Husain bin Ali (melalui jalur Ali Zainul Abidin).


Bersambung...

Mempelajari Ilmu Ushul Fiqih


 Sebenarnya apasih mempelajari tujuan usul fiqih itu?

Mengingat posisi ushul fikih ini sangat vital dalam hukum Islam, maka mengetahui tujuan mempelajari ushul fikih ini sangat penting. Para ulama telah menyimpulkan bahwa mempelajari ushul fikih sesungguhnya akan membawa seorang muslim sampai pada pemahaman tentang seluk-beluk dan proses penetapan hukum dan dalil-dalil yang melandasinya. Disamping itu, mempelajari ushul fikih untuk menjadikan kita paham secara mendalam tentang berbagai ketentuan hukum seperti ibadah, mu’amalah dan ‘uqubah. Ketiga aspek ini merupakan bidang garapan atau telaah dari ushul fikih yang proses penetapan dan penerapannya sangat penting untuk dipelajari  

manusia. Kita tidak akan mungkin paham secara baik jika tidak mempelajari  

ushul fikih. Oleh karena itu tujuan mempelajari ushul fikih itu sendiri sesungguhnya agar kita mampu menyelami hukum-hukum Allah Swt dengan baik dan benar agar dapat diterapkan dalam kehidupan nyata setiap hari. 

Secara lebih perinci, Wahba Zuhaili menyebutkan bahwa tujuan dan manfaat mempelajari ushul fikih itu sebagai berikut :

a. Mengetahui kaidah-kaidah dan cara-cara yang digunakan oleh para fuqaha’ atau mujtahid dalam istimbath hukum syara’.

b. Untuk memperoleh kemampuan dalam melakukan istinbath hukum dari dalil dalilnya, terutama bagi mujtahid. Seorang mujtahid dituntut mampu  

menggali dan menghasilkan berbagai ketetapan hukum syara’ dengan jalan istimbath

c. Bagi mujtahid khususnya, akan membantu mereka dalam melakukan  istimbath hukum dari dalil-dalil nash. Dengan mempelajari ushul fikih para peneliti (mujtahid) akan mampu mentarjih dan mentakhrij pendapat para  

ulama terdahulu, atau menetapkan hukum-hukum yang terkait dengan kepentingan manusia baik secara individu maupun kolektif. Sebab sebagaimana diketahui bahwa nash al-Qur’an dan al-Hadis terbatas sementara berbagai peristiwa baru dan kasus-kasus hukum tidak pernah berhenti dan terus terjadi. Untuk menjawab berbagai persoalan ini jalan yang harus ditempuh adalah dengan melakukan ijtihad, dan ijtihad hanya dapat dilakukan apabila mengetahui kaidah-kaidah ushul, dan mampu mengetahui ‘illat hukum.  

dengan menguasai ushul fikih secara mendalam akan bisa menghindarkan diri dari prilaku taqlid buta. Dan, yang lebih penting lagi adalah mampu menghasilkan berbagai ketetapan hukum syara’ yang sesuai dengan perkembangan zaman sekarang.

d. Mempelajari ushul fikih adalah merupakan jalan untuk memelihara agama  

dan sendi-sendi hukum syari’at beserta dalil-dalilnya. Oleh karena itulah, para ulama ushul fikih mengatakan bahwa manfaat mempelajari ushul fikih  

adalah mengetahui hukum-hukum Allah Swt. sekaligus mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

e. Mampu menerapkan kaidah-kaidah ushul fikih dalam menghadapi dan menjawab kasus-kasus baru yang tidak ditemukan dalilnya dalam nash secara tekstual.


MATI MENDADAK

 


Mati mendadak, adalah sisi paling menakutkan dari kehidupan di dunia.

Anda tentu yakin, tidak ada yang menjamin kehidupan ini..

ada yang sehat tiba-tiba mati..

ada yang kecil sudah mati..

ada yang baru kaya, mendadak mati..

ada yang lagi bugar-bugarnya, ternyata tidak lama mati..

Tentunya hal itu bisa juga terjadi pada diri Anda..

padahal Anda masih malas-malasan ibadah..

bekal untuk kehidupan kekal Anda masih sangat sedikit..

atau bahkan mungkin dosa Anda masih lebih banyak.

Bayangkan jika nafas Anda mendadak berhenti.. padahal yang Anda pikirkan; dunia dan dunia.. akherat hanya terpikir, ketika Anda tersandung dalam permasalahan.

Bayangkan ketika Anda masih semangat-semangatnya mengejar dunia.. tiba-tiba blaaaas, dunia itu menjadi sama sekali tidak berharga.. tidak bisa menyelamatkan Anda.. bahkan lepas dari tangan Anda ke tangan para pewaris anda !!

Sobat, jangan pelit kepada dirimu sendiri.. bekalmu di akherat adalah amalmu.. dan akheratmu jauh lebih lama.. tentu membutuhkan bekal yang jauh lebih banyak..

Duniamu hanya sementara.. sadarlah dan sadarlah.. selamatkan dirimu sekarang juga, sebelum semuanya menjadi sia-sia !!

Minggu, 09 Oktober 2022

Allah


 Dari Ibnu Abbas Rasululullah saw bersabda:

إذا نزل بكم كرب ، أو جهد ، أو بلاء فقولوا : الله الله ربنا لا شريك له

"Apabila malapetaka, atau kepayahan, atau cobaan menimpa kalian, maka ucapkanlah 'Allah Robbuna Laa Syarikalahu' 

(Allah Tuhan Kami tiada sekutu bagiNya)." (HR. Thabrani)

Penjelasan:

1. Menyebut nama Allah dan menyatakan tidak menyekutuinya akan menghilangkan kesulitan di dalam hidup, karena hanya dengan menyebut nama-Nya hati menjadi tenang. 

2. Allah sangat menyukai ketika hamba-Nya tidak menyekutukan-Nya, maka dengan demikian Allah menurunkan bantuan-Nya. 

3. Di antara bentuk doa lain saat kesulitan adalah:

Dari Anas bin Malik, beliau berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً

“Allahumma laa sahla illa maa ja’altahu sahlaa, wa anta taj’alul hazna idza syi’ta sahlaa” [artinya: Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah]. (HR. Ibnu Hibban)

4. Kemudahan itu datangnya hanya dari Allah, maka sesulit apapun masalah tersebut akan menjadi mudah dengan izin Allah 

5. Di bawah ini juga doa yang dianjurkan saat kesulitan:

 وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – كَانَ يَقُوْلُ عِنْدَ الكَرْبِ : (( لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ العَظِيمُ الحَليمُ ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ العَرْشِ العَظِيْمِ ، لاَ إلهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ السَّمَاوَاتِ، وَرَبُّ الأَرْضِ، وَرَبُّ العَرْشِ الكَرِيمِ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ .

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mengalami kesulitan, beliau mengucapkan:

LAA ILAAHA ILLALLOH AL-‘AZHIIM AL-HALIIM, LAA ILAAHA ILLALLOH ROBBUL ‘ARSYIL ‘AZHIIM. LAA ILAAHA ILLALLOH, ROBBUS SAMAAWAATI WA ROBBUL ARDHI WA ROBBUL ‘ARSYIL KARIIM.

Artinya: Tiada ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Allah yang Maha Agung dan Maha Santun. Tiada ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Allah, Rabb yang menguasai ‘arsy, yang Maha Agung. Tiada ilah(sesembahan) yang berhak disembah selain Allah – (Dia) Rabb yang menguasai langit, (Dia) Rabb yang menguasai bumi, dan (Dia) Rabb yang menguasai ‘arsy, lagi Mahamulia]. (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 6346 dan Muslim, no. 2730]

" Apabila malapetaka, atau kepayahan, atau cobaan menimpa kalian, maka ucapkanlah 'Allah Robbuna Laa Syarikalahu' (Allah Tuhan Kami tiada sekutu bagiNya)." (HR. Baihaqi)

SEDEKAH MULAI DETIK INI

 


Sedekah  bisa dilakukan terus-menerus bila orang tersebut memiliki uang banyak. Kemudian bagaimana dengan orang yang kurang mampu?

Bagaimana cara bersedekah di saat tak ada sesuatu yang bisa disedekahkan?

Dari Abu Musa Al Asy’ariy RA berkata, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Setiap muslim harus bersedekah.”

Para sahabat bertanya: “Jika tidak memiliki sesuatu untuk bersedekah?”

Jawab Nabi: “Bekerja dengan tangannya, sehingga bermanfaat bagi dirinya dan bersedekah.”

Para sahabat bertanya lagi: “Jika tidak mampu atau tidak melakukannya?”

Jawab Nabi: “Membantu orang yang memerlukan yang mengharapkan bantuan.”

Para sahabat bertanya lagi: “Jika tidak mampu?”

Jawab Nabi: “Menyuruh yang baik –atau ma’ruf.”

Ada yang bertanya lagi: “Jika tidak mampu?”

Jawab Nabi: “Hendaklah menahan diri dari keburukan, karena sesungguhnya itu adalah shadaqah.”

Hadits ini juga dinukil oleh Imam An-Nawawi dalam kitab Arba’in An-Nawawiyyah. Berikut bunyi haditsnya

Artinya, “Sebagian sahabat Rasul pernah bertanya kepada Nabi SAW, ‘Wahai Rasulullah, orang-orang kaya pergi dengan pahala yang banyak. Mereka shalat seperti kami shalat, mereka juga puasa sebagaimana kami puasa, mereka juga bersedekah dengan kelebihan harta mereka (sementara kami tidak bisa melakukannya).’ 

Rasulullah berkata, ‘Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian jalan untuk bersedekah? 

Sesunggunya setiap TASBIH adalah sedekah, 

setiap TAKBIR sedekah, 

setiap TAHMID sedekah, 

setiap TAHLIL sedekah, 

setiap AMAR MAKRUF NAHI MUNKAR juga sedekah, 

bahkan kemaluan kalian sedekah.’ Sahabat bertanya, ‘Apakah berpahala bila kami menyalurkan syahwat?’ Rasulullah menjawab, ‘Bagaimana pendapat kalian bila hal itu disalurkan pada jalan yang haram, bukankah berdosa? 

Demikian pula bila disalurkan pada jalan halal, maka akan mendapatkan pahala,’” (HR Muslim).

Dalam Hadits ini Rasulullah menjelaskan ada banyak jalan untuk bersedekah. 

Sedekah tidak hanya dengan uang atau materi. 

Bagi orang  yang tidak mampu bersedekah seperti halnya orang kaya, rekomendasi Rasul di atas dapat diikuti. Berzikir dengan melafalkan tasbih (subhânallâh), 

tahmid (alhamdulillâh), 

takbir (allâhu akbar), 

dan tahlil (lâ ilâha illallâh) juga termasuk bagian dari sedekah. Sebab itu, kalau tidak mampu bersedekah dengan uang perbanyak membaca kalimat tersebut.

Allahu Akbar, Sungguh luar biasa, sedekah tak melulu soal uang dan harta, melainkan semua kebaikan yang kita lakukan.


MENGUPGRADE SPIRITUAL FINANCIAL


 Senantiasa Bersyukur Kepada Allah

Hal yang paling sering terlupakan adalah dengan bersyukur. 

Manusia dengan sifat alamiahnya yang tidak pernah merasa puas, akan selalu merasa serba kekurangan dan ingin diberi lebih banyak dengan dalih kebutuhan hidup yang semakin banyak. Apalagi jika berurusan dengan harta kekayaan.

Saat mendapatkan penghasilan 10 ribu rupiah perhari maka ia akan mengeluh biaya hidupnya kurang, karena dengan uang sebesar 10 ribu rupiah hanya cukup untuk membeli satu porsi makan sedangkan dalam satu hari ia butuh tiga kali makan. 

Kemudian hingga saat  mendapat penghasilan uang sebesar 100 ribu rupiah perhari maka ia akan bersyukur namun juga tetap merasa kurang dengan penghasilannya yang telah bertambah tersebut. Uang 100 ribu rupiah perhari tersebut tidak akan cukup karena selain harus membeli makan yang totalnya 30 ribu rupiah, ia juga masih harus membayar tagihan listrik, internet, pakaian, dan kebutuhan lainnya. 

Begitupun seterusnya, hingga ia mendapat penghasilan satu juta perharipun tidak menutup kemungkinan akan ada kebutuhan lain yang sebenarnya bukan kebutuhan primer akan tetapi hanya keinginan .

seperti mobil mewah, handphone mewah, rumah mewah , traveling dll

Ini menjadi penyebab  mengapa kita terkadang selalu merasa serba kekurangan walaupun telah diberi banyak rezeki berupa harta oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.

Berusaha lah untuk selalu bersyukur pada setiap apapun harta yang kita miliki, sehingga kita tidak perlu merasa serba kekurangan walaupun harta yang kita miliki tidaklah banyak. 

Dengan selalu bersyukur maka Allah akan senanatiasa mempercayakan nikmat rezeki-Nya kepada kita. Sehingga harta kita akan bertambah dan terus bertambah seiring rasa syukur kita yang kian terus bertambah juga. 

Rajin Beribadah Kepada Allah

Ibadah kepada Allah sang pencipta adalah kewajiban bagi seluruh makhluk-Nya terlebih kita sebagai manusia yang dilengkapi dengan akal, perasaan dan gerak bebas. Sudah seharusnya kelebihan kita tersebut dijadikan modal untuk terus beribadah menyembah Allah Subhanahu wa ta’ala. Baik itu ibadah wajib maupun Sunnah.

Sholat Sunnah adalah sholat yang tidak diwajibkan untuk dikerjakan. Artinya kita boleh melakukannya  atau tidak tanpa harus takut mendapat dosa saat meninggalkannya dan akan mendapat pahala saat mengerjakannya. 

Merutinkan Sholat Sunah Dhuha

Sesibuk apapun kita bekerja, upayakanlah untuk menyempatkan diri sholat dhuha minimal dua rakaat serta membaca doa setelah sholat dhuha untuk meminta rejeki yang halal dan berkah dari Allah Subhanahu wa ta’ala.

Merutinkan Sholat Hajat

Sholat hajat juga sangat dianjurkan untuk dilakukan setelah sholat dhuha untuk melancarkan seluruh urusan dan rezeki kita. 

Membiasakan Sholat Tahajud

Sholat di sepertiga malam sangat adalah ibadah yang sangat sulit untuk dilakukan karena diwaktu ini biasanya tengah nyenyak-nyenyaknya kita dibuah alam mimpi terlebih sholat tahajud ini hukumnya Sunnah, sehingga banyak yang melewatkannya dengan sia-sia. Padahal justru dengan sholat tahajud ini yang sangat berat dilakukan, banyak Malaikat yang turun ke bumi dan mendengarkan doa-doa kita selain itu Allah yang maha pendengar akan lebih tergerak hatinya untuk mengabulkan doa-doa hamba-Nya termasuk untuk melancarkan rejeki. 

Rajin Berdzikir

Dzikir juga sangat penting untuk terus dilakukan sebagai salah satu cara termudah untuk mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah karena dzikir dapat dilakukan dalam posisi apapun, berdiri atau duduk, membuka atau menutup mata, dilafalkan atau hanya dibacakan dengan hati.

Mengamalkan Al-Qur’an

Untuk mendapatkan kelancaran rezeki adalah dengan membaca surat dalam al-Quran. Beberapa surat dalam al-Quran memiliki fadilah untuk melancarkan rezeki kita di dunia dan di akhirat.

Diriwayatkan oleh Baihaqi dari Ibnu Mas’ud r.a. bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  pernah bersaba:

“Barang siapa membaca surah Al-Waqi’ah setiap hari, ia tidak akan ditimpa kefakiran.”

Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam  juga pernah bersabda :

“Siapa membaca surah Al-Waqi’ah setiap malam, dia tidak akan ditimpa kesusahan atau kemiskinan selama-lamanya.

Riwayat tersebut dengan sangat jelas bahwa salah satu cara untuk memohon rezeki dan menambah harta adalah dengan Membaca surat al-Waqiah.

Kemudian pada Hadis riwayat Ibnu Ady juga memberikan berita bahwa Rasul bersabda:

“Ajarkanlah surah Al-Waqi’ah kepada isteri-isterimu. Kerana sesungguhnya ia adalah surah Kekayaan.”

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  meminta kita mengajarkan surat ini kepada anak-anak kita.

“Barang siapa yang membaca surah Al-Waqi’ah setiap malam maka dia tidak akan tertimpa kefakiran dan kemiskinan selamanya. Dan surah Al-Waqi’ah adalah surah kekayaan, maka bacalah ia dan ajarkan kepada anak-anakmu semua.”

Tak hanya itu beberapa ulama pun berpendapat bahwa:

“Barangsiapa membaca surah Al-Waqi’ah pada setiap hari dan malam dalam satu majlis sebanyak 40 kali, selama 40 hari pula, maka Allah akan memudahkan rezekinya dengan tanpa kesukaran dan mengalir terus dari pelbagai penjuru serta berkah pula.” 

Selalu Berdoa 

Allah menyukai hamba-Nya yang senantiasa berdoa dan melibatkan Allah dalam setiap apapun urusannya. Maka untuk mencari rejeki sangat dianjurkan untuk berdoa kepada Allah karena Allah maha mengabulkan apa yang dipanjatkan oleh hamba-Nya yang Sholeh dan sholehah.

Hal ini tertuang dalam firman Allah dalam Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 186 yang mengatakan bahwa:

Dan apabila hamba-hamba Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah bahwasanya Aku dekat. Aku mengabulkan doa orang-orang yang memohon kepada-Ku. Maka bermohonlah kepada-Ku dan berimanlah kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

Hadits dari Imam Turmudzi dan Hakim juga diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, bahwa Nabi SAW Bersabda :

“Barangsiapa hatinya terbuka untuk berdo’a, maka pintu-pintu rahmat akan dibukakan untuknya. Tidak ada permohonan yang lebih disenangi oleh Allah daripada permohonan orang yang meminta keselamatan. Sesungguhnya do’a bermanfa’at bagi sesuatu yang sedang terjadi dan yang belum terjadi. Dan tidak ada yang bisa menolak taqdir kecuali do’a, maka berpeganglah wahai hamba Allah pada do’a”.

Bersedekah

Sedekah adalah suatu kegiatan menyisihkan penghasilan kita dan memberikannya secara ikhlas kepada orang yang membutuhkan. Sedekah sangat dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. Karena dengan bersedekah maka berarti kita peduli dengan sesamanya dan Allah menyukai hamba-Nya yang peduli pada makhluk yang diciptakanNya. 

Meskipun kita bersedekah dalam jumlah yang besar, tidak akan habis harta kita justru Allah akan memberikan yang lebih banyak kepada kita. Bahkan dengan bersedekah maka niscaya akan dibalas dengan 10x lipatnya oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.

Ikhtiar Duniawi

Ikhtiar duniawi maksudnya adalah berusaha di dunia yang melibatkan dengan manusia lain seperti berdagang, membangun usaha dan pekerjaan lainnya.

Ikhtiar di sini tentu  dan di sedekahkan pada mereka yang membutuhkan supaya rezekinya berkah dan Allah dengan senang hati terus  rezeki semakin bertambah. 

Modal Berbisnis (investasi)

Investasi dalam islam diperbolehkan bahkan Nabi sendiri juga mengajarkan umatnya untuk berinvestasi yang aman dan menguntungkan seperti Investasi tanah, rumah, kontrakan, perumahan atau emas yang nyatanya sampai sekarang invenstasi tersebut sangat menjanjikan dan harganya selalu naik di setiap tahunnya.

Silaturahim

Silaturahim sangat penting untuk dilakukan tidak hanya untuk menyambung tali persaudaraan tapi juga untuk memperluas jaringan kerjasama dan jual beli dalam berdagang. Semakin banyak orang yang kita kenal dan mengetahui usaha kita maka semakin besar peluang dagangan kita untuk menjadi terkenal dan terjual dengan laku. 

Sebuah hadis meriwayatkan bahwa:

“Siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturrahmi.” (HR. Bukhari no. 5985 dan Muslim no. 2557)

Kemudian diriwayatkan juga dalam sebuah hadis bahwa:

“Siapa yang bertakwa kepada Rabb-nya dan menyambung silaturrahmi niscaya umurnya akan diperpanjang dan hartanya akan diperbanyak serta keluarganya akan mencintainya.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 58, hasan)

 Yang terpenting adalah dengan memperdalam keilmuan dan keimanan kita terhadap Allah maka dunialah (termasuk harta dan kekayaan) yang seakan senantiasa mengikuti kita. Bukan kita yang susah payah mencarinya terlebih dengan cara yang tidak diridoi Allah Subhanahu wa ta’ala

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.