Rabu, 19 Oktober 2022

MANUSIA PUNYA CARA YANG BERBEDA -BEDA DALAM MENERIMA NASEHAT KEBENARAN.


 Sebagian orang hanya dengan sedikit isyarat dan kalimat-kalimat singkat bisa membuatnya sadar. 

Sebagian yang lain sangat susah, walau sudah diberi ribuan dalil dan argumen yang jelas masih saja tidak membuatnya berubah bahkan menanggapi dg sinis.

Al-Qur’an menyinggung dua tipe manusia ini dengan uraian yang sangat indah. TIPE YANG HATINYA LAPANG DAN LUAS SERTA yanWg HATINYA SEMPIT DAN KAKU.

Firman Allah 

“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. 

Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit.” (QS.al-An’am:125)

“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (QS.az-Zumar:22)

Apa penyebab seseorang memiliki hati yang lapang dan mudah menerima kebaikan? 

Dan apa yang membuat seseorang memiliki hati yang sempit dan kaku?

Lapangnya hati seseorang dan mudahnya dalam memahami kebenaran salah satunya karena banyaknya mengkaji, mencari tau dan mendekati ulama’ serta orang-orang bijak. Serta mensucikan diri dan meninggalkan dosa khususnya menjauhi makanan haram. 

Dan tentunya masih ada faktor-faktor lain yang membuat hatinya mudah tersentuh oleh cahaya kebenaran.

Dan hati yang keras dan kaku tentu disebabkan oleh banyaknya dosa. Bisa pula karena seringnya berdebat, teman yang buruk, menyembah dunia dan menuhankan syahwat. Semua itu membuat hati sempit dan susah menerima kebenaran walau telah nyata dihadapannya.

Sayyidina Ali pernah berpesan,

“Tidak akan kering air mata kecuali karena kerasnya hati dan tidak akan keras hati kecuali karena banyaknya dosa.”

Semoga Allah melapangkan hati kita untuk menerima nasehat kebenaran dan nasehat-nasehat yang mengantarkan kita pada kesempurnaan.

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.


SEBAB REZEKI KITA TERHALANG


 Kita sudah berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menggapai rezeki dengan berbagai potensi yang kita miliki. Kemampuan fisik kita mungkin tidak ada yang meragukan dan meremehkan. Pemikiran kita sudah mendapatkan bekal yang sangat cukup. Tak lupa juga kita senantiasa berdo’a. 

Tapi mengapa kok rezeki susah banget kita dapatkan. Kita datangi, dia malah menjauh. Sudah ada di hadapan mata, mau kita ambil keburu di duluan yang lain. Sudah ada tangan, tinggal mau menikmati, ada yang merampas dengan kasar. 

Berlimpah rezeki sudah kita kumpulkan, pengeluaran selalu lebih besar dari pada pemasukkannya. Tanpa diduga, usaha yang dibangun puluhan tahun yang melimpah ruah dalam sekejap bisa lenyap. Ada musibah alam yang tidak kita kehendaki. Ada juga krisis yang melanda dunia yang berimbas juga terhadap usaha kita.

Kalau sudah demikian, apanya yang salah. 

Apa sebabnya? 

Rasullah Shallallahu'alaihi Wasallam telah bersabda:

"Seorang hamba dicegah dari rezeki akibat dosa yang diperbuatnya" (HR. Ahmad)

Kurang Bersyukur akan Nikmat Tuhan

“Dan ingatlah tatkala Tuhanmu memaklumkan, sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahmi: 7)

Sebuah Ujian Kesabaran

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)

Pelajaran agar Bekerja lebih Keras

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. AL-Ra’du: 11)

Azab karena Mengingkari Nikmat Allah

“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan dengan sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi penduduknya mengingkari nikmat-nimat Allah; karena itu Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat.” (QS. Annahl: 112)

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.

Hempaskan Rasa Putus Asamu dari Rezeki Allah Ganti Dg Sikap Optimisme


 Pernahkah kita saat sudah maksimal menjemput rezeki, tapi tidak sesuai yg diharapkan? 

Siapa yang menentukan bahwa rezeki itu sesuai harapan atau tidak? Kita kan? 

Padahal ukuran yang kita pakai adalah ukuran kita. Ukuran manusia yang serba terbatas. 

Allah yang menciptakan kita, tahu betul apa yang kita butuhkan. Rezeki yang diberiNya pun sesuai dengan kebutuhan, bukan sesuai keinginan kita. Jika rezeki yang kita terima tidak sesuai dengan harapan kita, karena kurang banyak, bukan itu yang ditunggu, atau bahkan diharap yang lain yang diberi lain, biasanya kita akan kecewa.

Lalu mengeluh " Ya Allah kok begini sih"

"Ya Allah,  aku udah kerja capek, tapi hanya segini yg didapat"

"Mana Ya Allah,  aku udah beribadah, ini,  itu tapi mana rezekiku gag ada yg ada masalah semkin bertubi tubi"

Dan berbagai macam keluhan lainnya. 

Apakah pantas kita kecewa pada Allah? Sesuatu yang buruk di mata kita belum tentu nantinya juga buruk. Hal-hal yang baik di mata kita belum tentu indah pada akhirnya. 

Karena banyak misteri masa depan yang kita tidak tahu sedangkan Allah tahu.

Rezeki yang datang, yang kita terima, setelah terlebih dahulu berusaha itulah yang terbaik bagi kita. 

Janganlah berputus asa dari rahmat Allah saat rezeki datang tak sesuai harapan, saat doa-doa seolah tak terkabul. Karena ada sesuatu dibalik semua peristiwa yang terjadi dalam hidup kita. 

Yang terpenting jangan pernah putus asa menjemput Rezeki, optimis dan selalu berprasangka baik. 

Sebagaima firman Allah dalam surat Al Hijr ayat 56 dan Az Zumar ayat 53, yang artinya:

“Ibrahim berkata, “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat”.” (Q.S. Al Hijr: 56).

“Katakanlah, “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.”  (Q.S. Az Zumar: 53)

Dari kedua ayat tersebut dapat kita ketahui bahwa Allah melarang kita untuk berputus asa, di mana sesungguhnya putus asa itu hanya ada bagi orang-orang sesat. Jadi, sebagai orang Islam kita harusnya tidaklah berputus asa karena kita bukan termasuk orang-orang yang tersesat selama masih mengaku Islam dan beriman kepada Allah Subhanahu wa ta’ala

serta Rasul-Nya, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam .

Apapun itu intinya tetap IKHLAS, BERSYUKUR dan OPTIMIS  dengan ketentuan Allah lalu YAKIN,  Jauhi perasaan galau dan terpuruk. Memang kebaikan itu harus diupayakan dengan sungguh-sungguh.

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.


Selasa, 18 Oktober 2022

JIWA PANTANG MENYERAH


 Anda mungkin pernah berada pada titik di mana masalah datang bertubi-tubi dan rasanya tidak ada jalan keluar. Di tengah beban tersebut mungkin juga terlintas pikiran untuk menyerah dan lari dari tanggung jawab.

Anda jangan sampai menyerah begitu saja. Dalam kehidupan Anda pasti akan selalu menemukan tantangan dan masalah dalam mencapai tujuan Anda. Oleh karena itu Anda wajib mengembangkan sikap pantang menyerah untuk mencapai kesuksesan.

Miliki jiwa pantang menyerah jika tidak ingin kalah

Miliki jiwa pantang menyerah jika tidak ingin susah

Miliki jiwa pantang menyerah jika tidak ingin dikatakan hidup kita parah

Miliki dan tanamkan dalam dirimu jika ingin menjadi seperti yang diharapkan jauhkan dari sikap cengeng , mudah mengeluh, putus asa lalu enyahkan dalam kehdupanmu.

Maka hal yang anda harapkan akan menghampirimu serta menjadi milikmu.

Cara Efektif Berpikir Tenang


 Ini termasuk dalam kategori buku pengembangan kepribadian. Salah satu buku santuy yang terbukti efektif membantu pembaca untuk menata ketenangan dalam berpikir. Pembaca digiring dalam satu mindset bahwa untuk menggapai kesuksesan melalui penyelesaian permasalahan hidup diperlukan ketenangan pikir dan sikap. Semua hal harus dihadapi dan selesaikan agar sebagai manusia kita hadir sebagai insan berkualitas.

Anas Al Manshur dalam Zero Emotion ini menyajikan kumpulan tulisan yang terbagi dalam beberapa tema namun keseluruhannya merupakan motivasi dan inspirasi.

Terbitan Tiga Serangkai dengan ketebalan 224 halaman tersebut dimulai dengan penggalian makna ketenangan dan bagaimana upaya mencapai ketenangan, membangun sudut pandang serta menguatkan dengan disiplin dan konsisten. Manajemen diri, bersikap, membangun iklim diri dan lingkungan positif serta ditutup dengan kiat membangun deposit kesuksesan.

Sisipan quote motivasi di awal judul tulisan semacam menjadi entry point dan ruh pelengkap isi buku ini. Penulis dalam beberapa judul memberikan pola pemahaman konteks melalui penjelasan gambar berlandaskan sudut pandang penulis.

Buku ini ditulis dengan alinea yang tidak panjang, ringkas. Gaya penulisan yang digunakan penulis adalah pola kalimat deduktif sehingga pembaca dapat skimming dengan mudah.

Sisi kurangnya apa ya? Karena serial pengembangan kepribadian kali ya jadi konten dari buku ini sifatnya umum dan ringan. Jadi buat pembaca yang berekspektasi tinggi kemungkinan akan kecewa setelah membacanya.

Kesimpulannya, untuk kalian yang sedang merasa perlu cambuk motivasi wajib baca buku ini. Ringan dan membangunkan, semoga termotivasi.


KETENANGAN HATI


 Apakah kunci ketenangan hati? Apakah ketenangan hati hanya bisa didapatkan ketika kita dekat dengan keluarga? Ataukah hati kita bisa tenang manakala semua hutang sudah terbayar? Ataukah ketenangan jiwa bisa didapat manakala anda sudah punya tabungan untuk masa depan? Apakah benar kestabilan financial serta karir lah yang membuat hati tenang?

Banyak orang yang mengira ketenangan hati didapatkan dari luar diri, padahal sebenarnya, ketenangan hati dimulai dalam diri. Dan lebih banyak orang lagi yang mengira ketenangan ini didapat karena sebuah hal yang bermula dari luar diri, misalnya harta dan tahta serta keluarga. 

Padahal yang sebenarnya terjadi adalah, ketenangan adalah sebhuah awal yang akan mendatangkan banyak hal hal positif di luar diri. Kesuksesan dalam karir ataupun bisnis, harmonisnya keluarga dan lain sebagainya didapat karena kita bisa tenang.

Tolak ukur kesuksesan sebenarnya bukan hanya dari materi dan popularitas tapi lebih kepada  DAMAI DIRI KITA atau KETENANGAN HIDUP KITA, karena banyak orang sukses tapi  tidak tenang dirinya, Maka ketenanganlah arti sukses sebenarnya.

Senin, 17 Oktober 2022

BAGAIMANA KITA ‘MENGENAL’ ALLAH TA’ALA


 Bersyukur kepada Allah Ta’la

Bagaimana mungkin seorang Muslim itu gelisah dan tidak bahagia hidupnya. Padahal, nikmat Allah mengalir dalam diri dan keidupannya dengan begitu deras dan tak pernah henti.

“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (QS:  Ibrahim [14]: 34).

Untuk itu, marilah kita berpikir dan merenung, sungguh Allah sangat memuliakan hidup kita. Bahkan, jika kita bersyukur sedikit saja misalnya, Allah sudah menyediakan buat kita tambahan nikmat yang sangat luar biasa. Sebaliknya, jika kita tidak bersyukur maka kehidupan kita akan semakin sempit, susah dan sulit.

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS: Ibrahim [14]: 7)

 Berprasangka Baik pada Allah Ta’ala

Siapa di muka bumi ini orang yang hidup tanpa masalah? Semua orang memiliki masalah, tetapi Muslim yang baik tidak akan resah karena masalah, meskipun seolah-olah masalah itu sangat berat dan sangat membebani kehidupannya.

Umumnya, orang sangat tidak mau dengan yang namanya masalah. Tetapi mau tidak mau hidup pasti akan berhadapan dengan masalah. Lantas bagaimana jika masalah itu terasa seolah sangat menyiksa? Tetap saja berprasangka baik kepada Allah. Karena Allah mustahil menzalimi hamba-Nya.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui.” (QS: Al-Baqarah [2]: 216).

Terus bagaimana jika ternyata doa yang kita panjatkan kepada Allah Ta’ala seolah tak kunjung terkabulkan, tetaplah berprasangka baik dan jangan berhenti berdoa kepada-Nya.

“Tidak sepatutnya seorang hamba berburuk sangka kepada Allah akibat doa-doanya belum dikabulkan oleh-Nya. Dan sebaiknya bagi hamba, segera melakukan introspeksi diri.”

Jika syukur dan husnudzon billah telah bisa kita lakukan, tahap berikutnya adalah membuang jauh sifat buruk sangka terhadap sesama. Karena buruk sangka terhadap sesama tidak memberikan dampak apa pun kecuali diri kita akan semakin terperosok dalam keburukan-keburukan.

Kemudian di dalam Al-Qur’an, Allah menegaskan;

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan pra-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari pra-sangka itu adalah dosa.” (QS: Al-Hujurat [49]: 12).

Jadi, sangat rugi kalau kita sampai membiarkan prasangka buruk bersarang dalam dada dan kepala kita. Karena selain tidak memberi manfaat positif, tanpa kita sadari, dosa kita justru terus bertambah dan hati kita semakin buruk serta mental juga negatif. 

 Sabar Dalam Ikhtiar

Allah telah menetapkan suatu ketetapan (hukum) dalam kehidupan ini, di antaranya adalah hukum proses. Dimana sukses seseorang dalam hal apa pun tidak bisa dicapai secara instan, perlu waktu, kerja keras, konsentrasi dan pengorbanan yang tidak sedikit.

Untuk itu, sabarlah dalam ikhtiar. Jangan berpikir ingin cepat berhasil, apalagi kalau sampai menabrak rambu-rambu syariat. Lebih baik sabar, karena kalaupun hasil belum tercapai, setidaknya jiwa kita tenang, dan keyakinan akan pertolongan Allah akan datang semakin kuat.

Bahkan Allah akan senantiasa menyertai dan mencintai kita karena kesabaran kita. Umar bin Khaththab berkata, “Dengan kesabaran, kita tau makna hidup yang baik.”

 Tawakkal Kepada Allah

Akan tetapi, bagaimana jika ternyata harapan dari upaya dan pengorbanan yang kita lakukan tidak membuahkan hasil?

Tawakkal saja kepada Allah. Karena yang paling mengerti mana yang terbaik buat hidup kita hanyalah Allah bukan diri kita sendiri. Oleh karena itu, perkuatlah ketawakkalan kita kepada Allah Ta’ala.

Ibnu Hajar Al Asqolani berkata,“Tawakkal yaitu memalingkan pandangan dari berbagai sebab setelah sebab disiapkan.” Artinya, sebab bukanlah penentu, tetapi Allah Yang Maha Menentukan.

Allah akan senantiasa melindungi kita dan menambah kasih sayang-Nya kepada kita bersebab kita memang berharap hanya kepada-Nya dengan selalu bersyukur, berprasangka baik terhadap-Nya juga terhadap sesama, bersabar dan bertawakkal.