Kamis, 20 Oktober 2022

SEANDAINYA


 Pernahkah kita mengatakan hal tersebut?

SEANDAINYA...aku dulu gak kenal dia pasti nggak kayak gini

SEANDAINYA..aku dulu mau masuk kerja pasti udah ada gaji

SEANDAINYA....aku dulu jadi pengusaha pasti udah kayak raya

Dan masih banyak kata SEANDAINYA..SEANDAINYA....akan lebih baik lagi hilangkan kata tersebut buang jauh jauh, apa yang sudah terjadi dan kita lakukan saat ini lebih fokus lagi.

Jika memang belum berhasil lebih maksimalkan lagi usahanya.

jiwka sudah berhasil syukuri dan buat sesuatu yang bermanfaat

Semua itu akan lebih indah tanpa ada kata seandainya..

ahh seandainya.. ganti dengan yakin yg kita jalani saat ini.

YAKIN.. BERHASIL

YAKIN ..SUKSES

YAKIN..MEMBAWA KEBAIKAN

Larangan Penggunaan Kata “Seandainya”

Dalam Shahih Muslim terdapat hadits Abu Hurairah yang mengandung larangan penggunaan kata “seandainya”, di mana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allâh daripada mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan. Bersungguh-sungguhlah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allâh (dalam segala urusanmu) serta janganlah sekali-kali engkau merasa lemah. Apabila engkau tertimpa musibah, janganlah engkau berkata, “Seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini dan begitu”. Tetapi katakanlah, “Qadarullah wa ma sya-a fa’al* (hal ini telah ditakdirkan Allâh dan Allâh berbuat apa saja yang dikehendaki-Nya). Karena ucapan “seandainya” akan membuka pintu perbuatan syaitan”. [HR. Muslim].

Pengunaan Kata “Seandainya”

adalah semua bergantung pada motif yang mendasari penggunaan kata ‘seandainya’, sehingga:

Jika motif ucapan adalah KELUHAN, UNGKAPAN KESEDIHAN, MEMPERMASALAHKAN TAKDIR dan SYARI’AT yang ditetapkan Allah atau angan-angan untuk melakukan keburukan, maka hal ini tercela dan TERLARANG. 

Jika motif ucapan adalah ungkapan untuk melakukan suatu KEBAIKAN, MEMBIMBING dan MENGARAHKAN, atau MENYARANKAN dan menjelaskan apa yang semestinya dilakukan, maka penggunaan kata ‘seandainya’ DIPERBOLEHKAN dan bisa menjadi sesuatu yang terpuji. 

Seluruh penggunaan kata ‘seandainya’ yang terdapat dalam dalil, baik al-Quran dan hadits, diberlakukan untuk kondisi ini.

Dan masih banyak kata SEANDAINYA..SEANDAINYA....akan lebih baik lagi hilangkan kata tersebut buang jauh jauh, apa yang sudah terjadi dan kita lakukan saat ini lebih fokus lagi.

jika memang belum berhasil lebih maksimalkan lagi usahanya

jika sudah berhasil syukuri dan buat sesuatu yang bermanfaat

semua itu akan lebih indah tanpa ada kata seandainya..

ahh seandainya.. ganti dengan yakin yg kita jalani saat ini.

Dan lakukan segala sesuatu dg yakin yaitu

Yakin dg fokus

Yakin dg semangat 

Yakin dg pikiran dan. Perasaan tenang

Yakin dg bijaksana

Sehingga akan menghasilkan sesuatu keyakinan yg baik

Yakin menjalani proses 

yakin.. berhasil

yakin ..sukses

yakin..membawa kebaikan

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.


Berdamailah dengan semua keadaan hidup.

 


Jika tak pandai mengelola hati.. maka siap²lah istiqomah dalam kekecewaan...

Saat senang bersyukur.. 

Saat sedih bersabar atau juga bersyukur.

Senang bersyukur karena nikmatNya..

Sedih bersyukur karena hikmahNya...

Dan bisa jadi kesedihan adalah jalan mendekat kepada Allah lewat do'a²..

Dalam menjalani hidup tak bisa menghindar dari 2 keadaan :

Kesenangan dan Kesedihan..

Lapang dan sempit..

Sehat dan sakit..

Mudah dan sulit..

Tidak ada hamba yang lebih beruntung dari mereka yang pandai mengelola hati. 

Sebab hidupnya tak mudah dikendalikan keadaan. 

Hidupnya tak mudah dipermainkan perasaan.

Dia terus lempeng menuju Allah..

Sampai akhir hayatnya dalam keadaan bersyukur dan ridlo. 

"Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah Surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya (QS.Al-Bayyinah:8)


Rabu, 19 Oktober 2022

MANUSIA PUNYA CARA YANG BERBEDA -BEDA DALAM MENERIMA NASEHAT KEBENARAN.


 Sebagian orang hanya dengan sedikit isyarat dan kalimat-kalimat singkat bisa membuatnya sadar. 

Sebagian yang lain sangat susah, walau sudah diberi ribuan dalil dan argumen yang jelas masih saja tidak membuatnya berubah bahkan menanggapi dg sinis.

Al-Qur’an menyinggung dua tipe manusia ini dengan uraian yang sangat indah. TIPE YANG HATINYA LAPANG DAN LUAS SERTA yanWg HATINYA SEMPIT DAN KAKU.

Firman Allah 

“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. 

Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit.” (QS.al-An’am:125)

“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (QS.az-Zumar:22)

Apa penyebab seseorang memiliki hati yang lapang dan mudah menerima kebaikan? 

Dan apa yang membuat seseorang memiliki hati yang sempit dan kaku?

Lapangnya hati seseorang dan mudahnya dalam memahami kebenaran salah satunya karena banyaknya mengkaji, mencari tau dan mendekati ulama’ serta orang-orang bijak. Serta mensucikan diri dan meninggalkan dosa khususnya menjauhi makanan haram. 

Dan tentunya masih ada faktor-faktor lain yang membuat hatinya mudah tersentuh oleh cahaya kebenaran.

Dan hati yang keras dan kaku tentu disebabkan oleh banyaknya dosa. Bisa pula karena seringnya berdebat, teman yang buruk, menyembah dunia dan menuhankan syahwat. Semua itu membuat hati sempit dan susah menerima kebenaran walau telah nyata dihadapannya.

Sayyidina Ali pernah berpesan,

“Tidak akan kering air mata kecuali karena kerasnya hati dan tidak akan keras hati kecuali karena banyaknya dosa.”

Semoga Allah melapangkan hati kita untuk menerima nasehat kebenaran dan nasehat-nasehat yang mengantarkan kita pada kesempurnaan.

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.


SEBAB REZEKI KITA TERHALANG


 Kita sudah berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menggapai rezeki dengan berbagai potensi yang kita miliki. Kemampuan fisik kita mungkin tidak ada yang meragukan dan meremehkan. Pemikiran kita sudah mendapatkan bekal yang sangat cukup. Tak lupa juga kita senantiasa berdo’a. 

Tapi mengapa kok rezeki susah banget kita dapatkan. Kita datangi, dia malah menjauh. Sudah ada di hadapan mata, mau kita ambil keburu di duluan yang lain. Sudah ada tangan, tinggal mau menikmati, ada yang merampas dengan kasar. 

Berlimpah rezeki sudah kita kumpulkan, pengeluaran selalu lebih besar dari pada pemasukkannya. Tanpa diduga, usaha yang dibangun puluhan tahun yang melimpah ruah dalam sekejap bisa lenyap. Ada musibah alam yang tidak kita kehendaki. Ada juga krisis yang melanda dunia yang berimbas juga terhadap usaha kita.

Kalau sudah demikian, apanya yang salah. 

Apa sebabnya? 

Rasullah Shallallahu'alaihi Wasallam telah bersabda:

"Seorang hamba dicegah dari rezeki akibat dosa yang diperbuatnya" (HR. Ahmad)

Kurang Bersyukur akan Nikmat Tuhan

“Dan ingatlah tatkala Tuhanmu memaklumkan, sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahmi: 7)

Sebuah Ujian Kesabaran

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)

Pelajaran agar Bekerja lebih Keras

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. AL-Ra’du: 11)

Azab karena Mengingkari Nikmat Allah

“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan dengan sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi penduduknya mengingkari nikmat-nimat Allah; karena itu Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat.” (QS. Annahl: 112)

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.

Hempaskan Rasa Putus Asamu dari Rezeki Allah Ganti Dg Sikap Optimisme


 Pernahkah kita saat sudah maksimal menjemput rezeki, tapi tidak sesuai yg diharapkan? 

Siapa yang menentukan bahwa rezeki itu sesuai harapan atau tidak? Kita kan? 

Padahal ukuran yang kita pakai adalah ukuran kita. Ukuran manusia yang serba terbatas. 

Allah yang menciptakan kita, tahu betul apa yang kita butuhkan. Rezeki yang diberiNya pun sesuai dengan kebutuhan, bukan sesuai keinginan kita. Jika rezeki yang kita terima tidak sesuai dengan harapan kita, karena kurang banyak, bukan itu yang ditunggu, atau bahkan diharap yang lain yang diberi lain, biasanya kita akan kecewa.

Lalu mengeluh " Ya Allah kok begini sih"

"Ya Allah,  aku udah kerja capek, tapi hanya segini yg didapat"

"Mana Ya Allah,  aku udah beribadah, ini,  itu tapi mana rezekiku gag ada yg ada masalah semkin bertubi tubi"

Dan berbagai macam keluhan lainnya. 

Apakah pantas kita kecewa pada Allah? Sesuatu yang buruk di mata kita belum tentu nantinya juga buruk. Hal-hal yang baik di mata kita belum tentu indah pada akhirnya. 

Karena banyak misteri masa depan yang kita tidak tahu sedangkan Allah tahu.

Rezeki yang datang, yang kita terima, setelah terlebih dahulu berusaha itulah yang terbaik bagi kita. 

Janganlah berputus asa dari rahmat Allah saat rezeki datang tak sesuai harapan, saat doa-doa seolah tak terkabul. Karena ada sesuatu dibalik semua peristiwa yang terjadi dalam hidup kita. 

Yang terpenting jangan pernah putus asa menjemput Rezeki, optimis dan selalu berprasangka baik. 

Sebagaima firman Allah dalam surat Al Hijr ayat 56 dan Az Zumar ayat 53, yang artinya:

“Ibrahim berkata, “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat”.” (Q.S. Al Hijr: 56).

“Katakanlah, “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.”  (Q.S. Az Zumar: 53)

Dari kedua ayat tersebut dapat kita ketahui bahwa Allah melarang kita untuk berputus asa, di mana sesungguhnya putus asa itu hanya ada bagi orang-orang sesat. Jadi, sebagai orang Islam kita harusnya tidaklah berputus asa karena kita bukan termasuk orang-orang yang tersesat selama masih mengaku Islam dan beriman kepada Allah Subhanahu wa ta’ala

serta Rasul-Nya, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam .

Apapun itu intinya tetap IKHLAS, BERSYUKUR dan OPTIMIS  dengan ketentuan Allah lalu YAKIN,  Jauhi perasaan galau dan terpuruk. Memang kebaikan itu harus diupayakan dengan sungguh-sungguh.

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.


Selasa, 18 Oktober 2022

JIWA PANTANG MENYERAH


 Anda mungkin pernah berada pada titik di mana masalah datang bertubi-tubi dan rasanya tidak ada jalan keluar. Di tengah beban tersebut mungkin juga terlintas pikiran untuk menyerah dan lari dari tanggung jawab.

Anda jangan sampai menyerah begitu saja. Dalam kehidupan Anda pasti akan selalu menemukan tantangan dan masalah dalam mencapai tujuan Anda. Oleh karena itu Anda wajib mengembangkan sikap pantang menyerah untuk mencapai kesuksesan.

Miliki jiwa pantang menyerah jika tidak ingin kalah

Miliki jiwa pantang menyerah jika tidak ingin susah

Miliki jiwa pantang menyerah jika tidak ingin dikatakan hidup kita parah

Miliki dan tanamkan dalam dirimu jika ingin menjadi seperti yang diharapkan jauhkan dari sikap cengeng , mudah mengeluh, putus asa lalu enyahkan dalam kehdupanmu.

Maka hal yang anda harapkan akan menghampirimu serta menjadi milikmu.

Cara Efektif Berpikir Tenang


 Ini termasuk dalam kategori buku pengembangan kepribadian. Salah satu buku santuy yang terbukti efektif membantu pembaca untuk menata ketenangan dalam berpikir. Pembaca digiring dalam satu mindset bahwa untuk menggapai kesuksesan melalui penyelesaian permasalahan hidup diperlukan ketenangan pikir dan sikap. Semua hal harus dihadapi dan selesaikan agar sebagai manusia kita hadir sebagai insan berkualitas.

Anas Al Manshur dalam Zero Emotion ini menyajikan kumpulan tulisan yang terbagi dalam beberapa tema namun keseluruhannya merupakan motivasi dan inspirasi.

Terbitan Tiga Serangkai dengan ketebalan 224 halaman tersebut dimulai dengan penggalian makna ketenangan dan bagaimana upaya mencapai ketenangan, membangun sudut pandang serta menguatkan dengan disiplin dan konsisten. Manajemen diri, bersikap, membangun iklim diri dan lingkungan positif serta ditutup dengan kiat membangun deposit kesuksesan.

Sisipan quote motivasi di awal judul tulisan semacam menjadi entry point dan ruh pelengkap isi buku ini. Penulis dalam beberapa judul memberikan pola pemahaman konteks melalui penjelasan gambar berlandaskan sudut pandang penulis.

Buku ini ditulis dengan alinea yang tidak panjang, ringkas. Gaya penulisan yang digunakan penulis adalah pola kalimat deduktif sehingga pembaca dapat skimming dengan mudah.

Sisi kurangnya apa ya? Karena serial pengembangan kepribadian kali ya jadi konten dari buku ini sifatnya umum dan ringan. Jadi buat pembaca yang berekspektasi tinggi kemungkinan akan kecewa setelah membacanya.

Kesimpulannya, untuk kalian yang sedang merasa perlu cambuk motivasi wajib baca buku ini. Ringan dan membangunkan, semoga termotivasi.