Senin, 28 November 2022

MENGHADAPI DENGAN TENANG

 


Mencari  kesalahan dan atau  menyalahkan orang lain bukan persoalan yang SULIT bagi kebanyakan orang. 

Yang SULIT justru  menolong mereka yang mengalami kelemahan dan kegagalan.

Hadapilah segala masalah dengan santai dan tenang.

Bila sedang Bersedih hati janganlah terlalu berkepanjangan.

Jauhkanlah amarah karena amarah memakan energi yang berpengaruh buruk terhadap tubuh kita sendiri

Bila segala sesuatu dapat diselesaikan dgn ketenangan, mengapa harus  dibarengi dgn ketegangan ?

Hadapi orang yang sedang marah dengan TENANG dan jangan masukkan dalam HATI, karena bila kita terpengaruh, HATI dan PIKIRAN kita terkuras hanya untuk masalah orang lain

Jangan mempedulikan hal hal yang dilakukan orang lain, itu bukan urusan kita.

Dunia ini berputar, bila kita sedang BERADA DIBAWAH, jangan PUTUS ASA, suatu saat kita pasti akan NAIK KEATAS, 

Bila sudah diatas ber hati hatilah supaya kita tidak jatuh lagi.

Hadapilah penderitaan / masalah yg sedang menimpa kita  dengan tenang dan tidak emosi karena  penderitaan / masalah pasti membawa hikmah untuk suatu keberhasilan

SEBAGIAN HARTA KITA ADA HAK ORANG LAIN

 


ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala meluaskan dan menyempitkan sebagian rezeki hamba-Nya. Oleh karena itu, ketika kita diberi/diamanahi rezeki kendaraan, tempat tinggal, dan harta yang diberikan , kita harus berpikir bagaimana supaya rezeki yang dititipkan dapat dapat bermanfaat, kemudian ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala tambahkan.

Salah satu jalannya ialah dengan cara menginfakkan sebagian harta kita dan diberikan kepada yang lebih berhak, seperti anak-anak yatim, orang miskin, masjid dll. 

Karena harus kita ingat, bahwa di sebagian harta kita ada hak-hak untuk mereka yang lebih membutuhkan.

ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman 

“Berimanlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (SEBAGIAN) dari hartanya memperoleh pahala yang besar”  (QS Al Hadid : 7 ).

Hai orang-orang yang beriman, keluarkanlah/nafkahkanlah (dijalan Allah) SEBAGIAN dari hasil usahamu yang baik-baik dan SEBAGIAN dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu.” (QS. Al-Baqarah: 267).

Apakah benar kita akan rugi kalau kita bersedekah atau berinfak dan berzakat dari 2,5 %, 10%, 20% bahkan sampai 50% dari keuntungan kita? 

kalau mungkin dilihat dari kacamata matematika mungkin iya.., tapi dari segi agama tidak begitu.

Coba kita telaah bahwa sebagian harta kita milik orang lain

50 % itu separuh atau sebagian

20% itu  seper duapuluh

10% itu seper sepuluh

2,5 % itu seper dua setengah

Nahh artinya 50% ada hak orang lain,  jadi kalau kita pelit untuk sedekah.. Apa kata dunia?

Itu ada hak orang lain... Harta itu juga titipan.. Jadilah orang dermawan.. 

Amalkan apa yang ada di dalam Al-Quran, niscaya hati akan tenang, janji ALLAH itu keniscayaan atau pasti. 


Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.


MOTIVATOR TERBAIK ADALAH DIRIMU SENDIRI


 Ada beberapa peserta yg ikut training motivasi kelas saya. 

Mereka  ceritakan bahwa ketika sedang mengikuti acara tersebut memang semangatnya menggebu-gebu dan hasratnya meletup-letup.

Tetapi ketika pulang dari acara tersebut semuanya berjalan seperti biasa, hari-harinya dilalui seperti sediakala.

Kenapa hal ini bisa terjadi? 

Karena dia tidak menyadari bahwa motivator terbaik adalah apa yang ada dalam dirinya.

Dikisahkan seorang anak kecil bertanya kepada pedagang balon yang sedang menjajakan dagangannya. Balon tersebut berwarna-warni, hijau, merah, kuning, biru dan putih.

Kemudian anak tersebut bertanya ke si abang tukang balon “Bang, kalau balonnya warna hitam apakah bisa terbang juga?”

Dengan tersenyum si abang tukang balon menjawab “Bukan apa warna balon tersebut yang menyebabkan balon bisa terbang dik, tapi apa yang ada dalam balon tersebut”

APA YANG ADA DALAM DIRI KITALAH YANG AKAN MEMBENTUK KITA DAN AKAN MEMBAWA KITA KEMANA ATAU MENUJU TUJUAN YG TELAH DIRENCANAKAN DAN DI APLIKASI KAN. 

Sudah action hari ini? 

Awali dg doa dan keyakinan yg kuat. 


Minggu, 27 November 2022

HIDUP SERBA CUKUP


 Yang tidak membuat CUKUP itu

Cara Hidupmu 

Gaya Hidupmu 

Cara Berpikirmu yg selalu Kurang dan Kurang 

Sedekamu yg PELIT.. 

Hidup itu MUDAH 

Yg RUMIT itu CARA KITA BERFIKIR.

Hidup itu Sesuai KEBUTUHAN 

Yg membikin MELEBIHI KEBUTUHAN bahkan melakukan hal yg dilarang agama,  itu karena GENGSI kita.

Hidup itu INDAH,

Yg SEMRAWUT itu POLA PIKIR kita.

Memenuhi KEBUTUHAN HIDUP itu MUDAH,

Yg SULIT itu memenuhi EGO KEINGINAN yang BERLEBIHAN.

SEBAB,

"Rezeki dari ALLAH itu 

PASTI CUKUP untuk HIDUP ...Tapi tidak akan pernah cukup untuk GAYA HIDUP"

REZEKI itu pasti CUKUP... 

Cukup untuk beli ferrari... 

Cukup Rumah yang mewah.. 

Cukup untuk keliling dunia... 

Cukup waktu untuk beribadah..

Cukup untuk selalu sedekah dan berbagi.. 

Yang PENTING CUKUP untuk segalanya 

Makanya BERPIKIRLAH dan BERBUAT yg CUKUP  insyaAllah kita jadi BERKECUKUPAN .                                             

Nikmati hidup.. dengan penuh barokah dan berkah jika ingin semua menjadi mudah. 

Jika kita yakin dan berpikir Cukup maka semua akan tercukupi. 

Jika kita tidak yakin dan selalu mengeluh kurang dan kurang. Maka KEKURANGAN yg selalu hadir dalam hidup kita. 

Selalu Bersyukur 

Selalu berprasangka baik.. Insyaallah semua baik baik saja. 

Selalu berprasangka selaku cukup dg ALLAH

Berpikirlah Positif kepada ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala,  ALLAH Bersama Kita

ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala

mengingatkan hamba selalu berprasangka baik kepada-Nya.

Dari Abu Hurairah RA, dia berkata,”Rasulullah SAW bersabda,’ Sesungguhnya Allah berkata: "Aku sesuai prasangka hambaku pada-Ku dan Aku bersamanya apabila ia memohon kepada-Ku" (HR Muslim)  

Dalam hadits ini tersirat sebuah ajakan dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam 

agar kita berusaha selalu dekat dengan ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala, berbaik sangka (husnudzan) dan tidak berburuk sangka (su'udzhan) kepada-Nya. Karena ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala "berbuat" sesuai prasangka hamba-Nya. Bila seorang hamba berprasan]gka bahwa Allah itu jauh, maka Allah pun akan "menjauh", sebaliknya bila ia berprasangka bahwa Allah itu dekat, maka Allah pun akan "mendekat" kepadanya.

Lewat hadits ini Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam pun mengajarkan umatnya untuk selalu berpikir positif dalam segala hal. Karena semua kejadian, apa pun itu, berada sepenuhnya dalam genggaman Allah Subhanahu Wa Ta’ala

dan terjadi karena seizin-Nya. Dengan berpikir positif, seseorang akan mampu menyikapi setiap kejadian dengan cara terbaik.


Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.


LIMA GOLONGAN ORANG MENJEMPUT REZEKI


 Abu Laist Samarqandi dalam kitab Tanbihul Ghafilin menyebutkan bahwa salah seorang alim pernah berkata, manusia dalam mencari rezeki itu ada lima golongan. Di antaranya

PERTAMA. Orang yang meyakini bahwa rezeki itu ia dapatkan dari usaha yang ia lakukan, maka ia adalah orang kafir. Sebab ia telah meniadakan kemurahan ALLAH dalam memberi rezeki kepada semua manusia.

KEDUA. Orang yang menyadari bahwa rezeki itu berasal dari ALLAH dan dari usaha, maka ia adalah orang musyrik. Karena ia telah menjadikan tandingan bagi ALLAH sebagai ZAT YANG MAHA PEMBERI REZEKI.

KETIGA. Orang yang menyadari bahwa rezki itu dari ALLAH dan dia merasa ragu- ragu apakah akan mendapatkannya atau tidak, maka ia adalah orang munafik. Bagaimana mungkin meragukannya padahal ya menyadari betapa luas anugerah yang ALLAH berika pada seluruh makhluk di muka bumi.

KEEMPAT. Orang yang menyadari bahwa rezeki itu berasal dari ALLAH akan tetapi dia tidak mau menunaikan kewajibannya dan durhaka kepada ALLAH, maka dia adalah orang fasik. Karena di dalam rezeki yang ia peroleh sesungguhnya terdapat hak orang-orang yang kurang mampu. Sedang ia hanya perantara yang mengantarkan rezeki dari ALLAH kepada mereka.

KELIMA. Orang yang menyadari bahwa rezeki itu berasal dari ALLAH dan dia melihat bahwa usaha itu hanya merupakan sebab, lalu ia menunaikan kewajibanya dan tidak durhaka kepada Allah dalam rangka usahanya itu, maka ia adalah mukmin yang ikhlas. Kepada hamba yang seperti ini, ALLAH akan luaskan nikmatnya.


Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.


JANGAN SAMPAI KAYA DI DUNIA TAPI SUSAH DI AKHERAT


 Sering kali buat kebutuhan pribadi kita beli yang mahal, mewah dan rela mengeluarkan dana besar meskipun harus berhutang.

Seperti membeli hp, laptop, motor, mobil, rumah, pakaian, perhiasan dll, Padahal itu semua akan kita tinggal atau hilang dari kita dan tak abadi

Tapi buat infaq kita keluarkan hanya sedikit dan yang paling murah, buat ke masjid, pengemis, fakir miskin, yatim, pesantren, ulama, majlis ta'lim, qurban, dll.

Jangan sampai kita hanya kaya dan mewah di dunia tapi di akherat nanti melarat.

Kita renungi 1 ayat di bawah ini, resapi dan tadabburi baca jangan hanya di lisan saja tapi masukkan ke hati :

Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal.”  (QS. An Nahl: 96).

Marilah depositokan sebagian harta kita kepada Allah, dengan kita infakkan untuk agama-Nya agar di akherat kelak kita tidak menjadi orang susah.

Karena sebagian harta kita ada hak orang lain. 

Firman Allah 

“Hai orang-orang yang beriman, keluarkanlah/nafkahkanlah (dijalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu.” (QS. Al-Baqarah: 267).

“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahanam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung, dan punggung mereka, (lalu dikatakan) kepada mereka: ‘Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu’.”  (QS. At-Taubah: 34-35).


Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.


HATI-HATI DENGAN PRASANGKA


 Alkisah ada seorang penjahit tua tinggal di sebuah desa kecil, ia biasa menjahit pakaian dengan rapih dan menjualnya dengan harga cukup mahal.

Suatu hari, seorang miskin di desa itu datang kepadanya dan berkata kepada si penjahit :

"Anda menghasilkan banyak uang dari pekerjaan Anda, lalu mengapa Anda tidak membantu orang miskin di desa ini. Lihatlah si penjual daging yang tak punya banyak uang. Justru ia setiap hari bisa membagikan daging gratis kepada orang-orang miskin"

Si penjahit tak menanggapi perkataan tersebut dan hanya tersenyum tenang.

Selanjutnya orang miskin itu berlalu dari rumah si penjahit dan mengabarkan kepada para penduduk desa bahwa si penjahit itu kaya raya tapi pelit, sehingga orang-orang desa membencinya.

Setelah tersiar kabar dari si orang miskin tak lama setelah itu si penjahit tua jatuh sakit, namun tidak ada satu pun penduduk desa yang perduli kepadanya. Dan pada akhirnya ia meninggal dalam kesendirian.

Hari-hari berlalu dan orang-orang di desa mulai menyadari bahwa setelah kematian si penjahit tua, si tukang daging kini tidak lagi membagi-bagikan daging gratis kepada orang-orang miskin.

Ketika mereka bertanya kepada si penjual daging, ia pun memberitahu bahwa si penjahit tua itulah yang biasanya memberi sejumlah uang sedekah secara sembunyi-sembunyi setiap bulan untuk membeli daging, yang kemudian daging tersebut diberikan kepada orang-orang miskin melalui dirinya. 

Dengan meninggalnya si penjahit tua maka berhenti pulalah pemberian daging dari si tukang daging, karena tak ada lagi sedekah dari si penjahit tua. 

Ternyata selama ini pemberian daging tersebut merupakan sedekah dari si penjahit tua, namun ia tak pernah memperlihatkannya. 

Si penjahit tua itu punya keyakinan bahwa cukup hanya Allah sajalah yang menjadi saksi atas amal perbuatannya. Dan dengan keyakinannya itulah ia berharap akan terbebas dari resiko hangusnya pahala, karena khawatir akan bersikap riya' dan takabur. 

Sadarilah...

Sebagian orang mungkin saja berpikir buruk tentang Anda... 

Tetap berbuat baik, meski kadang kebaikan tak selalu berbuah manis di dunia... 

Sebab sedekah bukan untuk melipat gandakan harta atau untuk menuai banyak pujian, tetapi untuk menyelamatkan diri dari api neraka. 

Rasulullah shallallahu Alaihi wa'salam bersabda : "Jauhilah api neraka walau hanya dengan bersedekah sebiji kurma" (HR.Bukhari ).