Merdeka hakiki itu bukan sekedar bebas dari invasi militer, kolonialisme, dan perbudakkan. Serta bukan sekedar bebas dari penjajahan (imperialisme) fisik belaka dari negara-negara penjajah.
Dan merdeka hakiki juga, bukan hanya bebas bisa merayakan hari kemerdekaan. Dengan sekedar tirakatan, pasang bendera, dan upacara bendera belaka.
Merdeka hakiki pun, juga bukan sekedar hanya bisa menyelenggarakan berbagai macam perlombaan yang meriah. Seperti: makan kerupuk, lompat karung, tarik tambang, panjat pinang, dan lain sebagainya.
Juga merdeka hakiki itu pun, bukanlah leluasa bebas menggelar berbagai festival dan konser musik serta dangdutan. Ataupun bebas menyelenggarakan berbagai hiburan semarak lainnya.
Namun, sesungguhnya merdeka hakiki itu adalah Tauhidullah. Yaitu mengesakan Allah dan hanya menyembah Allah. Dimana pun, kapan pun dan dalam kondisi apa pun.
Serta sedikit pun tidak menyekutukan Allah, dengan sesuatu apa pun selain Allah. Baik berupa makhluk, maupun segala bentuk ideologi dan sistem peraturan hidup buatan manusia.
[Baca: QS. Al-Ikhlas: 1-4 dan Al-Baqarah: 284-286].
Dan bahwasanya pula merdeka hakiki itu, adalah kembali fitrah menjadi Abdullah. Yaitu, hanya menjadi hamba Allah. Dimana pun, kapan pun, dan dalam kondisi apa pun.
Dengan totalitas pasrah, tunduk dan taat setulus hati kepada Allah SWT beserta ideologi (mabda') dan sistem peraturan hidup dari Allah. Yaitu, Islam (Al-Quran dan As-Sunnah) beserta solusi Syariah dan Khilafahnya.
[Baca: QS. Adz-Dzariyat: 56; Al-Fatihah: 5; An-Nisa': 65; Al -Baqarah: 208; An-Nuur: 51-56; Ali Imran: 133; dan An-Nisa': 59].
Merdeka hakiki itu pun, pada hakikatnya adalah kembali kepada fitrah sebagai Khalifatullahi fil Ardhi. Yakni, wakil Allah SWT di muka bumi dan kembali menjadi Khairu Ummah (umat yang terbaik).
Yaitu, dalam mengurusi, mengelola dan memakmurkan bumi milik Allah Tuhan Semesta Alam. Serta dalam menjaga bumi milik Allah ini. Juga dalam memimpin umat manusia dan peradaban dunia. Sekaligus menebar hidayah, rahmah, mahabbah dan berkah Allah.
Tentunya, hanya dengan totalitas mengadopsi, menerapkan dan mengemban ideologi dan sistem peraturan hidup dari Allah (Al-Quran dan As-Sunnah). Yaitu, Islam dengan solusi realnya yakni: Syariah dan Khilafah saja dalam segala aspek kehidupan. Bukan dengan selainnya.
[Baca: Al-Baqarah: 30; Ali Imran: 102-104; Ali Imran: 110; An-Nisa': 59 dan Al-Baqarah: 208].
Itulah, wujud merdeka hakiki yang sesungguhnya tersebut. Maka, kemerdekaan hakiki itu rahasia dan jalan shahihnya. Tiada lain, tiada bukan adalah Islam itu sendiri dengan solusi realnya