Sabtu, 15 Oktober 2022

KONSEP DAN HAKIKAT REZEKI

 


Konsep Rezeki Sampai Tiada

Ketahuilah tidaklah seseorang dicabut nyawanya oleh

Alloh Subhanahu wa ta’ala melainkan semua jatah rezekinya telah disempurnakan.

Rasulullah shallallahu

‘alaihi wa sallam bersabda,

أَيُّهَا النَّاسُ ، إِنَّ أَحَدَكُمْ لَنْ يَمُوتَ

حَتَّى يَسْتَكْمِلَ رِزْقَهُ ، فَلا تَسْتَبْطِئُوا الرِّزْقَ ، اتَّقُوا اللَّهَ

أَيُّهَا النَّاسُ ، وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ ، خُذُوا مَا حَلَّ ، وَدَعُوا

مَا حَرُمَ

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian tidak akan mati sampai sempurna jatah

rezekinya, karena itu, jangan kalian merasa rezeki kalian terhambat dan

bertakwalah kepada Allah, wahai sekalian manusia. Carilah rezeki dengan baik,

ambil yang halal dantinggalkan yang haram.” (HR.Baihaqi dalam sunan al-Kubro 9640, dishahihkan Hakim dalam Al-Mustadrak 2070

dan disepakati Ad-Dzahabi)

HAKIKAT KONSEP REZEKI

Rezeki

adalah segala sesuatu yang dimanfaatkan untuk kebaikan dan harta yang disimpan

belum tentu disebut rezeki.

Dalam hadis

dari Abdullah bin Sikhir radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu

‘alaihi wa sallam bersabda,

يَقُولُ ابْنُ آدَمَ مَالِى مَالِى – قَالَ – وَهَلْ

لَكَ يَا ابْنَ آدَمَ مِنْ مَالِكَ إِلاَّ مَا أَكَلْتَ فَأَفْنَيْتَ أَوْ

لَبِسْتَ فَأَبْلَيْتَ أَوْ تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ

Manusia selalu mengatakan, “Hartaku… hartaku…” padahal hakekat dari hartamu – wahai

manusia – hanyalah apa yang kamu makan sampai habis, apa yang kami gunakan

sampai rusak, dan apa yang kamu sedekahkan, sehingga tersisa di hari kiamat. (HR.

Ahmad 16305, Muslim 7609 dan yang lainnya).

Karena itu ..

orang sekaya apapapun tidak dapat melampaui jatah rezeki yang sudah ditentukan.

Akan tetapi..

ingatlah segala apa yamg kita terima akan dihisab oleh Alloh Subhanahu wa ta’ala

Maka dari itu agar harta kita bisa membawa keberkahan fidunnya wal akhirat,  biasakan bersedekah,  infaq dan wakaf. 

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.


MATEMATIKA ROKOK DAN MATEMATIKA SEDEKAH


 Berapa Banyak yang Anda Habiskan untuk Merokok?

Menurut Centers for Disease Control and Prevention, biaya rata-rata sebungkus rokok adalah Rp 17.900, yang berarti kebiasaan sehari-hari menghabiskan uang 

Rp 537.00 per bulan atau 

Rp 6.444.000 per tahun. 

Sepuluh tahun merokok Anda menghabiskan uang sekitar 

Rp 64.440.000

Itu hitungannya perbungkus perhari. 

Ada yg menghabiskan 2 atau 3 bungkus perhari. 

Dan lebih banyak mudharatnya dibanding dg kebaikannya.

Allah Ta’ala telah berfirman,

“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isra’: 26-27).

Sekarang kita bandingkan dengan 

Matematika Sedekah ” 

1. Memberi 1 dibalas 10

Misalnya kita memiliki Rp. 100.000, bila kita menyedekahkan sebagian dari uang tersebut maka perhitungannya matematika yang normal sebagai berikut:

100.000 – 10.000 = 90.000

Akan tetapi dengan konsep sedekah, matematikanya menjadi:

contoh :

100.000 – 10.000   = 190.000

100.000 – 30.000   = 370.000

100.000 – 50.000   = 550.000

100.000 – 70.000   = 730.000

100.000 – 90.000   = 910.000

100.000 – 100.000 = 1.000.000

Kok Bisa?

Ya memang bisa, karena tiap-tiap uang yang kita sedekahkan akan dibalas 10x lipat dari nominal yang kita sedekahkan.

Firman Allah 

“Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).” (QS. Al An’aam : 160)

Dari Perhitungan antara matematika Rokok dan sedekah,  alangkah lebih baiknya,  jika uang rokok dg konsep sehari merokok dan sehari uang rokonya disedekahkan. 

Yang biasanya sebulan menghabiskan uang rokok 

Rp 537.00 maka dg disedekahkan menjadi Rp 268.500 untuk merokok

Dan. Rp265.500 untuk sedekah. 

Uang yg untuk rokok sebesar Rp.265.500 itu hangus alias hilang alias terbakar. 

Sedangkan yg disedekahkan dimana menurut Alquran Allah gantikat10 kali lipat,  maka hasilnya menjadi

Rp 265.500 dikali 10 kali lipat menjadi Rp 2.685.000

Insyaallah dg konsep tersebut uang membawa keberkahan, konon lagi jika berhenti merokok dan semua pengeluaran untuk rokok disedekahkan maka menjadi 

Rp. 5.370.000

Indah dan menyenangkan bukan? 

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.

Jangan Terlalu Cinta, Sekadarnya Saja!

 


Mencintai secara proporsional. “.... 

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” 

(QS Al Baqarah [2]: 216).

Dalam kehidupan, Anda  memiliki orang-orang yang dicinta. Apa itu pasangan Anda, keluarga atau mungkin teman. Sedemikian tinggi kecintaan itu hingga jika suatu saat mereka meninggalkan maka Anda akan merasakan kesedihan yang mendalam.

Demikian pula halnya dengan kebencian. Biasanya  juga memiliki orang-orang yang anda benci, baik karena kelakuannya, hubungan yang tidak baik pada masa lalu atau karena berbagai hal lainnya. Dalam hidup jangan terlalu cinta dan benci karena itu berbahaya bagi kesehatan mental Anda!

Terkadang sedemikian besar kebencian tersebut hingga seseorang akan merasa senang jika orang yang dibencinya itu mendapatkan musibah. Lantas, bagaimana Islam memandang hal ini?

Berkaitan dengan cinta dan benci kepada seseorang, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berpesan untuk tidak berlebih-lebihan. Mencintai atau membenci sesuatu tidak boleh berlebih-lebihan, karenanya biasa-biasa saja, tetapi berikan ketenangan kepada yang orang yang Anda cintai itu maupun yang Anda benci.

Jangan sampai karena teramat membenci seseorang, akhirnya Anda menganiaya mereka secara keji dan tidak boleh pula karena teramat cintanya hingga Anda melupakan Allah Subhanahu wa ta’ala.


Jumat, 14 Oktober 2022

Amalan Membuka Pintu Rezeki, Resep Ibnu Qayyim


 IBNU Qayyim adalah cendekiawan, dan ahli fiqih yang hidup pada abad ke-13. Beliau lahir di Damaskus, Suriah pada tanggal 4 Februari 1292, dan meninggal pada 23 September 1350). Selain ahli fiqih, beliau juga seorang ahli tafsir, ahli hadis, penghafal Al-Quran, ahli ilmu nahwu, ahli ushul, ahli ilmu kalam, sekaligus seorang mujtahid.

Dalam Zad al-Ma’ad Fi Hady Khayr al-‘Ibad, Ibnu Qayyim memberikan amalan bagaimana hidup ini mudah dan rezeki pun lancar.

Menurutnya, ada empat amalan, 

(1) qiyam al-layl, menegakkan salat malam; (2) Katsrat al-istighfar bi al-Ashar, memperbanyak istighfar atau mohon ampun di waktu sahur. 

(3) Ta’ahud al-sadaqah, membiasakan sedekah.

(4) Al-dzikr awwal al-nahar wa akhirahu, berzikir di wakti pagi dan sore hari.

Apabila empat amalan tersebut dilakukan dengan baik, penuh rasa tunduk dan patuh kepada Allah serta beriman sepenuh hati bahwa Allah berkuasa atas segala sesuatu, maka apa yang diminta hamba-Nya pasti akan diberikan. 

Menegakkan Shalat Malam

Bila seorang hamba suka bangun malam terutama pada saat sepertiga malam terakhir, maka ia sangat berpeluang untuk mendapatkan apa saja yang diinginkan dari Allah Subhanahu wa ta’ala.

Termasuk kemudahan dalam hidup, kesuksesan usaha, dan tercukupinya rezeki.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun setiap malam ke langit dunia hingga tersisa sepertiga malam terakhir, lalu Dia berkata: ‘Siapa yang berdoa pada-Ku, aku akan memperkenankan doanya. Siapa yang meminta pada-Ku, pasti akan Kuberi. Dan siapa yang meminta ampun pada-Ku, pasti akan Kuampuni’.”  (HR. Bukhari no. 6321 dan Muslim no. 758).

Memperbanyak Istighfar Waktu Sahur

Istighfar artinya memohon ampun kepada Allah atas segala dosa. Istighfar dapat dilakukan kapan saja, misalnya setiap selesai salat lima waktu, dan terutama pada waktu sahur atau sepertiga malam terakhir.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri biasa istighfar, setiap harinya lebih dari 70 kali atau 100 kali.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

bersabda,

“Demi Allah, aku sungguh beristighfar pada Allah dan bertaubat pada-Nya dalam sehari lebih dari 70 kali.” (HR. Bukhari no. 6307)

Bila seorang hamba memperbanyak istighfar, maka Allah akan memperhatikan apa yang dibutuhkan hamba-Nya.

Membiasakan Bersedekah

Allah menjanjikan kepada siapa pun yang suka bersedekah, apapun bentuknya, akan diberikan balasan sesuai yang dikehendakiNya. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya. 

(QS Saba’ : 39)

Berdzikir di Waktu Pagi dan Sore Hari

Zikir artinya mengingat atau menyebut. Yakni mengingat atau menyebut nama Allah Subhanahu wa ta’ala.

Orang yang suka mengingat Allah, maka Allah pun akan mengingatnya. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (QS Al-Baqarah:152)

Zikir kepada Allah diperintahkan setiap waktu, pagi, siang, sore, dan malam hari. Dalam sebuah hadis riwayat Abu Dawud No. 5084 dan al-Tirmidzi No. 3575

Wahai Rasulullah, apa yang aku baca?’

Beliau bersabda: ‘Bacalah: Surat al-Ikhlash, dan al-Mu’awwidzain (Al Falaq dan An Nas) ketika masuk waktu sore dan masuk waktu pagi sebanyak tiga kali. Maka hal itu akan mencukupi kamu dari segala sesuatu.” Hadis ini menurut al-Albani hasan sahih. (al-Albani, al-Targhib Wa al-Tarhib, I/158)

Hadis tersebut menerangkan bahwa siapa pun yang suka berzikir kepada Allah, terutama zikir dengan membaca surat al-Ikhlas, al-Falaq, dan al-Nas, masing-masing tiga kali, baik di waktu pagi maupun sore, maka Allah akan mencukupi kehidupannya.

UJIAN ITU CARA ALLAH MELETAKKAN DIRI KITA KEMBALI DI JALAN YG BENAR


 Sebelum kita menjawab pertanyaan ini, kita harus tanamkan pada diri kita bahwa Allah tidaklah menguji manusia kecuali dia mampu untuk menghadapinya. Mustahil Allah menguji diluar batas kemampuannya. Sesuai dengan firman-Nya:

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”(QS Al-Baqarah 286)

“Allah tidak membebani seseorang melainkan (sesuai) dengan apa yang Diberikan Allah kepadanya.”

(QS At-Thalaq 7)

Pertama, Allah ingin mengeluarkan kemampuan manusia yang terpendam. Dengan adanya berbagai ujian, manusia bisa semakin memaksimalkan kemampuannya. Potensi-potensi tersembunyi yang tersimpan dalam diri manusia akan muncul saat dia harus menghadapi berbagai macam rintangan kehidupan. Kita bisa lihat perbedaan seorang anak yang dimanja sejak kecil dan anak yang dididik mandiri? Sungguh jauh berbeda.

Ujian itu akan menyaring siapa yang benar-benar sukses mengahadapi ujian dari Allah dan siapa yang hanya banyak berkata-kata. Allah berfirman:

Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji? (QS Al-Ankabut 2)

Kedua, manusia diuji agar kembali kepada-Nya. Allah rindu pada hamba yang selalu berpaling dari-Nya. Dia berharap agar hamba itu bisa kembali memilih Tuhan-Nya dan meninggalkan Iblis. 

Allah cemburu jika hati seorang hamba diisi dengan selain-Nya. Allah berharap mereka kembali seperti seorang ibu yang telah lama kehilangan anaknya. Maha Suci Allah dari segala firmannya.

“Dan Kami Uji mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).” (QS Al-A’raf 168)

Bukankah kita sering melihat orang yang tidak pernah kenal Allah bisa menjadi ahli ibadah setelah terkena penyakit? 

Bukankah kita melihat seorang yang selalu bermaksiat bisa berubah setelah mengalami musibah? 

Berapa banyak orang yang tidak pernah sholat tahajjud memaksa dirinya untuk bangun malam ketika memiliki masalah keuangan? 

Ujian itu adalah cambuk rahmat dari Allah untuk menyadarkan mereka agar kembali ke rumah Allah.

Dan pasti Kami Timpakan kepada mereka sebagian siksa yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat); agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS As-Sajdah 21)

Ada manusia yang ketika mendengar perintah Allah langsung dia laksanakan, ada dari mereka yang perlu mendapat cambuk rahmat berupa ujian dari Allah, baru mereka sadar dan melakukan. Dengan segala perhatian Allah yang ingin hamba-Nya kembali, masih saja banyak orang yang melupakan Allah setelah musibah yang menimpanya telah dihilangkan.

“Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami Hilangkan bahaya itu darinya, dia kembali (kejalan yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya.”

(QS Yunus 12)

Ketiga, cobaan dan ujian yang Allah berikan berfungsi sebagai penghapus dosa. Allah ingin melihat hambanya yang baik datang mengahadap-Nya dalam keadaan bersih dan suci. Karena itu, Allah bersihkan kotoran dosa mereka dengan ujian dan cobaan di dunia.

Rasulullah pernah menyampaikan:

Allah berkata, “Demi Kemuliaan dan Keagungan-Ku, ketika aku ingin memberi rahmat kepada hamba-Ku sebelum Aku kembalikan ia kepada-Ku maka Aku bersihkan dulu kotoran kesalahan yang ada pada dirinya. Dengan aku beri penyakit atau aku beri kegelisahan pada dunianya. Dan jika masih ada sisa kesalahannya maka aku persulit kematiannya.”

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.

PENYEBAB REZEKI SERET


 Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita dapati seseorang yang bekerja keras siang dan malam bahkan rela menggadaikan waktunya untuk bekerja dan bekerja.

Kayakah dia ? Semakin keras dia bekerja, semakin banyak pula kebutuhan hidup yang perlu dicukupi.

Tapi mengapa ada juga seseorang yang kerjanya santai, tapi kehidupannya makmur, ekonominya cukup. Dimanakah letak kesalahannya ?

Seringkali dalam mencari rezeki, kita terlalu ambisius bahkan rela menempuh cara-cara tidak baik bahkan melupakan kewajiban pafa Allah. 

Namun yang terjadi, justru inilah awal dari kegagalan diri kita sendiri.  Maksud hati ingin mendapatkan yang lebih baik, namun yang terjadi tifak sesuai yg diharapkan. 

Jika kebiasaan ini sering kita lakukan, maka itu akan menjadi sebuah kebiasaan buruk yang dapat merugikan orang lain. Jika orang lain telah dirugikan dan dikecewakan, maka tentu saja akan menumbuhkan rasa benci.

Nah, dari sinilah pintu rezeki akan semakin tertutup dan seret.

Apa kunci seseorang bisa santai namun kebutuhan hidup bisa tercukupi dengan baik ?

KUNCI SEDERHANA seseorang bisa hidup santai dan tidak ngoyo, sedangkan segala kebutuhan hidup dapat tercukupi dengan baik TERLETAK PADA RASA SYUKUR terhadap setiap pencapaian yang telah berhasil.

DENGAN BERSYUKUR, maka dapat mencegah sikap ambisius yang menyala-nyala. Mungkin ambisi untuk mencapai apa yang diinginkan tetap ada.

Namun jika telah dilandasi dengan PERASAAN CUKUP DAN SYUKUR. Maka kita cenderung akan menghindari cara-cara yang tidak terpuji. Sehingga setiap apa yang kita peroleh menjadi rezeki yang penuh berkah.


Kamis, 13 Oktober 2022

RENUNGAN PAGI


 Setiap hari manusia banting tulang mencari uang untuk memberi nafkah keluarga, bahkan lebih dari yang dibutuhkan. 

Sebagian dari mereka berlomba-lomba mengumpulkan harta, pakaian, tas branded, mobil, rumah, dll lalu berbangga-bangga dengannya. 

Coba kita renungkan!

Jika saat ini kita dipanggil menghadap Allah SWT, lalu apa manfaat harta yang kita miliki tersebut? 

Pasti pada akhirnya semua akan menjadi milik ahli waris.

Lalu apa gunanya bagi kita?

Kita yang bersusah payah, mereka yang menikmati hasilnya. 

Yahya bin Mu'adz Rahimahullah berkata,

_"Terkadang ada orang diantara kita yang takut celaka dan miskin di dunia tapi tidak takut celaka dan miskin di akhirat. Padahal miskin dari amal shaleh di akhirat itu lebih memalukan. Alangkah buruknya apa yang kita perbuat jika sampai miskin di akhirat."_

*"Ketahuilah! bahwa sesungguhnya mencari nafkah, mengumpulkan makanan dan minuman sebanyak-banyaknya dapat mencegah hati yang lalai untuk berbuat kebaikan."*

*Lalu gimana solusinya? SEDEKAH!

Yang paling utama adalah Sedekah kepada orang sholeh.* 

_Muhammad bin Yusuf rahimahullah menjelaskan bahwa mensedekahkan harta kepada orang yang shaleh itu lebih baik bagi kita daripada harta tersebut menjadi harta warisan. Karena jika kita menyisihkan uang kepada orang shaleh, maka dia akan mendoakan kebaikan untuk kita meskipun kita masih hidup._

Bahkan bisa jadi kelak saat dibangkitkan dari kubur, tidak ada satu pun dosa yang melekat pada diri kita berkat sedekah kepada orang Sholeh yang mendoakan kita. 

Sedangkan para ahli waris (anak dan istri) membagikan harta warisan dan melupakan kita, bahkan memperebutkan harta warisan kita. Mereka merasa bahwa itu adalah hak mereka. Mereka tidak lagi ingat kebaikan yang kita lakukan semasa hidup. Mereka juga tidak memikirkan nasib kita di alam kubur. 

Walaupun tidak semua anak istri seperti itu, namun hal ini sering kali kita jumpai.

Tidak ada yang menjamin jika kita wafat. Ahli waris kita akan mensedekahkan harta kita dan menghadiahkan pahalanya untuk kita. 

*Karena itu marilah kita bersedekah selagi masih hidup!  Karena harta yang disedekahkan selagi masih hidup, nilainya jauh lebih besar daripada saat kita sudah wafat.*

Sebagaimana Kalam Yahya bin Mu'adz rahimahullah,

ولدرهم واحد يتصدق به العبد في حياته خير له من ألف دينار بعد موته

*"Satu Dirham yang disedekahkan oleh seorang hamba di masa hidupnya itu lebih baik daripada seribu dinar yang disedekahkan sesudah kematiannya."*

Jangan Lupa Awali Hari Ini Dengan Sedekah..