Jumat, 25 Mei 2018

ANUGERAH ALLAH DI BULAN RAMADHAN

Hasil gambar untuk Angrah bulan ramadhan

Betapa banyaknya karunia dan rahmat Allah di bulan Ramadhan! Betapa banyaknya kebaikan dan berkah-Nya di bulan Ramadhan. Maka dari itu, orang bahagia dan diberkahi adalah orang yang bersungguh-sungguh beramal saleh di bulan Ramadhan dan berupaya keras mendapatkan hembusan-hembusan rahmat-Nya nan agung. Sebaliknya, orang rugi adalah orang yang tidak mendapatkan bagian dari kebaikan dan berkah-Nya nan melimpah.


Dalam hadits disebutkan; “Barangsiapa menjumpai Ramadhan namun (dosa-dosa)nya tidak diampuni, maka Allah menjauhkannya dan mengusirnya (dari rahmat).”  Ulama berkata; ini karena sebab-sebab ampunan di bulan Ramadhan jauh lebih banyak dari pada bulan-bulan lain.

Karena itu, orang yang terhalang dari ampunan dosa-dosa pada bulan Ramadhan tidak lain disebabkan karena ia benar-benar berpaling dari Allah, dan begitu lancang terhadap Allah, sehingga ia pantas untuk dijauhkan dan diusir dari pintu Allah. Kita memohon keselamatan kepada Allah dari murka dan siksa-Nya.

Hamba-hamba Allah sekalian!

Ramadhan adalah bulan menghadap kepada Allah dan penerimaan amal, bulan tobat dan kembali kepada Allah. Maka dari itu, menghadaplah kepada Allah dengan melakukan berbagai macam ketaatan dan ibadah. Rasakanlah pengawasan-Nya dalam setiap hembusan nafas dan lintasan pikiran. Bersihkanlah diri Anda dengan air tobat dari segala kotoran dan pelanggaran.

Dalam hadits disebutkan; “Sungguh, penyeru menyerukan setiap malam Ramadhan, ‘Wahai pencari kebaikan, datanglah! Dan wahai pencari keburukan, berhentilah!”

Maka dari itu, siapa di antara Anda semua yang durhaka kepada kedua orang tuanya, berjanjilah kepada Allah di bulan ini untuk berbakti kepada keduanya, memperlakukan keduanya dengan baik, dan mencari ridhanya, karena ridha Allah bergantung pada ridha kedua orang tua, dan murka Allah bergantung pada murka kedua orang tua.

Dalam hadits qudsi disebutkan; “Barangsiapa membuat kedua orang tuanya ridha dan membuat-Ku murka, Aku ridha kepadanya. Dan siapa membuat kedua orang tuanya murka dan membuat-Ku ridha, maka Aku murka kepadanya.”
Rasulullah saw. bersabda;

مَنْ أَصْبَحَ مُطِيعًا فِي وَالِدَيْهِ أَصْبَحَ لَهُ بَابَانِ مَفْتُوحَانِ مِنَ الْجَنَّةِ، وَإِنْ كَانَ وَاحِدًا فَوَاحِدًا، وَمَنْ أَمْسَى عَاصِيًا لِلَّهِ فِي وَالِدَيْهِ أَصْبَحَ لَهُ بَابَانِ مَفْتُوحَانِ مِنَ النَّارِ، وَإِنْ كَانَ وَاحِدًا فَوَاحِدًا قَالَ الرَّجُلُ: وَإِنْ ظَلَمَاهُ؟ قَالَ: وَإِنْ ظَلَمَاهُ، وَإِنْ ظَلَمَاهُ، وَإِنْ ظَلَمَاهُ


Barangsiapa taat kepada kedua orang tuanya karena Allah, dibuka untuknya dua pintu surga. Dan siapa durhaka kepada Allah karena kedua orang tuanya, dibuka untuknya dua pintu neraka. Jika (ia durhaka kepada salah satu dari kedua orang tuanya), maka dibukakan untuknya satu pintu neraka.’ Seseorang bertanya, ‘Meski kedua orang tuanya berbuat zalim kepadanya, wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Meski kedua orang tuanya berbuat zalim kepadanya. Meski kedua orang tuanya berbuat zalim kepadanya. Meski kedua orang tuanya berbuat zalim kepadanya’.”


Seorang anak datang kepada Rasulullah saw mengadukan ayahnya karena telah mengambil harta miliknya. Nabi Saw kemudian memanggil ayah anak itu. Ayahnya datang, dan rupanya ia seorang lelaki yang sudah tua. Nabi Saw berkata kepadanya, “Hai kamu! Anakmu mengadukanmu bahwa kau telah mengambil harta miliknya.’

Pak tua itu berkata, ‘Tolong dengarkan aku dulu, wahai Rasulullah. Dia dulu lemah sementara aku kuat, dia dulu miskin sementara aku kaya, dulu aku tidak mencegahnya mengambil sedikit pun hartaku. Tapi sekarang, aku lemah sementara dia kuat, aku miskin sementara ia kaya, dan ia ingin menghalangiku untuk mengambil hartanya.’

 Rasulullah saw menangis lalu berkata, ‘Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya! Tidaklah pohon ataupun batu mendengar kata-kata ini, melainkan pasti menangis.’ Setelah itu beliau berkata kepada si anak, ‘Kau dan hartamu adalah milik ayahmu. Kau dan hartamu adalah milik ayahmu’.”