
Iman adalah Mutiara
didalam hati manusia
Yang meyakini Allah
Maha Esa Maha Kuasa
Ia tak dapat diwarisi
dari seorang ayah yang bertaqwa
Ia tak dapat dijual-beli
Ia tiada ditepian pantai
Walau apapun caranya jua
Engkau mendaki gunung yang tinggi
Engkau melintas lautan Api
Namun tak dapat jua dimiliki
Jika tidak kembali pada Allah
Pernah dengar lagu tersebut?
Ya, itu adalah lagu dari salah satu grup nasyid ternama. Yang setiap kali saya dengarkan, selalu rasanya ingin meleleh mata ini.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa mayoritas agama dari penduduk bangsa ini adalah Islam. Dan sebagian adalah Islam keturunan. Karena kita berislam memang dari orang tua kita yang sudah Islam sejak dulu. Maka kita hanya mengikut saja.
Islam (agama) ini memang bisa kita wariskan, namun tidak dengan iman dan taqwa. Karena ia harus melalui jalur ilmu dan pemahaman. Akan siapa hakikat kita sebenarnya dan siapa Rabb kita. Tanpa ilmu, mustahil kita akan bisa benar-benar beriman. Karena iman tidak bisa diwariskan.
Semisal kita ambil contoh tentang kisah Nabi Nuh As. Ia adalah seorang Nabi Allah, utusan Allah, imannya kepada Allah tidak diragukan lagi, ketaqwaan luar biasa. Taat pada Allah, dekat dengan Allah.
Bahkan ketika Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan Nabi Nuh untuk membuat Bahtera yang besar ditengah gurun berbukit, tanpa banyak tanya langsung dilaksanakan tugas tersebut. Padahal itu hal yang tidak logis menurut kita.
Sampai-sampai Nabi Nuh dicap gila dan tidak waras oleh kaumnya lantaran ia membuat sebuah kapal besar ditempat yang tidak ada air sama sekali apalagi laut. Namun Nabi Nuh As tidak gentar sedikitpun, ia tetap yakin dan percaya pada Rabb semesta alam.
Begitu kuatnya iman beliau. Namun kita semua tahu akhir dari kisah Nabi Nuh As, anaknya tidak mau ikut naik ke dalam bahtera saat azab Allah berupa banjir besar melanda dan memilih untuk durhaka.
Begitulah iman, ia hanya akan hadir jika kita benar-benar kembali kepada Sang Khaliq. Sebab iman muncul karena pemahaman, sebab pemahaman muncul karena ilmu, dan sebab munculnya ilmu adalah belajar. Itulah sebabnya Rasullullah Shalallahu Alaihi Wasallam menjadikan belajar (menuntut ilmu) adalah suatu kewajiban bagi setiap umat muslim. Karena ia yang akan menghantarkan pemiliknya pada iman dan taqwa yang sesungguhnya.
Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Menuntut ilmu adalah wajib atas setiap orang Islam, dan sesungguhnya orang yang menuntut ilmu dimintakan ampun oleh segala sesuatu, hingga ikan-ikan yang di laut. [HR. Ibnu Abdil Barr dalam Jaami’u Bayaanil 'Ilmi wa fadllihi, hal. 11, no. 13, pada sanadnya ada pembicaraan]