Sikap yang benar terhadap hidup adalah berbaik sangka pada..
KEHIDUPAN KITA,
ORANG-ORANG DI SEKITAR KITA,
PADA LINGKUNGAN KITA, dan terlebih lagi berbaik sangka pada sumber kehidupan itu sendiri, yaitu TUHAN.
Dalam masa-masa sulit kadang kita memiliki prasangka buruk kepada kehidupan kita sendiri, kepada Tuhan.
Prasangka buruk tak akan mengubah situasi sulit yang sedang kita hadapi.
Tetapi prasangka baik sekurang-kurangnya memberikan tenaga psikologis yang positif pada diri kita.
Prasangka positif membuat kita terus berjalan, terus mencoba, tanpa patah semangat.
Dalam sebuah hadis Qudsi yang terkenal, Tuhan berfirman:
“Aku (Tuhan) mengikuti prasangka hamba-Ku terhadap-Ku. Ana ‘inda dzanni ‘abdi bi.”
Jika seorang hamba memiiki prasangka baik kepada kehidupannya, dia akan memiliki SIKAP POSITIF.
Sebaliknya, jika dia memiliki prasangka negatif terhadap kehidupannya, dia akan hanya MENCIPTAKAN KESULITAN bagi dirinya sendiri. Mengapa?
Sebab, dari sikap negatif itu dia akan membiarkan dirinya terjebak dalam pesimisme, dalam perasaan patah harapan.
Jika kita tak bisa berbaik sangka kepada Tuhan karena sifat-sifat-Nya sebagai Tuhan Yang Maha Baik dan Dermawan, sekurang-kurangnya kita berbaik sangka kepada- NYA karena kebaikan-kebaikan yang telah Dia limpahkan-Nya kepada kita setiap hari, tiap saat.
Sekurang-kurangnya kita BERSYUKUR bahwa Dia masih terus melimpahi kita dengan kebaikan-kebaikan dalam hidup ini, baik besar atau kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar