Pada shalat Shubuh hari ini sang Imam membaca surah Al-A'raf ayat 44 sampai 51.
Untuk ayat-ayatnya silahkan dibaca di mushaf masing-masing, dan renungj kandungannya dalam-dalam.
Ayat-ayat di atas menceritakan beberapa gambaran yang diberitakan Allah tentang kondisi pada hari kiamat nanti. Ada penghuni jannah yang menyeru penduduk neraka; ada Ashhabul A'raf yang menyapa penghuni jannah dan mengucapkan selamat kepada mereka karena sudah berada di negeri penuh kenikmatan; dan terakhir ada permintaan penduduk neraka kepada penghuni jannah.
Semua gambaran di atas wajib kita imani. Karena Allah yang menceritakannya dalam Al-Qur'an, sekalipun akal kita 'belum' bisa mencerna 'kaifiyah' (tata cara) dialog antar mereka. Tetapi kita mengimani bahwa kelak dialog antar mereka betul-betul terjadi.
Pertama-tama ayat 44-45 menceritakan tentang seruan penghuni jannah kepada penduduk neraka; apakah janji Rabb mereka itu benar? Dan penduduk neraka menjawab, benar. Lalu ada malaikat yang menegaskan bahwa laknat Allah bagi orang-orang yang zhalim (para penduduk neraka).
Kemudian ayat 46-49 menceritakan bahwa Ashhabul A'raf -yang menurut sebagian pendapat, mereka adalah orang seimbang antara kebajikan dan keburukannya. Semoga kita tidak masuk golongan ini-- berada di antara dua tempat; jannah dan neraka. Mereka bisa melihat jannah dan neraka. Ketika mengenal penghuni jannah mereka memberikan ucapan selamat dan ketika melihat penduduk neraka mereka berdoa agar tidak dikumpulkan bersama orang-orang yang zhalim.
Dan kisah Ashhabul A'raf ini memberikan faidah secara halus, yaitu bahwa ketika di akhirat pun kita tetap menghajatkan sikap harap dan rasa takut. Kedua sikap ini dimiliki oleh Ashhabul A'raf.
Sikap harap yang ditunjukkan oleh Ashhabul A'raf terlihat pada ayat, لم يدخلوها وهم يطمعون. Mereka punya harapan besar untuk masuk jannah, sekalipun mereka belum bisa memasukinya. Mereka sangat berharap bisa masuk jannah karena penduduknya mendapatkan semua jenis kenikmatan yang tak terlukiskan.
Dan rasa takut Ashhabul A'raf ditunjukkan oleh ayat, ربنا لا تجعلنا مع القوم الظالمين. Ini adalah pinta mereka kepada Allah agar tidak dikumpulkan bersama kaum yang zhalim, orang-orang kafir yang menjadi penghuni neraka. Mereka takut jika dikumpulkan bersama mereka karena besarnya siksa yang dialami mereka.
Dan yang terakhir adalah adegan yang paling membuat kita merinding ketakutan, yaitu tentang permintaan penduduk neraka kepada penghuni jannah. Mereka meminta dengan memelas belas kasihan,
أن أفيضوا علينا من الماء أو مما رزقكم الله
"Tuangkanlah (sedikit) air kepada kami, atau rizki apa saja yang tepah dirizkikan Allah kepada kalian."
Subhanallah! Lihatlah betapa nestapanya penduduk neraka -wal 'iyadzu billah, wanas'alullahal 'afiyah-. Mereka meminta diberi minum. Karena minuman mereka di neraka adalah _hamim_, air panas yang mendidih yang kalau diminum akan memotong usus-usus mereka.
Dan penduduk neraka juga minta diberi makanan. Karena makanan mereka di neraka adalah zaqqum, sebuah pohon yang mengakibatkan derita yang luar biasa bagi yang memakannya.
Minuman dan makanan penduduk neraka ini memang bukan minuman dan makanan biasa. Ia adalah minuman dan makanan yang menyiksa, yang tidak menghilangkan rasa dahaga dan tidak melenyapkan rasa lapar.
Maka, ketika membaca ayat ini, Abdullah bin Umar bin Khattab Radhiyallahu 'anhuma menangis ketika hendak berbuka dalam puasanya. Karena teringat bahwa pinta penghuni neraka adalah seteguk air minum dan secuil makanan.
Maka, sesekali ketika kita berbuka, hadirkan permintaan penduduk neraka ini. Hayati dan renungilah, kemudian syukurilah nikmat iman yang Allah berikan, lalu beristiqamahlah.
Permintaan penduduk neraka juga menunjukkan tentang kehinaan dunia. Sehingga, Allah masih memberikan 'seteguk-dua teguk' nikmat dunia kepada orang-orang kafir. Tetapi di akhirat kelak mereka tidak mendapatkan apa-apa. _Wallahu a'lam bish shawab_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar