Salah satu dari kewajiban seorang muslim adalah menyeru kepada kebaikan dan saling mengingatkan didalamnya.
"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. 3 : 104)
Berikut adalah perintah Allah SWT yang ditujukan bagi masyarakat (segolongan orang) untuk senantiasa menyeru pada kebaikan. Karena agama ini tidak dibentuk hanya untuk individu saja, namun juga dalam bermasyarakat begitu pula bernegara.
Jadi tidak ada istilah 'sholeh sendiri' dalam Islam. Karena apalah yang bisa dilakukan oleh satu batang lidi? Tidak bermanfaat dan mudah untuk dipatahkan.
Namun jika batang-batang lidi itu disatukan dan diikat dalam satu ikatan yang kuat, maka akan ada banyak manfaat padanya dan sulit untuk dipatahkan. Itulah hakekat dari masyarakat yang berdakwah dan saling mengingatkan.
Sehingga satu sama lain bisa saling menasehati dalam hal yang makruf, serta saling mengingatkan dan mencegah dari hal yang mungkar atau bathil.
Maka, jika hal ini sudah menjadi kebiasaan dimasyarakat terutama sesama muslim, lambat laun akan terbentuk lingkungan yang syar'i dan terjaga, sehingga berdampak baik bagi tumbuh kembang anak sebagai generasi penerus estafet dakwah.
Inilah yang terjadi di masa-masa kejayaan Islam beberapa waktu silam. Dimana banyak bermunculan ulama-ulama dengan segudang karya dan disiplin ilmu yang memberi dampak positif pada peradaban dan kemajuan Islam. Silahkan cek, tidak ada penganut suatu agama yang lebih banyak menulis buku (kitab) dalam berbagai disiplin ilmu kecuali umat Islam. Karena memang mereka dibentuk dari masyarakat (lingkungan) yang berdakwah, sehingga tak jarang diantara mereka yang sudah menghafal Al-Qur'an bahkan disaat usia mereka belum genap sepuluh tahun.
Rasullullah SAW mengumpamakan umat Islam ini seperti suatu kaum (masyarakat) yang berada dalam satu wadah semisal kapal. Sebagian mereka ada yang dibagian atas dan sebagian lagi dibagian bawah.
Dari Nu'man bin Basyir RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Perumpamaan orang yang menegakkan hukum-hukum Allah dan orang yang tidak menthaatinya, adalah seperti perumpamaan orang-orang yang sama-sama naik dalam sebuah perahu, sebagian mereka ada yang di bagian atas, dan sebagian yang lain berada di bawah.
Mereka yang berada di bawah apabila memerlukan air, ia mesti melewati orang-orang yang di atas. Lalu mereka berpikir, "Seandainya kami melubangi di tempat kami ini, tentu kami tidak mengganggu orang-orang yang di atas kami".
Kalau mereka membiarkan kehendak orang-orang yang di bawah itu, niscaya mereka binasa semuanya. Tetapi jika mereka mencegah kehendak orang-orang yang di bawah itu, maka orang-orang yang di bawah itu akan selamat, dan selamatlah semuanya". [HR. Bukhari juz 3, hal. 111]
Yang intinya, jika kita membiarkan orang berbuat maksiat, melanggar perintah Allah sedang kita tahu itu adalah salah. Maka kita ibarat orang yang berada di bagian atas kapal dan membiarkan orang yang berada dibawah untuk melubanginya. Hasilnya, tenggelam semuanya. Maka itulah pentingnya masyarakat yang berdakwah, senantiasa saling mengingatkan satu sama lain.
"Jaga baik-baik kapalmu, karena lautan ini sangat dalam. Jaga baik-baik imanmu, karena hidup ini penuh dengan cobaan dan ujian." itulah nasihat singkat dari sosok yang dikenal sebagai da'i sejuta umat KH. Zainuddin MZ.