Rabu, 13 Februari 2019

Untukmu Palestin Teruslah Gagahkan Hatimu


Ada luka yang amat pedih menikam jantungku saat aku melihat wajah-wajah putih suci itu yang tidak berdosa terlumur darah bagaikan air sirap. Entahlah darah siapa. Darah mereka. Darah ayah, darah ibu, darah kakak, darah abang, darah adik-adik dan mungkin darah teman-teman sepermainan mereka di situ.

Ada sakit yang amat sakit, yang amat menjadi sesuatu yang paling derita untuk hati. Ketika aku menyaksikan teriak seorang wanita menggendong seorang anak yang berlumuran darah, kehilangan satu tangan akibat ledakan bom. Entahlah anak siapa. Anak wanita itu mungkin, atau anak kakaknya, anak adiknya atau anak-anak kecil teman-teman sepermainannya.

Ada perih yang tak tertahankan melihat para lelaki tua memegang senjata di usia senja mereka, bertatih-tatih demi melindungi isterinya. Melindungi anak-anaknya, melindungi cucu-cucunya, menjaga tempat tinggalnya dan tanah air yang tercinta. Jika kau bertanya apakah erti cinta itu padaku? Itulah cinta, aku ulangi, itulah cinta. Melindungi sampai akhir nafas tanpa kepura-puraan demi apa yang kau cintai dengan sepenuh hatimu hingga pada akhirnya pergi menghadap Tuhan.

Ada amarah meledak dijiwaku, ketika aku menyaksikan pasukan-pasukan itu berkeliaran di udara dengan pesawat meledakan bom-bom diatas tanah itu, tanah para Sang Nabi. Dan ada murka yang tak terbendung, menyaksikan kedurjanaan mereka, kekejaman dan kezaliman mereka, keganasan mereka, kegilaan mereka dan sifat kebinatangan mereka. Meledakan setiap sumber kehidupan mereka dan menghancurkan kebebasan rakyat Palestin.

Ada rindu yang ku kirimkan dengan jutaan cahaya. Doa-doaku untukmu, semoga baik-baik saja dalam jagaan-Nya. Bertahanlah dulu melalui penat jerih dunia, walau aku tahu deritamu masih tiada penghujung, masih mengalir air mata kerana sakit, masih pilu kedengaran jeritan, ceceran darah masih belum kering, kerana saat ini perang masih berlangsung. Akan aku doakan kedamaian bagimu saudara saudariku. Usahlah gentar dan takut wahai kesayangan Tuhan, teruslah bertahan berjuang membela bangsamu. Hingga ke titisan darah yang terakhir. Darah itu akan menjadi saksi di sana bahawa kau adalah manusia yang berani. Dan batu yang kau gunakan untuk melawan musuh juga akan menjadi saksi di hadapan Tuhanmu nanti. Maka, teruslah berjuang tanpa rasa takut.

Masih ada yang menyambung perjuangan Sang Nabi dihujung duniamu, dia akan hadir nantinya dalam ada atau tiada melindungimu atas keizinan yang Maha Agung, yang menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk lainnya yang DIA kehendaki di dunia yang fana ini, meskipun ribuan mata tidak pernah tahu kehadirannya. Insya-Allah, dengan izin-Nya Yang Maha Berkuasa. Sesungguhnya Allah jualah sebaik-baik penolong bagimu.

Untukmu Palestin teruslah gagahkan hatimu. Penat lelahmu di dunia akan terbalas dengan nikmatnya syurga yang sangat indah.

Selasa, 12 Februari 2019

Ceritakan Pada Allah Meski Kau Tak Mampu Berkata-kata


Jika kamu sedang sedih, apapun sebabnya, tentu tak ingin kamu simpan sendiri. Orang yang paling kamu cari adalah yang paling dekat denganmu. Kenapa? Karena yang terdekat adalah yang terfaham terhadap dirimu. Kamu berharap ia memberimu udzur atas kesedihanmu. Orang asing tak memahami. Tapi apa kamu yakin, bahwa orang terdekatmu itu selalu faham 100% maksudmu?

Ternyata tidak selalu.

Begitulah manusia. Iya, begitulah manusia. Tidak semua hal terfahami oleh manusia. Kadang hal mudah sulit difahami. Kadang hal sulit mudah difahami.

Jika kamu tahu bahwa manusia begitu, maka ke mana kamu pergi? Kepada Allah al-Aliim al-Khabiir kamu kembali. Kembalikan pada-Nya. Ceritakan itu pada Allah. Jika itu karena salahmu, akuilah itu salahmu. Jikapun kamu tak mau mengaku, kamu tahu Allah tahu segala detail salahmu. Tiada lagi celah menghindar. Jika itu bukan salahmu, maka ceritakan pada Allah.

Bahkan, ceritakan pada Allah meski kamu tak punya lagi kata yang tersisa...

Mungkin karena terlalu sedih atau memalukan...
Mungkin karena memang kamu tak pandai merangkai kata...

Kekasihmu kadang kecewa kamu tak pandai merangkai kata, tetapi Allah Ta'ala senang dengan taubat hamba-Nya; padahal yang dilakukan hamba bukan cerita, bukan berkisah, bukan bertutur kata, melainkan menangis menangis menangis semata. Melainkan menumpahkan kejujuran kata lewat air mata. Tumpah semua. Di depan Rabbnya bersimpuh. Mengakui itu semua.

Ceritakan pada Allah meski yang bisa kamu berikan hanyalah air mata.

Kadang, tetesan air mata lebih punya makna dibandingkan sekadar kata.

Allah Maha Tahu...jumlatan wa tafshila, global dan terperinci, segala proposalmu. Dia Maha Tahu bait-bait di qalbumu. Kamu ingin apa, Dia Tahu. Kamu benci apa, Dia Tahu. Kamu bersungguh atau berpura-pura, Dia Tahu. Tapi Dia ingin agar kamu bersegera mengangkat tangan berhadapan dengan wajah bernodamu itu. Dia ingin kamu menulis proposal permohonan pada-Nya melalui lisan maupun tangisan. Dia ingin kamu membuktikan cintamu pada-Nya setelah Dia selalu membuktikan bahwa Dia selalu peduli padamu. Dia selalu memperhatikanmu. Dia menyembuhkanmu saat sakitmu. Dia memberikan pelangimu kembali setelah hujanmu.

Jika kamu jujur, dan tak satu pun makhluk mempercayaimu, maka al-Khaliq tahu kejujuranmu. Jikapun Allah al-Qahhar sudah memutuskan keindahan masa depan untukmu kelak, maka tak satu pun bisa atau bermandat menghalangi keputusannya, meskipun seluruh makhluk bersepakat menghalangi. 

Karena sebenarnya cinta-Nya yang harus kamu kejar, bukan cinta selain-Nya. Maka katakan cintamu pada-Nya jika memang jujur, dan takutlah jika kamu bohong. Makhluk bisa saling membohongi satu sama lain. Namun makhluk tak bisa membohongi Khaliqnya. Barangsiapa berbohong kepada-Nya, ia sedang membohongi dirinya sendiri.

Ceritakan pada Allah meski baru bisa setitik air mata...

Ceritakan pada Allah tentang betapa kamu mau melepaskan kekotoran dirimu namun belum mampu dan merasa belum kuat.
Ceritakan pada Allah tentang juangmu membina keluarga.
Ceritakan pada Allah tentang sayangmu pada sesiapa.
Ceritakan pada Allah tentang mimpi yang tak kunjung menjadi nyata.
Ceritakan pada Allah tentang harapanmu terhadap kaum Muslimin.
Ceritakan pada Allah tentang sedih senangmu...dapat hilangmu...jatuh bangunmu...

Meski yang teruntai baru setitik air mata...sendiri di hadapan-Nya....

Semoga yang setitik itu bisa mengharamkan jilatan api Neraka.

Senin, 11 Februari 2019

KUASA DAN CINTA


Tirani selalu bermula dari sana: saat seseorang atau sekelompok orang atau sebuah rezim kehilangan respek dan penghargaan kepada orang lain atau kelompok lain atau rezim lain. ketika respek dan penghargaan hilang, persepsi kita beralih ke dalam, kedalamnya diri, sang Aku. Lalu kita mulai memandang dari perspektif sang Aku wilayah luar orang atau kelompok lain sebagai sesuatu yang terpisah dan asing, tidak berarti, tidak layak ada atau bahkan mengancam.

Saat itu hanya satu lagi yang ditunggu oleh tirani untuk muncul jadi kenyataan: kekuasaan yang melegitimasi. Itu sebabnya tirani selalu terkait dengan kekuasaan, sekecil apapun sekalanya. Misalnya tirani dalam rumah tangga, atau sekolah, atau organisasi, atau perusahaan, atau negara. kekuasaan adalah otoritas netral yang bisa digunakan untuk meligitimasi apa saja. Godaannya justru terletak disitu: pada netralitasnya. Maka begitu respek dan penghargaan lenyap dan berganti dengan kebencian, kekuasaan segera membei jalan mulus bagi tirani.

Begitulah pada mulanya Firaun merasakan sang Aku jadi Tuhan. Ketika respek dan penghargaannya hilang kepada kerumunan besar manusia bernama rakyat, ia mulai "meremehkan" mereka. Setelah itu ia memobilisasi mereka lalu mendeklarasikan ketuhanannya. Dan serial tirani berbesar dalam sejarah manusia pun dimulai.

Tirani. Momok dalam sejarah manusia ini selalu berkoalisi dengan kekuasaan. Tapi momok ini tetap bisa dilawan. Dan kekuatan yang bisa melawannya hanya cinta. Cinta adalah kutub jiwa yang berlawanan dengan tirani: ia lahir dari respek dan penghargaan kepada manusia. Begitu kekuasaan mendapatkan sentuhan cinta, wajahnya segera berubah: gurat-gurat kekejaman segera berganti jadi garis-garis kerentaan dari seorang penguasa yang lelah melayani rakyatnya.

Jika cinta adalah tindakan memberi, maka dari sanalah datangnya semua kebajikan dalam diri seorang penguasa: mendengar, melayani, memberi, melindungi, adil dan menyejahterakan. jadi hanya dalam genggaman cinta kekuasaan beruabah jadi alat untuk melindungi, melayani dan menyejahterakan. Di sana sang Aku bukan lagi kuda liar yang setiap saat bisa melompat dari kandang dengan energi kekuasaan. Sang Aku dalam genggaman cinta adalah mata air kebijakan yang pada suatu saat bertemu dengan hujan deras kekuasaan, maka jadilah banjir: kebijakan melimpah ruah dalam muara masyarakat manusia.

Dari tradisi kepemimpinan Amerika Serikat kita bertemu dengan ungkapan ini: "Jangan bertanya apa yang diberikan negara kepadamu, tapi bertanyalah apa yang kamu berikan untuk negaramu?" Tapi dari tradisi nubuwah kita mewarisi sabda yang diriwayatkan Muslim ini: "Sebaik-baik pemimpin kalian adalah yang kalian cintai dan mereka mencintai kalian, kalian mendoakan mereka dan mereka mendoakan kalian. Seburuk-buruk pemimpin kalian adalah yang kalian benci dan mereka membenci kalian, yang kalian laknat dan mereka melaknat kalian". 

Minggu, 10 Februari 2019

RENUNGAN BAGI LELAKI YANG MENCINTAI ISTRINYA


Rumah tanggamu adalah kehormatanmu...

Hati-hatilah wahai hamba Allah....

Jangan engkau membantu syetan untuk menghancurkan rumah tanggamu sendiri.....

Berapa banyak rumah tangga yang kokoh, tinggi, tegak, indah dan menawan namun hancur berantakan karena dipicu hadirnya pihak ketiga...
cinta yang tak diundang... 
perasaan yang terlarang...

Waspadalah dengan FITNAH MEDSOS...

Bermula dari komunikasi, chattingan, kenalan ringan..
berlanjut dengan curhat...
hingga lambat laun namun pasti timbulah cinta yang tertanam

Hati-hatilah....
wahai para lelaki....

Jangan anda merasa aman ketika istri anda begitu sibuk di dunia maya...
hari-harinya disibukkan dengan dunia mayanya...
sampai ia melupakan dunia nyatanya, di kamar dia pegang hape...
di dapur pegang hape...
bahkan ketika mengajari anakmu pun dia pegang hape...

Bertaqwalah kepada Allah wahai kaum lelaki...
bagaimana engkau bisa meninggalkan istrimu di rumah, engkau sibuk bekerja mencari rupiah sedang istrimu tanpa kau sadari mencari kesibukan lain, ingin mengusir sepinya, mulailah ia mencari teman curhat, ...menceritakan aibmu ke lelaki lain...
dan bahkan istrimu memuji laki2 lain yang tidak pernah menafkahinya...
kamulah yg menafkahinya tapi ....
ia keluhkan kekuranganmu di depan lelaki selainmu....

Ketika semua itu sudah tertanam...
mulailah hilang cintanya kepadamu..
angan2nya selalu terbang dengan teman yang terlarang...
dia tidak memperdulikan lagi anakmu, dirimu dan kehormatan keluargamu

Bahkan terkadang ia merengek-merengek kepadamu minta smartphone yang mahal...
untuk apa?....
dan atas dasar apa? 
Apakah smartphone mahal itu bisa menjadikan istrimu lebih mencintaimu???...
Apakah smartphone yang mahal itu bisa menambah cepat hapalan anakmu????...
tidak...
sekali lagi tidak...

Justru makin menjauhkan kamu darinya...
dan mendekatkan orang yang jauh menuju kepadanya....

Wahai para suami hati2lah.....
di luar sana banyak tangan-tangan syetan yang ingin menghancurkan rumah tanggamu.....
jagalah istrimu dan rumah tanggamu

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ إِبْلِيْسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِيْءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُوْلُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُوْلُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ ثُمَّ يَجِيْءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُوْلُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ قَالَ فَيُدْنِيْهِ مِنْهُ وَيَقُوْلُ نِعْمَ أَنْتَ

“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air kemudian ia mengutus bala tentaranya. Maka yang paling dekat dengannya adalah yang paling besar godaannya. Datanglah salah seorang dari bala tentaranya dan berkata, “Aku telah melakukan begini dan begitu”. Iblis berkata, “Engkau sama sekali tidak melakukan sesuatupun”. 
Kemudian datang yang lain lagi dan berkata, “Aku tidak meninggalkannya (orang yang ia goda ) hingga aku berhasil memisahkan antara dia dan istrinya. Maka Iblis pun mendekatinya dan berkata, “Sungguh engkau sebaik-baik bala tentaraku” 
[HR Muslim IV/2167 no 2813
...

🍃 Para suami,

Begitu juga sebaliknya.....

jangan sesekali engkau berlaku curang kapada istrimu...
karena kecuranganmu akan terbalas...
jika engkau bermudah-mudahan dengan wanita lain selain istrimu..
Maka itu adalah awal kehancuran....
engkau telah membuka pintu rumahmu untuk laki2 lain selain dirimu...

Ingatlah istrimu...
jaga kehormatannmu niscaya istrimu akan terjaga kehormatannya...

Ingat.... 
kecuranganmu akan terbalas....

Jangan engkau merusak rumah tangga orang....
agar rumah tanggamu tidak dirusak orang

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ مِنَّا مَنْ خَبَّبَ امرَأَةً عَلَى زَوجِهَا

”Bukan bagian dariku seseorang yang melakukan takhbib terhadap seorang wanita, sehingga dia melawan suaminya.” (HR. Abu Daud 2175 dan dishahihkan al-Albani)

Takhbib adalah merusak istri orang agar dia memben
ci suaminya

‘Siapa yang melakukan takhbib brarti dia menipu wanita, merusak keluarganya atau memotivasinya agar cerai dengan suaminya, agar dia bisa menikah dengannya atau menikah dengan lelaki lain atau cara yang lainnya. (Aunul Ma’bud, 14/52

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَمَنْ أَفْسَدَ امْرَأَةً عَلَى زَوْجِهَا فَلَيْسَ مِنَّا

”Siapa yang merusak hubungan seorang wanita dengan suaminya maka dia bukan bagian dariku.” (HR. Ahmad 9157 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

INGAT WASIAT NABI

Dosamu-lah yang menyebabkan engkau berpisah dengannya

"مَا تَوَادَّ اثْنَانِ فِي الله جل وعز أو في الإِسْلامِ ,فَيُفَرَّقُ بَيْنَهُمَا إِلا بِذَنْبٍ يُحْدِثُهُ أَحَدُهُمَا"

“Tidaklah dua orang saling mencintai karena Allah, kemudian berpisah, melainkan karena perbuatan dosa yang dilakukan oleh salah seorang dari keduanya (HR. Bukhari )

Jagalah cintamu dengan engkau tidak berbuat dosa...

Karena dosamu bisa memisahkanmu dengan cintamu

Semoga Allah menjaga keluarga kita...

آمــــــــــــــــــين يا رب العالمـين

Sabtu, 09 Februari 2019

MENJAUH DARI ISTRI, MENGHILANGKAN REJEKI


Ini bukan takhayul atau semacam kisah “dunia lain” yang kerap dimuat di majalah atau koran mistis. Ini hanyalah tentang kisah hidup seorang suami yang mengalami pengalaman spiritual, dan akhirnya menemukan kesimpulan menarik untuk disampaikan kepada orang lain. Bisa jadi pengalaman semua orang bisa berbeda, namun sepanjang pengalaman itu tentang hal yang positif dan konstruktif sudah selayaknya menjadi pelajaran berharga bagi siapa saja. 

Seorang suami bercerita tentang lika-liku kisah hidupnya. Ia seorang pengusaha kelas menengah. Belum terlalu besar usahanya, namun juga tidak bisa dibilang kecil. Ada kalanya ia mendapatkan hasil yang melimpah ruah, rejeki terasa lancar, keuntungan seakan selalu berpihak kepada dirinya. Namun, ada kalanya hasil yang didapatkan sangat kecil, bahkan cenderung merugi, ditambah lagi mendapatkan kemalangan yang bertubi-tubi. 

Kondisi seperti itu berulang-ulang terjadi. Bisnisnya mengalami fluktuasi yang sangat dinamis. Semua orang dalam dunia bisnis menyatakan itu hal yang wajar saja. Tidak ada usaha yang selamanya untung tanpa pernah merugi. Semua pebisnis pernah mengalami masa untung dan masa rugi. Jadi, soal fluktuasi untung dan rugi yang dialami para pebisnis dan pengusaha adalah cerita biasa saja. Semua pernah mengalaminya. 

Menjauh dari Istri, Menghambat Rejeki 
Kendati semua orang mengatakan bahwa fluktuasi keuntungan dan kerugian dalam dunia usaha adalah hal biasa, namun suami yang satu ini ternyata memiliki catatan tersendiri. Ia tidak saja melihat fluktuasi itu sebagai konsekuensi dari dunia usaha yang memang sangat dinamis, namun jauh di balik itu, ia melihat fluktuasi situasi kejiwaannya. Ia akhirnya menemukan ada pola yang konstan dalam kehidupan pribadi dan perjalanan bisnisnya. 

"Setiap kali saya jauh dari istri, rejeki saya juga menjauh," ujar lelaki ini. "Saat lagi banyak uang, saya mudah tergoda wanita. Begitu mulai asyik dengan wanita lain, saya mulai menjauhi istri. Ketika mulai jauh dari istri, rejeki saya pun menjauh. Harta yang banyak, habis dalam waktu singkat," tambahnya. "Saat harta habis, saya kembali ke rumah dan mendekat ke istri. Dan begitu saya berada dalam kehangatan hubungan dengan istri, rejeki saya lancar lagi," begitulah pola yang ia temukan dalam kehidupan pribadi dan bisnisnya. 

Ia mendapatkan pola yang ritmis dan konstan. Saat ia menjadi suami yang baik, menjadi ayah yang baik, rejeki sangat lancar mengalir seakan tanpa kendala yang berarti. Semua kegiatan dan usahanya berjalan dengan lancar. Hasilnya sangat menggembirakan, selalu untung dan bahkan berlipat keuntungannya. Lebih dari yang diprediksi sebelumnya. Di saat hangat dengan keluarga, ia bisa mendapatkan banyak uang dan kekayaan dari kegiatan bisnisnya. 

Namun, di saat ia mulai tergoda untuk bermain-main dan bersenang-senang dengan perempuan lain, mendadak rejekinya pun menjauh bahkan menghilang darinya. Beberapa kali sempat jatuh terpuruk, justru ketika ia tengah menikmati hasil kekayaannya dengan wanita lain. Tidak dengan istri dan anak-anaknya. Harta yang banyak dan melimpah, dalam waktu singkat habis terkuras untuk bersenang-senang dengan wanita lain. Pada kondisi seperti ini, mendadak ia merasakan sulitnya mendapatkan keuntungan besar dari bisnis yang dikerjakannya. Padahal beberapa waktu sebelumnya begitu lancar, namun setelah perilakunya berubah, rejeki menjadi seret. Usahanya mengalami lilitan masalah pelik, dan akhirnya berdampak kerugian. Beberapa kali hampir mengalami kebangkrutan, sangat berat untuk meneruskan usaha. Namun, akhirnya ia bisa kembali bangkit dan mendapatkan keuntungan yang memadai. 

Setelah dicermati, ia mengalami kebangkitan kembali dari keterpurukan usaha, di saat ia kembali kepada istri dan anak-anak di rumah. Karena uangnya habis, ia tidak bisa lagi berfoya-foya, dan akhirnya pulang ke rumah mendekat kepada istri dan anak-anaknya. Tentu saja tidak mudah untuk kembali mesra dan harmonis seperti sedia kala, setelah ia bersenang-senang dengan wanita lain.  

Namun berkat kesabaran sang istri, perlahan hubungan mereka baik kembali. 

Kehangatan Keluarga, Membawa Sukses 
Usaha Ia kembali merasakan kehangatan dan dukungan dari istri dan anak-anaknya. Di saat hubungan yang harmonis seperti inilah, ia menemukan berbagai kemudahan untuk mengatasi masalah dalam usahanya. Bisnisnya berjalan lancar, dan kembali mendapatkan keuntungan besar. Semua berkat dorongan dan dukungan dari keluarga yang mencintai dan menerimanya apa adanya. 
“Maka setialah kepada keluarga. Mereka yang memberikan dorongan kekuatan kepada kita untuk sukses. Kita tidak mungkin bisa sukses sendiri. Apalagi ketika kita menjauh dari istri, walaupun istri tidak mengetahui detail kelakuan suami, namun perasaannya yang tajam bisa menjadi doa,” ujar lelaki tersebut. 

Inilah yang makna dari berkah. Jika keuntungan usaha itu berkah, akan membawa dampak berlipatnya kebaikan yang didapatkan. Sebaliknya, jika kekayaan yang dimiliki hanya digunakan untuk kemaksiatan, maka akan menghilangkan nikmat yang hakiki. Yang didapatkan hanya kesenangan sementara, namun akan mengalami masa penderitaan yang panjang tak terkira. 

Berkah, dalam bahasa Arab disebut al-barokah, adalah bertambahnya kebaikan. Meskipun kita memiliki uang yang sama, jumlah kebaikan yang bisa diproduksi dari nilai uang tersebut berbeda-beda. Pembedaan ini salah satunya berada dalam keberkahan. Saat seorang suami memiliki kehangatan hubungan dengan istri dan anak-anak, pada saat itu terjadilah suasana sakinah dalam dirinya. Suasana sakinah ini memberikan motivasi kebaikan dalam dirinya untuk berproduksi secara positif. 

Ketika ia melakukan kemaksiatan, keberkahan langsung hilang. Tidak akan ada berkah dalam perbuatan maksiat. Maka akhirnya #rejeki nya sulit dan tidak lancar, bahkan mengalami keterpurukan.

Kamis, 07 Februari 2019

DIANTARA AKHLAK RASULULLAH SAW


Sebagai mana yang telah kita ketahui bersama bahwa salah satu bukti adanya iman dihati adalah masih adanya rasa malu. Karena ia adalah bagian dari iman. Bisa kita bayangkan apa jadinya jika ada seseorang yang hilang rasa malunya?

Rasa malu bukanlah aib, bahkan ia bisa menjadi pagar pembatas untuk mencegah kita dari hal-hal yang bisa menjerumuskan kita ke dalam kehinaan.

Bahkan Rasulullah sendiri sebagai suri teladan bagi kita adalah seorang yang pemalu. Diriwayatkan dari Abu Sa'id Al Khudri, ia berkata, "Rasulullah Saw itu lebih pemalu daripada seorang gadis pingitan. Apabila beliau melihat sesuatu yang tidak disenangi, maka kita dapat melihat itu tampak dari wajahnya."
( HR. Bukhari 3562, Muslim 2320)

Selain itu, beliau Saw juga seorang yang sangat penyabar dan tidak pernah bersikap kasar. Hal ini sesuai dengan pengakuan sahabat mulia Anas bin Malik yang telah menjadi pembantu dirumah Rasulullah Saw selama sepuluh tahun. Rasulullah Saw memuliakannya, bahkan kita pun saat ini memuliakan sahabat Anas bin Malik.

Dari Anas bin Malik, ia berkata, "Aku telah melayani Rasulullah Saw selama sepuluh tahun. Selama itu beliau sama sekali tidak pernah mengatakan kepadaku, 'Cis' atau 'Mengapa engkau melakukannya?' atau "Mengapa engkau tidak melakukannya?' Rasulullah Saw adalah manusia yang paling baik akhlaknya. Aku tidak pernah menyentuh kain bulu atau sutera atau apapun yang lebih lembut dari telapak tangan Rasulullah Saw. Aku juga tidak pernah mencium misk atau wewangian yang lebih harum daripada keringat Rasulullah Saw."
(HR. Tirmidzi 2015, Muslim 2330)

Begitu pula akhlak Rasulullah Saw dalam beribadah. Rasulullah Saw tidak menginginkan suatu hal pun yang bisa memberatkan dan mempersulit umatnya dalam beribadah. Maka, beliau Saw mengajarkan kepada kita untuk beribadah dan beramal sesuai dengan kadar kemampuan masing-masing.

Dari Aisyah, ia berkata, "Rasulullah Saw masuk menemuiku, sementara bersamaku ada seorang wanita. Beliau bertanya, 'Siapa dia?' Aku menjawab, 'Fulanah, ia tidak pernah tidur untuk mengerjakan shalat (selalu tahajud sepanjang malam).'

Lantas beliau pun bersabda, 'Kalian harus beramal menurut kemampuan kalian. Demi Allah, Allah tidak akan merasa bosan hingga kalian sendiri yang merasa bosan'.

Aisyah melanjutkan, dan amalan yang paling beliau sukai adalah yang dikerjakan oleh pelakunya secara kontinyu (berkesinambungan)."
(HR. Bukhari 43, 1151, Muslim 785)

Sungguh sebaik-baik teladan dalam kehidupan adalah beliau Saw. Semoga kita diringankan untuk senantiasa meniru akhlak dan sikap beliau Saw dalam segala hal.

Rabu, 06 Februari 2019

IKHTIAR MAKSIMAL SEBAGAI MANUSIA, HIKMAH DIBALIK PERISTIWA HIJRAH (1)


*Tidurnya Ali ra. ditempat tidur Nabi Saw*

Saat itu Jibril datang kepada Nabi Saw seraya berkata, "Janganlah engkau tidur malam ini ditempat yang biasa kamu tiduri."

Setelah malam gelap, kaum kafir Quraisy berkumpul di depan pintu rumah Nabi Saw. mengintai dan menunggu beliau tertidur sehingga mereka bisa masuk beramai-ramai untuk membunuh beliau.

Ketika Nabi Saw melihat keadaan mereka, beliau berkata kepada Ali ra., "Tidurlah ditempat tidurku, dan berselimutlah dengan selimut yang biasa aku gunakan ini. Sesungguhnya engkau tidak akan ditimpa sesuatu yang tidak engkau sukai dari mereka."

Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengelabui musuh, agar mereka mengira bahwa Nabi Saw masih berada ditempat tidurnya.

Seorang musyrik yang tidak ikut dalam menyerbuan seketika itu melewati rumah Nabi Saw dan berkata, "Semoga Allah mengecewakan kalian. Sungguh Muhammad telah keluar, dia keluar dengan menaburkan pasir diatas kepala kalian. Apakah kalian tidak merasakannya?" Mereka berkata, " Demi Allah, itu adalah Muhammad, tidur dengan selimutnya."

Akhirnya mereka menunggu sampai pagi. Setelah Ali ra. bangun dari tidurnya mereka berkata, "Demi Allah, apa yang dikatakan oleh orang tadi malam adalah benar."

Kendatipun Rasulullah Saw sangat yakin akan pertolongan Allah terhadap dirinya, namun hal itu tidak mencegahnya untuk mengerahkan upayanya sebagai manusia, ikhtiar beliau sebagai manusia, dengan memerintahkan Ali ra. agar tidur ditempat tidur beliau dan berselimut dengan selimut beliau, agar mereka mengira bahwa beliau tidak kemana-mana, masih berada ditempat tidurnya.

Di satu sisi Allah SWT menutup mata mereka disaat Nabi Saw keluar dan menurunkan rasa kantuk terhadap mereka hingga Nabi Saw bisa keluar dengan selamat. Namun, disisi lain atas kehendak Allah pula Nabi Saw berpapasan dijalan dengan seorang pengendara dan mengingatkan kepada musuh bahwa Nabi Saw telah pergi meninggalkan rumah. Allah menjaga Nabi Saw tidak dengan mukjizat, melainkan dengan 'sebab perencanaannya sebagai manusia'.

Sehingga dari peristiwa tersebut kita bisa mengambil pelajaran untuk memaksimalkan ikhtiar kendatipun kita sepenuhnya bergantung kepada Allah. Jangan sampai, lantaran alasan tawakal dan berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT, justru malah menjadikan kita manusia yang lemah, malas dan hanya berusaha alakadarnya dengan mengesampingkan potensi yang ada pada diri kita, kemudian meratap karena pertolongan Allah tidak kunjung datang kepada kita, padahal kita sendirilah yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada diri kita sendiri.