Selasa, 22 November 2022

ADAKAH SELAIN ALLAH YANG MENGATUR HIDUP KITA


 Seorang sahabat bertanya tentang mimpi raja Mesir yang ditakwilkan oleh Nabi Yusuf. Apakah hikmah dari mimpi tersebut? Sungguh suatu pertanyaan yang menarik untuk dibahas. Mari kita awali dengan ayat ke-43 dari Surat Yusuf.

وَقَالَ ٱلْمَلِكُ إِنِّىٓ أَرَىٰ سَبْعَ بَقَرَٰتٍ سِمَانٍ يَأْكُلُهُنَّ سَبْعٌ عِجَافٌ وَسَبْعَ سُنۢبُلَٰتٍ خُضْرٍ وَأُخَرَ يَابِسَٰتٍ

_Raja berkata, "Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering."_

Para penasihat menganggap mimpi ini hanya bunga tidur saja, namun raja tidak merasa demikian. Karena ia melihat keteraturan angka tujuh di sana. Seandainya jumlah sapi gemuk berlainan dengan sapi kurus dan berlainan pula dengan jumlah gandum hijau maupun gandum kering, mungkin saja mimpi ini tak ada arti. 

Namun melihat fakta bahwa semua objek tersebut berjumlah tujuh, raja yakin ada Yang Maha Mengatur di balik keteraturan mimpinya itu. Singkat cerita dipertemukanlah ia dengan Nabi Yusuf yang bisa menjelaskan arti mimpinya. 

Sang Nabi melihat antara sapi dengan gandum juga memiliki hubungan sebab akibat yang teratur. Sapi digunakan untuk membajak sawah dan ladang, hingga menghasilkan tanam-tanaman seperti gandum. 

Tentu sapi tidak dimanfaatkan untuk membajak setiap hari. Karena dalam satu tahun ada periode tanam, dan ada periode panen. Sapi hanya membajak pada waktu mulai menanam saja dalam setahun. Maka tujuh sapi menjadi isyarat untuk tujuh tahun. Demikianlah takwil Nabi Yusuf.

Apalagi waktu penyimpanan untuk bulir-bulir gandum tahan hingga tujuh tahun. Bila disimpan lebih dari itu, bisa jadi bulir-bulir tersebut akan rusak dan tidak bisa dikonsumsi. 

Kelak mimpi tersebut menjadi akhir dari musibah Nabi Yusuf, karena beliau akhirnya menduduki jabatan penting di kerajaan. Jika kilas balik ke belakang, awal dari musibah juga ditunjukkan oleh mimpi. Yaitu sebelas bintang, bulan, dan matahari bersujud dalam mimpi Nabi Yusuf.

Hal ini lagi-lagi memperlihatkan adanya keteraturan. Bahwa mimpi yang menjadi awal cerita, bukan kebetulan jika mimpi pula yang menjadi akhir cerita. Sungguh menunjukkan bahwa segala sesuatu dalam pengaturan Allah.

Oleh karena itu, salah satu hikmah yang lembut ingin disampaikan oleh Al-Quran pada kisah Nabi Yusuf adalah mengingatkan kita untuk senantiasa pasrah dan tunduk diatur oleh Allah. Jangan keluar dari aturan-Nya, karena tak ada selain Allah yang mengatur kehidupan ini.

Allah mengatur kita tentang mana yang halal dan mana yang haram, maka tinggal kita ikuti. Jika kita mau diatur, insya Allah kehidupan dunia kita akan teratur. 

Allah mengatur kapan waktunya ibadah kapan pula waktunya mencari dunia. Maka tinggal kita taati. Jangan melanggar waktu ibadah karena sibuk dengan dunia. Saat kita mau selaras dengan pengaturan Allah, niscaya bukan hanya di dunia bahkan kehidupan di akhirat akan teratur. 

Bukankah dalam Al-Quran ada surat bernama Az-Zumar yang artinya berkelompok-kelompok. Karena Al-Quran ingin menunjukkan kelak di akhirat para _ahlul jannah_ diarahkan menuju pintu surga dalam keadaan berkelompok demi kelompok yang tertib dan teratur.

Hiduplah dengan teratur di dunia, masuklah ke surga dengan teratur di akhirat. 

HANDPHONE

 


Saat handphone kita pakai buat membaca inspirasi yang bikin kita semangat untuk memperbaiki diri, itu berarti kita sudah bijaksana menggunakan teknologi.

Apalagi saudara suka mengikuti tulisan saya, handphone saudara pasti senang seandainya bisa bicara, hehe :)

Tapi peran terbesar handphone tuh ternyata bukan disitu. Bukan karena kemampuannya memembus dunia internet, tapi lebih kepada seringnya handphone menasihati kita setiap saat.

Saat kita isi pulsa handphone untuk membeli paket, dia berpesan sama kita, 

"Mas luar biasa rezekinya banyak bisa isikan saya pulsa 100.000, nanti jangan lupa shalat jumat amalnya 100.000 juga buat masjid. Masjid kan lebih penting buat masa depan mas sendiri"

Saat kita tanggap sekali membalas pesan yang masuk di grup dan media sosial, dia nasihat lagi, 

"Mas yang dahsyat banget jawab pesan saya dengan sigap. Nanti jangan lupa jawab panggilan azan sigap juga. Shalat kan lebih penting buat masa depan mas sendiri"

Saat saya kehilangan handphone, saya takut sekali, eh ternyata saya cuma lupa nyimpen dimana, dia malah tegur saya,

"Mas sudah setakut itu kehilangan saya, harusnya mas juga lebih takut lagi kehilangan iman. Maka jangan lupa baca Al-Quran setiap hari mas, untuk menjaga iman. Karena iman itu lebih penting buat masa depan mas sendiri"

Kena banget ya ini nasehat handphone kita. Diam-diam saya makin bersyukur punya handphone yang pandai mengingatkan seperti ini.

KETIKA AJAL DATANG


 Jika engkau telah dibaringkan di kuburmu..  

Dan engkau telah menghadap Rabbmu. 

Maka tidak akan berguna lagi pujian dan sanjungan manusia kepada kita. 

Tidak akan bermanfaat lagi banyaknya orang yang bertepuk tangan untuk kita. 

Tidak akan ada efeknya lagi banyaknya like pada status kita, begitu pula banyaknya teman dan follower kita. 

*Yang nantinya akan bermanfaat dan berguna bagi kita adalah sujud yang kita sembunyikan.* 

*Linangan air mata yang kita teteskan karena takut kepada Allah*

*Amal jariyah yang kita salurkan untuk agama Allah Ta'ala*

*Bacaan Quran dan dzikir yang kita lirihkan karena dorongan keikhlasan.*

*Uluran tangan kita dalam membantu dan meringankan beban hidup orang lain..*

*Dan amal sholeh apapun yang kita lakukan dengan keikhlasan yang sebenarnya.*

*Oleh karenanya* 

Jadikanlah akherat sebagai tujuan hidup kita. 

Itulah yang akan selamanya kita nikmati di alam baka.


Senin, 21 November 2022

NASIHAT PALING RINGKAS


 Salah satu buku favorit saya adalah _Latoiful Quran wal Arabiyah_ karena pada buku tersebut dikupas keindahan bahasa Al-Quran dan keunikan bahasa Arab. Selain itu ada pula nasihat-nasihat. Satu yang sangat saya suka, yang disebut sebagai khutbah paling ringkas dari Syekh Abdul Qodir Al-Jailani.

لقمة في بطن جائع خير من بناء ألف جامع، وخير ممن كسا الكعبة وألبسها البراقع، وخير ممن قام لله راكع، وخير ممن جاهد للكفر بسيف مهند قاطع، وخير ممن صام الدهر والحر واقع، وإذا نزل الدقيق في بطن جائع له نور كنور الشمس ساطع، فيا بشرى لمن أطعم جائع

_Sesuap makanan untuk perut orang yang lapar adalah lebih baik daripada membangun seribu masjid dan lebih baik daripada memberi kiswah pada Ka'bah dan menutupinya dengan kain. Lebih baik daripada berdiri rukuk kepada Allah, lebih baik daripada memerangi kekufuran dengan pedang terhunus. Lebih baik daripada puasa sepanjang zaman saat cuaca panas. Jika gandum singgah di perut orang yang lapar ia peroleh cahaya bagaikan cahaya matahari yang bersinar terang. Bergembiralah wahai siapapun yang memberi makanan orang yang lapar._

Jangan salah mengartikan kalimat tersebut. Nasihat itu hendak menegur kepada orang yang berlomba membangun masjid dengan megah, namun tetangganya lapar di sebelah rumahnya ia tidak peduli. Padahal menyelamatkan hidup seorang manusia, setara dengan menyelamatkan hidup seluruh manusia. Seperti disebutkan dalam ayat ke-32 surat Al-Maidah.

وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَآ أَحْيَا ٱلنَّاسَ جَمِيعًا

_"Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya."_

Intinya adalah kepedulian terhadap sesama. Islam adalah agama kasih sayang, bukan agama individualis. Kita diwajibkan zakat untuk membentuk hati yang punya sifat perhatian pada orang lain. Kita diperintah shalat berjamaah agar terbangun rasa kebersamaan.

Ketika orang-orang di zaman maju dan modern sudah menganut sistem kapitalisme dan egoisme, kaum muslimin setiap hari justru masih mendoakan orang lain, meskipun mereka tidak saling kenal. Bukankah salah satu bacaan wajib dalam shalat adalah doa bagi orang-orang muslim.

اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ

_"Semoga keselamatan dilimpahkan kepada kami (kaum muslimin) dan kepada hamba-hamba Allah yang salih."_

Siapakah "kami" dalam doa tersebut? Yaitu diri kita sendiri dan orang lain yang beragama Islam. Siapakah hamba-hamba Allah yang salih? Ini juga orang lain. Terbukti shalat melatih kepedulian kita kepada orang lain.

Mari kita niatkan agar diri ini punya rasa peduli terhadap orang lain. Mungkin kita belum bisa membangun seribu masjid, belum pula bisa memberi kiswah Ka'bah. Tapi bukankah kita masih bisa bersikap perhatian kepada sesama. Jika sedang mendapat rezeki, jangan lupa berbagi. Siapa tahu mereka membutuhkan.

Bukan hanya perhatian urusan perut, tetapi juga urusan agama. Jika kita sedang mendapat nasihat yang bagus, jangan lupa berbagi. Siapa tahu mereka membutuhkan. Termasuk tulisan saya di WhatsApp seperti sekarang, seratus persen bebas dibagikan kembali.

Atau ada cara yang lebih praktis, ajak saja sahabat kita yang lain untuk mendaftarkan nomor Wa mereka, sehingga otomatis mendapatkan tulisan motivasi satu pekan sekali seperti ini. Jika Anda merasa tak pandai merangkai kalimat ajakannya, saya akan kirimkan dalam satu jam ke depan. Tinggal copy dan paste saja ke grup-grup Wa kita masing-masing.

Tetapi hal ini bukan paksaan. Bagi yang mau saja. Kita niatkan kepada Allah, kelak dari satu-dua tulisan yang terbaca mungkin ada yang tergerak dan hidup hatinya. Semoga menghidupkan hati seorang manusia, juga bernilai seperti menghidupkan hati seluruh manusia. Amiiin.

Ajak sebanyak-banyaknya teman kita ya. 

MULUT HANYA SATU TELINGA ADA DUA


 Dalam berbicara dengan lawan bicara...,_

_Kita harus menggunakan tata krama dan tutur kata yg baik._

_Jangan sampai bahasa kita menyakiti orang lain, ketus, nyelekit dan menimbulkan permusuhan....._

_*AKHLAK yang baik akan mengeluarkan BAHASA yang baik....*_

_Dalam istilah Teko,_

_*“Teko akan mengeluarkan apa yang ada di dalamnya....*_

_*Di dalamnya AIR KOPI maka jika dituangkan akan keluar AIR KOPI*_

_*Jikalau di dalamnya AIR TEH maka jika ditungakan akan keluar juga AIR TEH.*_

_*Begitu juga dengan manusia,*_

_Jika *AKHLAQNYA baik* maka *TUTUR KATA* yang keluar juga baik dan sebaliknya....”_

_Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,_

_من يومن بالله واليوم الآخر 

فليقل خيرا او ليصمت

Barang siapa beriman  kepada Allah dan hari akhir , maka berkatalah yg baik atau DIAM.”*_

(HR. Al-Bukhari, Muslim)

_Imam *Abu Hatim Ibnu Hibban Al-Busti* berkata;_

 _*Orang yang BERAKAL selayaknya lebih banyak DIAM daripada bicara.....*_

 _*Orang yang BERAKAL seharusnya lebih banyak mempergunakan kedua telinganya daripada mulutnya.*_

_*Dia perlu menyadari bahwa dia diberi dua telinga, dan diberi hanya satu mulut,*_

_*Supaya dia lebih banyak mendengar daripada berbicara.*_


ARTI SEBUAH NAMA

 


Ceritanya keponakan saya menyelenggarakan resepsi pernikahan di _ballroom_ sebuah hotel bintang lima. Untuk memudahkan keluarga yang datang dari luar kota, ia juga sudah _booking_ beberapa kamar hotel untuk menginap.

Keluarga saya juga masuk daftar yang disiapkan sebuah kamar. Tentu kami tak melewatkan kesempatan ini. Kapan lagi bisa menginap di hotel bintang lima.

Pada hari yang direncanakan saya sekeluarga berangkat ke hotel yang dimaksud. Ia sudah memberi arahan agar nanti cukup konfirmasi saja kepada resepsionis di hotel tersebut untuk kamar nomor sekian, yang sudah dipesan dengan nama dia.

Benar saja, ketika saya menyebutkan nama dia, petugas hotel mengecek sebentar di komputer kemudian ia memberikan kartu akses menuju kamar yang dituju. Kami langsung mengambil langkah seribu karena tidak sabar ingin menikmati semua fasilitas kamar tersebut.

Kasur yang sangat nyaman, televisi super besar yang menayangkan acara luar negeri, kamar mandi dengan air hangat dan dingin, dan aneka kemewahan lainnya dapat dirasakan sepuasnya. Betapa hebatnya arti sebuah nama. Bayangkan jika tadi saya tak menyebut namanya kepada resepsionis, tentu kami semua akan tertahan masuk.

Padahal ia hanya penyewa saja, bukan pemilik. Coba bayangkan jika keponakan saya itu adalah pemilik hotel bintang lima tersebut. Ketika saya datang ke resepsionis dan mengawali pembicaraan dengan menyebut nama dia, tentu saya akan mendapatkan pelayanan yang jauh lebih istimewa lagi!

Barangkali inilah sebabnya mengapa setiap pagi kita harus mengawali hari dengan menyebut nama Allah. Karena langit dan bumi serta apa yang ada di antaranya adalah kepunyaan Allah. Sebagaimana salah satu zikir yang dibaca Rasulullah di pagi hari dan petang berikut ini.

بِسْمِ اللَّهِ الَّذِى لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَىْءٌ فِى الأَرْضِ وَلاَ فِى السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

_"Dengan menyebut nama Allah yang bila disebut nama-Nya tidaklah berbahaya suatu apapun di bumi dan di langit, Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."_

Allah adalah Pemilik alam raya ini. Maka sudah sepantasnya kita menyebut nama-Nya disertai keimanan dan kepasrahan, agar kita diberi kesempatan menikmati segala fasilitas di alam ini dengan keridhaan-Nya.

Udara yang kita gunakan untuk bernapas, sumber makanan nabati dan hewani yang kita konsumsi, hujan yang turun, matahari dan bulan yang tak pernah jenuh terbit dan tenggelam demi kita bisa menikmati siang dan malam. Semua karunia ini bisa kita akses setiap hari.

Selain mengingat nama Allah pada pagi dan petang, ucapkanlah _Bismillah_ (dengan nama Allah) pada setiap kali kita memulai perbuatan. Karena seluruh anggota tubuh kita adalah kekuasaan Allah. Kita hanya dipinjamkan saja, bukan pemilik.

Allah yang menciptakan tubuh ini, membesarkan, merawat, menjaga, melindungi dari penyakit, kita tinggal pakai. Oleh karena itu setiap aktivitas yang dilakukan, awali dengan menyebut nama-Nya.

Sepertinya sebuah hal yang dianggap kecil, padahal efeknya besar. Orang yang tak ingat untuk menyebut nama-Nya, maka jangan salahkan siapa-siapa bila perlahan-lahan ia tertahan untuk menikmati aneka macam nikmat-Nya. Bukan hanya nikmat di dunia, bahkan di akhirat.

Minggu, 20 November 2022

TAK ADA WAKTU UNTUK MENGELUH


 Kita paham kalau nikmat Allah sungguh tak sanggup untuk kita hitung.

Allah  berfirman: *"Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."*

(QS. An Nahl: 18).

Kita juga paham kalau Allah pasti juga menguji kita. 

*"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?"* (QS Al-'Ankabuut : 2)

Ketahuilah... 

Musibah yang menimpa kita hanyalah sesekali, sementara kenikmatan terus tercurah tiada henti. 

Logikanya jika nikmat Allah Ta'ala itu banyak dan gak bisa kita hitung maka harusnya *'Tak Ada Waktu Untuk Mengeluh!'.*

Allah berfirman : *"Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya"*

(QS Al-'Adiyaat : 6)

Al-Hasan Rahimahullah berkata :

Yaitu orang yang menghitung-hitung musibah (yang sedikit) dan melupakan kenikmatan-kenikmatan Robbnya (yg telah banyak diberikan kepadanya).  (Tafsir Ibnu Katsir 8/467)

Sekarang apakah kita termasuk ingkar ? 

Atau termasuk yang sabar ?

Ingat, jika Allah menginginkan kebaikan pada seorang hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia dengan diberikan musibah sehingga ia keluar dari dunia dalam keadaan bersih dari dosa.

Semakin kuat iman, semakin berat cobaan, namun semakin Allah  cinta. 

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, *"Sesungguhnya balasan terbesar dari ujian yang berat. Jika Allah mencintai suatu kaum, maka Allah akan memberikan cobaan kepada mereka. Barangsiapa ridho, maka Allah pun ridho. Dan barangsiapa murka (tidak suka pada cobaan tersebut), maka baginya murka Allah"* (HR. Tirmidzi no. 2396).

*"Stop Complaining, Keep Fighting"*

Wallahu A'lam Bisshawab