Kita perlu cermati banyak di antara orang-orang yang masuk daftar orang-orang terkaya dunia ini yang dikenal sebagai orang yang murah hati. Mereka menyisihkan sebagian kekayaannya untuk berbagai kegiatan sosial (charity), pelayanan publik dan pemberdayaan masyarakat.
Orang terkaya didunia dikutip dari Business Insider sebut saja misalnya Carlos Slim Helu dikenal sebagai filantropis yang banyak membantu kegiatan sosial.
Bill Gates sangat terkenal karena menyisihkan sebagian kekayaannya melalui kegiatan di Gates & Melinda Foundation.
Warren Buffet juga sudah lama dikenal sebagai orang yang murah hati karena menyisihkan separuh dari kekayaannya untuk kegiatan sosial. Pada tahun 2012 lalu Warren Buffet menyumbangkan kekayaannya sebesar 3,084 Milyar dollar AS (setara Rp 29 Trilyun) untuk kegiatan amal sosial.
Zuckerberg dan Chan telah menyumbangkan lebih dari USD 1 triliun untuk pendidikan dan penelitian medis, termasuk sumbangan multi-juta dolar ke rumah sakit San Francisco yang kemudian dinamai Zuckerberg pada tahun 2015.
“Saat Kita Menempatkan Diri Dg SEMAKIN BANYAK MEMBERI, Maka Kita Akan Berada Dalam ALIRAN SEMAKIN BANYAK MENERIMA.
Dan Akibatnya Kita Berada Di ZONA SEMAKIN BANYAK BERDATANGAN REZEKI BERLIMPAH .” dikutip Motivator Kepribadian Dan Founder Rezeki Healing Anaz Almansour "
Seperti pepatah tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah dan kebaikan akan dibalas dengan kebaikan ini sudah dijelaskan dalam firman Allah di surah Al-Baqarah :
“Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat,” (QS. Al-Baqarah: 265).
Memaknai sebuah pertanyaan tentang kekayaan berawal dengan sebuah sebuah nasehat suri tauladan kita. Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Kaya bukanlah diukur dengan banyaknya kemewahan dunia. Namun kaya (ghina’) adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar