Sabtu, 15 Oktober 2022

Jangan Terlalu Cinta, Sekadarnya Saja!

 


Mencintai secara proporsional. “.... 

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” 

(QS Al Baqarah [2]: 216).

Dalam kehidupan, Anda  memiliki orang-orang yang dicinta. Apa itu pasangan Anda, keluarga atau mungkin teman. Sedemikian tinggi kecintaan itu hingga jika suatu saat mereka meninggalkan maka Anda akan merasakan kesedihan yang mendalam.

Demikian pula halnya dengan kebencian. Biasanya  juga memiliki orang-orang yang anda benci, baik karena kelakuannya, hubungan yang tidak baik pada masa lalu atau karena berbagai hal lainnya. Dalam hidup jangan terlalu cinta dan benci karena itu berbahaya bagi kesehatan mental Anda!

Terkadang sedemikian besar kebencian tersebut hingga seseorang akan merasa senang jika orang yang dibencinya itu mendapatkan musibah. Lantas, bagaimana Islam memandang hal ini?

Berkaitan dengan cinta dan benci kepada seseorang, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berpesan untuk tidak berlebih-lebihan. Mencintai atau membenci sesuatu tidak boleh berlebih-lebihan, karenanya biasa-biasa saja, tetapi berikan ketenangan kepada yang orang yang Anda cintai itu maupun yang Anda benci.

Jangan sampai karena teramat membenci seseorang, akhirnya Anda menganiaya mereka secara keji dan tidak boleh pula karena teramat cintanya hingga Anda melupakan Allah Subhanahu wa ta’ala.


Jumat, 14 Oktober 2022

Amalan Membuka Pintu Rezeki, Resep Ibnu Qayyim


 IBNU Qayyim adalah cendekiawan, dan ahli fiqih yang hidup pada abad ke-13. Beliau lahir di Damaskus, Suriah pada tanggal 4 Februari 1292, dan meninggal pada 23 September 1350). Selain ahli fiqih, beliau juga seorang ahli tafsir, ahli hadis, penghafal Al-Quran, ahli ilmu nahwu, ahli ushul, ahli ilmu kalam, sekaligus seorang mujtahid.

Dalam Zad al-Ma’ad Fi Hady Khayr al-‘Ibad, Ibnu Qayyim memberikan amalan bagaimana hidup ini mudah dan rezeki pun lancar.

Menurutnya, ada empat amalan, 

(1) qiyam al-layl, menegakkan salat malam; (2) Katsrat al-istighfar bi al-Ashar, memperbanyak istighfar atau mohon ampun di waktu sahur. 

(3) Ta’ahud al-sadaqah, membiasakan sedekah.

(4) Al-dzikr awwal al-nahar wa akhirahu, berzikir di wakti pagi dan sore hari.

Apabila empat amalan tersebut dilakukan dengan baik, penuh rasa tunduk dan patuh kepada Allah serta beriman sepenuh hati bahwa Allah berkuasa atas segala sesuatu, maka apa yang diminta hamba-Nya pasti akan diberikan. 

Menegakkan Shalat Malam

Bila seorang hamba suka bangun malam terutama pada saat sepertiga malam terakhir, maka ia sangat berpeluang untuk mendapatkan apa saja yang diinginkan dari Allah Subhanahu wa ta’ala.

Termasuk kemudahan dalam hidup, kesuksesan usaha, dan tercukupinya rezeki.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun setiap malam ke langit dunia hingga tersisa sepertiga malam terakhir, lalu Dia berkata: ‘Siapa yang berdoa pada-Ku, aku akan memperkenankan doanya. Siapa yang meminta pada-Ku, pasti akan Kuberi. Dan siapa yang meminta ampun pada-Ku, pasti akan Kuampuni’.”  (HR. Bukhari no. 6321 dan Muslim no. 758).

Memperbanyak Istighfar Waktu Sahur

Istighfar artinya memohon ampun kepada Allah atas segala dosa. Istighfar dapat dilakukan kapan saja, misalnya setiap selesai salat lima waktu, dan terutama pada waktu sahur atau sepertiga malam terakhir.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri biasa istighfar, setiap harinya lebih dari 70 kali atau 100 kali.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

bersabda,

“Demi Allah, aku sungguh beristighfar pada Allah dan bertaubat pada-Nya dalam sehari lebih dari 70 kali.” (HR. Bukhari no. 6307)

Bila seorang hamba memperbanyak istighfar, maka Allah akan memperhatikan apa yang dibutuhkan hamba-Nya.

Membiasakan Bersedekah

Allah menjanjikan kepada siapa pun yang suka bersedekah, apapun bentuknya, akan diberikan balasan sesuai yang dikehendakiNya. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya. 

(QS Saba’ : 39)

Berdzikir di Waktu Pagi dan Sore Hari

Zikir artinya mengingat atau menyebut. Yakni mengingat atau menyebut nama Allah Subhanahu wa ta’ala.

Orang yang suka mengingat Allah, maka Allah pun akan mengingatnya. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (QS Al-Baqarah:152)

Zikir kepada Allah diperintahkan setiap waktu, pagi, siang, sore, dan malam hari. Dalam sebuah hadis riwayat Abu Dawud No. 5084 dan al-Tirmidzi No. 3575

Wahai Rasulullah, apa yang aku baca?’

Beliau bersabda: ‘Bacalah: Surat al-Ikhlash, dan al-Mu’awwidzain (Al Falaq dan An Nas) ketika masuk waktu sore dan masuk waktu pagi sebanyak tiga kali. Maka hal itu akan mencukupi kamu dari segala sesuatu.” Hadis ini menurut al-Albani hasan sahih. (al-Albani, al-Targhib Wa al-Tarhib, I/158)

Hadis tersebut menerangkan bahwa siapa pun yang suka berzikir kepada Allah, terutama zikir dengan membaca surat al-Ikhlas, al-Falaq, dan al-Nas, masing-masing tiga kali, baik di waktu pagi maupun sore, maka Allah akan mencukupi kehidupannya.

UJIAN ITU CARA ALLAH MELETAKKAN DIRI KITA KEMBALI DI JALAN YG BENAR


 Sebelum kita menjawab pertanyaan ini, kita harus tanamkan pada diri kita bahwa Allah tidaklah menguji manusia kecuali dia mampu untuk menghadapinya. Mustahil Allah menguji diluar batas kemampuannya. Sesuai dengan firman-Nya:

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”(QS Al-Baqarah 286)

“Allah tidak membebani seseorang melainkan (sesuai) dengan apa yang Diberikan Allah kepadanya.”

(QS At-Thalaq 7)

Pertama, Allah ingin mengeluarkan kemampuan manusia yang terpendam. Dengan adanya berbagai ujian, manusia bisa semakin memaksimalkan kemampuannya. Potensi-potensi tersembunyi yang tersimpan dalam diri manusia akan muncul saat dia harus menghadapi berbagai macam rintangan kehidupan. Kita bisa lihat perbedaan seorang anak yang dimanja sejak kecil dan anak yang dididik mandiri? Sungguh jauh berbeda.

Ujian itu akan menyaring siapa yang benar-benar sukses mengahadapi ujian dari Allah dan siapa yang hanya banyak berkata-kata. Allah berfirman:

Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji? (QS Al-Ankabut 2)

Kedua, manusia diuji agar kembali kepada-Nya. Allah rindu pada hamba yang selalu berpaling dari-Nya. Dia berharap agar hamba itu bisa kembali memilih Tuhan-Nya dan meninggalkan Iblis. 

Allah cemburu jika hati seorang hamba diisi dengan selain-Nya. Allah berharap mereka kembali seperti seorang ibu yang telah lama kehilangan anaknya. Maha Suci Allah dari segala firmannya.

“Dan Kami Uji mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).” (QS Al-A’raf 168)

Bukankah kita sering melihat orang yang tidak pernah kenal Allah bisa menjadi ahli ibadah setelah terkena penyakit? 

Bukankah kita melihat seorang yang selalu bermaksiat bisa berubah setelah mengalami musibah? 

Berapa banyak orang yang tidak pernah sholat tahajjud memaksa dirinya untuk bangun malam ketika memiliki masalah keuangan? 

Ujian itu adalah cambuk rahmat dari Allah untuk menyadarkan mereka agar kembali ke rumah Allah.

Dan pasti Kami Timpakan kepada mereka sebagian siksa yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat); agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS As-Sajdah 21)

Ada manusia yang ketika mendengar perintah Allah langsung dia laksanakan, ada dari mereka yang perlu mendapat cambuk rahmat berupa ujian dari Allah, baru mereka sadar dan melakukan. Dengan segala perhatian Allah yang ingin hamba-Nya kembali, masih saja banyak orang yang melupakan Allah setelah musibah yang menimpanya telah dihilangkan.

“Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami Hilangkan bahaya itu darinya, dia kembali (kejalan yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya.”

(QS Yunus 12)

Ketiga, cobaan dan ujian yang Allah berikan berfungsi sebagai penghapus dosa. Allah ingin melihat hambanya yang baik datang mengahadap-Nya dalam keadaan bersih dan suci. Karena itu, Allah bersihkan kotoran dosa mereka dengan ujian dan cobaan di dunia.

Rasulullah pernah menyampaikan:

Allah berkata, “Demi Kemuliaan dan Keagungan-Ku, ketika aku ingin memberi rahmat kepada hamba-Ku sebelum Aku kembalikan ia kepada-Ku maka Aku bersihkan dulu kotoran kesalahan yang ada pada dirinya. Dengan aku beri penyakit atau aku beri kegelisahan pada dunianya. Dan jika masih ada sisa kesalahannya maka aku persulit kematiannya.”

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.

PENYEBAB REZEKI SERET


 Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita dapati seseorang yang bekerja keras siang dan malam bahkan rela menggadaikan waktunya untuk bekerja dan bekerja.

Kayakah dia ? Semakin keras dia bekerja, semakin banyak pula kebutuhan hidup yang perlu dicukupi.

Tapi mengapa ada juga seseorang yang kerjanya santai, tapi kehidupannya makmur, ekonominya cukup. Dimanakah letak kesalahannya ?

Seringkali dalam mencari rezeki, kita terlalu ambisius bahkan rela menempuh cara-cara tidak baik bahkan melupakan kewajiban pafa Allah. 

Namun yang terjadi, justru inilah awal dari kegagalan diri kita sendiri.  Maksud hati ingin mendapatkan yang lebih baik, namun yang terjadi tifak sesuai yg diharapkan. 

Jika kebiasaan ini sering kita lakukan, maka itu akan menjadi sebuah kebiasaan buruk yang dapat merugikan orang lain. Jika orang lain telah dirugikan dan dikecewakan, maka tentu saja akan menumbuhkan rasa benci.

Nah, dari sinilah pintu rezeki akan semakin tertutup dan seret.

Apa kunci seseorang bisa santai namun kebutuhan hidup bisa tercukupi dengan baik ?

KUNCI SEDERHANA seseorang bisa hidup santai dan tidak ngoyo, sedangkan segala kebutuhan hidup dapat tercukupi dengan baik TERLETAK PADA RASA SYUKUR terhadap setiap pencapaian yang telah berhasil.

DENGAN BERSYUKUR, maka dapat mencegah sikap ambisius yang menyala-nyala. Mungkin ambisi untuk mencapai apa yang diinginkan tetap ada.

Namun jika telah dilandasi dengan PERASAAN CUKUP DAN SYUKUR. Maka kita cenderung akan menghindari cara-cara yang tidak terpuji. Sehingga setiap apa yang kita peroleh menjadi rezeki yang penuh berkah.


Kamis, 13 Oktober 2022

RENUNGAN PAGI


 Setiap hari manusia banting tulang mencari uang untuk memberi nafkah keluarga, bahkan lebih dari yang dibutuhkan. 

Sebagian dari mereka berlomba-lomba mengumpulkan harta, pakaian, tas branded, mobil, rumah, dll lalu berbangga-bangga dengannya. 

Coba kita renungkan!

Jika saat ini kita dipanggil menghadap Allah SWT, lalu apa manfaat harta yang kita miliki tersebut? 

Pasti pada akhirnya semua akan menjadi milik ahli waris.

Lalu apa gunanya bagi kita?

Kita yang bersusah payah, mereka yang menikmati hasilnya. 

Yahya bin Mu'adz Rahimahullah berkata,

_"Terkadang ada orang diantara kita yang takut celaka dan miskin di dunia tapi tidak takut celaka dan miskin di akhirat. Padahal miskin dari amal shaleh di akhirat itu lebih memalukan. Alangkah buruknya apa yang kita perbuat jika sampai miskin di akhirat."_

*"Ketahuilah! bahwa sesungguhnya mencari nafkah, mengumpulkan makanan dan minuman sebanyak-banyaknya dapat mencegah hati yang lalai untuk berbuat kebaikan."*

*Lalu gimana solusinya? SEDEKAH!

Yang paling utama adalah Sedekah kepada orang sholeh.* 

_Muhammad bin Yusuf rahimahullah menjelaskan bahwa mensedekahkan harta kepada orang yang shaleh itu lebih baik bagi kita daripada harta tersebut menjadi harta warisan. Karena jika kita menyisihkan uang kepada orang shaleh, maka dia akan mendoakan kebaikan untuk kita meskipun kita masih hidup._

Bahkan bisa jadi kelak saat dibangkitkan dari kubur, tidak ada satu pun dosa yang melekat pada diri kita berkat sedekah kepada orang Sholeh yang mendoakan kita. 

Sedangkan para ahli waris (anak dan istri) membagikan harta warisan dan melupakan kita, bahkan memperebutkan harta warisan kita. Mereka merasa bahwa itu adalah hak mereka. Mereka tidak lagi ingat kebaikan yang kita lakukan semasa hidup. Mereka juga tidak memikirkan nasib kita di alam kubur. 

Walaupun tidak semua anak istri seperti itu, namun hal ini sering kali kita jumpai.

Tidak ada yang menjamin jika kita wafat. Ahli waris kita akan mensedekahkan harta kita dan menghadiahkan pahalanya untuk kita. 

*Karena itu marilah kita bersedekah selagi masih hidup!  Karena harta yang disedekahkan selagi masih hidup, nilainya jauh lebih besar daripada saat kita sudah wafat.*

Sebagaimana Kalam Yahya bin Mu'adz rahimahullah,

ولدرهم واحد يتصدق به العبد في حياته خير له من ألف دينار بعد موته

*"Satu Dirham yang disedekahkan oleh seorang hamba di masa hidupnya itu lebih baik daripada seribu dinar yang disedekahkan sesudah kematiannya."*

Jangan Lupa Awali Hari Ini Dengan Sedekah..

KETIKA AIR MATA SITI AISYAH RA. JATUH KEWAJAH NABI MUHAMMAD SAW. Part 2

 


Ketika tukang memandikan menuangkan air ke mayatnya, sang 

Ruh berteriak keras dengan teriakan yang didengar oleh semua makhluk, kecuali jin dan manusia, “Hai tukang memandikan, demi Allah, janganlah engkau menuangkan air yang panas, jangan pula engkau tuangkan air yang terlalu dingin, sesungguhnya jasadku telah terbakar saat dicabutnya nyawaku!!”

Ketika tukang memandikan mulai menggosok tubuhnya, lagi-lagi sang Ruh berteriak “Wahai tukang memandikan, demi Allah, janganlah memegang tubuhku terlalu keras, sungguh jasadku telah terluka sebab keluarnya nyawaku!!”

Ketika selesai memandikan dan jasadnya diletakkan pada kain kafan, dan mulai diikat di bawah kakinya, sang Ruh berseru lagi  “Demi Allah wahai tukang memandikan, janganlah engkau ikat terlalu erat pada kepalaku, agar masih terlihat wajah-wajah keluargaku, anak-anakku, dan kerabat-kerabatku lainnya. Karena saat ini terakhir kali aku bisa melihat mereka, aku tidak akan melihatnya lagi hingga hari kiamat tiba!!"

Ketika dikeluarkan dari rumahnya dan diletakkan di dalam keranda, sang Ruh berseru lagi, “Demi Allah, wahai para pengantarku, janganlah tergesa-gesa membawaku pergi sehingga aku berpamitan kepada rumahku, keluargaku, kerabatku, dan harta-hartaku. Aku tinggalkan istriku menjadi janda, anak-anakku menjadi yatim, karena itu janganlah kalian menyakiti mereka. Biarkanlah aku sesaat untuk mendengarkan suara keluarga ku, anak² ku, dan kerabat²ku, karena aku akan berpisah hingga saat kiamat tiba!!"

Ketika kerandanya dipikul dan keluar tiga langkah dari rumahnya, lagi² sang Ruh berseruh, "Hai para kekasihku, saudara²ku, anak²ku, janganlah kalian terbujuk oleh dunia, sebagaimana dunia telah memperdayai aku, janganlah kalian dipermainkan oleh jaman, sebagaimana ia mempermainkan aku. Ambillah ibarat (hikmah) dari ku, sesungguhnya aku meninggalkan untuk ahli warisku, apa yang aku kumpulkan, dan aku tidak membawa (manfaat) apapun dari dunia (harta) yang ku tinggalkan, bahkan Allah akan mnghisabku, Engkau bersenang² dengannya (harta peninggalan ku itu) dan kalian tidak mendoakan aku!!"

Sungguh nasehat yang sangat berharga, semua seruan dan teriakan Ruh tersebut bisa didengar oleh seluruh makhluk, namun sayang ternyata jin dan manusia tidak bisa mendengarnya. Padahal justru dua jenis makhluk itulah yang sebenarnya bisa memperoleh banyak manfaat dan pengajaran, jika saja bisa mendengar dan memahami seruan sang Ruh.

Ketika jenazahnya disholatkan dan sebagian orang lainnya meninggalkan masjid atau musholla, sang Ruh berseruh lagi, "Demi Allah, wahai saudarak²ku, aku tahu bahwa orang mati akan dilupakan oleh orang ² yang masih hidup, akan tetapi janganlah kalian cepat² pulang sebelum kalian melihat tempat tinggal ku.

Sesungguhnya aku tahu bahwa wajah mayat itu lbih dingin, daripada air yang sangat dingin bagi orang² yang masih hidup, tetapi janganlah kalian terlalu cepat pulang meninggalkan aku sendirian!!"

Ketika jenazanya diletakkan di sisi kuburnya, dan kemudian di turunkan ke liang lahad, sang Ruh berseruh untuk yang terakhir kalinya, "Demi Allah wahai saudara²ku dan para pngantar ku, sesungguhnya aku mendoakan kalian semua, akan tetapi kenapa kalian tidak mau mendoakan aku? Wahai ahli warisku, tidaklah aku kumpulkan harta dunia kecuali aku tinggalkan untuk kalian, maka ingatlah kalian kepada ku, dan buatlah kebaikan, setelah aku mengajarkan kalian membaca al-qur'an dan tata-krama (adab) hendaklah kalian jangan lupa mendoakan aku!!"


Alhamdulillah End

Itulah kisah Ruh yang meninggalkan jasad karena datangnya kematian. kita harus ingat bahwa Allah SWT berfirman yang artinya: "setiap yang bernyawa akan merasakan kematian, kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan, sebagai cobaan. Dan kamu akan kembali hanya kepada kami".

(QS.Al-anbiya [21]:ayat 35)

Barakallahu fiikum


KETIKA AIR MATA SITI AISYAH RA. JATUH KEWAJAH NABI MUHAMMAD SAW. Part 1


 Suatu ketika Nabi Muhammad Rasulullah ﷺ mendatangi rumah istri kesayangan beliau Al Khumaira Aisyah Ra. Melihat kedatangan beliau, Aisyah yang sedang duduk bersila ingin bangkit menyambut, tetapi Rasulullah ﷺ bersabda, “Duduklah saja pada tempatmu,wahai Ummul mukminin, tidak perlu engkau berdiri”.

Nabi ﷺ menghampiri aisyah dan kemudian berbaring terlentang dengan berbantalkan pangkuannya, tampak sekali kemanjaan dan kasih sayang beliau kepada Aisyah, sepertinya pada hari itu Rasulullah ﷺ sangat lelah sehingga tidak lama berselang beliau telah tertidur, Aisyah memandangi wajah beliau dengan kasih sayang dan kekaguman

Tanpa disadari jari jemarinya mengurai jenggot rasulullah ﷺ dan Aisyah menemukan sembilan belas rambut jenggot yang telah memutih (beruban).

 Tiba-tiba saja tersirat dalam hatinya, “Sesungguhnya beliau akan keluar dari dunia (meninggal) sebelum aku, dan tinggallah umat Islam dalam keadaan tanpa Nabi” , merasakan kenyataan seperti itu, Aisyah jadi bersedih lalu menangis, air matanya mengalir kepipi dan menetes jatuh mengenai wajah Rasulullah ﷺ sehingga beliau terbangun, dengan heran beliau bertanya, “Apa yang membuatmu menangis, wahai ummul mukminin”

Aisyah menceritakan perasaan sedih dan ketakutan yang dialaminya tentang kelak akan ditinggalkan oleh beliau untuk selamanya, mendengar cerita Aisyah Ra. tersebut Nabi ﷺ hanya tersenyum mendengarnya, beliau mengatakan “Wahai Aisyah, keadaan apakah yang sangat menyusahkan bagi seseorang (yakni bagi ruh nya) ketika ia menjadi mayat?”

Aisyah berkata, “Katakanlah padaku,  Ya Rasulullah”

Beliau menjawabnya “Engkau saja yang mengatakannya dahulu”

Aisyah sejenak berfikir, kemudian ia berkata, “Tidak ada yang menyusahkan atas diri mayit kecuali ketika ia diusung ke luar rumah menuju kuburnya, anak-anak yang ditinggalkannya akan berduka dan berkata : "Wahai ayah, wahai ibu." Begitu juga orang tuanya akan berkata : "Wahai anakku, wahai anakku."

Nabi ﷺ bersabda, “Hal itu memang terasa akan pedih, tetapi ada yang lebih pedih daripada itu”

Aisyah berkata lagi “Tidak ada yang lebih berat bagi mayit kecuali ketika ia dimasukkan ke dalam liang lahad dan ia dikubur di bawah tanah, anak dan orang tuanya, kerabat dan kekasihnya akan meninggalkannya pulang. Mereka membiarkannya sendirian beserta amal perbuatannya. Menyerahkan urusannya kepada Allah, kemudian setelah itu datanglah malaikat munkar dan nakir ke dalam kuburnya"

Beliau bersabda lagi “Apa lagi yang lebih berat dari apa yang engkau katakan itu?”

Akhirnya Aisyah menjawab, “Allah dan Rasul-NYA yang lebih mengetahui”

Maka Nabi ﷺ  mengatakan “Wahai Aisyah, sesungguhnya saat yang paling berat (paling menyedihkan) bagi mayat adalah, ketika tukang memandikan masuk ke dalam rumahnya, untuk memandikan mayatnya"

Kemudian beliau menjelaskan lebih lanjut, bahwa ketika tukang memandikan itu melepas cincin (atau perhiasan lainnya) dari tubuhnya, melepas pakaian pengantin (atau pakaian lainnya) dari badannya, melepaskan sorban para Syaikh dan Fuqoha dari kepalanya. Ketika itulah sang Ruh berseru saat melihat tubuhnya yang telanjang, seruan yang bisa didengarkan oleh seluruh mahluk kecuali jin dan manusia, “Wahai tukang memandikan, demi Allah aku memohon kepadamu, agar engkau melepaskan pakaianku (dan lain-lainnya) dengan pelan-pelan, karena sesungguhnya saat ini aku tengah beristirahat dari sakitnya dikeluarkannya nyawaku oleh malaikat maut!!”