Kamis, 13 Oktober 2022

KETIKA AIR MATA SITI AISYAH RA. JATUH KEWAJAH NABI MUHAMMAD SAW. Part 1


 Suatu ketika Nabi Muhammad Rasulullah ﷺ mendatangi rumah istri kesayangan beliau Al Khumaira Aisyah Ra. Melihat kedatangan beliau, Aisyah yang sedang duduk bersila ingin bangkit menyambut, tetapi Rasulullah ﷺ bersabda, “Duduklah saja pada tempatmu,wahai Ummul mukminin, tidak perlu engkau berdiri”.

Nabi ﷺ menghampiri aisyah dan kemudian berbaring terlentang dengan berbantalkan pangkuannya, tampak sekali kemanjaan dan kasih sayang beliau kepada Aisyah, sepertinya pada hari itu Rasulullah ﷺ sangat lelah sehingga tidak lama berselang beliau telah tertidur, Aisyah memandangi wajah beliau dengan kasih sayang dan kekaguman

Tanpa disadari jari jemarinya mengurai jenggot rasulullah ﷺ dan Aisyah menemukan sembilan belas rambut jenggot yang telah memutih (beruban).

 Tiba-tiba saja tersirat dalam hatinya, “Sesungguhnya beliau akan keluar dari dunia (meninggal) sebelum aku, dan tinggallah umat Islam dalam keadaan tanpa Nabi” , merasakan kenyataan seperti itu, Aisyah jadi bersedih lalu menangis, air matanya mengalir kepipi dan menetes jatuh mengenai wajah Rasulullah ﷺ sehingga beliau terbangun, dengan heran beliau bertanya, “Apa yang membuatmu menangis, wahai ummul mukminin”

Aisyah menceritakan perasaan sedih dan ketakutan yang dialaminya tentang kelak akan ditinggalkan oleh beliau untuk selamanya, mendengar cerita Aisyah Ra. tersebut Nabi ﷺ hanya tersenyum mendengarnya, beliau mengatakan “Wahai Aisyah, keadaan apakah yang sangat menyusahkan bagi seseorang (yakni bagi ruh nya) ketika ia menjadi mayat?”

Aisyah berkata, “Katakanlah padaku,  Ya Rasulullah”

Beliau menjawabnya “Engkau saja yang mengatakannya dahulu”

Aisyah sejenak berfikir, kemudian ia berkata, “Tidak ada yang menyusahkan atas diri mayit kecuali ketika ia diusung ke luar rumah menuju kuburnya, anak-anak yang ditinggalkannya akan berduka dan berkata : "Wahai ayah, wahai ibu." Begitu juga orang tuanya akan berkata : "Wahai anakku, wahai anakku."

Nabi ﷺ bersabda, “Hal itu memang terasa akan pedih, tetapi ada yang lebih pedih daripada itu”

Aisyah berkata lagi “Tidak ada yang lebih berat bagi mayit kecuali ketika ia dimasukkan ke dalam liang lahad dan ia dikubur di bawah tanah, anak dan orang tuanya, kerabat dan kekasihnya akan meninggalkannya pulang. Mereka membiarkannya sendirian beserta amal perbuatannya. Menyerahkan urusannya kepada Allah, kemudian setelah itu datanglah malaikat munkar dan nakir ke dalam kuburnya"

Beliau bersabda lagi “Apa lagi yang lebih berat dari apa yang engkau katakan itu?”

Akhirnya Aisyah menjawab, “Allah dan Rasul-NYA yang lebih mengetahui”

Maka Nabi ﷺ  mengatakan “Wahai Aisyah, sesungguhnya saat yang paling berat (paling menyedihkan) bagi mayat adalah, ketika tukang memandikan masuk ke dalam rumahnya, untuk memandikan mayatnya"

Kemudian beliau menjelaskan lebih lanjut, bahwa ketika tukang memandikan itu melepas cincin (atau perhiasan lainnya) dari tubuhnya, melepas pakaian pengantin (atau pakaian lainnya) dari badannya, melepaskan sorban para Syaikh dan Fuqoha dari kepalanya. Ketika itulah sang Ruh berseru saat melihat tubuhnya yang telanjang, seruan yang bisa didengarkan oleh seluruh mahluk kecuali jin dan manusia, “Wahai tukang memandikan, demi Allah aku memohon kepadamu, agar engkau melepaskan pakaianku (dan lain-lainnya) dengan pelan-pelan, karena sesungguhnya saat ini aku tengah beristirahat dari sakitnya dikeluarkannya nyawaku oleh malaikat maut!!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar