Kamis, 27 Oktober 2022

ORANG YANG SELALU DIKEJAR REZEKI.


 Yakinlah bahwa rejeki itu sudah ditentukan Allah kadarnya dan kapan datangnya.

Walaupun kita sudah berusaha mencarinya dengan cara bekerja keras siang dan malam bahkan sampai pagi, jika itu bukan rejeki kita maka hasil yang kita dapatkan akan pas-pasan saja.

Namun jika sudah Allah tetapkan rejeki itu, walaupun kita tidak menginginkannya, maka rejeki ini akan datang sendiri kepada kita dengan tidak disangka-sangka.

Ada sekelompok atau golongan orang yang selalu dikejar rejeki?

Yakni golongan orang-orang yang telah dijamin Allah rejekinya. Allah menjamin dan mencukupkan rejekinya melalui berbagai tempat.

Allah Subhanahu wa ta’ala Berfirman,

“Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Dia akan memberikannya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya). Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki-Nya). Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” 

(QS. Ath-Thalaq [65] : 2-3)

Allah Subhanahu wa ta’ala berjanji akan mencukupkan rezeki bagi siapapun yang bertawakal kepada-Nya. Maka tugas kita adalah bertawakal kepada-Nya dengan usaha maksimal.

Inilah beberapa cara untuk menjemput rezeki agar datang dan mengikuti kita.

BIASAKAN BERSEDEKAH

PERBANYAK BACA DAN AMALKAN SURAT ALWAQIAH

MEMULIAKAN ORANG TUA. 

PERBANYAK  ISTIGFAR

SELALU  BERSYUKUR DALAM KEADAAN APAPUN. 

Yang terpenting ialah kita harus percaya. bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala tidak pernah mengingkari janji-Nya.


Rabu, 26 Oktober 2022

Tingkatan- Tingkatan Keluhan

 


Sesungguhnya mengeluh ada tiga tingkatan:

Pertama : Seseorang mengeluh kepada Allah tentang dirinya sendiri. Ia merasa bahwa segala kondisi buruk yang menimpanya adalah karena dirinya sendiri, 

seraya mengingat firman Allah :

"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (QS Asy-Syuuroo : 30)

"Dan apa saja bencana yang menimpamu, Maka dari (kesalahan) dirimu sendiri"  (QS An-Nisaa' : 79)

Ini adalah keluhan yang terbaik, yang muncul dari seseorang yang mengenal hakikat dirinya dan mengakui keagungan dan keadilan Allah.

Kedua : Seseorang mengeluh kepada Allah tentang kondisi orang lain, atau tentang sikap buruk orang lain kepadanya. Ini adalah bentuk keluhan yang tengah.

Ketiga : Seseorang yang mengeluhkan kepada orang lain  tentang keputusan Allah. Dan ini merupakan bentuk keluhan yang terburuk. 

Manusia mengeluh karena 

Gagal melewati ujian dari Allah dan kurangnya rasa syukur,  lebih banyak didominasi rasa selalu kurang dan kurang , maka harus dibangun lagi kecerdasan emosional (EQ), Kecerdasan Spiritual (SQ)  serta  Kecerdasan Transendental (Trancendental Quotient = TQ).  

TQ( trancendental quotient) 

bisa dikatakan sebagai kecerdasan ruhaniah/ilahiyah, yang erat kaitannya dengan kemampuan seseorang memaknai hidup dan kehidupannya dalam perspektif agama. 

TQ merupakan pengembangan dari kecerdasan spiritual, yang mempunyai konsep visioner jauh ke depan dengan pertanyaan, “Siapakah aku, darimana aku (berasal), dan mau ke mana nanti aku (setelah mati)?”


HATI


 Mungkin hampir bisa dikatakan kita semua pernah merasakan 2 sisi baik dan buruk tentang HATI Kita 

Sakit Hati..

Senang Hati.. 

Kotor Hatinya.. 

Bersih Hati.. 

Tinggi Hati.. 

Rendah Hati.. 

Iri Hati.. 

Kecil Hati ..

Berbesar Hati.. 

Kata Hati.. 

Hati adalah tempat lahirnya perasaan manusia, hati juga yang berperan menentukan sifat baik dan buruknya manusia. Menjaga kesucian dan kebersihan hati sangatlah penting berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam 

“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati,” (HR. Bukhari).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  pun mengingatkan, 

"Tiga hal yang merupakan sumber segala dosa, hindarilah dan berhati-hatilah terhadap ketiganya. Hati-hati terhadap keangkuhan karena keangkuhan membuat Iblis enggan bersujud kepada Adam, dan hati-hatilah terhadap tamak (rakus) karena ketamakan mengantar Adam memakan buah terlarang, dan berhati-hatilah terhadap iri hati karena kedua anak Adam (Qabil dan Habil) salah seorang di antaranya membunuh saudaranya akibat dorongan iri hati." (HR Ibn Asakir melalui Ibn Mas'ud).

Karena tiga penyakit hati itu pula, kita terlalu sibuk memperhatikan orang lain, lupa dan tak sadar tentang diri sendiri. Mengkritisi diri merupakan ciri kearifan, pembersih tempelan dosa di beningnya jiwa. 

Sungguh malang mereka yang sibuk menilai orang, menyalahkan dan menghakimi seolah dirinyalah yang paling benar.

Kita harus sepenuhnya lebih melihat ke dalam diri, mempelajarinya, mengikuti mata batin suci (nurani) yang selalu menuntun kepada kebenaran.


Hilangkan Mindset bahwa Anda Tidak Layak untuk Kaya


 Banyak orang yang pesimis untuk bisa kaya raya, karena dalam pikirannya kekayaan adalah sesuatu yang didapat dari lahir.

Dengan pikiran itu pula, banyak orang yang pasrah dan menerima kehidupan yang serba pas-pasan.

Apakah ini mindset yang ada dalam kepala Anda?

Jika ini masalahnya, Anda tidak akan pernah kaya! Anda akan terus-menerus dirundung kekhawatiran tentang kondisi keuangan Anda, terutama oleh tagihan dan utang.

Perlu Anda ketahui, pikiran negatif seputar uang ini akan membawa imbas buruk pada Anda.

Kekhawatiran akan uang ini tidak akan menghasilkan apa-apa selain menarik kenegatifan pada diri Anda.

Ingatlah bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi kaya. Tidak ada orang yang ditakdirkan untuk hidup dalam kemiskinan dan kesulitan seumur hidupnya.

Mereka yang menyusun rencana dan berani bertindak adalah orang yang bisa mengubah ‘takdir’ mereka. Sesederhana itu.

Diri Anda sendiri yang bertanggung jawab atas berapa banyak pendapatan yang Anda terima.

Selasa, 25 Oktober 2022

Karena sebenarnya Rezeki akan SELALU MENGEJAR-NGEJAR kita.


 Karena sebenarnya Rezeki akan SELALU MENGEJAR-NGEJAR kita. 

Jadi tidak ada lagi yang harus di KHAWATIRKAN.

Justru…

Perbuatan curang dan tidak jujur itu akan semakin menghimpit kehidupan kita dan menghambat rezeki kita.

Jadi apa lagi yang kita KHAWATIRKAN tentang REZEKI ?

Rezeki selalu mengejar-ngejar kita..

Tidak perlu membuat kita sampai berbuat curang dan MENGHINAKAN DIRI di mata manusia dan Allah.

Jika masih kurang…

Kita bisa minta Apapun kepada Allah…!

“Sesungguhnya rezeki MENCARI seorang hamba sebagaimana ajal mencarinya.” HR Athabrani

Jika kita mengimani hal tersebut maka kemudian, BERANILAH sesekali berinfak atau bersedekah gila-gilaan di jalan Allah. Silahkan dicoba memberikan semua harta Kita untuk Allah. Insyallah, meski sebulan TIDAK MEMEGANG uang sepeserpun kita masih tetap bisa makan dan Allah masih memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita.

Tapi, kalau masih ragu-ragu tidak harus langsung ekstrim, pelan-pelan dulu sedekahnya.

Yang kedua, jangan takut jika ingin berkomitmen menjadi pengusaha.. Meskipun resiko terburuknya adalah BANGKRUT, InsyaAllah kita masih tetap bisa makan..

Malah kita bisa evaluasi, nih. Bisa jadi kita mengalami kerugian atau bangkrut itu adalah UJIAN dari Allah. Jika benar karena ujian maka sebentar lagi kita akan mendapatkan sesuatu yang LEBIH BAIK.

Atau bisa jadi bangkrut itu karena dosa..!

Jika benar karena DOSA, maka bersabarlah. Karena setelah dosa-dosa kita sudah bersih, InsyaAllah SEBENTAR LAGI rezeki kita akan lancar lagi.

Untuk bangkit kembali, tinggal berdoa meminta sama Allah.

Nah, yang mau jadi Pengusaha, nggak perlu ragu-ragu lagi untuk memulai langkah pertama. Nggak perlu takut memulai berbisnis karena dibayang-bayangi kegagalan. Maju Terus…!

Yang ketiga, bagi karyawan atau pegawai jangan stress berlebihan jika suatu saat kita kehilangan pekerjaan karena keteguhan dengan SIKAP JUJUR atau KETEGUHAN memegang KEBENARAN.

Atau, kita juga harus tetap bersikap tenang jika kehilangan pekerjaan karena PHK dan semisalnya. Karena rezeki tidak akan terputus sampai ajal kita tiba.

Semoga makin BERSEMANGAT dan Berbahagia Menjalani Hidup.

Karena tidak akan ada Kesedihan bagi Siapapun yang Beriman pada Allah dan Rasul-Nya.

Selamat Berjuang menjadi HAMBA yang TERBAIK !

“Sesungguhnya rezeki MENCARI seorang hamba sebagaimana ajal mencarinya.” HR Athabrani

Rezeki itu mendatangi kita, tidak dipengaruhi oleh jenis pekerjaan yang kita miliki atau bisnis yang kita jalani.

Jadi, konsep bekerja dan berbisnis harus segera dibenahi.

Kita bekerja atau berbisnis itu sebenarnya untuk mempermudah kehidupan banyak orang atau berlomba memberikan banyak manfaat untuk umat manusia. Tujuannya agar kita menjadi MANUSIA TERBAIK seperti bagian terakhir dari hadits di bawah ini.

Diriwayatkan dari Jabir, Rosulillah bersabda,”Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seseorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baiknya manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain”. (HR. Tabhrani dan Daruquthni. Dishahih kan al-Albani dalam “Ash-Shahihah”)

Jika konsepnya bekerja sudah benar. Maka yang terjadi adalah, pekerjaan kita menjadi berkualitas. Dengan keyakinan bahwa Rezeki itu SUDAH TERJAMIN, maka selanjutnya Kita akan memilih pekerjaan sesuai dengan bidang yang kita cintai dan kita menjadi sungguh-sungguh serta penuh totalitas dalam mengerjakannya.

Contohnya begini…

Gampang sekali bukan, membedakan kualitas dan dedikasi seorang yang menjadi guru karena GAJI yang mapan dengan seseorang yang menjadi guru karena dia MENCINTAI anak-anak dan mencintai dunia pendidikan.

Orang yang “kedua” sangat terlihat dari KUALITAS dia mengajar, KESABARAN dia menghadapi murid-murid dan juga KEAHLIAN mengajarnya yang semakin bertumbuh karena dia selalu tertarik dengan ilmu baru yang bisa mempermudah pekerjaannya.

Kenapa bisa begitu? Karena dia MENCINTAI pekerjaannya.

Siapapun, yang memilih pekerjaan karena UANG yang menjadi ALASAN UTAMANYA, maka dia akan segera KEHILANGAN dedikasi dan semangat kerja ketika gaji yang diterimanya tidak lagi sesuai harapan. Bekerjanya pun tidak sepenuh hati karena pekerjaan yang digeluti itu TIDAK sesuai dengan hatinya.

Sesungguhnya, yang dinamakan BAHAGIA itu ketika kita berani menjalani hidup sesuai dengan pilihan hati.

Kita merdeka, karena TIDAK LAGI menentukan pilihan berdasarkan jumlah uang.

Bukankah, rezeki selalu mengejar-ngejar kita ?

Sungguh, MERDEKA menentukan PILIHAN itu juga salah satu bagian dari SUKSES.

Kita sering SALAH BERANGGAPAN, bahwa terlalu banyak beribadah dan berdoa itu hanya membuang buang waktu dan MENGHAMBAT kita untuk mendapatkan banyak uang. Atau bagi Mahasiswa dan pelajar, aktivitas seperti itu akan MENGHAMBAT mereka untuk meraih prestasi.

Sehingga sering terjadi kondisi seperti ini.

1. Sering terlambat sholat 5 waktu, alasannya masih sibuk dengan pekerjaan. Atau pekerjaan masih belum selesai.

2. Sering nggak sempat tilawah atau baca Quran karena merasa tidak ada waktu. Kesibukan datang silih berganti, sehingga tidak ada waktu jeda SEJENAK buat baca Qur’an, apalagi menghafalnya.

3. Sering merasa tidak ada waktu untuk belajar Quran atau datang ke majelis taklim karena alasannya sibuk mencari nafkah, karena biaya hidup semakin lama semakin membengkak. Atau yang masih sekolah dan kuliah sibuk belajar mengejar nilai ujian terbaik.

4. Sering tidak ada waktu untuk membaca buku-buku Islam, buku Fiqh, Hadits, Tafsir, dll. secara rutin.

5. dan lain sebagainya.

Padahal, dengan kita mengutamakan pekerjaan, bisnis atau segala kesibukan untuk mencari uang tidak membuat Rezeki kita jadi bertambah banyak.

Atau untuk Mahasiswa dan Pelajar, tidak lantas membuat mereka jadi Sukses dan Berprestasi . Justru kita telah TERTIPU.

Meletakkan kesibukan MENCARI UANG sebagai prioritas PERTAMA tidak otomatis membuat rezeki kita dan keluarga jadi tercukupi.

Rezeki, prestasi atau kesuksesan itu 100% murni dari Allah. Bukan dari perjuangan atau kerja keras kita.

Memang, bekerja, berbisnis dan mengejar prestasi akademis semuanya adalah IBADAH. Tapi, jika hal itu sampai melalaikan kita dari Allah, dan membuat kita MENGABAIKAN ibadah yang Fardhu maka Bekerja, berbisnis atau mengejar Prestasi tidak lagi menjadi Ibadah.

Masih Ingat dengan Ayat ini kan..?

“Wahai orang-orang yang beriman! Rukuklah, sujudlah, dan sembahlah Tuhanmu, dan berbuatlah kebaikan, AGAR KAMU BERUNTUNG/SUKSES.” (QS Al Hajj: 77)

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.

40 Hari Menjemput Keajaiban Dengan Tahajjud


 Allah  Subhanahu wa ta’ala Berfirman

Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (QS Al Isra' 79)

Firman Allah ini merupakan salah satu dasar disyariatkannya shalat tahajud. Shalat tahajud sangat dianjurkan dalam Islam. Bahkan shalat tahajud menduduki posisi kedua setelah shalah wajib. Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  :

''Shalat yang manakah yang paling utama setelah shalat wajib? 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam 

menjawab, shalat tahajud.'' (HR Muslim).

Keajaiban apa yang terjadi setelah shalat tahajud? Seperti yang dituturkan oleh beberapa narasumber para penggiat Rezeki Healing diantaranya sbb:

8 tahun belum mempunyai keturunan/anak, setelah rutin tahajud kira-kira satu bulan kemudian istrinya mengandung anak pertama Mendapat mobil setelah rutin tahajud 40 hari Mempunyai kontrakan 12 pintu, padahal dalam tahajudnya hanya meminta diberikan kontrakan 1 pintu, namun justru Allah kasih 12 pintu sekaligus menjadi miliknyaTahajud 40 hari, tambah dhuha 4 rakaat rutin plus selalu dzikir (sholawat Nabi dan Istigfar) 

Setahun sebelumnya sering hutang saat ini sudah mampu membeli rumah, membangun ruko, mempunyai bebetapa usaha, beberapa kendaraan, tabungan yang cukup banyak dll.

Itulah keajaiban shalat tahajud. Bagi anda yang menginginkan/mendoakan apapun berkaitan dengan masalah/problem hidup anda silahkan dibuktikan keajaiban 40 hari setelah tahajud. Mungkin anda menginginkan rumah, usaha yang besar, anak, kesembuhan, properti dan lain sebagainya maka riyadhoh tahajud 40 hari layak anda buktikan keajaibannya.

Tapi harus niat Lillahita'ala karena yg didapat itu semua bonus dari Allah tentang berbagai macam Rezeki. 

Namun satu hal yang wajib anda pahami. Tahajud yang kita lakukan harus mampu membangkitkan keyakinan. Indikasi hal tersebut adalah ia mampu menggerakkan jiwa dan raga untuk bekerja dan berusaha jauh lebih maksimal yang dibalut dengan gelombang keikhlasan dan tawakal. Insya Allah apapun permintaan anda akan terkabul. Aaamiinn.

Sebagaimana di sampaikan oleh para penggiat Rezeki Healing tentang keajaiban sholat tahajud , semoga bermanfaat bagi kalian semua. Aaamiinn.

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.

Bola: Fanatisme, Kanal Emosi, Kerapuhan Sosial dan Kecerobohan Negara


 Tahun 1985 sebagai ABG saya menatap layar tv malam-malam. Bersama bapak menonton final Liga Champion yang mempertemukan dua raksasa bola daratan Eropa; Juventus dari Italia, melawan Liverpool dari Inggris. Dua tim ini sedang gacor-gacornya di liga masing-masing dan di pentas Eropa. Saya menonton karena kepincut dengan permainan The Reds dan kelincahan striker mereka asal Wales, Ian Rush.

Tontonan itu tidak lagi menghibur, tetapi malapetaka. Kita semua tahu, Stadion Heysel, Belgia, menjadi saksi kerusuhan besar antar suporter. Hooligan dari Inggris diduga jadi pemicu konflik. Ratusan luka, 39 meninggal. Itu jumlah besar kala itu.

Setelah itu semua klub Inggris dibanned dari kancah pertarungan internasional. Liga Inggris pun terkucilkan. Tidak ada lagi gemuruh para hooligan di stadion-stadion Eropa.

Namun, setelah tragedi Heysel penyelenggara sepak bola di Eropa berbenah. Bukan saja memperketat penonton, tetapi juga menata stadion dan sistem keamanan. Liga Inggris sejak tragedi Hillsborough di tahun 1989, dimana puluhan penonton terluka dan tewas karena tergencet sesama penonton ke pagar pembatas, maka semua stadion menghilangkan pagar pembatas antara tribun dengan lapangan.

Mengapa Eropa berbenah setelah insiden Heysel? Pertama, soal kemanusiaan. Tragedi itu bagaimana pun memilukan dan memukul banyak penggemar sepak bola. Banyak berita menyentuh dari keluarga korban dan sesama suporter tentang kawan mereka yang mati.

Kedua, soal uang! Sepak bola hari ini adalah mesin industri yang alirkan uang bukan hanya untuk pemain, tetapi pemilik klub dan semua organisasi sepakbola di dunia, termasuk UEFA dan juga FIFA. Menurut catatan situs statista[dot]com organisasi bola Eropa UEFA revenue yang mereka dapatkan dari musim 2020/21 mencapai 5.7 million euros alias 88 triliun rupiah lebih! (UEFA revenue 2004-2021 | Statista). Jadi, kalau ada liga yang macet atau bermasalah, dampaknya juga pada kocek mereka.

Karena itu, mereka berusaha seprofesional mungkin jalankan kompetisi. Cegah kerusuhan dan cegah sepak bola ‘gajah’. Namun, tetap saja tidak bisa menghentikan praktik korupsi di sana. Tahun 2019, Presiden UEFA juga mantan bintang Prancis dan Juventus, Michael Platini ditangkap dan diadili di Swiss bersama mantan Presiden FIFA Sepp Blatter. Keduanya terlibat skandal suap, korupsi, dan pencucian uang.

Para pengelola kompetisi juga sering dituding mata duitan oleh klub dan para pemain. Sebabnya, mereka terus buat berbagai kompetisi dan peraturan baru yang menguntungkan para penyelenggara, tetapi menjadi beban untuk klub dan terutama para pemain.

Kiper timnas Belgia, Thibout Courtois terang-terangan menyebut UEFA mata duitan karena menggelar UEFA Nations League sampai perebutan peringkat ketiga. Padahal UEFA sudah punya hajatan liga Champions juga Piala Eropa. Siapapun paham setiap pertandingan adalah mesin uang untuk para pejabat UEFA. Benar, pemain juga dapat uang, tetapi mereka seperti budak yang bertarung di arena gladiator yang bertarung secara maraton. Tidak heran para pemain top dunia rawan cedera dan ujungnya dibuang dari klub dan timnas.

Sepak bola juga kanal emosi dan ikatan identitas yang rapuh yang kita kenal dengan nama supporter. Para pendukung klub bisa terikat begitu kuat bahkan mengalahkan nasionalisme mereka dan bisa begitu rasis. Walaupun para pemain bola bisa berada dalam satu timnas, tetapi kalau sudah berada di klub masing-masing, maka para supporter bakal terbelah. Bahkan bisa begitu sengit bermusuhan. Di Inggris, rivalitas Liverpool dan Manchester United begitu sengit walaupun para pemain nasional kedua tim bisa main bareng di three lions.

Para pendukung klub bola ini bisa begitu rasis pada pemain lawan dan pendukungnya. Kalau di antara pembaca pernah menyaksikan para pendukung klub bola A atau B yang sering disebut musuh bebuyutan, ada saja chant-chant yang sering dinyanyikan berisi sumpah serapah untuk klub rival mereka. Ini berlaku bukan saja di dalam negeri, di luar negeri juga sama saja.

Apalagi sepakbola diakui atau tidak jadi kanal emosi yang dianggap menghibur warga pendukung. Pantas bila klub kesayangan mereka kalah, emosi itu meluap dan bisa bertransformasi jadi ledakan amarah. Sudah tidak terhitung kerusuhan di dalam ataupun di luar stadion karena tim mereka keok.

Maka olahraga ya mestinya olahraga saja, jangan menjadi satu identitas yang meluapkan energi negatif seperti permusuhan, ashabiyyah/fanatisme klub, rasis, dan diskriminatif apalagi anarkisme. Dalam agama hukumnya haram dan bisa memecah belah kerukunan. Herannya, tidak ada ulama di tanah air yang berkomentar soal ini secara terbuka. Bahwa fanatisme klub bola itu berbahaya, jauh lebih bahaya dari radikalisme. Mereka  yang sering disebut kaum ‘Islam radikal’ belum pernah membunuh orang lain yang berbeda ormas, merusak fasilitas umum, dsb. Namun, mengapa belum ada ulama yang secara terbuka serukan haramnya fanatisme klub bola dan membuat dharar pada lingkungan dan masyarakat?

Bicara tragedi Kanjuruhan, Malang, yang tewaskan lebih dari 120 warga, juga menunjukkan kecerobohan negara. Bukannya melindungi warga, aparat keamanan malah membuat warga panik dengan tembakan gas air mata ke tribun penonton. Orang dewasa, anak-anak, lelaki, perempuan, ibu-ibu berhamburan mencari jalan keluar. Sesak nafas, jatuh, terinjak, dan tergencet.

FIFA sudah membuah panduan bagi pihak keamanan stadion dengan ‘mengharamkan’ senjata api dan gas air mata. FIFA belajar dari tragedi 1964 di Peru. Ketika aparat menembakkan gas air mata ke arah penonton menyebabkan tiga ratus lebih warga tewas. Herannya, kepolisian dari Polda Jawa Timur dengan mantap menyatakan bahwa penggunaan gas air sesuai protap. Penonton bertanya, protap yang mana? Apakah disamakan protap hadapi perusuh dengan penonton di tribun, karena gas air mata justru ditembakkan aparat ke arah tribun? Padahal, tahun 2019, ketika Arema bertemu Persebaya ada kesepakatan aparat keamanan tidak akan gunakan gas air mata.

Apakah kepolisian lupa kalau penonton itu beragam usia; ada anak-anak, ibu-ibu, wanita, tidak semua lelaki dewasa? Apakah aparat juga lupa tidak mudah bagi ratusan apalagi ribuan penonton berebut ke pintu keluar di jalur yang sempit? Apalagi di stadion Kanjuruhan ternyata sebagian pintu masih tertutup? Faktanya korban tewas bukan karena serangan para perusuh, tetapi karena kepanikan yang disebabkan tembakan gas air mata.

Jadi, persoalan sepak bola, khususnya di tanah air itu mbuled. Saya duga kuat tidak ada yang mau bertanggung jawab, mundur dari jabatan, apalagi diseret ke pengadilan. Apalagi aparat kepolisian kelihatan akan bersikukuh mereka sudah jalankan prosedur pengamanan dengan benar. Sulit di negeri ini mencari pejabat dan perwira yang gentle mau bertanggung jawab sementara ratusan warga sudah meregang nyawa. Jangankan 120-an nyawa penonton, kasus 894 nyawa petugas KPPS saja pemerintah tidak mau mengusutnya.

PSSI? Ah, apalagi. Sudah capek penggemar sepak bola melihat sepak terjang para pengurus PSSI. Sudah banyak kritik tajam dan keras bahkan sarkas pada PSSI, tetapi mereka bergeming. Tragedi Kanjuruhan tidak bakal terjadi kalau supervisi dilakukan ketat oleh PSSI, soal penjualan tiket lebihi kapasitas penonton, briefing dengan aparat keamanan soal larangan penggunaan gas air mata dan kekerasan pada penonton, dan PSSI berani menunda atau bahkan membatalkan pertandingan bila itu semua tidak dipatuhi. Tapi, ya sudahlah.

Makanya, sulitlah tragedi Kanjuruhan ini ada titik terang, apalagi ada yang diseret ke pengadilan. Paling gampang menyalahkan supporter. Dan itu sudah dilakukan oleh mereka hanya beberapa jam setelah kerusuhan terjadi.

Di sisi lain, olahraga itu harusnya sekadar olahraga untuk kesehatan dan melatih ketrampilan kaum muslimin. Selain itu, dalam kehidupan Islam, agenda-agenda seperti ini tidak memberikan manfaat kecuali hiburan dan uang untuk para pengusaha dan pengelola olahraga yang mata duitan kapitalistik. Dalam kehidupan Islam, umat akan diarahkan untuk aktivitas produktif; mengembangkan ilmu pengetahuan, tsaqafah, dakwah, dan jihad di jalan Allah.