Selasa, 08 November 2022

Mintalah Surga Firdaus

 


Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda,

إِنَّ فِي الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ، فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ أُرَاهُ فَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ ، وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ

“Di surga itu terdapat seratus tingkatan. Allah menyediakannya untuk para mujahid di jalan Allah. Jarak antara keduanya seperti antara langit dan bumi. Karena itu, jika kalian meminta kepada Allah, mintalah Firdaus, karena sungguh dia adalah surga yang paling tengah dan paling tinggi. Di atasnya ada Arsy Sang Maha Pengasih, dan darinya sumber sungai-sungai surga.” (HR Bukhari 2790 & Ibnu Hibban 4611)

Dalam hadis lain dari Ubadah bin Shamit, Rasulullah ﷺ bersabda,

الْجَنَّةُ مِئَةُ دَرَجَةٍ ، مَا بَيْنَ كُلِّ دَرَجَتَيْنِ مِنْهُمَا كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ. الْفِرْدَوْسُ أَعْلاَهَا دَرَجَةً وَمِنْهَا تُفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ الأَرْبَعَةُ ، وَمِنْ فَوْقِهَا يَكُونُ الْعَرْشُ ، وَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ

“Surga terdiri dari 100 tingkatan, antara satu tingkatan dengan yang lain sejauh 100 tahun perjalanan. Firdaus adalah tingkatan surga yang paling tinggi. Darinya memancar empat sungai surga dan Firdaus berada di atas empat sungai tersebut. Di atas Firdaus terletak Arsy. Jika kalian meminta kepada Allah, mintalah Surga Firdaus.” (Riwayat Ahmad dalam Musnad juz 5 hal 321 no. 23118)

Siapa tidak ingin menjadi penghuni Surga Firdaus? Surga yang digambarkan paling tinggi dan paling sentral di antara surga-surga yang Allah ciptakan.

Keindahannya pun tidak terbayang oleh akal pikir kita. Beratap Arsy Allah yang Mahaindah. Yang siapa pun dikehendaki-Nya, akan berkesempatan menatap wajah-Nya.

Di dalamnya pun terdapat hulu dari sungai-sungai surga. Yang mengalir begitu rupa mengairi kebun-kebun surga, sekaligus menjadi penghiburan bagi para penghuninya dengan warna dan rasa beraneka rupa.

Sungguh Baginda Rasulullah ﷺ telah memotivasi kita, agar ketika berdoa tidak sekadar meminta surga. Tapi mendorong kita bercita-cita dan berusaha menjadi salah satu penghuninya.

Ini artinya, beliau menasihati kita agar ketika beramal saleh, jangan beramal sekadarnya. Atau merasa cukup dengan amal yang biasa.

Karena Surga Firdaus tentu tidak murah harganya. Bahkan dengan amal kita yang biasa, tidak ada jaminan bisa menyampaikan kita ke surga paling bawah.

Maka, selain berupaya sungguh-sungguh melakukan amal terbaik yang Allah ridai, berusaha menjaga hukum-hukumnya serta ikhlas berjuang di jalan-Nya, kita pun terus berdoa agar Allah berkenan mengangkat derajat kita. Karena hanya dengan rida dan anugerah-Nyalah, pintu Surga Firdaus akan terbuka untuk kita. Semoga. 

Senin, 07 November 2022

BAHAGIA


 Orang fakir mengatakan bahagia pada kekayaan 

Orang sakit mengatakan bahagia pada kesehatan

Orang cinta mengatakan bahagia saat jatuh cinta

Orang bermasalah mengatakan ketemu solusi itulah bahagia

Dan orang yg telah terjerumus dalam Dosa mengatakan bahwa terhenti dari perbuatan dosa itukah kebahagian

Bahagia........ Isi sendiri kebahagianmu....... 

Bahagia itu ialah kesenangan yg dicapai oleh setiap orang  menurut kehendak dan tujuan yang diinginkan  masing masing 

Sudahkah anda bahagia? 

Bahagia itu ada dalam pikiranmu sendiri. 

Bahagia itu anda yg menciptakan dan juga yg menghancurkan. 

Apapun keadaan dan kondisimu,  jika kamu posisikan bahagia maka akan bahagia dirimu. 

JANGAN LUPA BAHAGIA 

BERTEMAN DENGAN ORANG YANG SALAH


 Hati-hati dalam bergaul. 

Jangan sembarangan memilih teman. Sekali memilih teman yang salah taruhannya bisa mempengaruhi kehidupanmu. 

Berteman dengan penjual parfum akan kepercik wanginya..

Berteman dengan tukang sampah akan ketiban bau busuknya..

Berteman dengan penjahat akan jadi penjahat tapi bergaul dengan alim ulama akan membuat kita ketularan salehnya.. 

Jika bergaul dengan orang yang menjadikan maksiat sebagai gaya hidupnya maka kita bisa ikut berbuat maksiat, mencari rezeki dari sumber haram, menumpuk dosa seolah akan hidup selamanya. 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga berwasiat agar

kaum muslimin selektif dalam memilih teman. Beliau mengibaratkan teman yang

baik seperti penjual minyak wangi. Saat dekat, meski tak membeli dan memakai

minyaknya, maka seseorang bisa merasakan wanginya.

Sedangkan teman yang buruk diibaratkan seperti pandai besi.

Meskipun jauh darinya, maka panasnya api yang terbawa angin bisa menerpa siapa

temannya. Setelah mendekat, selain rasa panasnya bertambah, seorang teman juga

memiliki peluang yang besar terkena hitamnya arang.

Ibnu Athailah as-Sakandari, seorang bijak yang telah menulis

kitab al-Hikam, juga memberi penekanan khusus terkait memilih teman.

Beliau dalam salah satu kalimat hikmahnya MELARANG kaum

muslimin berteman dengan dua jenis teman. Siapakah mereka?

“JANGANLAH ENGKAU BERSAHABAT DENGAN ORANG YANG KEADAANNYA

TIDAK MEMBANGKITKAN SEMANGTMU.”

seorang teman yang baik adalah ia yang mampu menjadikan sahabatnya semakin bergairah dalam menjalankan semua  kebaikan.

“JANGANLAH BERSAHABAT DENGAN ORANG YANG PEMBICARAANNYA TIDAK

MEMBIMBINGMU KE JALAN ALLAH”

Bergaul dengan orang baik, bener, saleh akan ketularan baik, bener dan saleh juga. 

Teman yang baik akan mempengaruhi pikiran kita yang berimbas pada tingkah laku. 

Teman yang baik akan membawa kita menuju rezeki yang paling utama, yaitu surga firdaus. 

TIGA PERISTIWA BESAR DI BULAN RABIULAWAL

 


Biasanya pada bulan Rabiulawal kaum muslim memperingati Maulid Nabi ﷺ, padahal Maulid Nabi hanya satu dari tiga peristiwa besar yang terjadi tanggal 12 Rabiulawal.

Ketiga peristiwa besar tersebut adalah;

Pertama, maulid (hari lahirnya) Nabi Muhamnad ﷺ;

Kedua, hijrahnya Nabi Muhammad ﷺ ke Madinah, yakni berdirinya Daulah Islamiyah;

Ketiga, wafatnya Nabi Muhammad ﷺ, yakni berdirinya Khilafah Islamiyah Rasyidah.

Tiga peristiwa besar pada tanggal 12 Rabiulawal tersebut uraiannya sebagai berikut,

Satu, lahirnya Nabi Muhammad ﷺ.

Nabi ﷺ dilahirkan hari Senin, 12 Rabiulawal pada tahun Gajah di Makkah. (Rawwas Qal'ah Jie, Sirah Nabawiyah (terj.), hal. 15; Ibnul Qayyim, Zadul Ma'ad, Juz 1 hlm. 28).

Kelahiran Nabi ﷺ sendiri banyak diiringi dengan berbagai keajaiban. Kadi Iyadh dalam kitabnya Asy-Syifa menyebut ada 132 keajaiban. Di antaranya, ketika lahir dan digendong oleh Asy-Syifa Ummu Abdurrahman bin Auf, beliau (Nabi ﷺ) menangis keras dan berkata kepada Asy-Syifa,”Semoga Allah merahmatimu.”(rahimakillah). (Qadhi Iyadh, Asy-Syifa bi Ta’rif Huquq Al-Mushtafa, hlm. 205).

Kelahiran Nabi ﷺ adalah kelahiran seseorang yang kelak mempunyai banyak keistimewaan di dunia dan akhirat dalam segala aspeknya. Banyak kitab telah ditulis tentang keistimewaan Beliau, seperti kitab Qiyadatur Rasul As-Siyasiyah wa Al-Askariyah karya Ahmad Ratib Armusy (Beirut : Darun Nafais, 1991), yang mencoba menjelaskan aspek kepemimpinan Nabi ﷺ dalam bidang militer dan politik.

Juga kitab Dirasat Tahliliyah li Syakhshiyah Ar-Rasul karya Rawwas Qal'ah Jie (Beirut : Darun Nafais, 1988). Kitab ini mencoba melukiskan kepribadian Nabi ﷺ secara lebih lengkap, tidak hanya aspek kemiliteran dan kepemimpinan, tetapi juga pribadi beliau sebagai guru (murabbi), suami, dan sebagai manusia biasa (aspek kemanusiaan/basyariyah).

Di antara keistimewaan Nabi ﷺ ialah beliau memegang dua kedudukan sekaligus, yakni sebagai nabi sekaligus kepala negara. Imam Taqiyuddin an-Nabhani –radhiyallahu ‘anhu– berkata,

فكان يتولى النبوة والرسالة وكان في نفس الوقت يتولى منصب رئاسة المسلمين في إقامة أحكام الإسلام

“Maka Nabi Muhammad ﷺ dahulu memegang kedudukan kenabian dan kerasulan, dan pada waktu yang sama Nabi ﷺ memegang kedudukan kepemimpinan kaum muslimin dalam menegakkan hukum-hukum Islam.” (Taqiyuddin an-Nabhani, Nizhamul Hukm fil Islam, hlm. 116-117).

Imam Taqiyuddin An-Nabhani mendasarkan pendapatnya pada dua kategori ayat yang berbeda.

Pertama, ayat-ayat yang terkait dengan tugas tablig (menyampaikan wahyu), seperti QS Al-Maidah: 67, yang berbunyi,

يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ

“Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu.” (QS Al-Maidah [5] : 67)

Kedua, ayat-ayat yang terkait dengan tugas menerapkan hukum yang diturunkan Allah (al-hukmu bimaa anzalallah) seperti QS Al-Maidah: 48 dan QS Al-Maidah: 49). Firman Allah Swt.,

فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنزَلَ اللَّهُ

“Maka tegakkanlah hukum di antara mereka dengan apa yang diturunkan Allah.“ (QS Al-Maidah [5] : 48)

Jadi, Nabi Muhammad ﷺ bukan hanya seorang nabi yang bertugas menyampaikan wahyu, namun juga sekaligus kepala negara yang menerapkan hukum Allah kepada masyarakat. (Taqiyuddin an-Nabhani, Nizhamul Hukm fil Islam, hlm. 118).

Tugas kenabian ini berakhir dengan wafatnya Nabi ﷺ. Namun, tugas kepemimpinan negara ini tak berakhir, melainkan dilanjutkan oleh khalifah-khalifah sebagai kepala negara Khilafah sepeninggal Nabi ﷺ. Sabda Nabi Muhammad ﷺ,

كانت بنو إسرائيل تسوسهم الأنبياء. كلما هلك نبي خلفه نبي. وإنه لا نبي بعدي. وستكون خلفاء فتكثر

“Dahulu Bani Israil segala urusannya selalu dipimpin oleh para nabi. Setiap kali seorang nabi wafat, dia digantikan nabi lainnya. Dan sesungguhnya tidak ada lagi nabi sesudahku, yang ada adalah para khalifah dan jumlah mereka akan banyak…” (HR. Muslim, No. 1842)

Dua, hijrahnya Nabi Muhammad ﷺ.

Bulan Muharam memang ditetapkan sebagai awal perhitungan tahun Hijriyah. Namun, hijrahnya Nabi ﷺ sendiri tidak terjadi pada bulan Muharam, melainkan pada bulan Rabiulawal.

Beliau mulai berhijrah meninggalkan Gua Tsur malam Senin tanggal 1 Rabiulawal tahun I Hijriyah (16 September 622 M).

Nabi ﷺ sampai di Quba’ hari Senin tanggal 8 Rabiulawal tahun 1 H (23 September 622 M), lalu berdiam di sana selama empat hari, yaitu hari Senin, Selasa, Rabu, dan Kamis.

Nabi ﷺ selanjutnya memasuki Madinah hari Jumat tanggal 12 Rabiulawal tahun 1 H. (Shafiyurrahman Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah (terj.), hal. 232-233; Ahmad Ratib Armusy, Qiyadatur Rasul, hlm. 40).

Dengan demikian, tanggal 12 Rabiulawal itu adalah sampainya Nabi di Madinah. Ini menandai berdirinya Daulah Islamiyah (qiyam ad-daulah al-islamiyah). (Taqiyuddin an-Nabhani, Ad-Daulah al-Islamiyah, hlm. 48).

Sebelum hijrah terjadi peristiwa Baiat Aqabah II di Makkah antara Nabi ﷺ dan Suku Auz dan Khrazraj dari Madinah. Baiat ini sesungguhnya adalah akad pendirian Daulah Islamiyah, antara Nabi ﷺ di satu pihak, dengan Suku Aus dan Khazraj di pihak lain. (Al-Marakbi, Al-Khilafah Al-Islamiyah Bayna Nuzhum Al-Hukm Al-Muashirah, hlm. 16).

Jadi, dengan baiat tersebut secara hukum (de jure) Nabi ﷺ sudah menjadi kepala negara di Madinah. Namun, secara fakta (de facto) kepemimpinan ini baru efektif setelah Nabi ﷺ sampai di Madinah.

Hijrahnya Nabi ﷺ ke Madinah bukan karena beliau takut akan dibunuh oleh Quraisy. Namun, alasan sesungguhnya adalah karena di Madinah terdapat kesiapan masyarakat untuk menegakkan Daulah Islamiyah dan mendukung dakwah Islam yang diemban Nabi ﷺ. (Taqiyuddin an-Nabhani, Ad-Daulah Al-Islamiyah, hlm. 47).

Tiga, Wafatnya Nabi Muhammad ﷺ.

Nabi ﷺ wafat hari Senin tanggal 12 Rabiulawal tahun 11 H. (Ibnu Katsir, As-Sirah An-Nabawiyah, Juz IV hal. 507.

Imam Ibnu Katsir berkata, ”Inilah tanggal yang dipastikan oleh Al-Waqidi dan Muhammad bin Saad”. (Lihat pula Muruj Adz-Dzahab, Juz II hal. 304, dikutip oleh Mahmud Al-Khalidi, Qawaid Nizham Al-Hukm fi Al-Islam, hlm. 255).

Wafatnya Nabi ﷺ ini menjadi pertanda lahirnya negara Khilafah Islam Rasyidah. Sebab pada hari yang sama, bahkan sebelum jenazah Nabi ﷺ dimakamkan, umat Islam telah membaiat Abu Bakar Shiddiq sebagai khalifah.

Nabi ﷺ meninggal pada waktu Dhuha hari Senin itu tanggal 12 Rabiulawal tahun 11 Hijriah. Sementara Abu Bakar Shiddiq dibaiat sebagai khalifah hari Senin itu pula (baiat in’iqad/baiat khashash).

Kemudian pada hari Selasa pagi harinya, Abu Bakar Shiddiq dibaiat oleh kaum muslimin di masjid (baiat tha’at/baiat ammah). Nabi ﷺ sendiri baru dimakamkan pada pertengahan malam pada malam Rabu. ( Lihat kitab Ajhizah Daulah Al-Khilafah, hlm.13)

Walhasil, pada bulan Rabiulawal telah terjadi tiga peristiwa besar, yaitu Maulid Nabi ﷺ, Maulid Daulah Islamiyah, dan Maulid Khilafah Rasyidah.

Ketiganya wajib kita pahami dan kita jadikan sebagai sumber semangat di masa sekarang, untuk berjuang menegakkan kembali Khilafah. Sebab Khilafah inilah sunah (metode) yang dirintis oleh Nabi ﷺ sebagai Daulah Islamiyah, lalu sunah ini dilanjutkan oleh para Khulafaurasyidin sebagai Khilafah Rasyidah. Semua sunah itu wajib hukumnya kita ikuti, sesuai sabda Nabi ﷺ,

فعليه بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين عضوا عليها بالنواجذ

“Maka hendaklah kalian berpegang teguh dengan sunahku dan sunah Khulafaurasyidin yang mendapat petunjuk, dan gigitlah sunah-sunah itu dengan gigi-gigi gerahammu .” (HR Tirmidzi, No. 2816). Wallahualam.

Minggu, 06 November 2022

MENEBAR SALAM


 Dari Abu Hurairah radiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Kalian tidak akan masuk surga sehingga kalian beriman, dan tidak dikatakan beriman sebelum kalian saling mencintai. Salah satu bentuk kecintaan adalah menebar salam antar sesama muslim.” 

(H.R Muslim no. 54)

Menjawab Salam Itu Wajib

Terdapat dua hukum dalam menjawab salam.  Pertama, jika seseorang diucapkan salam ketika ia sedang sendiri, maka ia wajib menjawab salam tersebut karena menjawab salam dalam kondisi sendiri hukumnya adalah fardu’ain.

Kedua, jika suatu kelompok menerima salam maka hukum menjawab salam tersebut adalah fardu kifayah. Fardu kifayah artinya, jika seseorang telah menjawab salam tersebut, hal tersebut sudah cukup dan yang lain tidak mengapa jika tidak membalas salam tersebut.

★ Assalamualaikum, jangan  disingkat, karena 

1. As = Orang bodoh ; 

              keledai

2. Ass  = Pantat

3. Askum = Celakalah 

                     kamu

4. Assamu     = Racun

5. Samlekum = Matilah 

                           kamu

6. Mikum = dari bahasa 

    Ibrani, Mari Bercinta.

_*Semoga bermanfaat...*_

- Salam pendek, 

- Salam sedang dan 

- Salam panjang telah 

  dicontohkan oleh Nabi 

  dan tidak merubah  

  makna aslinya :

 Salam pendek : "Assalamualaikum". 

- Dengan 10 kebaikan.

 Salam sedang : "Assalamualaikum warahmatullah".

- Dengan 20 kebaikan.

 Salam panjang : "Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh". 

- Dengan kebaikan 

  sempurna.

Dengan penjelasan ini, mudah-mudahan tidak ada lagi yang menyingkat karena dapat merubah maksud.

- Bila menurut anda ini  ada manfaatnya, 

  beritahu ke yg lain.

SHARE JIKA INGIN YANG LAIN DAPAT MANFAAT.

Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia akan mendapat pahala seperti org yg melakukannya.  (HR. Muslim 3509.)

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.


SIAPAKAH SEBAIK-BAIK MANUSIA?


 Terdapat 11 golongan "sebaik-baik manusia " menurut hadis sahih.

1. "Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya." 

(HR. Bukhari 5027 )

2. "Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya " (HR. Bukhari 6035)

3. "Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik dalam membayar (mengembalikan hutang)

(HR. Bukhari 2305)

4."Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling boleh diharapkan kebaikannya dan aman dari keburukannya "  (HR. Tirmidzi 2263)

5.  "Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik terhadap ahli keluarganya" (HR. Ibnu Hibban : 4177)

6. "Sebaik-baik kalian adalah orang yang memberi makan (kepada orang lain) dan menjawab salam"

(Shahih Al Jami' 3318)

7. "Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik dalam meluaskan tempat ( bagi orang masuk dalam saf) dalam sholat."  (Targhib wa Tarhib 1/234)

8.  "Sebaik-baik manusia adalah orang yang panjang umurnya dan baik amal perbuatannya."

(Shahih al Jami' 3297)

9.  "Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain." (Shahih al Jami' 3289)

10. Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah orang yang paling baik terhadap sahabatnya. Sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah orang yang paling baik terhadap tetangganya"  (Shahih Adabul Mufrod : 84)

11. "Sebaik-baik manusia adalah orang yang memiliki hati yang makhmum dan lisan yang jujur."

Para sahabat bertanya : Lisan yang jujur kami faham, maka apa yang dimaksud dengan hati yang makhmum?

Baginda bersabda : "orang yang memiliki hati bersih dan bertakwa, tidak ada dosa, tidak berbuat zalim, serta tidak ada kebencian dan hasad" (Shahih al Jami' 3201)

Semoga Allah Ta'ala menjadikan kita semua sebagai orang yang terbaik

Aamiin....aamiin

اللهم صل على محمد وآل محمد

REZEKI DAN KEDEKATAN DENGAN ALLAH


 Rezeki itu Allah yang memberikan. Sejatinya rezeki itu sudah ada dan terkira berapa takarannya, tinggal bagaimana cara kita menjemputnya.

Butuh kecerdasan untuk meraih semua itu agar Allah ridho jika rezekinya kita gapai dengan cara yang disukai Nya.

Menjemput rezeki nya Allah yaitu dengan cara mendoakan rezeki orang lain, dengan berzikir, dengan tekun melafazkan asmaul husna lalu dengan bersyukur dan bersedekah serta bekerja dengan ikhlas dan sungguh-sungguh.

Apabila seorang hamba telah sampai pada tingkat kedekatan yang begitu dekat pada Tuhannya maka apapun yang diminta di dalam doa akan segera diberikan oleh Allah. 

Layaknya kita jika sudah sangat dekat pada seseorang maka apapun yang kita minta pasti akan di usahakannya, karena tak ingin melihat kita bersedih hati. 

Begitu pula yang dilakukan Allah apabila seorang hamba telah berhasil memilki kedekatan yang begitu dekat pada Allah, maka Allah pun tidak akan membiarkan hamba Nya bersedih hati, terlebih apabila itu masalah rezeki.

Kedekatan seorang Mukmin dengan Allah, mendatangkan manfaat yang sangat besar. Tidak ada doanya yang tidak dikabulkan, tidak ada dosanya yang tidak diampuni, tidak ada kesulitannya yang tidak dimudahkan. Bahkan, setiap gerak ibadahnya terasa nikmat karena didasarkan pada rasa cinta kepada Zat Yang Mahaagung.

Dalam sebuah hadis Qudsi disebutkan, ''Barang siapa yang mencoba mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat kepadanya satu hasta. Barang siapa yang mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa. Barang siapa yang mendekat kepada-Ku dengan cara berjalan maka Aku akan menyongsongnya dengan cara berlari kecil.'' (HR Bukhari).

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.