Sabtu, 08 Oktober 2022

HIJRAH MENUJU JALAN ALLAH

 


Perintah berhijrah terdapat dalam beberpa ayat Al-Qur’an: 

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berhijrah di jalan Allah, mereka itu mengharpakn rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”

(Qs. Al-Baqarah 2:218).

Hijrah dibedakan menjadi dua macam, yaitu hijrah makaniyah (berpindah dari satu tempat ke tempat lain) dan hijrah maknawiyah (mengubah diri, dari yang buruk menjadi lebih baik demi mengharap keridhaan Allah SWT).

Dahulu Bekerja tidak melibatkan Allah

Dahulu Bekerja tidak memohon petunjuk kepada Allah

Dahulu Bekerja tidak berharap ridho Allah

Dahulu Bekerja tidak pada jalan Allah

Itu lah pekerjaan saya dimasa lalu

Akhirnya persoalan demi persoalan yg saya hadapi karena kesalahan-kesalahan dalam bekerja atau berusaha, dan juga banyak dosa yg tanpa disadari baik sengaja atau tidak karena ketidak tahuan,  akhirnya menghambat Rezeki datang,  bahkan menghentikan Rezeki tersebut dikarenakan dosa yg kita perbuat. 

Dengan belajar terus dan terus belajar ilmu  Rezeki  Healing, saya menemukan sebuah ketenangan dalam pekerjaan/Usaha.

Tahu solusi nya,  dan kenapa ada Ujian kenapa ada Azab, Kenapa ada Istiradj

Dan saya lebih memahami dengan Memohon ampunan dan kembali ke jalan Allah,  akhirnya Rezeki jadi kembali lancar dan juga  Rezeki dalam bekerja/Usaha bukan hanya uang, rezeki itu anugrah yg Allah berikan yg bisa bermanfaat fidunnya wal akhirat buat kita.

Selanjutnya kita bisa berbagi manfaat juga buat orang lain, itulah rezeki yg sebenarnya, dan yg paling penting kita dapat Ridho Allah,  maka segala nya jadi lebih mudah dalam hidup ini. 

Uang yg didapat dari hasil kita bekerja merupakan bonus yg Allah berikan atas segala kebaikan yg kita lakukan, Allah sudah memberikan jaminan mencukupkan rezeki kita, 

Selama kita bertaqwa dan bertawakal kepada Allah, rezeki akan mengalir seperti air bah.

Kunci nya TAQWA dan TAWAKAL

Dan berbuat baiklah selalu, belajarlah selalu untuk memuliakan dan membahagiakan orang orang disekitar kita, Rezeki akan bekerja dan mendatangi kita. 

LILLAH,  FILLAH,  BILLAH

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.

UJIAN ITU TANPA BATAS, LALU BATASNYA SAMPAI MANA?

 


Ujian itu tanpa batas bagi orang beriman karena yg Menentukan batas itu hanya Allah

Allah berfirman: 

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buahbuahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.  (QS al-Baqarah: 155).

Sabar dan Tawakal dalam Menghadapi Ujian dari Allah itulah jawabannya. 

Tiga macam ujian yang dihadapi manusia di dunia ini, yaitu ujian kesulitan, kesenangan, dan kesalahan. 

Ujian kesulitan dapat muncul dalam bentuk kekurangan harta, kelaparan, penyakit, dan musibah-musibah lainnya.

Ujian kesenangan dapat berupa harta yang banyak, istri yang cantik, dan kedudukan sosial yang tinggi.

"Di antara ketiga ujian itu, ujian kesulitan adalah yang paling ringan. 

Mengapa demikian? 

Karena ujian tersebut tidak hanya dialami oleh orang-orang beriman, tetapi juga semua orang siapapun mereka. 

Menghadapi berbagai ujian tersebut, ada beberapa sikap yang harus dilakukan seorang mukmin. 

Pertama, tetap merasa yakin atau optimistis bahwa akan datang pertolongan Allah kepada kita. 

Kedua, segera mengucapkan innaa lillaahi wainnaa ilaihi rajiuun setiap kali mendapat musibah. 

Sikap selanjutnya adalah bertawakal kepada Allah.

Tawakal menjadi salah satu syarat bagi seseorang mendapat pertolongan Allah.

Sabar adalah pintu menuju kemenangan, baik kemenangan lahiriah maupun rohaniah.

Kesabaran adalah kunci keberhasilan kehidupan. Kesabaran adalah jalan menuju kemenangan. Sangat banyak ayat dan hadist yang menguraikan tentang kesabaran dan fadhilah tentang sabar itu sendiri.

Sering orang-orang berkata “nanti habis kesabaranku” atau “sudah habis kesabaranku”. Ini adalah perkataan yang tidak patut dan keliru. Atau ada juga yang berujar dengan ungkapan bahwa “sabar itu ada batasnya”.

bukankah kita tahu seperti firman Allah dalam surah Al Baqarah ayat 286 yang mengatakan: “Allah tidak membebani seseorang sesuai dengan kesanggupannya”. Allah sangat paham dengan kemampuan kita, karena Dia yang menciptakan kita, tentu Dia sangat maklum dan tahu dengan batas kemampuan kita.

BAGAIMANA ORANG-ORANG KAYA BERPIKIR


 Gina Rinehart, seorang wanita terkaya di dunia, pernah menghadapi serangan bertubi-tubi dari media karena ucapannya yang tertulis dalam sebuah artikel yang berupaya mengkritik golongan menengah yang selalu iri atas kekayaan yang dimilikinya. 

Bunyi kritik yang disampaikan oleh Gina Rinehart sebagai berikut, “Jika Anda semua iri terhadap mereka yang memiliki banyak uang, jangan hanya duduk-duduk saja dan mengeluh, tetapi lakukanlah sesuatu untuk menghasilkan lebih banyak uang untuk diri Anda sendiri. Habiskanlah lebih sedikit waktu untuk minum-minum, merokok, dan bersosialisasi. 

Habiskanlah lebih banyak waktu untuk bekerja.”

Melalui bukunya yang ditulis sebagai saripati selama sekitar tiga dekade melakukan wawancara terhadap sejumlah jutawan dari seluruh dunia, Steve Siebold, akhirnya menyimpulkan sejumlah hal yang menjadi pembeda antara orang-orang kaya (para jutawan) dengan orang-orang lain yang biasa-biasa saja. 

Berikut adalah sejumlah poin yang disarikan dari buku How Rich People Think tersebut.

1. Orang rata-rata (orang biasa-biasa) berpikir bahwa UANG adalah sumber segala kejahatan. Sebaliknya, orang-orang kaya percaya bahwa KEMISKINAN adalah sumber segala kejahatan. Para orang-orang terkaya dunia juga tahu bahwa memiliki banyak uang memang tidak menjamin kebahagiaan, tetapi hal itu dapat membuat hidup kita lebih mudah dan lebih menyenangkan.

2. Orang rata-rata berpikir bahwa egoisme (kepedulian terhadap diri sendiri) adalah sebuah sifat buruk. Sebaliknya, orang-orang kaya percaya bahwa egoisme adalah sebuah sifat baik. Para orang-orang kaya melakukan segala yang dilakukannya dengan tujuan untuk membuat dirinya sendiri bahagia. Mereka tak berpura-pura untuk menjadi penyelamat dunia. Mereka berpandangan bahwa, “jika Anda tak mampu mengurus diri Anda sendiri, maka Anda tidak berada pada posisi dimana Anda dapat menolong orang-orang lain. Anda tak memberikan apa yang tak Anda miliki.”

3. Orang rata-rata memiliki mentalitas lotere, orang-orang kaya memiliki mentalitas ACTION. “Sementara orang-orang pada umumnya menunggu giliran untuk bisa memperoleh nomor yang tepat atau berdoa untuk kemakmuran, orang-orang besar mencoba memecahkan masalah-masalah yang ada disekitarnya.”, demikian ungkap Steve Siebold.

4. Orang rata-rata berpikir bahwa jalan menuju kekayaan terbentuk melalui pendidikan formal. Sebaliknya orang-orang kaya percaya pada pentingnya memperoleh pengetahuan yang spesifik. “Banyak orang-orang yang merupakan praktisi (pelaku) kelas dunia yang hanya memiliki sedikit pendidikan formal telah berhasil mengumpulkan kekayaannya melalui perolehan dan penjualan yang berkelanjutan dari suatu pengetahuan yang spesifik.”, demikian ungkap Steve.

5. Orang rata-rata selalu terpaku pada kesuksesan masa lampau, sedangkan orang-orang kaya bermimpi akan masa depan yang diinginkannya. “Para jutawan atas hasil upaya sendiri (self-made millionaires) menjadi kaya karena mereka memiliki niatan untuk mempertaruhkan hidupnya dan memproyeksikan impian-impian, tujuan-tujuan, dan gagasan-gagasannya ke masa depan yang masih belum diketahui.”, demikian ungkapnya.

6. Orang rata-rata selalu berpikir mengenai uang dari sisi emosional, sementara orang-orang kaya memandang uang secara logis. Para individu kelas dunia memandang uang sebagaimana adanya melalui sudut pandang logika. Mereka percaya bahwa uang merupakan sarana yang luar biasa yang dapat menyediakan beragam pilihan dan peluang.

7. Orang rata-rata memperoleh penghasilan (uang) dengan melakukan hal-hal yang tak mereka sukai. Orang-orang kaya mengikuti apa yang menjadi kecintaan (passion) mereka.

8. Orang rata-rata memiliki ekspektasi (harapan) yang terlampau rendah karena mereka takut akan kecewa. Sementara orang-orang kaya didorong oleh gairah akan tantangan. Siebold berujar, “tak ada satu orang pun akan dapat menjadi kaya dan menghidupi impiannya tanpa adanya ekspektasi yang besar.”

9. Orang rata-rata percaya bahwa setiap orang harus melakukan sesuatu agar bisa kaya. Sementara orang-orang kaya percaya bahwa setiap orang perlu menjadi sesuatu agar bisa kaya.

10. Orang rata-rata percaya bahwa dibutuhkan uang untuk dapat menghasilkan uang. Sementara orang-orang kaya menggunakan uang orang lain untuk menjadi kaya.

Itu merupakan  sebagian ringkas atau poin-poin penting yang dapat disarikan dari buku How Rich People Think karya Steve Siebold. Untuk dapat mengetahui secara lebih detail dan lengkap mengenai pola pikir (mindset) lainnya dari orang-orang kaya, silakan saja cari dan beli bukunya dan kemudian baca.  

Semoga Bermanfaat.

Jumat, 07 Oktober 2022

CARA UJIAN ALLAH AGAR KITA MENJADI PAHAM MAKNA KEHIDUPAN

 


Cara Allah menyayangimu bukan dengan meringankan masalahmu, tapi dengan menguatkan jiwamu sehingga sehebat apapun masalahmu kau tetap bertahan dan tak menyerah.

Cara Allah menyayangimu mungkin tak dengan memudahkan jalanmu menuju sukses, tapi dengan kesulitan yang kelak baru kau sadari bahwa kesulitan itu yang akan membuatmu semakin berkesan dan istimewa.

Hidup itu .

Butuh masalah supaya kita punya kekuatan.

Butuh pengorbanan supaya kita tahu cara bekerja keras.

Jika ia berakhir dengan ke IKHLASAN, ia akan lahir menjadi cahaya yang itu adalah hadiah terindah dari Allah.

Berbahagialah pada taqdir dengan penerimaan yang tulus, Sungguh mengajari hati BERBAIK SANGKA itu Indah.

Niscaya kita semua diberikan keselamatan, kesehatan, kekuataan, kesabaran dan rezeki yang melimpah, Aamiin.

RELA MENGAKUI KESALAHAN DAN SANGGUP MEMPERBAIKINYA (Bag-2)

 


Ia tidak kuat menahan kepedihan hati karena niat baiknya tidak diterima. Lalu dia pergi menghadap Rasulullah SAW.

Sungguh tajam firasat Rasulullah SAW, beliau mengetahui Abu Bakar datang membawa sesuatu yang berat di dalam hatinya. Setelah menerima keterangan dari Abu Bakar dan juga pengakuan atas kesalahan yang telah ia lakukan, ia menyatakan sangat menyesal atas kejadian itu, maka Rasulullah merasa sangat prihatin; beliau ingat kebaikan dua sahabat terkemuka itu, beliau berat kepada mereka berdua yang kini tersiksa batinnya.

Di antara yang diucapkan oleh Abu Bakar ialah :

يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّهُ كَانَ بَيْنِي وَبَيْنَ عُمَرَ شَيْءٌ، فَأَسْرَعْتُ إِلَيْهِ، ثُمَّ إِنِّي نَدِمْتُ عَلَى مَا كَانَ مِنِّي إِلَيْهِ، فَسَأَلْتُهُ أَنْ يَغْفِرَ لِي، فَأَبَى عَلَيَّ، فَتَبِعْتُهُ الْبَقِيعَ كُلَّهُ، حَتَّى تَحَرَّزَ بِدَارِهِ مِنِّي، وَأَقْبَلَتُ إِلَيْكَ

"Wahai Rasulullah, sesungguhnya antara aku dan Umar telah terjadi sesuatu (ada ucapanku yang membuat Umar marah). Akupun segera mendatanginya dan menyesali apa yang telah kuperbuat terhadapnya. Aku meminta maaf kepadanya, tapi ia menolak. Maka aku mengikutinya sampai keliling kampung Baqy, bahkan saat tiba di rumahnyapun ia menghindar dariku. Maka kini aku menghadap kepadamu." (HR. Bukhari - dari Abu Darda)

Lalu Rasulullah berdoa dan meyakinkan bahwa Allah pasti akan mengampuni mereka. Beliau mengucapkan doa itu sebanyak tiga kali.

Kemudian Umar pun menyesal atas perbuatannya karena ia menutup pintu waktu Abu Bakar datang minta maaf. Lalu Ia pergi ke rumah Abu Bakar, tetapi ternyata Abu Bakar tidak ada di rumahnya. Kemudian ia pergi ke rumah Rasulullah dan di sana mereka bertemu. Kedua sahabat itu bukannya menghitung-hitung jasa dan bukan pula saling membela diri bahwa dia yang paling benar sementara yang lain salah, tapi kebalikan dari itu.

Abu Bakar berkata :
يا رَسولَ اللَّهِ، واللَّهِ أنَا كُنْتُ أظْلَمَ
"Demi Allah wahai Rasulullah, akulah yang paling bersalah”. (HR. Bukhari)

Ungkapan tulus ini dia ucapkan karena dia tidak ingin Rasulullullah akan menyalah-nyalahkan Umar. ِAbu Bakar r.a tahu diri bahwa dirinyalah yang mengawali dan membuat persahabatan terganggu.

Dengan demikian suasana menjadi jernih kembali, mereka saling memaafkan dan kenikmatan persahabatan menghapus semua rasa kesumat dan kedengkian berkat ketakwaan mereka yang mendorong untuk kembali ke jalan yang diridhai Allah.

Kita mesti melupakan yang patut dilupakan, dan kita tidak boleh lupa akan sesuatu yang tidak boleh dilupakan, yaitu kebaikan orang terhadap kita, atau jasa-jasa baiknya pada masyarakat.

Tidak diragukan lagi bahwa para sahabat, semoga Allah meridhoi mereka, adalah manusia biasa, mereka bisa marah dan berselisih, sama seperti umumnya manusia, tetapi mereka segera kembali kepada Al Haq.

Sehubungan dengan kejadian itu Rasulullah Saw. menerangkan kebaikan Abu Bakar, yaitu:
إنَّ اللَّهَ بَعَثَنِي إلَيْكُمْ فَقُلتُمْ: كَذَبْتَ، وقَالَ أبو بَكْرٍ: صَدَقَ، ووَاسَانِي بنَفْسِهِ ومَالِهِ، فَهلْ أنتُمْ تَارِكُوا لي صَاحِبِي؟ مَرَّتَيْنِ، فَما أُوذِيَ بَعْدَهَا
"Sesungguhnya Allah mengutusku kepada kalian sebagai rasul, lalu kalian waktu itu berkata ; 'engkau dusta', tetapi Abu Bakar berkata, 'engkau benar’. Dia membantuku dengan jiwa dan hartanya. Pantaskah kiranya kalian membiarkan sahabatku ? Beliau mengucapkannya dua kali. Setelah itu Abu Bakar tidak pernah disakiti." (HR. Bukhari)

Sikap para sahabat itu sesuai dengan firman Allah SWT :
إنَّ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَوْاْ إِذَا مَسَّهُمْ طَٰئِفٌ مِّنَ ٱلشَّيْطَٰنِ تَذَكَّرُواْ فَإِذَا هُم مُّبْصِرُونَ
"Sesungguhnya. orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa waswas dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka seketika itu juga mereka melihat (kesalanan-kesalahannya)." (Al-A 'raf : 201)

RELA MENGAKUI KESALAHAN DAN SANGGUP MEMPERBAIKINYA

 


Lidah bisa melukai hati orang tanpa melukai badan. Luka hati meninggalkan bekas, tidak mudah hilang kecuali di kalangan muttaqin, yang selalu ingat akan kebaikan orang lain terhadap dirinya, dan tidak lupa berutang budi pada orang lain, bahkan dengan ikhlas ia melupakan segala jasa dan kebaikan yang pernah ia berikan kepada orang Iain.

Bila suami istri berakhlak seperti itu, maka rumah tangganya akan menjadi surga dunia. Sebaliknya, bila mereka rajin menghitung hitung jasa dan kebaikan dirinya kepada orang lain, maka rumah tangga atau persahabatannya akan kehilangan mawaddah wa rahmah, dan akan tumbuh dengan subur kebencian dan kedengkian, pada saat seperti itu pihak ketiga ikut meniup-niupkan api permusuhan.

Sayidina Umar adalah seorang sahabat yang dikatakan oleh Rasulullah bahwa setan segan untuk mengganggunya. Ia seorang yang kuat dan keras, tetapi ia tetap manusia. Sewaktu ia tersinggung oleh ucapan Abu Bakar, hatinya luka, ia pulang, dan Abu Bakar ditinggalkannya untuk menjaga agar luka hatinya tidak bertambah parah. 

Kesempatan itu tidak dijadikan oleh setan untuk diadudombakan. Abu Bakar menyesal, salah atau benar tindakan dan sikap dirinya tidak menjadi pertimbangan yang nyata.

Abu Bakar pergi ke rumah Umar untuk minta maaf, sebab ia merasa bersalah. Dia tidak membiarkan perasaan buruk itu menghantui dirinya sendiri, sebab hati nurani itu selalu jujur, ia mengakui kesalahan dan kekeliruannya sekalipun lidahnya memungkiri.

Yang penting bukan cinta tapi dicintai. Kecintaan yang tidak mendapatkan balasan akan beralih menjadi azab, menjadi siksaan batin, sebab yang menjadi kenikmatan itu adalah dicintai orang, dan yang mendorong untuk berkorban adalah kecintaan.

Abu Bakar merasa tersiksa batinnya tatkala ia ditolak oleh Umar. Umar tidak mau memberi maaf kepadanya.


Bersambung…….

Kamis, 06 Oktober 2022

Pemandangan-pemandangan Akhirat

 


Pada shalat Shubuh hari ini sang Imam membaca surah Al-A'raf ayat 44 sampai 51. 

Untuk ayat-ayatnya silahkan dibaca di mushaf masing-masing, dan renungj kandungannya dalam-dalam. 

Ayat-ayat di atas menceritakan beberapa gambaran yang diberitakan Allah tentang kondisi pada hari kiamat nanti. Ada penghuni jannah yang menyeru penduduk neraka; ada Ashhabul A'raf yang menyapa penghuni jannah dan mengucapkan selamat kepada mereka karena sudah berada di negeri penuh kenikmatan; dan terakhir ada permintaan penduduk neraka kepada penghuni jannah. 

Semua gambaran di atas wajib kita imani. Karena Allah yang menceritakannya dalam Al-Qur'an, sekalipun akal kita 'belum' bisa mencerna 'kaifiyah' (tata cara) dialog antar mereka. Tetapi kita mengimani bahwa kelak dialog antar mereka betul-betul terjadi. 

Pertama-tama ayat 44-45 menceritakan tentang seruan penghuni jannah kepada penduduk neraka; apakah janji Rabb mereka itu benar? Dan penduduk neraka menjawab, benar. Lalu ada malaikat yang menegaskan bahwa laknat Allah bagi orang-orang yang zhalim (para penduduk neraka).

Kemudian ayat 46-49 menceritakan bahwa Ashhabul  A'raf -yang menurut sebagian pendapat, mereka adalah orang seimbang antara kebajikan dan keburukannya. Semoga kita tidak masuk golongan ini-- berada di antara dua tempat; jannah dan neraka. Mereka bisa melihat jannah dan neraka. Ketika mengenal penghuni jannah mereka memberikan ucapan selamat dan ketika melihat penduduk neraka mereka berdoa agar tidak dikumpulkan bersama orang-orang yang zhalim.

Dan kisah Ashhabul A'raf ini memberikan faidah secara halus, yaitu bahwa ketika di akhirat pun kita tetap menghajatkan sikap harap dan rasa takut. Kedua sikap ini dimiliki oleh Ashhabul A'raf.

Sikap harap yang ditunjukkan oleh Ashhabul A'raf terlihat pada ayat, لم يدخلوها وهم يطمعون.  Mereka punya harapan besar untuk masuk jannah, sekalipun mereka belum bisa memasukinya. Mereka sangat berharap bisa masuk jannah karena penduduknya mendapatkan semua jenis kenikmatan yang tak terlukiskan.

Dan rasa takut Ashhabul A'raf ditunjukkan oleh ayat, ربنا لا تجعلنا مع القوم الظالمين.  Ini adalah pinta mereka kepada Allah agar tidak dikumpulkan bersama kaum yang zhalim, orang-orang kafir yang menjadi penghuni neraka. Mereka takut jika dikumpulkan bersama mereka karena besarnya siksa yang  dialami mereka. 

Dan yang terakhir adalah adegan yang paling membuat kita merinding ketakutan, yaitu tentang permintaan penduduk neraka kepada penghuni jannah. Mereka meminta dengan memelas belas kasihan,

  أن أفيضوا علينا من الماء أو مما رزقكم الله

"Tuangkanlah (sedikit) air kepada kami, atau rizki apa saja yang tepah dirizkikan Allah kepada kalian."

Subhanallah! Lihatlah betapa nestapanya penduduk neraka -wal 'iyadzu billah, wanas'alullahal 'afiyah-. Mereka meminta diberi minum. Karena minuman mereka di neraka adalah _hamim_, air panas yang mendidih yang kalau diminum akan memotong usus-usus mereka. 

Dan penduduk neraka juga minta diberi makanan. Karena makanan mereka di neraka adalah zaqqum, sebuah pohon yang mengakibatkan derita yang luar biasa bagi yang memakannya. 

Minuman dan makanan penduduk neraka ini memang bukan minuman dan makanan biasa. Ia adalah minuman dan makanan yang menyiksa, yang tidak menghilangkan rasa dahaga dan tidak melenyapkan rasa lapar. 

Maka, ketika membaca ayat ini, Abdullah bin Umar bin Khattab Radhiyallahu 'anhuma menangis ketika hendak berbuka dalam puasanya. Karena teringat bahwa pinta penghuni neraka adalah seteguk air minum dan secuil makanan. 

Maka, sesekali ketika kita berbuka, hadirkan permintaan penduduk neraka ini. Hayati dan renungilah, kemudian syukurilah nikmat iman yang Allah berikan, lalu beristiqamahlah. 

Permintaan penduduk neraka juga menunjukkan tentang kehinaan dunia. Sehingga, Allah masih memberikan 'seteguk-dua teguk' nikmat dunia kepada orang-orang kafir. Tetapi di akhirat kelak mereka tidak mendapatkan apa-apa. _Wallahu a'lam bish shawab_