Rabu, 31 Agustus 2022

DUNIA TEMPAT UJIAN

 


Semua orang menginginkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Akan tetapi, kebanyakan manusia lupa bagaimana caranya untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat tersebut. Para Nabi dan Rasul ’Alaihimussalam, bahkan Nabi yang terakhir, yaitu Baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, semuanya telah memberikan petunjuk kepada manusia bahwasanya syarat pertama

dan yang utama supaya manusia bahagia di dunia dan bahagia di akhirat adalah apabila manusia itu punya hubungan yang benar kepada Penguasa dunia dan Penguasa akhirat, kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Siapa yang ingin kebahagiaan dunia ini tanpa berhubungan baik dengan Pencipta dunia, Allah Subhanahu wa Ta’ala, pasti dia akan gagal. 

Siapa yang ingin kebahagiaan akhirat nanti tanpa ada hubungan baik dengan Penguasa akhirat, Allah Subahanahu wa Ta’ala, pasti dia akan menyesal. Hadirin yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Itu salah satu makna dari firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

Barangsiapa yang takwa, maknanya yakinnya kepada Allah Allah Subhanahu wa Ta’ala benar, kehidupannya siang dan malam dalam taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka pasti Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikan jalan keluar dari segala masalahnya. Hal itu berarti, orang takwa itu juga mempunyai banyak masalah di dunia ini.

Memang dunia ini diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala penuh dengan masalah. Namun, akhirnya masalah tersebut diberi jalan keluarnya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Orang-orang yang benar-benar takwa dijamin oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka, setiap kesulitan apapun yang dihadapinya akan diselesaikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“Dan akhir (yang baik) adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. Al A’raf: 128)

Janganlah kita berharap hidup tanpa ada masalah. Memang dunia ini diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala penuh dengan masalah. Masalah itu bukanlah masalah yang sebetulnya. Masalah itu untuk meningkatkan derajat orang-orang yang beriman. Masalah itu pun untuk menjatuhkan derajat orang-orang yang tidak beriman.

Masalah di dunia ini justru supaya membuat kita sadar bahwa dunia ini bukanlah tempat kita yang sebenarnya. Tempat kita yang sebenarnya adalah akhirat. Masalah-masalah yang datang kepada kita di dunia ini adalah untuk meningkatkan derajat kita di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Masalah-masalah yang datang kepada kita di dunia ini adalah untuk menghapus dosa-dosa yang telah kita buat.

Tidak henti-hentinya musibah datang kepada orang beriman, sehingga akhirnya dia mati dalam keadaan bersih dari segala dosa. Ia menghadap kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan mendapatkan ridho Allah. Akhirnya ia pun masuk syurga tanpa hisab. 

Akan tetapi, bagi orang yang tidak bertakwa, masalah-masalah itu justru menambah dia semakin jauh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Menambah dia makin banyak dosa. Menambah dia kian sengsara di dunia sebelum mendapatkan adzab di akhirat. Inilah kehidupan dunia.

Memang kehidupan dunia bukanlah kehidupan yang menyenangkan terus-menerus. Tidak ada kehidupan seperti itu. Orang-orang suci pun, Para Nabi dan Para Rasul ’Alaihimussalam juga menghadapi masalahmasalah. Para Shahabat Radhiallahu ‘Anhum pula menghadapi masalah-masalah. Wali-wali Allah jua menghadapi masalah-masalah. Akan tetapi, tetap saja mereka menjadi orang-orang yang mulia di dunia sebelum di akhirat. Maka, janganlah engkau menjadikan masalah-masalah di dunia ini sebagai alasan untuk menjauhkan diri dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Berseru penyelesai masalah adalah kalau kita betul-betul ta’alluq kepada Allah, bergantung kepada Allah, taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Tambah banyak masalah, tambah bergantung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tambah banyak masalah, tambah taat kepada Allah. Tiba-tiba masalah berubah menjadi berkah. Ini adalah dunia. Dunia ini tidak lama. Hari berganti hari. Tiba-tiba akhirat yang dijanjikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sudah sampai di depan mata kita. Dunia akan hilang, akhirat akan datang. 

Kematian akan datang, harta benda akan habis ditinggalkan. Tinggal hisabnya saja yang berkepanjangan. Mati akan datang. Sedangkan kita tidak bisa bertaubat lagi, tidak bisa beramal lagi. Kemudian kita akan menyesal, “Kenapa saya tidak beramal?! Kenapa saya tidak bertaubat?!”

Maka, bertaubatlah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sebelum kematian itu datang. Kematian akan datang di waktu-waktu yang tidak kita sangkasangka. 

Katakanlah, sesungguhnya kematian yang kamu lari darinya, akan menjumpai kamu juga. Kemudian kamu semua akan dihadapkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Allah Subhanahu wa Ta’ala akan bercerita kepada kamu mengenai amalan-amalan kamu di dunia. Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak perlu laporan kepada siapa saja. Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak perlu bertanya kepada siapa saja. Allah Subhanahu wa Ta’ala sudah tahu segala-galanya. Justru kalau kita menghadap kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala , Allah Subhanahu wa Ta’ala-lah yang akan bercerita kepada kita, “Kamu dulu berbuat begini, kamu dulu berbuat begini.”

Alangkah beruntungnya kalau orang itu taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga Allah Subhanahu wa Ta’ala ridho, “Dulu kamu senantiasa berbuat apa yang Aku ridhoi.”

Dan alangkah celakanya seorang hamba yang menghabiskan umurnya dalam maksiat. Dan kemudian dia tidak mau bertaubat. Lalu Allah berfirman kepada dia,“Kamu dulu berbuat begini, kamu dulu berbuat begini. Kamu kira Saya tidak tahu?!” Itulah malapetaka yang sebesar-besarnya.

Maka, pada Hari ini marilah kita perbarui niat kita. Bagaimana sisa-sisa umur kita ini hanya untuk tawajuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Menghadapkan hati kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bermohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Taubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Menangis kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga kita di dunia menjadi orang-orang yang berkah dan di akhirat menjadi orang-orang yang mulia.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar