Marilah kita isi dengan pujian-pujian ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai rasa syukur kita atas karunia yang begitu besar yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kita. Terutama karunia besar yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada seorang manusia, yaitu karunia iman dan Islam.
Barangsiapa dikasih karunia iman dan Islam, maka seketika itu juga dia telah menjadi orang yang semulia-mulianya manusia. Iman dan Islam adalah tanda bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala cinta kepada seorang hamba. Iman dan Islam adalah tanda bahwa seorang hamba akan menjadi raja-raja di syurga Allah
Apabila ada iman dan Islam dalam hati sesesorang, maka apapun yang terjadi menjadi baik bagi dia. Kalau kaya baik, dengan kaya dia akan tambah amalannya. Kalau miskin baik, karena miskin akan menjadikan sedikit urusannya di dunia dan di akhirat. Kalau sehat baik, dengan sehat dia tambah kuat untuk berbuat kebaikan. Kalau sakit pun baik, karena dengan sakit akan berguguran dosa-dosanya.
Jadi, apapun baik. Hidupnya menjadikan dia baik, karena bertambah pahalanya. Mati pun menjadikan dia baik pula, karena akan menghadap kepada Tuhannya. Bahkan Para Ulama’ mengatakan, kalaupun di dunia ini kita mendapat kesusahan-kesusahan dan kesulitan-kesulitan kita perlu mensyukurinya, karena kesusahan-kesusahan dan kesulitan-kesulitan yang ada di dunia ini akan mempunyai hikmah yang besar.
Dengan kesusahan-kesusahan dan kesulitan-kesulitan itu kita menjadi kurang betah di dunia ini. Kita akan bertambah rindu kepada negeri akhirat. Amalan kita pun akan bertambah baik. Dengan kesusahan-kesusahan dan kesulitan-kesulitan, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengampuni dosa-dosa kita. Allah Subhanahu wa Ta’ala berkuasa mendatangkan berjuta-juta kesusahan, kok Dia mendatangkan hanya kesusahan itu, maka itu merupakan nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kita. Ibaratnya kalau Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan seribu kesusahan, kok cuman hanya menurunkan seribu kesusahan, padahal Allah kuasa mendatangkan trilyun-trilyun kesusahan, maka kita pun perlu mensyukuri hal itu.
Maka, orang beriman itu isinya bersyukur saja. Kalau dikasih susah bersyukur dan kalau dikasih gembira pun bersyukur. Apapun keadaannya, bersyukur saja. Itulah orang yang paham, yaitu orang yang punya pemahaman kalau dunia ini diatur oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan ditentukan oleh
Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kesusahan-kesusahan kepada orang beriman bukan untuk menghancurkannya. Akan tetapi, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kesusahan-kesusahan kepada
orang beriman supaya dia tambah banyak pahalanya, tambah kemuliaannya, dan tambah bersih dosa-dosanya.
Kalau orang itu paham, maka dia akan bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam kegembiraaan. Dia juga akan bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam kesulitan.
Kalau Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menuruti hajat-hajat kita, bukan karena Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak kuasa menuruti hajat-hajat kita. Allah Subhanahu wa Ta’ala berkuasa memberikan hajat-hajat kita berjuta-juta kali lipat, bermilyar-milyar, dan bertrilyun-trilyun kali lipat. Akan tetapi, Allah Subhanahu wa Ta’ala menunaikan hajat-hajat kita sedikit demi sedikit itu untuk apa? Jawabnya, karena ada hikmah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Hajat kita yang sebenarnya adalah hajat kita di akhirat nanti. Supaya di sana kita mendapatkan bagian yang sebanyak-banyaknya. Maka, kita duduk dalam keadaan bersyukur, berdiri dalam keadaan syukur. Setiap napas kita, kita isi dengan bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kalau kita menjadi orang yang bersyukur, maka kebaikan-kebaikan akan datang dari segala arah. Apa saja yang kita syukuri, nanti di akhirat tiba-tiba akan menjadi kebaikan-kebaikan. Begitu pula sebaliknya, apa saja yang kita keluhkan, nanti di akhirat akan menjadi keburukan-keburukan.
Kita syukuri nikmat-nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Nikmat iman dan Islam kita syukuri dengan sebenar-benarnya. Nikmat berupa punya teman-teman yang mengamalkan agama itu juga kita syukuri. Karena berkah orang yang mengamalkan agama itu bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk tetangga-tetangganya, bahkan seluruh umat.
Kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sebab di kampung kita sudah banyak orang ‘alim dan hafizh al-Qur’an. Nikmat ini perlu kita syukuri, Sebagian ulama’ mengatakan, “Kalau kampung kamu tidak ada yang hafizh al-Qur’an, maka orang-orang kampung itu mendapat dosa semuanya. Dosa gratis tanpa terasa.” Akan tetapi, kalau di kampung kita banyak orang yang hafizh al-Qur’an, banyak ahli ilmu, maka berkahnya akan kembali kepada kita di dunia dan juga di akhirat. Maka, kita syukuri keadaan itu semua.
Kalau keadaan-keadaan ini kita syukuri, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menambah lagi kebaikan dan menambah lagi kebaikan. Untuk itu, semua kebaikan perlu kita syukuri. Entah itu kebaikan dunia ataupun kebaikan agama Kalau kebaikan-kebaikan dunia ini kita syukuri, maka
Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberkahi kehidupan dunia ini. Kalau kebaikan-kebaikan agama ini kita syukuri, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menambah keberkahan agama.
Apa saja kita syukuri? Contohnya, ketika kita ke masjid. Ketika kita ke masjid yang kita pikirkan bukan hanya ke masjid, tetapi bagaimana ke masjid dengan syukur. Shalat dengan syukur. Ruku’ dengan syukur. Sujud dengan syukur. Sekali sujud apabila diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala itu
lebih mahal daripada dunia dengan segala isinya. Baca Qur’an dengan syukur. Berjumpa dengan orang Islam dengan syukur. Berjabat tangan dengan orang Islam dengan syukur, karena setiap berjabat tangan dengan orang Islam akan menggugurkan dosa-dosa dan akan maqbul do’a-do’anya.
Kita bisa bernapas dengan satu napas harus bersyukur, karena napasnya orang yang beriman itu mahal. Satu napas yang digunakan untuk taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala hasilnya akan kita lihat selama-lamanya, berjuta-juta tahun yang akan datang Maka semua napas kita ini, kita syukuri. Kedipan mata kita ini, kita syukuri. Dengungan telinga kita, kita syukuri. Aliran darah kita, kita syukuri. Kalau semua itu kita syukuri, maka akan menjadi amal kebaikan yang akan kita lihat hasilnya selama-lamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar