Sabtu, 03 September 2022

MENAPAKI JALAN GENERASI AL-GHURABA

 


Ini bukan generasi para Nabi, bukan pula generasi yang berjihad di medan perang di tanah Palestina ataupun tanah Suriah, tetapi mereka mampu membuat  para Nabi dan  syuhada ber-gibthah (berangan-angan) di hari kiamat, karena kedekatan mereka dengan Allah dan kedudukan mulia di sisi Allah, bahkan Allah membuatkan mereka mimbar-mimbar dari cahaya kelak di yaumul qiyamah.

Rasulullah saw. bersabda,

“Sesunggunya Allah mempunyai hamba-hamba yang bukan para Nabi dan syuhada. Para Nabi dan syuhada pun ber-ghibthah pada mereka di hari kiamat karena kedekatan mereka dengan Allah dan kedudukan mereka di sisi Allah. Kemudian seorang Arab Badui (yang ada di tempat nabi berbicara) duduk berlutut,seraya berkata, “Wahai Rasulullah, jelaskanlah sifat mereka dan uraikanlah keadaan mereka pada kami!” Rasulullah bersabda, “Mereka adalah sekelompok manusia yang beraneka ragam,yang terasing dari kabilahnya. Mereka berteman di jalan Allah, saling mencintai karena Allah. Allah akan membuat mimbar mimbar dari cahaya bagi mereka di hari kiamat. Orang-orang merasa takut, tetapi mereka tidak takut. Mereka adalah kekasih Allah yang tidak memiliki rasa takut (pada selain Allah) dan mereka tidak bersedih.”

Merekalah Al-ghuraba, yaitu merekalah yang berada pada suatu kondisi keterasingan fase kedua, setelah fase keterasingan zaman Rasulullah saw. dan para sahabat di awal perkara dakwah. Keterasingan yang mirip dengan fase pertama, mungkin saat inilah zamannya.

بَدَأَ الإِسلامُ غريبًا، وسَيَعُودُ غريبًا كما بدَأَ ، فطُوبَى للغرباءِ

“Islam muncul dalam keadaan asing, dan akan kembali asing seperti saat  kemunculannya. Maka beruntunglah orang-orang yang asing.” (HR Muslim)

Inilah zaman yang ideologi Islam dianggap asing, padahal mengaku berakidah Islam. Inilah zaman yang membuat para pendakwahnya menjadi diasingkan dari negerinya, ada yang diminta keluar dari negerinya bahkan dicabut kewarga negaraanya. Inilah zaman yang generasi Al-ghuraba  dikucilkan dari habitatnya, tidak diberi ruang lagi untuk mendakwahkan agamanya, hingga panji-panji tauhid pun disingkirkan dari peredaran kehidupan negerinya. 

Tapi, berbahagialah generasi Al-ghuraba yang senantiasa mengokohkan kakinya menapaki jejak dakwah Rasulullah saw. Tidak urung para sahabat pun berkeinginan kalau Al-ghuraba itu adalah mereka, ternyata tidak, Al-ghuraba adalah zaman setelah sahabat,

“Akan datang suatu kaum pada hari kiamat kelak.Cahaya mereka bagaikan cahaya matahari. Abû Bakar berkata, “Apakah mereka itu kami wahai Rasulullah?” Rasulullah bersabda, “Bukan, dan khusus untuk kalian ada kebaikan yang banyak. Mereka adalah orang-orang fakir dan orang-orang yang berhijrah yang berkumpul dari seluruh pelosok bumi.” Kemudian beliau bersabda,“Kebahagian bagi orang-orang yang terasing, kebahagiaan bagi orang-orang yang terasing.” Ditanyakan kepada beliau, “Siapakah orang-orang yang terasing itu?” Beliau saw. bersabda, “Mereka adalah orang-orang shalih di antara kebanyakan manusia yang buruk. Di mana orang yang menentang mereka lebih banyak daripada yang menaatinya.” (al-Haitsami berkata hadis ini dalam al-Kabir mempunyai banyak sanad, para perawinya sahih).

Apakah yang membuat para Al-ghuraba itu bahagia? Karena mereka diberi Allah kenikmatan dalam mengemban risalah dakwah dimana tidak dirasakan oleh orang-orang munafik dan orang-orang yang mencari aman. Al-ghuraba adalah orang-orang terpilih dalam memperjuangkan Islam kafah walau banyak orang yang menentangnya. Al-ghuraba merasakan kebahagiaan itu melebihi limpahan harta dan dunia dan segala isinya. Rida Allah cukup baginya untuk bahagia walau dalam pembubaran kelompoknya, walau dalam pemutusan jalan rezekinya, walau pengusiran dari negerinya, diminta dicopot kewarganegaraannya karena gara-gara mereka berjuang menegakkan hukum-hukum Allah.

Tidak sedikit pun Al-ghuraba ini lari dari perjuangan walau hampir tak bisa bergerak, apalagi menerima tawaran-tawaran kelompok lain untuk mendukung kekuasaannya, hil yang mustahal. Mereka tetap istiqamah, walau saling berajahan tetap memegang erat fikrah dan thariqah dakwahnya di manapun mereka berada, mereka saling mencintai karena Allah dalam satu visi dan misi yang sama, saling menguatkan dan mendoakan walau satu sama lain belum pernah bertemu. Karenanya mereka sulit untuk digoyahkan, tidak tumbang dengan angin badai dan tidak tertidur denagn angin sepoi-sepoi.

Pengemban dakwah hari ini mencoba menapaki jalan generasi Al-ghuraba, yang senantiasa melakukan perbaikan di tengah kehidupan yang rusak, banyak sekali yang menentangnya sedangkan yang mengikutinya sedikit. Generasi Alghuraba ini terus melangkah dan semakin menguatkan kaki-kakinya di jalan dakwah sehingga mereka mendapatkan mimbar cahaya buatan sang pemilik istana surga. Wallahualam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar