Di zaman sekarang ini, betapa banyak umat Islam di dunia mereka melalaikan keindahan dan kerapian dirinya. Betapa banyak dari kita yang hanya berfokus pada urusan akhirat namun melupakan urusan dunia, apakah itu yang diajarkan Rasulullah? Rasulullah sejatinya mengajarkan keseimbangan antara dunia dan akhirat, Rasulullah tidak melarang hidup nikmat, Rasulullah tidak melarang memakai perhiasan atau pakaian yang bagus, Rasulullah juga tidak melarang memperindah diri, namun betapa melencengnya kita dari sunnah yang satu ini, yang bahkan beberapa orang tak sadar akan adanya sunnah yang satu ini.
Jika kita menilik pada sejarah, kepada ciri-ciri fisik Rasulullah, maka akan terlihat bahwa dalam hidupnya Rasulullah sangat menjaga badannya, suka berolahraga, memperhatikan makanan, dan menjaga penampilan dirinya.
Tercatat, jika kita membicarakan sosok Rasulullah, dikatakan bahwa Rasulullah adalah seorang pria dengan badan yang tegak, tegap, dan kekar. Dada beliau besar dan lebar dan terlihat bidang, perut beliau dideskirpsikan oleh para sahabat bak batu yang ditumpuk-tumpuk yang menunjukkan kekerasan perutnya dan bentuknya yang sekarang disebut six-pack. Kedua bahunya lebar dan berisi, kedua bahunya keras dan terlihat tangguh dari kejauhan, di tulang belikatnya, di belakang bahunya ada Khatamun Nubuwwah atau stempel kenabian.
Stempel kenabian ini bentuknya seperti benjolan di tubuh yang sebesar telur burung puyuh yang terdapat beberapa rambut disana, tanda ini adalah stempel para nabi dan stempel ini terletak di punggung sebelah kiri Rasulullah.
Sementara tangan beliau itu terlihat sangat kokoh dan sangat kuat, kedua telapak tangan beliau terasa lembut bagaikan bantal dan kedua tangannya selalu terasa dingin bagi siapapun yang memegangnya. Rasulullah juga selalu menjaga kukunya agar selalu tertata rapi dan bersih namun sayang, justru kita malah senang memanjangkannya.
Terlihat dari fisiknya, bahwa Rasulullah adalah gambaran lelaki sejati, lelaki yang jantan baik dari dalam maupun dari luar, maka hendaknya bagi kita yang "cinta", "mengidolakan", "mengagumi" beliau untuk mengikuti dan menerapkan jalan hidupnya juga, bukan hanya lip service, atau hanya ucapan belaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar